TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. di Indonesia karena merupakan bahan baku untuk industri pangan maupun

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA. Oleh. Fetrie Bestiarini Effendi A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan pembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Agronomi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

III KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA. dipahami bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasi berbagai input atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Umum Nanas

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2. TINJAUAN PUSTAKA. Keterangan : KV = risiko produksi padi σ y. = standar deviasi = rata rata produksi

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Ekologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang

II.TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis). Menurut sejarahnya, tanaman

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

Staf Pengajar Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

III. KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara morfologi tanaman jagung manis merupakan tanaman berumah satu

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

. II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada penelitian terdahulu, para peneliti telah melakukan berbagai

III. KERANGKA PEMIKIRAN. konsep efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi, serta konsep penerimaan,

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

BAB IV METODE PENELITIAN. (Completely Randomized Block Design) dengan dua faktor yang disusun secara

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sharma (2002) dalam taksonomi tumbuhan, tanaman jagung. Sistem perakaran tanaman jagung mempunyai perakaran yang tersebar

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung di Indonesia (Zea mays L.) merupakan komoditas tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 5 Khasiat Buah Khasiat Cabai Merah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIRAN. Asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff) berasal dari kawasan Asia yaitu

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dasar agronomy " penanaman"

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Manis. Tanaman jagung manis diklasifikasikan ke dalam Kingdom Plantae (Tumbuhan),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Gambar 1. Kurva Permintaan

TINJAUAN PUSTAKA. Teknik Budidaya Melon

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II. KERANGKA TEORITIS

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (1997), sistematika tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika (Tim Karya Tani Mandiri, 2010). Tanaman jagung dikenal di Indonesia sejak 400 tahun yang lalu, didatangkan oleh orang Portugis dan Spanyol. Daerah sentra produsen jagung paling luas di Indonesia, antara lain adalah provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Lampung dan Jawa Barat. Areal pertanaman jagung sekarang sudah terdapat di seluruh provinsi di Indonesia (Rukmana, 2008). Menurut Purwono dan Hartono (2011) secara umum klasifikasi dan sistematika tanaman jagung sebagai berikut : Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus : Plantae (tumbuh-tumbuhan) : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) : Angiospermae (berbiji tertutup) : Monocotyledone (berkeping satu) : Graminae (rumput-rumputan) : Graminaceae : Zea Spesies : Zea mays L.

Tanaman jagung termasuk jenis tanaman semusim (annual). Susunan tubuh (morfologi) tanaman jagung terdiri atas akar, batang, daun, bunga, dan buah. Perakaran tanaman jagung terdiri atas empat macam akar, yaitu akar utama, akar cabang, akar lateral, dan akar rambut (Rukmana, 2008). Batang jagung tidak bercabang, berbentuk silinder, dan terdiri dari beberapa ruas dan buku ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas yang akan berkembang menjadi tongkol. Tinggi batang jagung tergantung varietas dan tempat penanaman, umumnya berkisar 60-300cm (Purwono dan Hartono, 2011). Struktur daun jagung terdiri atas tiga bagian, yaitu kelopak daun, lidah daun, dan helaian daun. Jumlah daun tiap tanaman pohon bervariasi antara 8-48 helai. Ukuran daun berbeda-beda, yaitu panjang antara 30cm-150cm dan lebar mencapai 15cm (Rukmana, 2008). Bunga jagung juga termasuk bunga tidak sempurna karena bunga jantan dan betina berada pada bunga yang berbeda. Bunga jantan terdapat di ujung batang. Adapun bunga betina terdapat di ketiak daun ke-6 dan ke-8 dari bunga jantan (Purwono dan Hartono, 2011). Biji jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun pembungkus. Pada umumnya, biji jagung tersusun dalam barisan yang melekat secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8-20 baris biji. Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama, yaitu kulit biji, endosperm, dan embrio (Rukmana, 2008). Tanah berdebu dan kaya hara dan humus cocok untuk tanaman jagung. Tanaman jagung toleran terhadap reaksi keasaman tanah pada kisaran ph 5,5-7,0. Tingkat

