PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATKAN BERAT BADAN PADA BALITA GIZI KURANG USIA BULAN DI PUSKESMAS IMOGIRI II KABUPATEN BANTUL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang berbeda menginformasikan bahwa terdapat hubungan yang. pada anak akan diikuti oleh gangguan perkembangannya.

PENGARUH PIJAT TERHADAP LAMA TIDUR BAYI USIA 0-3 BULAN DI KLINIK FISIOTERAPI SKRIPSI

PENGARUH BABY SPA (SOLUS PER AQUA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI USIA 3-4 BULAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pencapaiannya dalam MDGs (Millenium Development Goals) yang sekarang

BAB I PENDAHULUAN. maka dampaknya adalah lost generation. Fisioterapi sangat besar perannya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seharusnya membawa pola pikir masyarakat kearah yang

HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-3 BULAN DI PONDOK BERSALIN DESA BALAK SIAGA CAWAS KLATEN TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada pertengahan tahun 2008 karena penurunan ekonomi global.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ARIS SETYADI J

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ini banyak terjadi pada balita terutama di negara-negara. makanan yang tidak cukup (Nelson, 1996). Rata-rata berat badannya

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI. NY. N DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI KAMAR BAYI RESIKO TINGGI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. fisik. Pertumbuhan anak pada usia balita sangat pesat sehingga memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. cukup makan, maka akan terjadi konsekuensi fungsional. Tiga konsekuensi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi

PROGRAM PERBAIKAN GIZI MAKRO

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dipelajari serta dipahami. Hal tersebut berkaitan dengan adanya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal sesuai usianya, baik sehat secara fisik, mental,

Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) ialah. menurunkan angka kematian anak (Bappenas, 2007). Kurang gizi merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatnya kesadaran,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada. gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang berdenyut dan

BAB I PENDAHULUAN. mampu berperan secara optimal dalam pembangunan. Karena peranan

Noviyanti 1, Sastri Nufaisa 2 ABSTRAK. Kata Kunci : Efektifitas, Pijat Bayi Kepustakaan : 20 ( )

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya asupan zat gizi yang akan menyebabkan gizi buruk, kurang energi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI SITUASI GIZI. di Indonesia. 25 Januari - Hari Gizi dan Makanan Sedunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :

EFEKTIVITAS DAN KENYAMANAN TRANCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS) DALAM MENGURANGI NYERI KRONIK MUSKULOSKELETAL PADA USIA LANJUT

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup dan kebiasan makan remaja mempengaruhui baik asupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang berusia antara satu sampai lima tahun. Masa periode di usia ini, balita

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Masalah gizi di Indonesia dan di Negara berkembang pada

BAB I PENDAHULUAN. semakin baik. Status gizi anak balita akan berkaitan erat dengan kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan syarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. medis maupun pelayanan kesehatan saja (Supariasa dkk, 2012). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008).

BAB I. antara asupan (intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan. pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Hasil Riset Kesehatan Dasar pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Sarapan Pagi

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DENGAN MODALITAS MICROWAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KADARZI DENGAN ASUPAN ENERGI DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA JAGAN KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Deri, 2008) dari Warwick medical school, Institute of Education dan

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA CEREBRAL PALSY SPASTIC QUADRIPLEGI DENGAN METODE NEURO DEVELOPMENTAL TREATMENT (NDT) DI YPAC SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang kesehatan adalah upaya yang. dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB I PENDAHULUAN. fisik yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan yang prima, serta

BAB I PENDAHULUAN. keemasan, yang memiliki masa tumbuh kembangnya berbagai organ tubuh. Bila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan, menurunnya produktifitas kerja dan

MENGENAL PARAMETER PENILAIAN PERTUMBUHAN FISIK PADA ANAK Oleh: dr. Kartika Ratna Pertiwi, M. Biomed. Sc

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah dengan usia 6-14 tahun saat sedang duduk di bangku SD

Batasan Ilmu gizi : pengetahuan yang mempelajari hubungan makanan dengan kesehatan tubuh

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

energi yang dibutuhkan dan yang dilepaskan dari makanan harus seimbang Satuan energi :kilokalori yaitu sejumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. masa ini terjadi pertahapan perubahan yang sangat cepat. Status kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pertumbuhan manusia merupakan proses dimana manusia. meningkatkan ukuran dan perkembangan kedewasaan dan

Transkripsi:

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATKAN BERAT BADAN PADA BALITA GIZI KURANG USIA 12-24 BULAN DI PUSKESMAS IMOGIRI II KABUPATEN BANTUL SKRIPSI DISUSUN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA SAINS TERAPAN FISIOTERAPI Diajukan oleh: IMAM SANTOSO NIM :J 110080206 PROGRAM STUDI DIPLOMA IV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

