BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset (Kasmir, 2003). Adapun rumus ROA adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sahamnya oleh BEI yaitu, industri real estate and property. Investasi

BAB II URAIAN TEORITIS. Sunarto (2001) yang berjudul Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini globalisasi telah menjangkau kehidupan. Dampak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perdagangan surat berharga merupakan cara untuk menarik dana

BAB 1 PENDAHULUAN. periode ke periode, hal tersebut terbukti dengan meningkatnya jumlah saham yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang seperti obligasi saham, dan lainnya (Wikipedia). penjualan saham meningkat secara signifikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Dengan adanya pasar modal para investor dapat melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.2 Net Profit Margin (NPM) Lukman Syamsuddin (2007:62) mendefinisikan NPM sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia atau go public pasti menerbitkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya kegiatan bisnis dalam bidang ekonomi saat ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan industri-industri manufaktur harus mencari sumber dana guna

BAB I PENDAHULUAN. macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada aset rill (tanah, emas, satu tahun, seperti saham dan oblogasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dan. meningkatkan profit, hal ini daya tarik bagi investor dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari manajemen perusahaan. Manajemen perusahaan akan berusaha sebaikbaiknya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendorong peneliti untuk melakukan penelitian kembali:

BAB I PENDAHULUAN. ke publik, dalam era sekarang ini berkembangnya perusahaan-perusahaan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal dapat dijadikan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk

0BAB I PENDAHULUAN. di pasar modal, ada kegiatan terpenting yang perlu dilakukan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan besar bagi perekonomian suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

II. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. modal. Modal merupakan salah satu faktor terpenting untuk menjalankan

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang pada akhir-akhir ini menarik minat para investor. Tujuan semua investasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang digunakan sebagai rujukan untuk mendukung teori-teori yang akan diujikan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang secara sederhana adalah tingkat keuntungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya perusahaan real estate dan properti yang go

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Industri pasar modal merupakan salah satu industri yang diminati oleh

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Pasar modal menurut Tendelilin (2001 : 13) adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan sekuritas. Dengan demikian, pasar modal juga dapat diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Pasar modal dapat juga berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediaries). Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Selain itu, pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling optimal. yaitu: Pasar modal dapat dikategorikan menjadi 4 pasar (Samsul, 2006 : 46), 1. Pasar Pertama (Perdana). Pasar perdana adalah tempat atau sarana bagi perusahaan yang untuk pertama kali menawarkan saham atau obligasi ke masyarakat umum. Dikatakan tempat karena secara fisik masyarakat pembeli dapat bertemu dengan penjamin emisi atau agen penjual untuk melakukan pesanan sekaligus membayar uang pesanan. Dikatakan sarana karena si pembeli dapat memesan melalui telepon dari rumah dan membayar dengan cara mentransfer uang melalui bank ke rekening agen penjual. Dikatakan pertama kali karena sebelumnya perusahaan ini

milik perorangan atau beberapa pihak saja, dan sekarang menawarkan kepada masyarakat umum. Penawaran umum awal ini, yang disebut juga initial public offering (IPO), telah mengubah status dari perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka (Tbk.). Terbuka di sini berarti perseroan dapat dimiliki oleh masyarakat luas dan mempunyai kewajiban untuk membuka semua informasi kepada para pemegang saham dan masyarakat, kecuali yang bersifat rahasia untuk menjaga persaingan. Penawaran Umum didefinisikan oleh UUPM tahun 1995 sebagai: Kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya. 2. Pasar Kedua (Sekunder). Pasar kedua adalah tempat atau sarana transaksi jual-beli efek antarinvestor dan harga dibentuk oleh investor melalui perantara efek. Dikatakan tempat karena secara fisik para perantara efek berada dalam satu gedung di lantai perdagangan (trading floor). Dikatakan sarana karena para perantara efek tidak berada dalam satu gedung, tetapi dalam satu jaringan sistem perdagangan dan kantor perantara efek tersebar di beberapa kota. Terbentuknya harga pasar oleh tawaran jual dan tawaran beli dari para investor ini disebut juga dengan instilah order driven market. 3. Pasar Ketiga. Pasar ketiga adalah sarana transaksi jual-beli efek antara market maker. Investor dapat memilih market maker yang memberi harga terbaik. Market maker adalah anggota bursa. Para market maker ini akan bersaing dalam menentukan harga saham, karena satu jenis saham dipasarkan oleh lebih dari satu market maker. 4. Pasar Keempat. Pasar keempat adalah sarana transaksi jual-beli antara investor jual dan investor beli tanpa melalui perantara efek. Transaksi dilakukan secara tatap muka antara investor beli dan investor jual untuk saham atas pembawa. Dengan kemajuan teknologi, mekanisme ini dapat terjadi melalui electronic communication network (ECN) asalkan para pelaku memenuhi syarat, yaitu memiliki efek dan dana. Kegiatan pasar modal pada umumnya dilakukan oleh berbagai lembaga antara lain adalah pusat perdagangan sekuritas atau resminya disebut bursa efek (stock market), yang di dalamnya terdapat berbagai lembaga lainnya yang kegiatannya saling berkaitan (Sitompul, 2004 : 6). Di Indonesia, secara umum para pelaku pasar modal adalah Perusahaan Efek yang mempunyai kegiatan sebagai Perantara Pedagang Efek, Penjamin Emisi Efek dan Manajer Investasi. 2.2 Saham