keasaman tanah yang paling baik untuk tanaman jagung adalah ph 6,8 (Rukmana, 2008). Daerah yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung yaitu daerah beriklim sedang hingga beriklim subtropis/tropis basah. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 50 LU-40 LS. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200mm/ bulan selama masa perumbuhan. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung untuk pertumbuhan terbaiknya antara 27-32 C. Pada Proses perkecambahan benih, jagung memerlukan suhu sekitar 30 C (Purwono dan Hartono, 2011). Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1.000-1800mdpl. Daerah dengan ketinggian antara 0-600mdpl merupakan ketinggian yang optimum bagi pertumbuhan tanaman jagung (Tim Karya Tani Mandiri, 2010). Salah satu cara untuk mengatasi rendahnya produktivitas jagung yaitu dengan perbaikan varietas. Varietas jagung yang unggul dapat berupa varietas hibrida. Penggunaan benih jagung hibrida biasanya akan menghasilkan produksi yang lebih tinggi, tetapi mempunyai beberapa kelemahan antara lain harga benih yang mahal, hanya dapat digunakan maksimal dua kali turunan, dan tersedia dalam jumlah terbatas. Beberapa varietas unggul yang dapat dipilih adalah Hibrida C-1, Hibrida C-2, Hibrida Pioner 1, Hibrida Pioner 2, Hibrida IPB 4, Hibrida CPI-1, Kalingga, Wiyasa, Arjuna, Bastar Kuning, Kania Putih, Metro, Harapan, Bima, Permadi, Bogor Composite, Parikesit, Sadewa, Nakula, Hibrida CPI-2, Hibrida BISI-2, P-5, C-3 dan Semar 2 (Purwono dan Hartono, 2011).

Manfaat penggunaan benih unggul jagung bersertifikat adalah menghemat jumlah pemakaian benih persatuan luas areal, pertumbuhan tanaman relatif seragam, tingkat kemasukan merata sehingga dapat mengurangi besarnya kehilangan atau susut hasil, menjamin peningkatan hasil secara optimal, dan meningkatkan pendapatan usahatani (Rukmana, 2008). Agar hasil panen maksimal, diperlukan teknik pengolahan lahan sebelum ditanami. Pengolahan lahan diawali dengan pembersihan lahan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya, kegiatan dilanjutkan dengan persiapan lahan yang diantaranya pembajakan agar diperoleh tanah yang gembur, untuk tanah yang keras perlu dibajak sedalam 30cm sedangkan tanah yang lunak cukup 15-20cm. Setelah diolah, setiap 3 meter dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran sekitar 25-30cm dengan kedalaman 30cm. Pada lahan dengan ph kurang dari 5, harus diberi kapur, jumlah kapur yang diberikan berkisar antara 1-3 ton per-hektar (Purwono dan Hartono, 2011). Waktu yang paling tepat untuk menanam jagung adalah pada awal musim hujan September-November dan pada awal kemarau Februari-April. Jarak tanam bergantung pada varietas. Varietas berumur lama ditanam dengan jarak 100 x 40cm sehingga populasi mencapai 50.000 tanam per ha. Kondisi iklim mempengaruhi pola tanam, lahan kering beriklim basah, tumpang sari adalah pilihan terbaik. Agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, cara tanam jagung mempertimbangkan beberapa hal seperti, kedalaman penempatan benih berkisar 2,5-5cm, bergantung pada kondisi tanah, populasi tanam antara 20.000-200.000 tanaman/ha, cara tanam adalah dengan alur-alur yang dibuat

