UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta LAMPIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

JURNAL IDENTITAS JAWA PADA PROGRAM AZAN MAGHRIB JOGJA TV DITINJAU DARI ASPEK AUDIOVISUAL

Alkulturasi Budaya Hindu-Budha pada Arsitektur Masjid Gedhe Mataram

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. serta mudah dipahami oleh orang awam lantaran pendekatan-pendekatan

disamping didasarkan pada aspek kebudayaan juga dipertimbangkan dari sifat bahan dan

ISLAMIC CENTRE DI KABUPATEN DEMAK

BAB V PENUTUP. Masjid Agung Demak mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kata tembang nyanyian sama fungsi dan kegunaannya dengan kidung, kakawin dan gita. Kata kakawin berasal

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. sebuah hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Musik adalah suatu bentuk ungkapan seni yang berhubungan dengan

Penyusunan Data Master Referensi Kebudayaan Kab. Demak, Provinsi Jawa Tengah

Unsur-Unsur Budaya pada Arsitektur Masjid Agung Darussalam, Bojonegoro

Akulturasi Langgam Arsitektur pada Elemen Pintu Gerbang Masjid Agung Yogyakarta

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

PUSAT KEBUDAYAAN ISLAM DI YOGYAKARTA

BAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO

BAB I PENDAHULUAN. pembentukannya setiap budaya yang dimunculkan dari masing-masing daerah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan

AZAN PERTAMA DENDY. (Penulis : IDM)

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak

MASJID CHENG HOO SURABAYA

Makalah. Di susun guna memenuhi tugas. Dosen Pengampu : Di susun oleh. 1. Yudha arta mukti 2. Wahyu lelana 3. Sekarwati 4. Laily qodryati 5.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam tradisi Jawa dikenal dengan nama Wali Sanga. Wali Sanga

YAYASAN PAMULANGAN BEKSA SASMINTA MARDAWA. Theresiana Ani Larasati

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang

BAB V IMPLEMENTASI KARYA

2015 ORNAMEN MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Tembang Batanghari Sembilan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. Pupuh Balakbak Raehan merupakan salah satu pupuh yang terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

Cagar Budaya Candi Cangkuang

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Televisi dapat didefinisikan sebagai media massa yang menampilkan sebuah

ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang seluas-luasnya. Sebagai bagian dari arsitektur, mesjid merupakan konfigurasi dari

Akulturasi Budaya pada Bangunan Masjid Gedhe Mataram Yogyakarta

Masjid Tua Ternate, Warisan Berharga Sultan yang perlu dilestarikan

BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berdakwah ajaran agama dapat dilestarikan dan tidak akan hilang. Karena

BAB I PENDAHULUAN. Diantaranya seni tari, batik, ornamen, cerita rakyat, musik dan lagu daerah, motif

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Malang sebagaimana umumnya wilayah Jawa Timur lainnya,

BAB IV. Kesimpulan. bentuk komodifikasi. Seperti yang dikaji dalam Karya Tulis Ilmiah ini yaitu mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara multikultural yang terdiri dari

Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual 2007

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

BAB I PENDAHULUAN. Awal kesenian musik tradisi Melayu berakar dari Qasidah yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia.

JEJAK SENI DALAM SEJARAH ISLAM. Dr. Febri Yulika, S.Ag., M.Hum

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB IV PENUTUP. Dari hasil penelitian di atas disimpulkan bahwa Srimpi Pandhelori

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping

BAB I PENDAHULUAN. Negara menjamin setiap warga untuk memeluk agama masing-masing dan

Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia

Perubahan pada Menara Masjid Sunan Ampel Surabaya Tahun

, 2015 KOMPLEKS MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA DALAM SITUS MASYARAKAT KOTA CIREBON

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang atau simbol bunyi yang arbitrer berupa

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. adalah sajada dimana sajada berarti sujud atau tunduk. Pada masa Nabi

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MENUMBUHKAN RASA SOLIDARITAS ANTARA UMAT BERAGAMA DALAM KONTEKS SOSIAL TERBUKA. Disusun Oleh: Universitas Airlangga 2012/2013

Penerapan Metafora Paramadiwa pada Perancangan Pusat Kesenian Jawa Timur Paramadiwa Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah

2015 KESENIAN MACAPAT GRUP BUD I UTOMO PAD A ACARA SYUKURAN KELAHIRAN BAYI D I KUJANGSARI KOTA BANJAR

c. Preferensi Fiqih Dalam Beragama di Demak Dipengaruhi oleh Kondisi Lokal dan Keikutsertaan Pada Ormas Islam d. Budaya Ziarah Makam Wali yang

