BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pembinaan di usia dini baik dari kemampuan tehnik taktik dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan

BAB I PENDAHULUAN. secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga sesuai dengan minatnya.

BAB I PENDAHULUAN. apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan cabang olahraga yang didalami.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pembinaan di usia dini baik dari kemapuan tehnik taktik dan strategi serta

BAB I PENDAHULUAN. kedalam kesadaran di seluruh dunia serta perkembangan kebudayaan manusia.

Olahraga Karate Indonesia ) yang beranggotakan pengurus pengurus karate. FORKI

BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian prestasi maksimal seorang atlet harus memeliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kihon (gerakan dasar) yang mencakup antara lain : a) Dachi (kudakuda) b) Uke (Tangkisan) c) Tsuki (pukulan) d) Geri (tendangan)

BAB I PENDAHULUAN. fisik karena kemampuan kondisi fisik yang prima sangat menentukan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. gerak yang dipertandingkan yaitu kata dan kumite. Menurut Nakayama

I. PENDAHULUAN. usaha yang dapat mendorong membangkitkan, mengembangkan dan membina

meningkatkan prestasi dalam pertandingan kumite dan kata. Kata adalah jurus

BAB I PENDAHULUAN. terarah dan berkesinambungan. Karate adalah satu dari sekian banyak olahraga

BAB I PENDAHULUAN (Nakayama, 1966). Karate berasal dari dua huruf Kanji; kara berarti kosong,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dimana banyak manfaat olahraga yang dirasakan secara langsung oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. olahraga prestasi yang dipertandingkan baik di tingkat nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. ada dua yaitu, Kumite dan Kata. Kumite adalah nomor yang mempertandingkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin digemari semua lapisan masyarakat, bahkan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jasmani setiap individu berhak secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. dan Asia setelah diselenggarakanya Kejuaraan Dunia Pecak Silat1 di Jakarta pada

BAB I PENDAHULUAN. menjadi status sosial dalam beberapa komunitas. Karate juga merupakan suatu

KONTRIBUSI LATIHAN BACK-UP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Olah Raga Karate adalah salah satu cabang olah raga bela diri yang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan diri dari serangan luar. Oleh karena itu manusia perlu beladiri

2015 DAMPAK LATIHAN KELINCAHAN TERHADAP PENINGKATKAN SERANGAN TENDANGAN TEKNIK MAWASHI GERI PADA CABANG OLAHRAGA KARATE

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknik, taktik, strategi, mental dan melalui pendekatan ilmiah. diletakkan di atas garisan belakang tersebut.

2015 PROFIL BANTINGAN LENGAN, BANTINGAN KEPALA DAN TARIKAN LENGAN PADA GAYA ROMAWI- YUNANI CABANG OLAHRAGA GULAT

BAB I PENDAHULUAN. Pada Tahun 1936 buku Karate-do Kyohan diterbitkan Funakoshi telah

PENGARUH LATIHAN KARET DAN LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN POWER LENGAN DAN KECEPATAN PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang di bidang

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga menjadi suatu kebutuhan hidup masyarakat di zaman modern

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini permainan hockey sudah menyebar luas di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. SEA Games, Asian Games dan Olimpiade. Berdasarkan data dari KONI, PON terakhir

BAB I PENDAHULUAN. pembuktian bahwa pada jaman itu Taekwondo berafialiasi ke ITF (International

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran. dalam pembinaan dan peningkatan olahraga khususnya cabang bolavoli.

PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER LENGAN TERHADAP KECEPATAN PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN PADA CABANG OLAHRAGA KARATE DOJO KHUSUS UNIMED

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina serta mengembangkan potensi jasmani,

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang populer di masyarakat. Permainan. masyarakat dari berbagai tingkat usia, anak-anak, remaja dan dewasa baik

JUJUR GUNAWAN MANULLANG

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wushu di Indonesia yang sebelumnya dikenal dengan nama Kuntauw dan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Persaingan olahraga saat ini

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat menguasai unsur teknik dasar dalam permainannya. Unsur teknik

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan sebuah aktivitas fisik yang mana tujuan berolahraga

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gaya bebas (free style) dan gaya greco-roman (Romawi-Yunani).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan salah satu bentuk aktifitas fisik yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Games, Asian Beach Game, dan Kejuaraan Dunia, Gerakan dasar pencak silat

2016 PERBANDINGAN WHOLE BODY REACTION TIME DAN ANTICIPATION REACTION TIME ANTARA ATLET KATA DAN KUMITE CABANG OLAHRAGA KARATE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. kejuaraan di Indonesia bahkan tingkat SEA GAMES dan ASEAN GAME sepeti

BAB I PENDAHULUAN. kualitas fisik dan bertujuan untuk meningkatkan penampilan olahraga. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga renang merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan gerakan

2015 PENGARUH LATIHAN LOMPAT D ENGAN MENGGUANAKAN BOLA YANG D IGANTUNG TERHAD AP KETERAMPILAN SMASH D ALAM PERMAINAN BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pembinaan di usia dini baik dari kemampuan teknik taktik dan

BAB I PENDAHULUAN. Gulat adalah olahraga beladiri yang memiliki ciri khas tersendiri, baik dari segi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan olahraga, mulai dari pemilihan calon atlet sampai pada metode latihan

BAB III METODE PENELITIAN. Selain itu metode yang digunakan berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan

2015 KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL TERHADAP HASIL TENDANGAN USHIRO GERI DALAM KARATE

BAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot

PENGEMBANGAN VARIASI LATIHAN GULAT TEKNIK BANTINGAN LENGAN TAHUN 2017

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh suatu fungsi alat-alat tubuh yang dapat bekerja dengan normal dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan sebuah aktivitas fisik yang memiliki aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. baik itu di tingkat Nasional seperti PON ataupun di tingkat Internasional seperti

BAB I PENDAHULUAN. beladiri yang beragam. Beladiri asli dan yang paling tua di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. gerakan badan. Jadi, olahraga berarti gerak badan atau aktivitas jasmani. Olahraga

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB I PENDAHULUAN. merupakan olahraga yang menarik. Sepakbola merupakan olahraga permainan

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dengan antara lain banyaknya klub-klub dari kota besar sampai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN DAN HASIL PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN PADA ATLET KARATEKA PUTERA SABUK BIRU DOJO WADOKAI UNIMED

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga Bolavoli merupakan cabang olahraga permainan yang

Juklak karate LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan efek samping yang bersifat kontra produktif terhadap upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencak Silat adalah salah satu cabang olahraga yang sudah dipertandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Eropa, pada tahun 1893 di Jerman bola voli dikenal dengan nama faust

BAB I PENDAHULUAN. teknik dasarnya adalah (1) servis, (2) passing, (3) umpan, (4) spike dan (5) block

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. passing, smash, dan block (membendung). Penguasaan kelima teknik dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tinju merupakan salah satu cabang olahraga bela diri, tetapi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang

BAB I PENDAHULUAN. permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gulat merupakan salah satu jenis olahraga yang tertua. Perkembangannya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sebuah akivitas fisik yang mana bertujuan olahraga adalah mencapai prestasi setinggi tingginya dengan semaksimal mungkin bagi atlet, baik yang individu maupun tim. Untuk mendapatkan prestasi dibidang olahraga yang diminati di harapkan mendapat ilmu pengetahuan dan teknologi yang di gunakan tepat tercapainya prestasi dalam olahraga merupakan usaha yang dilakukan melalui pembinaan di usia dini baik dari kemampuan tehnik taktik dan strategi serta melalui pendekatan ilmiah. Untuk mendapatkan prestasi yang setinggi tingginya dibutuhkan usaha dan kerja keras yang latihannya sudah tercapai dan terukur yang sesuai degan cabang olahraga yang di dalaminya. Karate adalah salah satu cabang olahraga yang dapat membentuk kesehatan fisik dan mental dalam olahraga beladiri karate, di samping itu olahraga beladiri karate adalah olahraga prestasi yang di pertandingkan baik di arena Ragional maupun Internasional dalam olahraga beladiri karate yang sering dipertandingkan adalah nomor kata dan kumite. Salah satu yang perlu dibina untuk mencapai suatu prestasi yang baik adalah dengan pembinaan kondisi fisik.teknik adalah latihan untuk mempermahir teknik-teknik gerakan yang diperlukan untuk cabang olahraga yang dilakukan atlet. Selain kondisi fisik dan teknik, faktor lain yang dilatih adalah mental. Aspek-aspek di atas harus sejalan agar diperoleh prestasi yang maksimal. 1

