BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kematian pada seseorang di seluruh dunia. National Cancer Institute (dalam

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebermaknaan Hidup. yang dianggap sanggat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. dalam catatan Word Health Organization (WHO) dimasukkan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam. kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk satu kelompok besar penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa, vagina dan mengalami proses menstruasi, hamil, melahirkan serta

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

BAB I PENDAHULUAN. selalu sehat, dan dijauhkan dari berbagai penyakit, tetapi pada kenyataannya yang

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita. WHO (World Health Organization) tahun 2008, menyebut sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkembang secara perlahan selama bertahuntahun,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semua orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka kematian yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah keganasan yang

BAB 1 PENDAHULIAN. Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk. kesejahteraan bio-psikososial dan spiritual individu, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Padjajaran, 1974, hlm. 8 4 S.d.a

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sel asalnya, namun dalam bentuk primitif dan tidak sempurna (Pusat Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menular. Menurut Depkes RI, 2003 (dalam Tanjung 2012) Pada akhir abad 20

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

BAB 1 PENDAHULUAN. individu dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat manusia akan dapat melakukan segala sesuatu secara optimal. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. kaum wanita yang cukup tinggi, baik di negara-negara maju maupun negara

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Regina Lorinda, 2014

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah usia tiga puluh tahun, kanker payudara sangat jarang muncul.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nama Rumah Sakit Jumlah Kasus

BAB I PENDAHULUAN. kelenjar susu, jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat payudara. Kanker

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dimana kanker tersebut tumbuh dan tipe dari sel kanker tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan.

BAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah.

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan tumor ganas pada sel-sel yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut tidak hanya mengalami

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertama tidak bertindak atau tidak melakukan apa-apa, alasannya antara lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. serta dapat menjalar ke ke tempat yang jauh dari asalanya yang disebut metastasis.

BAB I PENDAHULUAN. kesengsaraan dan kematian pada manusia. Saat ini kanker menempati. Data World Health Organization (WHO) yang diterbitkan pada 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia.

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker pembunuh perempuan nomor satu. maka pengobatan yang diberikan adalah kemoterapi (Baradero,2007).

BAB I PENDAHULUAN. biaya. 1 Kanker payudara merupakan kanker yang sering dialami perempuan saat

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk keselamatan klien (Soemitro & Aksan, 2012). mammae (Masdalina Pane, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Dukungan..., Diana, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan di RS Islam Surakarta, pada tahun 2013 pasien kanker

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penyakit kanker merupakan kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, sangat cepat dan tidak terkendali. Penyakit ini adalah penyakit yang selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita penyakit ini hingga pada suatu saat penyakit ini sudah bergerak di stadium yang sudah parah (Diananda, 2009). Penyakit kanker memiliki banyak macamnya seperti kanker serviks, prostat, usus besar, lambung, paru-paru dan juga kanker payudara. Kanker yang akhir-akhir ini sering menjadi pembicaraan yaitu penyakit kanker yang paling banyak diderita oleh kaum perempuan, yaitu kanker payudara. Dimana Kanker Payudara (Carcinoma mammae/ca Mammae) itu sendiri didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma (Diananda, 2009). Menurut Wahyu (2010) kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam kelenjar payudara. Kanker payudara bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. Kanker Payudara merupakan jenis kanker umum yang terjadi pada perempuan. Berdasarkan penelitia di Amerika, menunjukkan bahwa hampir sepertiga kanker