BAB I PENDAHULUAN. Busro Hamzah, : 2001: 4) yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tari Putri Asrini, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

BAB 1 PENDAHULUAN. penutup rukun-rukun Islam. karena itu, bila ada orang Islam yang tergolong

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VI HASIL KARYA DAN SPESIFIKASI TEKNIS

Elemen Fisik Masjid Baiturrahman Banda Aceh sebagai Pembentuk Karakter Visual Bangunan

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian kata-kata untuk mempertegas ritual yang dilakukan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Seni Budaya di Sekolah Menengah Pertama merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

Transkripsi:

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Transkip Wawancara

NamaNarasumber Jabatan :Bapak Andi Wisnu :Pimpinan Produksi Jogja TV 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya pembuatan azan maghrib di Jogja TV? Jawaban :Awal pembuatan azan magrib di Yogyakarta berdasarkan perintah KPID (Komisi Penyiaran Indonesia Daerah) untuk menyiarkan azan sebagai pengingat masuknya waktu sholat. Kemudia Jogja TV menanyangkan azan seperti yang ditayangkan pada azan di TV lainnya. Seiring dengan berkembangnya waktu Jogja TV menemukan ide baru terkait konsep azan maghrib. Karena slogan Jogja TV adalah tradisi tiada henti diputuskan untuk membuat semua tayangan programnya memiliki unsur Jawa di dalamnya. Hingga pada suatu ketika saat saya melaksanakan sholat di sebuah masjid mendengar lantunan azan masjid tersebut menggunakan cengkok Jawa, lalu kemudian saya mencari tau dan melakukan riset, sampai pada akhirnya Jogja TV mengangkat azan dengan konsep Jawa yang ditandai dengan suara azan dengan khas Jawa. 2. Apakah azan maghrib Jogja TV merupakan wujud akulturasi budaya? Jawaban :Tentu. Azan itukan awal mulanya dari Arab, lalu sampai ke Nusantara salah sataunya masuk ke Tanah Jawa yang ada kaitannya dengan dakwah Wali Songo.Wali Songo ini banyak memberi pelajaran tentang nilai Islami dengan berbagai macam budaya baru, salah satu misi Wali Songo adalah berdakwah atau menyampaikan syiar agama dengan menggunakan pendekatan berbagai macam kesenian. Hingga masyarakat Jawa yang sebelumnya belum menganut Islam sampai pada akhirnya masyarakat Jawa banyak yang tertarik akan pelajaran Walisongo dan berbondong bonding masuk Islam. Misi wali Songo diantaranya adalah membangun sebuah masjid untuk mendirikan tempat beribadah, membuat kentongan, bedug dan lain sebagainyaa.dan di masjid ini lah tempat azan

dikumandangkan.karena masyarakat Jawa memiliki dialek yang khas, hingga setiap irama yang diucapkan timbul cengkok Jawa di dalamnya. Termasuk muazin yang azan di tayangan azan maghrib Jogja ini merupakan orang Jawa asli sehingga mengeluarka dialek Jawa yang khas. dan hal inilah yang disebut akulturasi, tidak hanya akulturasi bahkan asimilasi juga, karena tercipta suatu kebudayaan sendiri. 3. Apakah program ini bisa disebut memiliki identitas Jawa? Jawaban :Iya, bisa saja. Unsur suara yang digunakan dalam azan ini sudah merupakan ciri khas Jawa. 4. Bagaimana identitas Jawa jika dilihat melalui kacamata audiovisual? Jawaban :Kalau dari audio kan sudah jelas dari suara azan tembang Jawanya itu, kalau dari segi visual Jogja TV berusaha mengangkat yang berbau tradisi Jawa. Sehingga visual yang mucul akan melalui bebrapa tahap produksi untuk menciptakan tema azan yang bervariatif. 5. Apa menariknya program azan ini dengan program azan yang lainnya? Jawaban :Menariknya azan ini mengangkat budaya lokal yaitu Jawa, yang menampilkan berbagai unsur suara dan gambar menggunakan cirki khas Jawa. 6. Bagaimana proses praproduksiproduksi dan pascaproduksi? Jawaban :Dimulai dari praproduksi seperti biasa melakukan rapat bersama tim produksi lainnya untuk membuat konsep baru dalam azan ini, lalu kemudia dilakukan riset ke lapangan. Pada saat produksi dilakukan teknik dubbing untuk mengambil suara muadzin dan dilakukan teknik editing oleh editor Jogja TV. Tidak terdapat kesulitan yang signifikan dalam memproduksi azan ini, karena sebenarnya azan visualnya diambil