2 Latihan kondisi fisik mengacu kepada saat program latihan yang dilakukan secara sistem berencana, dan progresi. Tujuannya adalah meningkatkan fungsional dari seluruh sistem tubuh, dengan demikian prestasi atlet akan semakin meningkat. Dalam karate dikembangkan teknik pukulan dan tendangan hingga ke tingkat mahir yaitu tingkat dimana seorang atlet dapat bergerak melakukan pukulan gyaku,kizami dan tendangan mahawasi,maygeri dengan cepat dan tepat. Dalam karate pukulan merupakan salah satu teknik yang dominan, salah satu teknik pukulan adalah pukulan Kizami tsuki, yang artinya teknik pukulan harfiah tiba tiba adalah salah satu tehnik tempur yang efektif dan berbahaya, Melakukan gerakan lengan depan bersamaaan dengan rotasi pergelangan tangan( kizami tsuki) lengan belakang tetap di posisi. Pada saat melakukan serangan bahwa lengan depan di mulai secara tiba-tiba dan jarak yang tepat. Pukulan Kizami tsuki merupakan pukulan yang dominan dilakukan seorang atlet karate dalam komite di antara pukulan oi tsuki jodan adalah pukulan kearah kepala dan uraken. Menurut peraturan WKF 2015 pada saat komite (Pertandingan bebas) diperlukan kecepatan dan pukulan yang akurat ke arah sasaran yang salah satunya adalah pukulan Kizami tsuki yang memproleh nilai satu yaitu (yuko) pukulan yang dilakukan dengan posisi tangan lurus memukul kearah dada disebut dengan kizami tsuki. Dan untuk melatih kecepatan pukulan Kizami tsuki yang diperoleh dari latihan yang berulang-ulang dan terprogram (Overload). Untuk itu pukulan Kizami tsuki perlu dilatih agar menghasilkan teknik pukulan yang bagus. Dari konteks ini, peneliti lebih menekankan sasaran pada pukulan kizami tsuki.dari hasil pengamatan peneliti selama mengikuti beberapa pertandingan

3 karate, dalam pertandingan karate peneliti mengamati pertandingan tersebut,salah satunya kejuaraan Porkot di gedung Gelanggang Remaja, Kejuaraan Daerah Forki tahun 2015, Kejuaraan Donny Dharmawan Open Karate Championship 2015 di gedung Serbaguna Universitas Negeri Medan, Kejuaraan Prapon di gedung serbaguna Universitas Negeri Medan dan O2SN Tingkat SMA di Gedung PPLP Sunggal Medan, Seleksi daerah KKI Sumatra utara 2016 di jln Marbabu, Kejuaraan nasional KKI di Gedung OSO Center Bekasi peneliti mengamati pada saat kumite kecepatan reaksi pukulan masih kurang terutama pukulan kizami tsuki. Peneliti mengamati pada saat kumite atlet kurangnya kecepatan saat menyerang dan lengan depan ditarik ke belakang lalu melakukan serangan kizami tsuki dan lawan sudah dapat melihat aksi tersebut sehingga lawan dapat menghindar dan melakukan reaksi. Sebagai keterampilan khusus untuk dapat menguasai kecepatan reaksi pukulan Kizami tsuki tidak terlepas dari belajar gerakan motorik yang telah dipelajari sebelumnya. Belajar gerak motorik adalah proses belajar dari tahapan yang paling awal untuk mendapatkan gerakan yang sempurna pada gerakan dasar. Agar mendapatkan pemahaman tentang gerakan yang akan dilakukan. Keterampilan dapat dikuasai atau diperoleh bila dipelajari atau dilatih dengan persyaratan tertentu, antara lain adalah latihan keterampilan tersebut harus dilakukan secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu yang memadai. Keterampilan seseorang harus dilatih melalui program latihan atau bimbingan lain, latihan dan sebagainya didukung oleh kemampuan dasar yang sudah dimiliki seseorang dalam dirinya. Jika kemampuan dasar digabung dengan bimbingan secara intensif tentu akan dapat