teratur atau jarak tanam yang teratur dalam alur sehingga memungkinkan penyiangan mekanis dua arah (Tim Karya Tani Mandii, 2010). Pemeliharaan tanaman jagung di lapangan meliputi kegiatan pokok seperti, penyulaman dilakukan satu minggu setelah tanam dengan cara mengganti benih yang tidak tumbuh atau tumbuh abnormal. Selain penyulaman ada pengairan yang biasanya dilakukan 1-2 kali seminggu atau tergantung pada keadaan air tanah. Penjarangan tanaman dengan mencabut tanaman yang tumbuh kurang baik, untuk disisakan 1-2 tanaman paling baik perlubang tanam, waktu penjarangan dilakukan 2-3 minggu setelah tanam atau bersama-sama saat penyiangan. Penyiangan dilakukan pada tanaman jagung yang berumur ± 15 hari setelah tanaman atau pertumbuhan tanaman mencapai setinggi lutut (Rukmana, 2008). Selama pertumbuhan, tanaman jagung membutuhkan ketersediaan unsur hara yang memadai. Untuk memenuhinya dilakukan pemupukan, jenis dan dosis pupuk harus mengacu pada hasil analisis tanah ataupun tanaman di labratorium (Rukmana, 2008). Banyak macam hama yang dapat menggagalkan panen jagung. Bagian-bagian tanaman yang sering diserang pun sangat bervariasi. Ada hama yang menyukai daun yang masih muda, pucuk daun, pangkal batang, dan akar tanaman. Hampir semua bagian tanaman jagung dapat menjadi sasaran serangan hama. Jadi, mencegah ataupun memberantasnya merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam membudidayakan tanaman jagung (Tim Karya Tani Mandiri, 2010). Hasil panen jagung tidak semua berupa jagung tua/matang fisiologis, tergantung dari tujuan panen. Seperti pada tanaman padi, tingkat kemasakan buah jagung

juga dapat dibedakan dalam empat tingkat : masak susu, masak lunak, masak tua, dan masak kering/masak mati. Ciri jagung yang siap di panen adalah : umur panen adalah 86-96 hari setelah tanam, jagung siap dipanen dengan tongkol atau kelobot mulai mengering yang ditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga, biji kering, keras, dan mengkilat, apabila ditekan tidak membekas (Tim Karya Tani Mandiri, 2011). Landasan Teori Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya, dan dikatakan efesian bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan (input) (Soekartawi, 2003). Produksi dapat didefinisikan sebagai hasil dari suatu proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan (input). Dengan demikian, kegiatan produksi tersebut adalah mengkombinasikan berbagai masukan untuk menghasilkan keluaran (Anonimus, 2010). Model yang sering digunakan dalam fungsi produksi, terutama fungsi produksi klasik adalah the law of deminishing return. Model ini menjelaskan hubungan fungsional yang mengikuti hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang. Bila input dari salah satu sumber daya dinaikkan dengan tambahan yang sama per unit waktu, sedangkan input dari sumber daya yang lain dipertahankan agar tetap

konstan, produk akan meningkat di atas suatu titik tertentu, tetapi peningkatan output tersebut cenderung mengecil. Hal ini dapat di lihat dari gambar berikut: Y (Produksi) Max I II III Increasing Rasional Decrasing TP MP Gambar1. Kurva Law Diminishing Return AP X (Input Produksi) Berdasarkan gambar di atas dapat ditemukan tahapan (stages) produksi, I, II dan III. Tahap I merupakan tahapan yg tidak rasional, karena setiap penambahan input menaikan produksi lebih besar dari penambahan input itu sendiri yang masih memungkinkan peningkatan total produksi dengan menaikan variabel input. Tahap ini berada di antara titik 0 sampai perpotongan antara marginal product dengan average product yang sering di sebut tahap increasing. Tahap II menunjukan penambahan input meningkatkan total produksi. Tahap ini berada dari titik MP = AP sampai pada maksimum total product. Pada tahap ini akan dicapai keuntungan maksimum, daerah ini disebut daerah yang paling rasional. Tahap III merupakan tahapan dimana penambahan variabel input justru menurunkan total produksi. Tahap ini dimulai dari total product yang menurun dan marginal product yang negative (Bilas, 1994).