2 diperkirakan lebih dari 180.000 perempuan di Amerika didiagnosis mengidap kanker jenis ini (Pamungkas, 2011). Menurut Suryaningsih dan Sukaca (2009) data dari WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada perempuan usia 50 tahun ke atas, sedangkan 6%-nya terjadi pada perempuan yang berusia kurang dari 40 tahun. Meski demikian, semakin banyak penderita kanker payudara yang berusia 30 tahun. Data di Indonesia, menurut Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) pada tahun 2007 diketahui bahwa kanker payudara menempati urutan pertama pasien rawat inap sebesar 16,8% dan pasien rawat jalan sebesar 21,69%. (www.pptm.depkes.go.id/pedoman_teknis_kanker_payudara). Berdasarkan estimasi dari Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2012, insiden kanker payudara sebesar 40 per 100.000 perempuan. Berdasarkan data Kementrian Kesehatan Provinsi Jawa Tengah kasus penyakit kanker yang ditemukan di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 sebanyak 11.341 kasus, lebih sedikit dibanding 2011 (19.637 kasus). Penyakit kanker terbesar, yaitu Ca Mamae 4.026 kasus (37,09%). (www.depkes.go.id /pusdatin/buletin/buletin_kanker_payudara). Penyakit kanker, khususnya kanker payudara berdampak negatif bagi seseorang yang menderita penyakit tersebut. Penyakit kanker payudara ini mampu membuat seseorang menjadi kehilangan kepercayaan diri, kehilangan semangat hidup, stress, ketakutan, dan kesedihan yang tidak kunjung reda. Kondisi emosi yang buruk dapat ditemui pada wanita dengan Ca Mammae adalah perasaan takut. Seorang wanita yang divonis mengidap penyakit kanker payudara dihadapkan pada

3 kemungkinan, hidup yang kecil, penderitaan fisik dan psikis yang berkepanjangan (Diananda, 2009). Berdasarkan penelitian di Rumah Sakit Pusat Kanker Dharmais yang berada di daerah Jakarta Barat banyak penderita kanker dengan berbagai macam jenis kanker. Pasien yang telah terdiagnosa dengan kanker payudara terlihat sehat, namun adapula yang terlihat pucat. Para pasien dengan diagnosa dini penyakit kanker payudara yang keluar dari ruang pemeriksaan dokter terlihat murung, cemas, sedih dan tidak bisa tersenyum bebas. Perasaan yang kemudian timbul adalah perasaan takut untuk menghadapi tahap pengobatan selanjutnya seperti operasi, radiasi maupun kemoterapi. Sedangkan untuk pasien yang sudah melakukan operasi, melakukan radiasi dan dalam proses kemoterapi (stadium III) sudah merasa bosan untuk terus melakukan seluruh program terapi. Mengalami putus asa karena merasa bahwa penyakitnya tidak akan hilang/sembuh, merasa tidak memiliki harapan hidup dan merasa khawatir ketika nantinya meninggal dunia bagaimana dengan keluarga yang ditinggalkan. (http://www.dharmais.co.id/index.php/what-causesucancer.html) Penelitian yang dilakukan oleh Hadjam (2000) terhadap pasien kanker menemukan bahwa pasien dengan kanker memperlihatkan adanya stres yang ditunjukkan dengan perasaan sedih, putus asa, pesimis, merasa diri gagal, tidak puas dalam hidup, merasa lebih buruk dibandingkan dengan orang lain, penilaian rendah terhadap tubuhnya, dan merasa tidak berdaya. Pada saat dokter mendiagnosa bahwa seseorang menderita kanker payudara, secara umum ada tiga bentuk respon emosional yang bisa muncul, yaitu: penolakan, kecemasan, dan stres. Dalam

4 keadaan tersebut sangat sulit bagi pasien kanker untuk dapat menerima dirinya karena keadaan dan penanganan penyakit kanker ini dapat menimbulkan stres yang terus-menerus sehingga tidak hanya mempengaruhi penyesuaian fisik tapi juga penyesuaian psikologi individu (Potter & Perry, 2005). Penderita kanker payudara juga melakukan usaha untuk menyembuhkan penyakitnya dengan melaksanakan pengobatan. Jenis pengobatan kanker payudara terdiri atas kemoterapi yang berupa pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk cairan melalui infus, radioterapi yang berupa proses penyinaran sel kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma, mastektomi yakni berupa pembedahan atau pengangkatan sel-sel kanker payudara dengan cara operasi. Pelaksanaan pengobatan juga menimbulkan dampak yang negatif secara psikologis bagi penderita. Dampak psikologi yang sering dirasakan oleh pasien kanker payudara, yaitu berupa ketidakberdayaan, kecemasan, rasa malu, harga diri menurun, stres dan amarah. (Fratiwi, 2014) Wanita yang divonis mengidap kanker payudara dalam menjalani proses pengobatan yang panjang, seperti pembedahan, penyinaran, kemoterapi, bahkan pengangkatan payudara berpotensi mengalami perasaan takut yang berlebihan, khawatir, membosankan, tidak memiliki tujuan hidup, dan tidak berpengharapan (Mulyani, 2013). Selain itu kemoterapi dapat mengakibatkan kerontokan rambut, keluhan gantrointestinal (muntah, diare), kelelahan fisik, infertile, dan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Perubahan kondisi fisik ini memungkinkan penderita menanggapi perubahan fisik dirinya secara negatif seperti kecewa, perasaan tidak puas, serta menurunkan kualitas hidupnya (Fratiwi, 2014).