4 menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan bernilai bagi diri sendiri dan orang lain. Untuk memperkuat latar belakang masalah penulis juga melakukan observasi dan wawancara di beberapa Dojo pertama yaitu di Dojo CKC (Capital Karate Club Wadokai Medan) dari hasil observasi pada saat latihan pukulan Kizami tsuki variasi latihan yang diberikan masih bentuk lama.variasi latihan kecepatan pukulan Kizami tsuki tersebut adalah: 1) Pukulan Kizami tsuki dilakukan sendiri-sendiri. 2) Pukulan Kizami tsuki berpasangan. 3) Pukulan Kizami tsuki dilakukan dengan menggunakan alat katrol Karet. Hasil pengamatan dan wawancara dengan pelatih Senpai Jempta Artono Ujung sebagai pelatih di Dojo CKC Medan informasi yang diterima peneliti variasi latihan yang diberikan untuk melatih kecepatan reaksi pukulan Kizami tsuki masih bentuk yang lama. Penulis juga melakukan observasi yang ke dua Extrakurikuler Dari Karate KKI Yapim Jln Air Bersih No 59 Medan. Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan pelatih simpai Jonniniel Tobing S.Pd,Untuk melatih pukulan Kizami tsuki pelatih masih menerapkan variasi latihan : 1) Pukulan Kizami tsuki dilakukan sendiri-sendiri. 2) Pukulan Kizami tsuki berpasangan. 3) Pukulan Kizami tsuki dengan mengganti kuda-kuda. Observasi dan wawancara yang ke Tiga berikutnya Extrakulikuler Karate Wadokai SMA Negeri 11 Medan dengan pelatih Senpai Roy Gabe Simbolon

5 S.Pd untuk melatih pukulan Kizami tsuki masih menerapkan variasi sebagai berikut. 1) Latihan kizami tsuki dengan maju ke depan 2) Latihan Kizami tsuki berpasangan 3) Latihan Kizami tsuki sendiri Dari informasi dan wawancara yang dilakukan dengan pelatih perlu adanya pengembangan variasi latihan pukulan Kizami tsuki yang baru. Peneliti juga melakukan observasi yang ke Empat Dojo KKNSI Parulian 2 Medan dengan pelatih sensai Pendapotan dari hasil observasi pada saat latihan pukulan Kizami tsuki masih menerapkan sebagai berikut: 1) Pukulan Kizami tsuki berpasangan maju kedepan secara bergantian 2) Pukulan Kizami tsuki dengan sendiri 3) Pukulan Kizami tsuki dengan melatih kecepatan. Dari informasi dan wawancara belum adannya latihan variasi kizami tsuki. Dari informasi dan wawancara yang dilakukan dengan pelatih perlu adanya pengembangan variasi latihan pukulan Kizami tsuki yang baru. Penulis juga melakukan observasi dan wawancara ke Lima di Dojo KKI Metodist SMA N 1 dari hasil observasi pada saat latihan pukulan Kizami tsuki variasi latihan yang diberikan masih bentuk lama.variasi latihan kecepatan pukulan Kizami tsuki tersebut adalah: 1) Pukulan Kizami tsuki dilakukan sendiri-sendiri. 3) Pukulan Kizami tsuki berpasangan. 4) Pukulan Kizami tsuki melakukan tangan.