Secara produktivitas dapat dinyatakan sebagai rasio antara keluaran terhadap sumber daya yang dipakai. Bila dalam rasio tersebut masukan yang dipakai untuk menghasilkan keluaran dihitung seluruhnya, disebut sebagai produktivitas total, tetapi bila yang dihitung sebagai masukan hanya faktor tertentu saja disebut sebagai produktivitas parsial yang dapat dituliskan dalam bentuk tabulasi sederhana yaitu : Produktivitas = Jumlah Produksi (ton) Luas lahan (ha) (Hernanto, 1996). Produksi hasil komoditas pertanian sering disebut korbanan produksi karena faktor produksi tersebut dikorbankan untuk mengasilkan komoditas pertanian, untuk menghasilkan suatu produk diperlukan hubungan antara faktor produksi dan komoditas, hubungan antara input dan output disebut dengan factor relationship (FR). Secara Sistematik dapat ditulis dengan analisis fungsi Coob-Douglas. Fungsi Coob-Douglas adalah salah satu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel (variabel bebas dan variabel tidak bebas) misalnya faktor produksi antara lain, luas lahan (x 1 ), bibit (x 2 ), jumlah pupuk (x 3 ), obat-obatan (x 4 ), tenaga kerja(x 5 ), secara matematis, pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut : Y = β 0.. X β1 1. X β2 β3 2. X 3. X β4 β5 4. X 5 Untuk menaksir parameter-parameter yang harus ditranformasikan dalam bentuk logaritma natural (ln) sehingga merupakan bentuk linier berganda (multiple

linear) yang kemudian dianalisis dengan metode kuadrat kecil (ordinnary least square) dengan bentuk matematis : Y = Lnβ 0 + X 1 Lnβ 1 + X 2 Lnβ 2 + X 3 Lnβ 3 + X 4 Lnβ 4 + X 5 Lnβ 5 + e Dimana : Y β 0 β 1 β 5 X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 = Produksi = Konstanta = Koefisien regresi terhadap X = Lahan Pertanian = Pupuk = Obat-Obatan = Bibit = Tenaga Kerja Berdasarkan persamaan maka dapat dilihat bahwa besar kecilnya produksi sangat tergantung dari peranan X 1 sampai dengan X 5 dan faktor-faktor lain yang tidak ada dalam persamaan (Daniel, 2002). Fungsi Biaya banyak digunakan dalam mengukur apakah varietas baru yang terbukti telah mampu meningkatkan produksi, juga disebabkan oleh biaya produksi yanng tinggi atau tidak. Jadi problemnya terletak pada bagaimana biaya kecil, produksi tetap diperoleh dalam jumlah yang tinggi (Soekartawi, 2003). Biaya usahatani dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap umumnya diartikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun output yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya tidak tetap merupakan biaya yang besar-

kecilnya dipengaruhi oleh produksi komoditas pertanian yang diperoleh, untuk menghitung total biaya dapat dirumuskan sebagai berikut: TC = FC + VC Keterangan : TC = Total Cost FC = Fixed Cost VC = Varible Cost (Rohim dan Hastuti,2007). Analisis pendapatan terhadap usahatani penting dalam kaitannya dengan tujuan yang hendak akan dicapai oleh setiap usahatani dengan berbagai pertimbangan dan motivasinya. Analisis pendapatan pada dasarnya memerlukan dua keterangan pokok yaitu : (a) Keadaan Penerimaan dan (b) keadaan pengeluaran (biaya produksi) selama jangka waktu tertentu (Hernanto, 1996). Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya (pengeluaran). Dimana pernyataan tersebut dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut : Y = TR TC Keterangan : Y = Income TR = Total Revenue TC = Total Cost (Soekartawi, 2003).