5 Dapat dikatakan bahwa wanita dengan kanker payudara mengalami kondisi yang tidak menyenangkan baik secara fisik maupun secara psikis. Secara fisik wanita dengan kanker payudara terganggu, hal ini dikarenakan proses kemoterapi dan sinar yang dijalani. Sedangkan secara psikis, antara lain wanita dengan kanker payudara mempunyai perasaan hampa, merasa tidak berarti, apatis, bosan, ketakukan yang berlebihan, kekhawatiran yang berlebihan, tidak memiliki tujuan hidup yang jelas. Menururt Schultz (1991) apabila kondisi tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang lama, maka dapat menimbulkan depresi yang mengarah pada kehampaan hidup serta mengembangkan hidup tidak bermakna. Hal tersebut senada dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada 2 responden dengan kanker payudara. Hasil wwancara menunjukkan bahwa wanita dengan kanker payudara merasa sedih, hampa, memiliki rasa takut yang berlebihan, khawatir, kehilangan semangat hidup, kehilangan minat akan sesuatu hal serta munculnya pikiran untuk bunuh diri. Kondisi seperti hilangnya minat, kurangnya inisiatif, mempunyai perasaan hampa, takut dan khawatir yang berlebihan, merasa tidak memiliki tujuan hidup, merasa tidak berarti, serba bosan dan apatis, serta muncul pikiran bunuh diri merupakan bentuk dari hilangnya atau berkurangnya kebermaknaan hidup (Frankl dalam Koeswara, 1992). Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa wanita dengan kanker payudara mempunyai kebermaknaan hidup yang rendah. Crumbaugh dan Maholick (dalam Koeswara, 1992) mengatakan bahwa kekurangan makna hidup mengisyaratkan kegagalan individu dalam menemukan pola tujuantujuan yang terintegritas dalam hidup, sehingga terjadi penimbunan energi yang

6 membuat individu lemah dan kehilangan semangat untuk berjuang mengatasi berbagai hambatan, termasuk hambatan dalam pencapaian makna. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dikatakan apabila wanita penderita kanker payudara tidak memiliki kebermkanaan hidup, maka akan menjadi individu yang lemah dan kehilangan semangat untuk berjuang mengatasi berbagai hambatan. Hal ini akan memperburuk kondisi kesehatan wanita penderita kanker payudara, antara lain menalami penderitaan akibat penyakit yang dideritanya serta mengalami perlakukan diskriminasi dan stigmatisasi negatif dari masyarakat yang membuat penderita kanker payudara semakin tertekan, depresi dan kehilangan semangat hidup. Pada kenyataannya semangat yang tinggi diperlukan sebagai dasar untuk menyelesaikan permasalahan. Menurut Bastaman (1996) individu yang memiliki kebermaknaan hidup menjalani kehidupan dengan penuh semangat dan optimis, memiliki tujuan yang jelas, dan bertanggung jawab baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa kebermaknaan hidup sangat diperlukan bagi penderita kanker payudara karena akan membantu dalam menghadapi berbagai masalah yang terkait dengan penyakitnya. Selain itu, secara langsung maupun tidak langsung mampu membantu mempertahankan kesehatannya. Kebermaknaan hidup diartikan sebagai hal-hal yang dianggap penting, benar dan didambakan, memberi nilai khusus serta dapat dijadikan tujuan hidup seseorang (Bastaman, 2007). Menurut Crumbaugh dan Maholick (Joeswara, 1992) individu yang mempunyai kebermaknaan hidup akan menunjukkan penghayatan terhadap hidup