6 Hasil pengamatan dan wawancara dengan pelatih Senpai Alen Sihotang S.Pd sebagai pelatih di Dojo KKI Metodist SMA N 1 informasi yang diterima peneliti variasi latihan yang diberikan untuk melatih kecepatan reaksi pukulan Kizami tsuki masih bentuk yang lama. Observasi dan wawancara ke Enam Extrakulikuler Karate SMA Yapim Marelan dengan pelatih Senpai Pepy Sinaga S.Pd untuk melatih pukulan Kizami tsuki masih menerapkan variasi sebagai berikut. 1) Latihan Kizami tsuki berpasangan 2) Latihan Kizami tsuki sendiri Infornasi dan wawancara pelatih masih menerapkan variasi latihan. Observasi dan wawancara yang terakhir lakukan di dojo Kai Sinkan Medan dengan pelatih Sensai Rahmat Juanda S.E untuk melatih pukulan Kizami tsuki masih menerapkan variasi sebagai berikut. 1) Latihan kizami tsuki dengan beban karet. 2) Latihan Kizami tsuki berpasangan 3) Latihan Kizami tsuki sendiri 4) Latihan Kizami tsuki Tiktak. Berdasarkan fakta di lapangan informasi perlu adanya pengembangan variasi latihan pukulan kizami tsuki untuk menambah program latihan agar dapat meningkatkan kecepatan reaksi pukulan kizami tsuki untuk mencapai prestasi dalam pertandingan karate, Dari observasi rata-rata atlet pada saat bertanding orang yang melakukan pukulan Kizami tsuki kurang kecepatan reaksi saat melakukan pukulan kizami

7 tsuki. Berdasarkan observasi di lapangan yang dilakukan peneliti di beberapa Dojo di Medan dari hasil wawancara dan fakta di lapangan pelatih masih menerapkan bentuk-bentuk latihan yang sudah lama dari hasil observasi di lapangan dan belum ada dilakukan latihan reaksi untuk melatih kecepatan reaksi pukulan Kizami tsuki maka dari itu Peneliti perlu mengembangakan variasi latihan kecepatan reaksi pukulan Kizami tsuki bentuk latihan ini muda dilakukan dan tidak memerlukan biaya, dari variasi latihan ini pelatih juga bisa mengembangkan pola sendiri yang nantinya diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kecepatan reaksi pukulan Kizami tsuki pada Dojo-dojo di Medan. Setelah penulis melakukan analisis kebutuhan kepada pelatih melalui wawancara dan beberapa pertanyaan maka 5 daftar pertanyaan. 1) Hasil dari jawaban pertanyaan pertama dari beberapa pelatih maka dapat disimpulkan pelatih sangat menginginkan para atlet nya agar dapat menguasai pukulan Kizami tsuki untuk mencapai prestasi dalam pertandingan karate. 2) Dari hasil pertanyaan kedua dapat disimpulkan para atlet masih banyak yang salah dalam melakukan pukulan Kizami tsuki. 3) Dari beberapa jawaban pelatih, untuk melatih kecepatan reaksi pukulan Kizami tsuki kesimpulan yang diambil peneliti, bentuk latihan untuk melatih kecepatan reaksi pukulan Kizami tsuki masih kurang efektif. 4) Hasil dari jawaban yang ke 4 dari beberapa pelatih variasi latihan, peneliti menyimpulkan variasi latihan yang diberikan masih kurang mendukung untuk melatih kecepatan reaksi pukulan Kizami tsuki.

8 Hasil jawaban dari pertanyaan yang terakhir para pelatih sangat menginginkan variasi latihan kecepatan reaksi pukulan Kizami tsuki untuk mencapai prestasi dalam pertandingan karate (kumite) Dari data yang telah diperoleh di lapangan diperoleh data sebagai berikut : Tabel : Data Analisis Kebutuhan atlet Jawaban Pertanyaan No Nama pemain 1 2 3 4 5 1 Irwan Tambunan b a a a b 2 Khairul b a a a b 3 Handika b a a a b 4 Muhajir b a a a b 5 Bayu b a a a b 6 Fanny b a a a b 7 M. alwaaqi b a a a b 8 Syakira b a a a b 9 Widya b a b a b 10 Putri b a a a b 11 Prasetia b a a a b 12 Khairul syahputra b a a a b 13 Yudha b a a a b 14 Ernawati b a b a b 15 Prillia b a a a b 16 Syawallddin b a a a b 17 Ramadan b a a a b 18 Abdul b a a a b