Saham menurut (Tendelilin, 2001 : 18) merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer diperjual belikan di pasar modal. Menurut Bambang Riyanto (2000:5), perusahaan tetap menjual sahamnya kepada masyarakat meskipun hal tersebut dapat mengurangi atau menghilangkan kekuasaan kontrol atas perusahaannya dengan pertimbangan sebagai berikut: yaitu: a. Untuk menghimpun dana yang diperlukan bagi pembelanjaan perusahaan. b. Untuk memberi kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta dalam pengelolaan dan perkembangan perusahaan. c. Untuk lebih memberikan peluang untuk partisipasi pengelolaan perusahaan. Saham secara umum dapat dibedakan menjadi dua (Samsul, 2006 : 45), 1. Saham Preferen. Saham preferen adalah jenis saham yang memiliki hak terlebih dahulu untuk menerima laba dan memiliki hak laba kumulatif. Hak kumulatif adalah hak untuk mendapatkan laba yang tidak dibagikan pada suatu tahun yang mengalami kerugian, tetapi akan dibayar pada tahun yang mengalami keuntungan, sehingga saham preferen akan menerima laba dua kali. Hak istimewa ini diberikan kepada pemegang saham preferen karena merekalah yang memasokkan dana ke perusahaan sewaktu mengalami kesulitan keuangan. 2. Saham Biasa. Saham biasa adalah jenis saham yang akan menerima laba setelah laba bagian saham preferen dibayarkan. Apabila perusahaan bangkrut, maka pemegang saham biasa yang menderita terlebih dahulu. Perhitungan indeks harga saham didasarkan pada harga saham biasa. hanya pemegang saham biasa yang mempunyai suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Pada dasarnya ada dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham seperti yang dikemukakan oleh Fakhruddin (2001), yaitu: 1) Dividen Dividen merupakan keuntungan yang diberikan oleh perusahaan penerbit saham atas laba yang diperoleh perusahaan. Jika seorang pemegang saham tersebut harus menyimpan saham tersebut dalam kurun waktu tertentu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Besarnya dividen yang diberikan ditentukan dengan persetujuan dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Dividen yang dibagikan dapat berupa dividen tunai atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemegang saham akan bertambah. 2) Capital Gain Capital gain merupakan selisih harga saham yang diperoleh pemegang saham dimana harga saham ketika dijual lebih besar dari pada harga belinya. Capital gain merupakan keuntungan yang diharapkan oleh pemegang saham untuk investasi jangka pendek. Bukti bahwa seseorang atau suatu pihak dapat dianggap sebagai pemegang saham adalah apabila mereka sudah tercatat sebagai pemegang saham dalam buku yang disebut Daftar Pemegang Saham (DPS). Pada umumnya, DPS disajikan beberapa hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) diselenggarakan dan setiap pihak dapat melihat DPS tersebut. Bukti bahwa seseorang adalah pemegang saham juga dapat dilihat pada halaman belakang lembar saham apakah namanya sudah diregistrasi oleh perusahaan (emiten) atau belum.