7 seperti : makna hidup, kepuasan hidup, kebebasan berkehendak, sikap terhadap kematian, pikiran tentang bunuh diri dan kepantasan hidup. Teori ini sejalan dengan pendapat Bastaman (2007) yang menyatakan bahwa individu yang mempunyai penghayatan hidup bermakna menunjukkan corak kehidupan yang penuh semangat dan gairah hidup serta jauh dari perasaan hampa dalam menjalani kehidupan seharihari, mempunyai tujuan lebih terarah, tugas dan pekerjaan sehari-hari menjadi sumber kepuasan dan kesenangan tersendiri sehingga dilakukan dengan bersemangat dan bertanggung jawab, mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, mampu menghadapi penderitaan dengan sikap tabah, serta tidak terlintas untuk melakukan bunuh diri. Menururt Khotijah (2016) seorang penderita penyakit kronis yang telah menemukan makna hidup, akan memacu dirinya untuk lebih bersemangat, selalu berfikir positif, memiliki keyakinan dan cita-cita untuk sembuh serta memiliki tujuan hidup yang lebih baik. Hal ini ditunjukkan dengan sikap patuh untuk melakukan terapi, rutin minum obat, menjaga pola makan, dan mulai berolahraga rutin. Namun tidak setiap orang mampu menemukan kebermaknaan hidup dalam keadaan sakit dan untuk menemukan kebermaknaan hidup tersebut perlu proses yang panjang. Makna hidup secara khusus dibahas dalam Psikologi Eksistensial- Humanistik. Frankl dalam Bastaman (2007) mengungkapkan bahwa makna hidup adalah hal-hal yang dianggap sanggat penting dan berharga serta memberikan value khusus bagi seseorang sehingga layak dijadikan tujuan dalam kehidupan. Jika seseorang berhasil dalam menemukan dan memenuhi makna hidupnya maka

8 kehidupan akan menjadi lebih berarti dan berharga dan pada akhirnya akan menimbulkan pengahayatan bahagia (happiness). Menurut Bastaman (2007) makna hidup memegang peranan penting dalam jalannya hidup manusia karena dapat membantunya menjalani hidup secara positif dalam situasi dan kondisi apapun termasuk dalam keadaan sakit. Frankl mengemukakan bahwa makna hidup ada dalam kehidupan itu sendiri dan dapat ditemukan dalam setiap keadaan yang menyenangkan dan tidak menyenangkan, keadaan bahagia dan penderitaan. Makna hidup tidak hanya dapat dirasakan oleh orang yang mengalami peristiwa membahagiakan saja, namun makan hidup dapat ditemukan pada segala kondisi yang terjadi pada setiap manusia, bahkan oleh seseorang yang mengalami penderitaan. (dalam Bastaman, 2007). Hampir seluruh penyakit menimbulkan penderitaan, tetapi tidak semua penderitaan yang ditimbulkan penyakit dapat mendorong seseorang untuk mencari tahu makna hidupnya. Taylor (2003) mengatakan penyakit kronis seperti kanker dapat mendorong seseorang untuk mencari tahu makna hidupnya. Ada beberapa alasan kenapa penyakit kanker dapat mendorong seseorang untuk mencari tahu makna hidupnya, antara lain: kanker merupakan salah satu penyakit serius bahkan dalam beberapa kasus dapat menimbulkan kematian, pengobatan penyakit ini kadang-kadang dapat menimbulkan perubahan permanen dari bentuk fisik seseorang, perubahan dalam hubungan, perubahan dalam ketertarikan dan orang lain mungkin akan melihat penderita kanker tersebut sebagai orang yang berbeda.