Fungsi Pendapatan Regresi Linier Berganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara input dan output serta mengukur pengaruh dari berbagai perubahan harga dari input terhadap produksi. Fungsi Keuntungan Regresi Linier Berganda merupakan cara yang banyak peminatnya karena dianggap bahwa petani atau pengusaha mempunyai sifat memaksimumkan keuntungan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Secara matematis Fungsi Pendapatan Regresi Linier berganda dapat dituliskan sebagai berikut Y = β 0 + X 1 β 1 + X 2 β 2 + X 3 β 3 + X 4 β 4 + X 5 β 5 + e Dimana : Y β 0 β 1 β 5 X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 = Pendapatan = Konstanta = Koefisien regresi terhadap X = Biaya Lahan Pertanian = Biaya Pupuk = Biaya Obat-Obatan = Biaya Bibit = Biaya Tenaga Kerja (Rahim dan Hastuti, 2007). Harga pasar ditentukan oleh jumlah barang yang ditawarkan dengan jumlah barang yang diminta, jika hal ini berjumlah sama maka terjadi keseimbangan. Perubahan harga dan kwantitas keseimbangan sangat bergantung pada perubahan permintaan dan penawaran itu sendiri. Kenaikan permintaan yang disertai dengan penurunan penawaran yang tidak sebanding akan menyebabkan harga meningkat dan jumlah barang keseimbangan berkurang sedangkan kenaikan permintaan

disertai dengan kenaikan penawaran yang sebanding tidak akan menyebabkan perubahan harga, tetapi hanya akan menyebabkan perubahan jumlah barang. Kenaikan permintaan disertai dengan dengan penurunan penawaran yang sebanding, tidak akan menyebabkan perubahan kuantitas keseimbangan, tetapi hanya akan menyebabkan perubahan harga (Joesron dan Fathorrozii, 2002). Untuk menggambarkan perkembangan suatu kegiatan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan, jumlah tenaga kerja, penduduk, harga dll) dilakukan dengan analisa data berkala untuk memungkinkan mengetahui perkembanganya. Salah satu model yang digunakan untuk mengetahui perkembangan harga dengan menggunakan regresi Model Trend Linier (metode kuadrat kecil) dengan persamaan sebagai berikut : Dimana : Y = a + bx Y X a b = Data berkala (time series data) = Waktu (triwulan) = Konstanta = Koefisien (Supranto, 1990). Pemasaran pertanian adalah proses aliran komoditas yang disertai perpindahan hak milik dan penciptaan guna waktu, guna tempat, guna bentuk yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran dengan melaksanakan salah satu atau lebih fungsi-fungsi pemasaran (Sudiyono, 2001).

Pemasaran komoditas pertanian merupakan kegiatan atau proses pengaliran komoditas pertanian dari produsen sampai ke konsumen atau pedagang perantara berdasarkan pendekatan sistem pemasaran, kegunaan pemasaran, dan fungsifungsi pemasaran (Rahim dan Hastuti, 2007). Semakin panjang saluran pemasaran maka sistem pemasaran semakin tidak efisien. Tidak efisienya pemasaran akan berdampak buruk kepada petani karena berpengaruh terhadap pendapatan petani dimana harga yang diterima petani akan berbeda jauh dengan harga yang diberikan oleh konsumen. Harga yang diberikan konsumen semakin tinggi mengakibatkan permintaan semakin menurun. Harga dari petani juga menurun sehingga pendapatan petani menurun. Sistem tata niaga dianggap efisien apabila memenuhi dua syarat (1) mampu menyampaikan hasilhasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya semurah-murahnya (2) Mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen terakhir kepada semua pihak yang ikut serta dalam kegiatan produksi dan tata niaga barang-barang itu (Mubyarto, 1994). Penentuan efisiensi dapat juga dilihat dengan membandingkan antara besarnya keuntungan (profit) petani produsen dan seluruh middleman yang terlibat dengan seluruh ongkos tata niaga yang dikeluarkan oleh middleman dan biaya produksi serta ongkos pemasaran yang dikeluarkan oleh petani produsen. Metode ini di dekati dengan model : E = Jl+Jp Ot+Op