2.3 Kinerja Perusahaan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi manajemen. Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal. Menurut Sawir (2005:1), Pengertian kinerja keuangan adalah ukuran mengenai seberapa jauh perusahaan-perusahaan berada dari batas normal agar perusahaan dapat dikatakan sehat dan berjalan baik sehingga dapat memenuhi kewajibannya dan menghasilkan keuntungan dimasa yang akan datang. Menurut Hanafi (2003:69), Pengukuran kinerja keuangan didefinisikan sebagai financial performing measurement (pengukuran kinerja keuangan) adalah kualifikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen atau keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi. Menurut Helfert (1996:67) dalam sebuah artikel online bahwa kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Dari pendapat-pendapat tersebut dapat diketahui bahwa kinerja merupakan indikator dari baik buruknya keputusan manajemen dalam pengambilan keputusan. Manajemen dapat berinteraksi dengan lingkungan interen maupun eksteren melalui informasi. Informasi tersebut lebih lanjut dituangkan atau dirangkum dalam laporan keuangan perusahaan. Selain itu dapat juga disimpulkan mengenai pengertian kinerja

keuangan adalah suatu nilai dari usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi keeefisienan dan keefektivitasan keuangan dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Perusahaan menggunakan nilai kinerja keuangan dimasa lalu untuk memprediksikan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga evaluasi terhadap nilai perusahaan dapat dilakukan dan keputusan investasi dapat dilaksanakan pada saat ini. Pengukuran kinerja keuangan dapat dilakukan melalui analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan adalah aplikasi dari alat dan teknis analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis. (Wild, 2004:3) Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Penilaian kinerja keuangan juga merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Adapun manfaat dari penilaian kinerja perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatannya. 2. Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan, maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. 3. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa yang akan datang. 4. Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya 5. Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan. 2.3.1 Assets (ROA) Assets merupakan rasio yang membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Assets atau disebut juga aktiva didefinisikan FASB dalam Harahap (2007 : 206) sebagai kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di masa yang akan datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang sudah berlalu. Asset digunakan untuk mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan dengan

memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi Assets suatu perusahaan menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik pula. Investor cenderung lebih memilih saham dengan Assets yang tinggi. 2.3.2 Equity (ROE) Equity merupakan rasio yang membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total ekuitas. Equity atau ekuitas menurut Harahap (2007 : 209) adalah suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga (entity) setelah dikurangi kewajibannya. Dalam perusahaan, equity adalah modal pemilik. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas perusahaan dari sudut pandang pemegang saham. Equity digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam pengelola modal yang tersedia untuk memperoleh laba bersih. Semakin tinggi Equity maka semakin baik pula manajemen perusahaan karena dari modal yang dikelola dapat menghasilkan pendapatan yang optimal. 2.3.3 Net Profit Margin (NPM) Net Profit Margin menurut Alexandri (2008 : 200) adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak.

Rasio ini menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu menurut Kodrat dan Kurniawan (2010 : 31). Net Profit Margin yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Net Profit Margin yang rendah menunjukkan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu atau kombinasi dari kedua hal tersebut. Net Profit Margin yang tinggi juga menandakan bahwa kinerja perusahaan yang produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Hubungan antara laba bersih setelah pajak dan penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam menjalankan perusahaan secara cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi untuk para investor yang telah memberikan modalnya untuk suatu risiko. 2.4 Kinerja Pasar Kinerja pasar yang dimaksud adalah kinerja pasar modal yang menunjukkan sebuah totalitas, sebuah akumulasi, resultante dari keseluruhan kinerja masing-masing saham yang tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Kinerja pasar diwakili oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Kinerja pasar tidak selalu bergerak seiring dan seirama dengan kinerja saham. Ada dua kemungkinan. Pertama kinerja saham bergerak sejalan dengan kinerja pasar. Artinya, jika IHSG tumbuh, maka harga saham tersebut naik. Kedua, kinerja saham bergerak berlawanan dengan kinerja pasar. Artinya, jika IHSG tumbuh, maka harga saham tersebut justru akan turun. IHSG yang tumbuh pesat, bukan berarti setiap investor yang berinvestasi di saham akan pasti akan mendapatkan keuntungan besar. Hal ini tergantung dari portofolio yang dimiliki si investor, apakah kinerja saham-saham yang dikelolanya selalu sejalan dengan gerakan IHSG atau tidak. Jika saham yang dimiliki itu senantiasa bergerak seirama dengan IHSG, maka dapat dipastikan jika kinerja pasar bagus maka si investor akan meraih keuntungan (imbal hasil) yang juga bagus. 2.5 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai harga saham telah beberapa kali dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Penelitian Siregar (2011) dengan judul Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Earnings Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar Di BEI Tahun 2007-2009 menunjukkan hasil Secara parsial variabel Net Profit Margin (NPM) dan Earnings Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dan secara parsial variabel Assets (ROA) dan Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan baik