1 BAB I PENDAHULUAN Menurut UU Kesehatan no 23 tahun 1992 pembangunan kesehatan merupakan salah satu dari upaya pembangunan nasional yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemajuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Bangsa Indonesia dalam hal ini pemerintah Indonesia merumuskan visi dan misi Pembangunan Kesehatan yaitu Indonesia Sehat 2010, yang mana menggambarkan bahwa pada tahun 2010 bangsa Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata sehingga memiliki derajat kesehatan yang setinggi tingginya (Riasmini, 2006). Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan dan pemeliharaan yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Fisioterapi merupakan salah satu tenaga kesehatan yang ikut berperan dalam proses pembangunan di bidang kesehatan. Yang mana pelayanannya ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi (KepMenKes No.1363, 2001, dikutip oleh Majalah Fisioterapi Indonesia, 2006). 1

2 Salah satu permasalahan kesehatan yang dijumpai di masyarakat dewasa ini adalah gizi kurang. Keadaan gizi dapat dipengaruhi oleh keadaan fisiologis dan juga oleh keadaan ekonomi, sosial, politik dan budaya. Pada saat ini, selain dampak dari krisis ekonomi yang masih terasa, juga keadaan dampak bencana nasional mempengaruhi status kesehatan pada umumnya dan status gizi khususnya. Keadaan gizi meliputi proses penyediaan dan penggunaan gizi untuk pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan dan aktifitas. Kurang gizi dapat terjadi dari beberapa akibat, yaitu ketidakseimbangan asupan zat-zat gizi, faktor penyakit pencernaan, absorbsi dan penyakit infeksi (Anonim, 2002). Pada Kartu Menuju Sehat (KMS) dapat dilihat adanya kurva mendatar atau menurun di bawah garis titik-titik yang menandakan berat badan balita tidak sesuai dengan umurnya. Untuk itu balita gizi kurang perlu mendapatkan penaganan yang tepat agar berat badannya kembali normal sesuai dengan umurnya dan tidak menjadi lebih berat menjadi gizi buruk seperti marasmus dan kwashiorkor atau kedua-duanya yakni marasmic kwashiorkor. A. Latar Belakang Masalah Gizi kurang merupakan salah satu masalah gizi utama balita di Indonesia. Penyakit ini paling banyak menyerang anak balita terutama di negara-negara berkembang. Gejala kurang gizi ringan relatife tidak jelas, hanya terlihat bahwa berat badan anak tersebut lebih rendah dibanding anak seusianya. Rata-rata berat badannya hanya berkisar 60-80% dari berat ideal. Adapun ciri-ciri klinis yang biasa menyertainya antara lain; kenaikan berat badan berkurang, terhenti atau bahkan menurun, ukuran lingkar lengan atas menurun, maturasi tulang terlambat,

3 rasio berat terhadap tinggi normal atau cenderung menurun, tebal lipat kulit normal atau semakin berkurang (Budhipramono, 2007). Masalah gizi yang utama di Indonesia adalah kekurangan energi protein. Kurang kalori protein merupakan masalah yang terpenting bukan saja karena luasnya jangkauan penyebaran, tetapi juga karena sangat berat implikasinya bagi pertahanan nasional dan pembangunan generasi mendatang. Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Keadaan gizi dikatakan baik bila terdapat keseimbangan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat keadaan gizi optimal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi (Budhiyanto, 2002). Pertumbuhan fisik sering dijadikan indikator untuk mengukur status gizi baik individu maupun populasi. Anak-anak yang menderita gizi kurang berpenampilan lebih pendek dengan berat badan lebih rendah dibandingkan rekanrekannya sebaya yang sehat dan bergizi baik. Laju pertambahan berat badan akan lebih banyak terpengaruh pada kondisi kurang gizi dibandingkan tinggi badan. Oleh karena itu penurunan berat badan ini yang paling sering digunakan untuk menapis anak-anak yang mengalami gizi kurang (Khomsan, 2003). Di Daerah Istimewa Yogyakarta, dari 200.000-an balita, lebih kurang 2000 anak atau 1,03% mengalami gizi buruk, selain itu lebih kurang 20.000-an anak atau sekitar 10,90% mengalami gizi kurang. Kondisi ini cukup memprihatinkan mengingat angka gizi buruk nasional sebesar 8,1%. Menurut Kepala Dinas Kesehatan DIY dr.bondan Agus Suryanto,yang paling banyak jumlah balita gizi buruk adalah Jogja 1,56%, disusul Gunung Kidul,38%, Kulonprogo 1,24%,