dari program jejak syiar, sehingga proses produksi sudah sekalian bersama program itu. 7. Apa motivasi Jogaja TV mengangkat azan dengan irama cengkok Jawa? Jawaban :Ya agar selaras dengan slogan yang sudah dibangun di Jogja TV ini yaitu tradisi tiada henti, dengan mengankat salah satu unsur kebudayaaan Jawa maka diharapkan masyakat dapat mengenal budaya Jawa melalui azan ini, dan azan inipun berciri khas, khususnya di telinga orang Jawa, serta membantu dalam melestarikan budaya Jawa juga yang sudah mulai luntur karena perkembangan zaman. 8. Apa yang dilakukan Jogja TV dalam peningkatan program ini? Jawaban :Ya terus memproduksi dan memperbarui tema tayangan dengan tema yang lebih inovatif tanpa meninggalkan konsep Jawa yang telah dipatenkan. 9. Mengapa menggunakan konsep bangunan masjid sebagai tampilan visualnya? Jawaban :Itu hanya kebetulan saja karena pada saat itu program jejak syiar mengangkat tema tentang peninggalan arsitektur Jawa salah satunya masjid-masjid di Yogyakarta. Dam masjid-masjid ini menyimbolkan sebuah tempat untuk melakukan sholat sehingga berkesinambungan dengan azan tersebut.

Nama Narasumber :Bapak Anon Suneko Jabatan :Dosen Karawitan ISI Yogyakarta 1. Azan termasuk dalam kategori klip musik jika dilihat dari kaca mata audiovisual, namun tidak bias dikatakan musik karena tidak terdapat pengiring musik di dalamnya, yang saya temukan hanyalah syair dan lagu saja. Bagaimana menurut Bapak apakah selaku dosen musik karawitan apakah hal itu benar? Jawaban :Menurut saya, pada tayangan azan maghrib jogja TV ini yang terpenting bukan dari segi musik dan visual, melainkan dari kesatuan uang membentuk suatu klip yang berbau ciri khas Jawab. Pendapat kamu itu sudah benar, azan dengan laras Jawa ini lebih menyentuh jiwa bagi kalangan seniman yang mengerti laras. 2. Apakan azan maghrib ini bisa disebut identitas Jawa melalui suara yang ditujukan? Jawaban :Iya, bisa saja. Saya mengamati dan mengalami juga bahwa di daerah selatan, barat yang belum utara beberapa juga menggunakan irama seperti itu, dan itu lebih menyentuh dan memberikan suatu pemikiran, ini yang azan orang Jawa, sehingga jika orang asing mendengakan azan ini akan menimbulkan pemikiran ini azan gaya mana sih, oh gaya Jawa to, atau ini azan Jawa. karena cengkok Jawanya itu seperti orang nembang. Dan itu tidak bisa dibuat-buat masalah laras itu, itu muncul dari jiwa atau naluri seseorang yang memiliki kecintaan akan budaya Jawa. 3. Bagaimana jika azan dengan khas Jawa ini jika di notasikan? Jawaban :Azan ini menyentuh tangga nada tradisi yang memiliki irama slendro. Kalau mau dinotasi dalam slendro lebih mudah karena intervalnya mudah untuk dinotasikan disbanding azan pada umumnya yang intervalnya sangat rumit.

Nama Narasumber :BapakWarisman Jabatan :Humas dan Pengelola Masjid Gedhe Mataram 1. Bagaimana Sejarah singkat tentang masjid Gedhe Mataram? Jawaban :Masjid Gedhe Mataram dibangun oleh kanjeng Senopati. Beliau putra Ki Ageng Pemanan.Sebelum dibangun masjid ini masih hutan mentah.pada mulanya terdapat pesantren oleh kerajaan, yakni Sultan Hadi Wijaya.Lalu kemudian beliau bermusuhan dengan Adipati, dan Sultan mengadakan sayembara dengan perintah yang berbunyi barang siapa yang dapat memenangkan Adipati akan mendapatkan hadiah tanah atau tanah mentah.lalu Ki Ageng Pemanan lah yang memenangkansayembara tersebut.dari dulu beliau bercita-cita untuk mendirikan masjid, namun belum mendapat rejeki yang cukup untuk mendirikan masjid. Hingga beliau mendapatkan hadiah sayembara tersebut pun, sudah berniat untuk membeangun masjid, akan tetapi gayung tidak bersambut melainkan takdir berkata lain. Ki Ageng Pemanan meninggal dan belum sempat mendirikan masjid, hingga diteruskan oleh putranya.dari situlah pusat pengembangan Islam untuk terus mengembangkan Islam ke masyarakat semakin meluas. 2. Bangunan masjid ini menggunakan konsep apa? Jawaban:Bangunan ini terdapat dua konstruksi dengan model Hindu di bagian luar dan model Jawa di bagian dalam. Model hindu di bagian luar bangunan mengisyaratkan bahwa pada zaman dahulu masyarakat belum menganut agama Islam. Dan bangunan itu dibuat untuk menarik umat Hindu atau agama lain untuk dapat singgah atau memamsuki masjid. Dan bagian dalam bangunan masjid dibuat berdasarkan budaya yang telah melekat di Jawa ini.di bagian depan bangunan yang mengusung budaya Hindu terdapat kelir atau pintu yang bertuliskan syahadat. Barang siapa yang ingin memasuki pintu itu harus mengucapkan syahadat terlebih