Assets (ROA), Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earnings Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Di mana variabel independen yang digunakan adalah Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), dan Earnings Per Share (EPS). Penelitian Debora (2009) dengan judul Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menunjukkan hasil Secara simultan ada pengaruh antara Assets, Equity, Net Profit Margin, dan Earnings Per Share terhadap harga saham. Secara parsial Assets, Equity memiliki pengaruh yang tidak signifikan, sedangkan Net Profit Margin dan Earnings Per Share memiliki pengaruh yang signifikan. Di mana variabel independen yang digunakan adalah Asstes (ROA), Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM),dan Earnngs Per Share (EPS). Penelitian Nainggolan (2008) dengan judul Pengaruh Variabel Fundamental terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menunjukkan hasil Secara simultan Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Book Value Per Share tidak berpengaruh secara signifikan. Secara parsial Assets (ROA), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh secara signifikan sedangkan Book Value Per Share berpengaruh secara signifikan. Di mana variabel independen yang digunakan adalah Asstes (ROA),

Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Book Value Per Share. Adapun penelitian-penelitian sebelumnya dapat dilihat selengkapnya pada tabel 2.1 berikut. Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No. Peneliti / Tahun 1. Febrisa Helena Hasiani Siregar (2011) 2. Widyastuti Pratidina (2011) Judul Penelitian Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Earnings Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar Di BEI Tahun 2007-2009 Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Variabel Penelitian Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Earnings Per Share (EPS), dan Harga Saham. Earnings Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earnings Ratio (PER), Investment Hasil Penelitian Secara parsial variabel Net Profit Margin (NPM) dan Earnings Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dan secara parsial variabel Assets (ROA) dan Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan baik Return on Assets (ROA), Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earnings Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham Rasio Earnings Per Share (EPS), Price Earnings Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Investment (ROI), dan Equity (ROE) berpengaruh secara simultan

No. Peneliti / Tahun 3. Felik Hendarta G (2011) 4. Mutia Salman (2011) Judul Penelitian Di Bursa Efek Indonesia Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate dan Property Yang Terdaftar di BEI Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Variabel Penelitian (ROI), Equity (ROE), dan Harga Saham. Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (ROE), dan Harga Saham. Debt Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS) Price Earning Ratio (PER), dan Harga Saham. Hasil Penelitian terhadap harga saham. Dan rasio Earnings Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Investment (ROI), dan Equity (ROE) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham. Secara parsial, rasio Equity (ROE), Debt Equity Ratio (DER) dan Price Earning Ratio (PER) tidak berpengaruh terhadap harga saham. Secara simultan, Debt Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), dan Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap harga saham. Secara parsial variabel independen Debt Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) tidak berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan Equity (ROE) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham. Secara simultan Debt Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE),

No. Peneliti / Tahun 5. Romi Batu Ginta Tarigan (2010) 6. Yurico (2010) Judul Penelitian Analisis pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia. Pengaruh Cash Dividend Coverage, Operating Cashflow Per Share, Return on Equity, Assets, Total Assets Turnover, dan Earnings Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI. Variabel Penelitian Earnings Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM), Equity (ROE), dan Harga Saham. Cash Dividend Coverage, Operating Cashflow Per Share, Return on Equity (ROE), Return on Assets (ROA), Total Assets Turnover, dan Earnings Per Share (EPS), dan Saham Harga Hasil Penelitian Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan Earnings Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM), dan Retun on Equity berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial Return on Equity (ROE) memiliki pengaruh signifikan, parsial Net Profit Margin (NPM) memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan, dan Earnings Per Share (EPS) tidak berpengaruh signifikan. Secara simultan Cash Dividend Coverage, Operating Cashflow Per Share, Equity, Assets, Total Assets Turnover, Earnings Per Share berpengaruh signifikan. Secara parsial hanya Earnings Per Share yang berpengaruh signifikan, sedangkan Cash Dividend Coverage, Operating Cashflow Per Share, Equity,

No. Peneliti / Tahun 7. Juliana Debora (2009) 8. Eka Prasetya Harmoni (2009) 9. Destri Widiasari (2009) Judul Penelitian Pengaruh Rasio- Rasio Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Analisis Pengaruh Variabel Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di BEI Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sistimatik terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Variabel Penelitian Asstes (ROA), Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Earnngs Per Share (EPS), dan Harga Saham. Assets (ROA), Common Equity (ROE), Earning per Share (EPS), Total Assets Turnover (TATO), dan Harga Saham Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Book Value Per Share, Beta dan Harga Saham. Hasil Penelitian Assets, dan Total Assets Turnover tidak berpengaruh signifikan. Secara simultan ada pengaruh antara Assets, Equity, Net Profit Margin, dan Earnings Per Share terhadap harga saham. Secara parsial Return on Assets, Equity memiliki pengaruh yang tidak signifikan, sedangkan Net Profit Margin dan Earnings Per Share memiliki pengaruh yang signifikan. Secara parsial variabel kinerja keuangan yang diwakili oleh ROA, ROE, EPS dan TATO tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pengujian ROA, ROE, EPS dan TATO secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara smultan Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Book Value Per Share, dan Beta berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