4 Bantul 1,01% dan yang paling sedikit Kabupaten Sleman yakni 0,54% (Suryanto,2008; dikutip bernas, 2008). Wilayah kerja Puskesmas Imogiri II Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul mencakup empat desa yakni desa Sriharjo dengan jumlah penduduk 9.816 jiwa, jumlah balita 565 anak dengan balita gizi kurang sebanyak 65 anak dan balita gizi buruk sebanyak 3 anak. Kemudian desa Selopamiro dengan jumlah penduduk 13.912 jiwa, jumlah balita 887 anak dengan balita gizi kurang sebanyak 113 anak dan gizi buruk 3 anak. Desa Kebon Agung dengan jumlah penduduk 3.370, jumlah balita 254 dengan balita gizi kurang sebanyak 15 anak dan gizi buruk 0. Sedang desa Karang Tengah dengan jumlah penduduk 5.069, jumlah balita 323 dengan balita gizi kurang sebanyak 39 anak dan gizi buruk 0. Jadi jumlah balita secara keseluruhan sebanyak 2.029 dengan balita gizi kurang sebanyak 232 dan gizi buruk sebanyak 6 anak (Profil Puskesmas Imogiri II, 2009). Dari pantauan selama dua bulan terakhir, yakni bulan Juni dan Juli 2009 balita gizi kurang dan gizi buruk yang diambil sampelnya, berat badannya belum menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan bahkan berat badannya tidak naik, walaupun sudah mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Dampak selanjutnya dari gizi buruk pada anak balita adalah terjadinya gangguan pertumbuhan anak tersebut. Gangguan ini akan menjadi serius bila tidak ditangani secara intensif. Untuk pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal diperlukan berbagai faktor, yaitu kebutuhan fisik diantaranya adalah gizi, perawatan kesehatan dasar, pemukiman yang layak, kebersihan perorangan dan lingkungan,

5 sandang, kesegaran jasmani dan lain-lain. Kebutuhan emosi dan kasih saying juga sangat diperlukan. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita karena pada masa ini pertumbuhan dasar sangat dipengaruhi oleh lingkungan baik fisik maupun sosial budaya yang akan mempengaruhi dan menentukan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya (Suharyono, 1995). Pijat adalah suatu sentuhan yang diberikan pada jaringan lunak yang memberi banyak manfaat baik bagi anak maupun orang tua. Pijat pada anak berfungsi untuk membantu relaksasi baik lokal maupun general. Daerah yang dipijat secara refleks akan terjadi dilatasi pembuluh darah, dimana sirkulasi darah akan meningkat. Sentuhan pada kulit akan merangsang peredaran darah dan akan menambah energi gelombang oksigen yang lebih baik. Rasa nyaman akibat pijat akan meningkatkan kualitas tidur. Pada saat tidur sekitar 80% terjadi pertumbuhan otak dan fisik. Pada saat itu otak akan memproduksi hormon pertumbuhan. Pijat merangsang hormon tiroid yang berfungsi pada metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Meningkatnya tonus n.vagus membuat kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin naik sehingga penyerapan terhadap sari makanan menjadi lebih baik. Pijat juga dapat memacu kerja sistem limfoid yang merangsang sistem kekebalan tubuh, membuat daya tahan tubuh semakin bertambah. Dari serangkaian proses yang dialami oleh tubuh yang merupakan efek dari pijat, maka pijat dapat memacu pertumbuhan fisik anak dengan bertambahnya komponen komposisi tubuh seperti tulang, otot, cairan serta organ-organ tubuh lainnya. Dengan demikian maka berat badan akan mengalami peningkatan (Irfan, 2008).

6 B. Identifikasi Masalah Pada bayi akan mengalami beberapa tahapan tumbuh kembang yang berlangsung terus sampai usia dewasa dan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, faktor heredokonstitusional; tergantung ras, genetik, jenis kelamin dan kelainan bawaan, faktor hormonal; insulin, tiroid, hormone sex dan steroid, faktor lingkungan selama dan sesudah lahir; gizi, trauma, sosio-ekonomi, iklim, aktifitas fisik, penyakit, perawatan kesehatan dasar, pemukiman yang layak, kebutuhan emosi dan kasih sayang dan lain-lain (Surviana, 2004). Balita atau bawah lima tahun adalah semua anak termasuk bayi yang baru lahir, yang berusia 0 sampai menjelang tepat 5 tahun (4 tahun, 11 bulan, 29 hari) yang pada umumnya ditulis dengan notasi 0-4 tahun (Statistik Nasional, 2010). Masa balita merupakan usia penting dalam tumbuh kembang anak secara fisik. Pada usia tersebut, pertumbuhan seorang anak sangatlah pesat sehingga memerlukan asupan zat gizi yang sesuai dengan kebutuhannya. Gizi kurang merupakan salah suatu istilah dari penyakit malnutrisi, yaitu penyakit yang disebabkan kekurangan energi dan protein ringan (Budhipramono, 2007). Pada balita gizi kurang yang sering menampakkan permasalahan adalah berat badan yang tidak sesuai dengan usia yang hanya berkisar antara 60-80% dari berat ideal. Berat badan akan terhenti atau bahkan turun. Pijat bayi adalah suatu sentuhan ringan yang diberikan pada jaringan lunak yang memberi banyak manfaat pada tumbuh kembang anak (Irfan, 2008). Pijat pada anak berfungsi untuk membantu relaksasi lokal maupun general.