Keterangan : E = Efisiensi Jl = Jp = Keuntungan Lembaga Tata Niaga Keuntungan Produsen Ot = Ongkos Tata Niaga Op = Ongkos Produksi dan Pemasaran yang Dikeluarkan oleh Petani Produsen Dimana jika : E > 1 = efisien E <1 = tidak efisien (Sihombing, 2010). Besarnya biaya pemasaran berbeda satu sama lainnya tergantung pada hal berikut: 1. Macam komoditas yang dipasarkan 2. Lokasi atau daerah pemasaran 3. Macam dan peranan lembaga niaga. Secara teoritis dapat dikatakan bahwa semakin pendek rantai tata niaga maka biaya tata niaga semakin rendah, margin tata niaga semakin rendah, harga yang dibayarkan konsumen semakin rendah, harga yang diterima produsen semakin tinggi (Daniel, 2002). Kerangka Pemikiran Jagung termasuk komoditi terpenting di Sumatera Utara, jagung termasuk ke dalam kelompok pangan strategis yang permintaanya terus meningkat setiap tahunnya, walaupun produksi jagung di Sumatera Utara terus meningkat tapi tidak dapat mencukupi kebutuhan permintaan yang akhirnya memaksa pemerintah untuk mengimport jagung. Setelah mengimport maka harga jagung import lebih

murah dari pada jagung lokal yang mengakibatkan kerugian pada petani jagung lokal. Dari adanya usahatani jagung maka dihasilkan produksi jagung, produksi jagung di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu luas lahan, bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja. Hasil produksi jagung dijual kepada pedagang pengumpul. Harga penjualan dikali dengan hasil produksi disebut penerimaan petani. Penggunaan input produksi menimbulkan biaya, biaya-biaya inilah yang disebut dengan biaya produksi yang terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya produksi dipengaruhi oleh harga dari faktor produksi seperti biaya lahan, biaya obat-obatan, biaya pupuk, biaya tenaga kerja, dan biaya bibit. Pendapatan petani dihasilkan dari seluruh penerimaan dikurang biaya produksi. Saluran pemasaran merupakan aliran barang mulai dari produsen ke konsumen yang terjadi karena adanya lembaga pemasaran, perpindahan barang antar lembaga menimbulkan biaya oleh karena adanya biaya pemasaran maka timbulah perbedaan harga yang diterima oleh produsen dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen yang di sebut marjin pemasaran. Semakin pendek rantai pemasaran maka semakin efisien sistem pemasaran.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat digambarkan dengan skema kerangka pemikiran sebagai berikut : Usahatani Jagung Faktor-Faktor yang mempengaruhi : Luas Lahan Bibit Pupuk Obat-Obatan Alsintan Tenaga Kerja Hasil Produksi Harga Jual Saluran Pemasaran Harga Beli Penerimaan Biaya Pemasaran Biaya Produksi Margin Pemasaran Pendapatan Bersih Efisiensi Pemasaran Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Keterangan : : Menyatakan ada hubungan :Menyatakan ada pengaruh

Hipotesis Penelitian 1. Produktivitas jagung di daerah penelitian tergolong tinggi dan faktorfaktor yang berpengaruh nyata terhadap tingkat produksi jagung adalah tenaga kerja, bibit, pupuk dan obat-obatan. 2. Struktur biaya produksi usahatani jagung di daerah penelitian didominasi oleh komponen biaya saprodi tanaman (biaya pupuk, biaya bibit, biaya pestisida). 3. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap tingkat pendapatan usahatani jagung adalah biaya lahan, biaya bibit, biaya obat-obatan, dan biaya pupuk. 4. Harga jagung di daerah penelitian berfluktuasi dan cenderung meningkat 5. Pemasaran jagung di daerah penelitian tergolong efisien.