9 Berdasarkan wawancara awal yang sudah dilakukan peneliti terhadap seorang perempuan penderita kanker payudara, berprofesi sebagai dokter di salah satu rumah sakit di Yogyakarta. Saat awal responden divonis menderita kanker payudara, responden merasa down, merasa kecewa, khawatir dan sempat terjadi penolakan terhadap vonis tersebut. Responden membayangkan kehilangan salah satu payudara, kesakitan karena kemoterapi yang gagal atau yang tidak berjalan dengan baik. Responden merasakan ketidakadilan dari Tuhan atas penyakit yang dideritanya. Hal ini disebabkan responden merasa sudah menjalani pola hidup sehat, tidak ada riwayat atau keturunan dari keluarga yang mengidap penyakit. Awalnya sedikit sulit responden dalam menerima keadaannya ini, namun perlahanlahan responden mulai menerima keadaan dirinya, bangkit untuk melawan penyakit, belajar untuk menerima kenyataan yang ada, mulai memberanikan diri untuk menjalani pengobatan, dan responden juga belajar untuk mengelola perasaanperasaan negatif yang ada pada dirinya selama menjalani kemoterapi. Ketakutan yang berlebih dalam menjalankan kemoterapi perlahan-lahan mulai hilang. Dalam menjalani kemoterapi, responden didampingi oleh suaminya yang setia setiap saat dan selalu memenuhi kebutuhan responden. Dalam menjalani kemoterapi, responden juga selalu berfikir positif terhadap efek samping kemoterapi, seperti mual muntah yang akan digantikan dengan nafsu makan yang baik setelah kemoterapi. Rambut yang rontok akan kembali tumbuh menjadi rambut yang baru, dan kulit yang menghitam karena radiasi sinar akan terganti dengan selsel kulit yang baru.

10 Responden menunjukkan semangatnya dalam menjalani setiap terapi, responden juga menyemangati wanita-wanita lain yang mengalami keadaan yang sama dengan dirinya. Melalui proses yang panjang dan penuh makna, responden menemukan kebermaknaan hidupnya, hal tersebut ditunjukkan dengan adanya semangat untuk sembuh dan keinginan untuk bisa membantu orang lain.wanita dengan kanker payudara harus menjaga diri agar tidak terjatuh pada penderitaan yang berlarut-larut. Wanita dengan kanker payudara haruslah membuat dirinya tidak menyerah dan mampu membuat dirinya sendiri untuk mencapai suatu tujuan hidup agar menjadi manusia sepenuhnya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebermaknaan hidup diasumsikan dapat menurunkan tingkat kecemasan pada proses pengobatan dan kematian pada penderita kanker payudara. Seorang penderita kanker payudara yang memiliki penghayatan hidup bermakna akan menjalani hidup dengan bersemangat karena setiap hari dalam hidupnya merupakan suatu momentum yang mempunyai arti. Seorang penderita kanker payudara yang mampu menghayati hidup akan mempunyai tujuan hidup yang jelas sehingga kegiatan yang dilakukan sehari-hari merupakan upaya untuk memenuhi tujuan hidup, akan merasakan kepuasan dalam hidup ketika tujuan-tujuan dalam hidupnya terpenuhi. Perasaan puas terhadap hidup akan menurunkan atau bahkan menghilangkan kecemasan-kecemasan terhadap proses pengobatan dan kematian karena telah melakukan yang terbaik yang mampu dilakukan dalam hidup dengan memberikan makna pada kehidupan yang telah dilaluinya.

11 Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa hal yang menarik yang perlu untuk dibahas, yaitu bagaimana kebermaknaan hidup wanita dengan kanker payudara dan bagaimana proses untuk menemukan kebermaknaan hidup pada wanita dengan kanker payudara. B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran kebermaknaan hidup wanita dengan kanker payudara dan mengetahui proses penemuan kebermaknaan hidup wanita dengan kanker payudara yang telah memperoleh kebermaknaan hidup. C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Sebagai salah satu referensi bagi pengembangan Ilmu Psikologi Kesehatan mengenai kebermaknaan hidup pada wanita dengan Ca Mammae (kanker payudara) dalam menghadapi kehidupannya. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini mampu mengetahui proses dan gambaran Kebermaknaan Hidup wanita dengan kanker payudara. b. Memberikan wawasan dan kontribusi wacana bagi masyarakat luas mengenai kebermaknaan hidup wanita dengan kanker payudara dalam menghadapi hidupnya.