7 Bayi dengan berat lahir rendah adalah salah satu hasil dari ibu hamil yang menderita kurang energi kronis dan akan mempunyai status gizi buruk. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius terhadap kualitas generasi mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan perkembangan mental anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan (IQ). Setiap anak yang berstatus gizi buruk mempunyai resiko kehilangan IQ 10-13 poin (Anonim, 2002). C. Batasan Masalah Batasan masalah yang peneliti ambil adalah balita gizi kurang usia 12-24 bulan. Ini dikarenakan pada usia tersebut penambahan berat badan berkembang sangat pesat. Penambahan berat badan rata-rata 0.5-1.0 kg per bulan selama 6 bulan pertama, 0.3-0.5 kg per bulan dalam 6 bulan ke dua dan 0.2 kg per bulan pada usia 12-24 bulan (Ismael,1994). Selain itu, sewaktu lahir berat otak anak sekitar 27% berat otak orang dewasa. Pada usia 2 tahun, berat otak anak sudah mencapai 90% dari berat otak orang dewasa (sekitar 1200 gram). Hal ini menunjukkan bahwa pada usia ini, masa perkembangan otak sangat pesat. Pertumbuhan ini memberikan implikasi terhadap kecerdasan anak. Pada usia 12-24 bulan, anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Anak mengembangkan rasa keingintahuannya melalui beberapa hal seperti meniru orang tua (17 bulan), belajar melalui pengamatan/ mengamati (13 bulan), belajar konsentrasi (14 bulan), mengenal anggota badan (15 bulan), memahami bentuk, kedalaman, ruang dan waktu (18-24 bulan), mulai mampu berimajinasi (18 bulan), mulai mampu berpikir antisipatif (21-23 bulan),

8 memahami kalimat yang terdiri dari beberapa kata (12-17 bulan), cepat menangkap kata-kata baru (18-23 bulan (Latifah, 2009). D. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dikemukakan peneliti adalah: Apakah ada manfaat pemeberian pijat bayi untuk meningkatan berat badan pada balita gizi kurang? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian : untuk mengetahui manfaat pijat bayi terhadap peningkatan berat badan pada balita gizi kurang. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat dalam pelayanan, agar masyarakat tahu dan mengerti tumbuh kembang yang normal pada balita serta manfaat pijat bayi, selain itu agar tenaga fisioterapi juga mulai dilirik atau digunakan di pelayananpelayanan tingkat puskesmas di seluruh wilayah Indonesia. 2. Manfaat dari penelitian ini juga mendapatkan pengetahuan dan tehnik yang berharga guna mendapatkan berat badan yang ideal pada balita sesuai dengan umurnya. 3. Manfaat bagi peneliti sendiri adalah sebagai sarana pengembangan pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan pelayanan pada masyarakat.

9 G. Penelitian Terdahulu Beberapa hasil laporan penelitian para pakar mengenai manfaat pijat bayi diantaranya; penelitian yang dilakukan oleh Field & Scafidi (1986 & 1990) menunjukkan bahwa pada 20 bayi prematur (berat badan 1.280 dan 1.176 gram), yang dipijat 3x15 menit selama 10 hari, mengalami kenaikan berat badan per hari 20%-47% lebih banyak dari yang tidak dipijat. Penelitian pada bayi cukup bulan yang berusia 1-3 bulan, yang dipijat 15 menit, 2 kali seminggu selama 6 minggu didapatkan kenaikan berat badan yang lebih dari kontrol. Field dan Schanberg (1986) menunjukkan bahwa pada bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus yang akan menyebabkan peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin. Dengan demikian penyerapan makanan akan menjadi lebih baik. Itu sebabnya mengapa berat badan bayi yang dipijat meningkat lebih banyak dari pada yang tidak dipijat.