dahulu.kaum hindupun tertarik beberapa sehingga banyak yang bertanya dan mereka memeluk agama Islam. Konsep bangunan masjid Gedhe Mataram menggunakan tipe bangunan model Joglo, tajug lambing gantung. Dimana tipe ini merupakan satusatunya konstruksi yang ada di Jawa dan Indonesia.Banguna ini merupakan ciri khas di kebudayaan Jawa karena merupakan hasil manusia untuk menyuruh kepada sesuatu. 3. Apakah setiap aksen bangunan memliki makna dalam budaya Islam Jawa? Jawaban :Tentu, bangunan masjid ini banyak memiliki simbol-simbol kebudayaan Jawa. jika ditelusiri maka akan membutuhkan penjelasan yang cukup panjanng. Dimulai dari Mustoko masjid, yang terdapat ornamen daun kluwih dan bunga pandang yang memilki arti dalam kejawen yaitu seseorang yang bertauhid itu memiliki kelebihan yang luar biasa dan berbau harum. Maksudnya adalah bahwa di dalam Islam terdapat syahadat yang memiliki arti bahwa Tuhan itu esa, tauhidmy akan kuat jika disangga oleh 4 tiang. 4 tiang artinya dalah rukun Islam yaitu puasa, sholat, zakat, haji. 4. Apakah arti atap piramida yang terdapat ukiran itu? Jawaban :Piramida pada masjid maksudnya adalah bahwa setiap manusia harus memuliki jiwa atau iman yang kuat. 5. Majid ini terdapat berapa tiang, dan apa saja makna yang ada di dalamnya? Jawaban :Tiangkecil terdapat 9 yang memberi simbol bahwa Islam datang ke tanah Jawa pada mulanya melalui jasa Wali Songo yang menyebarkan agama. Tiang besar terdapat 6 yang memiliki arti tentang rukun shalat yang terdapat 6 perkara yaitu diantara adalah meluruskan niat, menjaga adab, bersuci, khusyuk, waktu dan cara pelaksanaannya.

6. Apa makna dari jagang? Jawaban :Jagang adalah kolam air untuk membasuh kaki. Terdapat dua macam jagang yang pertama ialah jagang yang mengelilingi serambi yang bermaksud untuk mencuci kaki.yang kedua adalah jagang yang mengelilingi kerajaan yang bermaksud untuk tolak bala.

LAMPIRAN 2.Dokumentasi Observasi

NOTASI JAWA Sumber : Bapak Anon Suneko

BANGUNAN MASJID PLOSO KUNING YOGYAKARTA

LAMPIRAN 3. Poster Publikasi dan Surat Keterangan Kegiatan Seminar Skripsi

POSTER PUBLIKASI KASI TUGAS AKHIR PENGKAJIAN

POSTER PUBLIKASI SEMINAR

BANNER SEMINAR

BOOKLET SEMINAR UNDANGAN SEMINAR DOSEN

LAMPIRAN 4. Foto Dokumentasi Kegiatan Seminar Skripsi (Identitas Jawa Pada Azan Maghrib Jogja Tv Ditinjau Dari Aspek Audiovisual)

FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN SEMINAR Presentasi Seminar pada tanggal 12 Juli 2016 Di Ruang Studio Besar Prodi Televisi Pembahas Seminar oleh Bapak K.H Abdul Muhaimin Selaku pengamat budaya Islam dan Jawa

Kegiatan tanya jawab oleh peserta seminar Pertanyaan yang ditujukan oleh Ibu Maimunah

Foto dokumentasi bersama dosen penguji dan dosen pembimbing Serta narasumber dan juga moderator UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

LAMPIRAN 5. Poster Kelengkapan Form I-VI