No. Peneliti / Tahun 10. Susan Nainggolan (2008) Judul Penelitian Bursa Indonesia. Efek Pengaruh Variabel Fundamental terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sumber: Diolah oleh penulis (2012) Variabel Penelitian Asstes (ROA), Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Book Value Per Share, dan Harga Saham. Hasil Penelitian Secara parsial Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Beta saham berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sedangkan Book Value Per Share tidak berpengaruh signifikan. Secara simultan Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Book Value Per Share tidak berpengaruh secara signifikan. Secara parsial Return on Assets (ROA), Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh secara signifikan sedangkan Book Value Per Share berpengaruh secara signifikan. 2.6 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari kejadian teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis dan merupakan tempat penulis memberikan penjelasan tentang hal-

hal yang berhubungan dengan variabel ataupun masalah yang ada dalam penelitian. Kerangka Teoretis menurut Erlina (2011 : 33) adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalah suatu masalah tertentu. Kerangka teoretis akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu, antara variabel bebas dan variabel terikat. Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan di awal maka kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1. Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Kinerja Perusahaan H 5 Assets H 1 (X 1 ) Equity H 2 (X 2 ) Net Profit Margin (X 3 ) H 3 Harga Saham (Y) H 6 Kinerja Pasar Indeks Harga Saham Gabungan (X 3 ) H 4 H 7

Sumber: Diolah oleh penulis (2012) Assets (ROA) menunjukkan kemampuan modal yang diinvestasikan dalam total aktiva dalam menghasilkan laba perusahaan. Return perusahaan akan semakin meningkat apabila laba perusahaan meningkat. Apabila return perusahaan tinggi makan akan menyebabkan harga saham bergerak naik. Jadi, Assets berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Equity (ROE) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba perusahaan. Semakin tinggi laba yang dihasilkan perusahaan maka semakin tinggi pula return yang akan dihasilkan perusahaan. Return perusahaan yang tinggi akan menyebabkan harga saham perusahaan tersebut bergerak naik. Jadi, Equity berpengaruh terhadap harga saham. Net Profit Margin (NPM) merupakan sebuah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur persentase dari sisa setiap rupiah setelah semua biaya dan beban, termasuk bunga, pajak, dan dividen saham preferen dikurangi. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin baik perusahaan dalam menghasilkan laba yang pada akhirnya menyebabkan harga saham perusahaan meningkat. Jadi, Net Profit Margin berpengaruh terhadap harga saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan indeks yang menggambarkan kinerja pasar modal. Semakin tinggi Indeks Harga Saham

Gabungan menunjukkan semakin banyak investor yang mempercayakan modalnya di pasar modal. Ada dua kemungkinan mengenai pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan. Pertama, kinerja saham bergerak sejalan dengan kinerja pasar yang berarti jika IHSG tumbuh, maka harga saham tersebut naik. Kedua, kinerja saham bergerak berlawanan dengan kinerja pasar yang berarti jika IHSG tumbuh, maka harga saham tersebut justru akan turun. Oleh karena itu, Indeks Harga Saham Gabungan berpengaruh terhadap harga saham. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan. Harga saham senantiasa bergerak dan pergerakan tersebut ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran saham itu sendiri di pasar modal. Bagi investor, harga saham mencerminkan nilai suatu perusahaan. 2.7 Hipotesis Hipotesis menurut Erlina (2011 : 30) adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Berdasarkan dari uraian kerangka konseptual diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah: H 1 H 2 H 3 H 4 : terdapat pengaruh Assets terhadap harga saham. : terdapat pengaruh Equity terhadap harga saham. : terdapat pengaruh Net Profit Margin terhadap harga saham. : terdapat pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan terhadap harga saham.

H5 H6 H 7 : terdapat pengaruh kinerja perusahaan terhadap harga saham. : terdapat pengaruh kinerja pasar terhadap harga saham. : terdapat pengaruh Assets, Equity, Net Profit Margin, dan Indeks Harga Saham Gabungan terhadap harga saham.