9 19 Bayu b b a a b 20 Jones b b a a b Jumlah 20 18 20 20 19 Persen 100 90 100 100 90 Setelah penulis melakukan analisis kebutuhan kepada atlet didapatkan informasi 1. 100% atlet membutuhkan latihan baru untuk melatih kecepatan reaksi kizami tsuki. 2. 82% yang menyatakan ada bentuk latihan kizami tsuki. 3. 100% atlet meinginkan variasi latihan kecepatan reaksi kizami tsuki baru. 4. 100% atlet menyatakan bosan dengan latihan pukulan kizami tsuki yang lama. 5. 95% menyatakan kesulitan dalam latihan kecepatan kizami tsuki. Rumus untuk mengolah tanggapan atau evaluasi dari para ahli dihitung menggunakan rumus persentase yaitu : JumlahNilaiDiperoleh Rumus : P x100 % JumlahTotal Hasil data dan kenyataan yang dikemukakan di atas akan dapat memperkuat peneliti untuk mengambil kesimpulan bahwa, perlu dikembangkan variasi latihan kecepatan reaksi pukulan Kizami tsuki,yang nantinya diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kecepatan reaksi pukulan Kizami tsuki sehingga diharapkan dapat mempertinggi prestasi atlet karate.

10 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas masalah perlu di identifikasikan lebih dalam lagi, dengan tujuan dapat mempermuda peneliti untuk memdapatkan tujuan peneliti ini dikemukakan dengan beberapa bentuk pertanyaan : 1. Apakah menguasai pukulan Kizami tsuki tercapainya prestasi atlet yang lebih tinggi dalam pertandingan karate? 2. Apakah ada kesulitan pada atlet anda dalam melakukan pukulan Kizami tsuki? 3. Bagaimana melatih kecepatan reaksi pukulan Kizami tsuki? 4. Apakah pengembangan variasi latihan pukulan Kizami tsuki diperlukan dalam melatih pukulan Kizami tsuki? C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan Indentifikasi masalah yang telah ditulis di atas maka penulis membuat batasan masalah untuk menghindari pembahasan yang lebih luas maka penulis berfokus kepada pengembangan variasi latihan kecepatan reaksi pukulan Kizami tsuki dalam latihan karate. D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, Indetifikasi yang telah dituliskan di atas, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah pengembangan variasi latihan kecepatan reaksi pukulan Kizami tsuki akan dapat meningkatkan prestasi? 2. Apakah pengembangan variasi latihan kecepatan reaksi pukulan Kizami tsuki perlu dikembangkan?

11 E. Spesifikasi Masalah Produk yang diharapkan dalam penelitian pengembangan Variasi latihan kecepatan reaksi pukulan Kizami tsuki yang efektif dan efisien sehingga dapat diharapkan dapat menjadi daya tarik untuk atlet. Produk yang dihasilkan diharapkan dapat mempertinggi prestasi. F. Tujuan Penelitian Mengembangkan variasi latihan dalam meningkatkan kecepatan reaksi pukulan Kizami tsuki. G. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan akan bermanfaat bagi pelatih dan pembina serta insan olahraga. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai sumbangan pemikiran untuk menyusun program latihan dalam pembinaan prestasi pada cabang olahraga karate. 2. Bagi atlet dapat meningkatkan reaksi kecepatan pukulan Kizami tsuki. 3. Memberikan masukan kepada pelatih dalam upaya mengembangkan latihan kecepatan reaksi untuk peningkatan reaksi kecepatan pukulan Kizami tsuki. 4. Bagi peneliti dapat memperkaya wawasan ilmu pengetahuan keolahragaan. 5. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti untuk melakukan penelitian pengembangan.

12