Perbandingan Hasil Peramalan dengan Metode Double Exponential Smoothing Holt dan Metode Jaringan Syaraf Tiruan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

Kenyo Puspito Rini 1), Ir. Usman Effendi, MS. 2), Dhita Morita Ikasari, STP, MP. 2)

Peramalan Migrasi Masuk Kota Surabaya Tahun 2015 dengan Metode Double Moving Average dan Double Exponential Smoothing Brown

Unnes Journal of Mathematics

APLIKASI PERAMALAN JUMLAH KELAHIRAN DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Perbandingan Analisis Trend dan Holt Double Eksponensial Smoothing dalam Meramalkan Angka Kematian Bayi di Jawa Timur

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. viii

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit

ESTIMASI PARAMETER MODEL HYBRIDIZING EXPONENTIAL SMOOTHING DAN NEURAL NETWORK PADA HASIL PENGUKURAN MEAN SEA LEVEL SATELIT ALTIMETRI JASON 2

ABSTRAK PERAMALAN KURS RUPIAH TERHADAP US DOLLAR MENGGUNAKAN METODE HIBRID

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

EFEKTIVITAS METODE BOX-JENKINS DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MERAMALKAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DISHUB KLATEN

PERAMALAN JUMLAH SISWA/I SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA MENGGUNAKAN ENAM METODE FORECASTING

BAB 2 LANDASAN TEORI

Peramalan Permintaan Susu Pasteurisasi Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan dan Time Series (Studi Kasus di Koperasi Susu SAE Pujon, Malang)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PREDIKSI JUMLAH PENERIMAAN SISWA SMK SWASTA TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PERINGATAN DINI PENCAPAIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN PROVINSI JAWA TIMUR

BAB 2 LANDASAN TEORI

Penentuan Error Dalam Peramalan Jumlah Korban Demam Berdarah Dengue Menggunakan Metode Neural Network (Kasus : Rumah Sakit Charitas Palembang)

KAJIAN TEORITIS HYBRIDIZING EXPONENTIAL SMOOTHING DAN NEURAL NETWORK UNTUK PERAMALAN DATA RUNTUN WAKTU

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PRODUK KECAP PADA PERUSAHAAN KECAP MANALAGI DENPASAR BALI.

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) A-31

BAB. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERAMALAN BEBAN PEMAKAIAN LISTRIK JAWA TENGAH DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang.

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 3 No.6 Tahun 2017 ISSN

BAB 2 LANDASAN TEORI. sama setiap hrinya. Pada bulan-bulan tertentu curah hujan sangat tinggi dan pada

PENERAPAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA PERAMALAN PRODUKSI TANAMAN PANGAN

oleh WAHYUNI PUTRANTO NIM. M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin bertambah ketatnya persaingan dalam bidang perdagangan. Setiap usaha

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 4, Oktober 2013 ISSN

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV METODE PENELITIAN

PERANCANGAN PARAMETER TERBAIK UNTUK PREDIKSI PRODUKSI BAN GT3 MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT PROPAGATION

ABSTRAK. Kata Kunci : Artificial Neural Network(ANN), Backpropagation(BP), Levenberg Marquardt (LM), harga emas, Mean Squared Error(MSE), prediksi.

Peramalan Jumlah Kunjungan Hemodialisis Dengan Metode Exponential Smoothing dan Arima

PENDAFTARAN MAHASISWA BARU PROGRAM PENDIDIKAN DASAR MENGGUNAKAN ALGORITMA NN BACKPROPAGATION DI UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA PROVINSI SULAWESI TENGAH

PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TUNGGAL DAN FUZZY TIME SERIES UNTUK MEMPREDIKSI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN

METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN MODEL NEURAL NETWORK BACKPROPAGATION UNTUK PREDIKSI HARGA AYAM

BAB II TINJAUAN TEORITIS

SISTEM PERAMALAN STOK OBAT MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN PENGGUNAAN WAKTU TELEPON DI PT TELKOMSEL Divre 3 SURABAYA

APLIKASI TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK FORECASTING JUMLAH PENDUDUK MISKIN

BAB 2 LANDASAN TEORI

PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK

PREDIKSI LUAS PANEN DAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN BANYUMAS MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vanissa Hapsari,2013

PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING GANDA UNTUK MEMPREDIKSI NILAI PENJUALAN BARANG BARANG ELEKTRONIK PADA TOKO MITRA ELEKTRONIK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

BAB III. METODOLOGI. kegiatan manusia membuat penelitian dengan domain teknik informatika

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini, data yang diperoleh dari 4 tahun terakhir pada toko

Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Hubungan Deret Waktu

Peramalan (Forecasting)

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE LOMBOK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: A-403

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES

PERENCANAAN PRODUKSI

METODE PEMULUSAN (SMOOTHING)

PENGGUNAAN METODE SMOOTHING EKSPONENSIAL DALAM MERAMAL PERGERAKAN INFLASI KOTA PALU

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION

Pemodelan Jaringan Syaraf Tiruan dengan Algoritma One Step Secant Backpropagation dalam Return Kurs Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA

SISTEM PERAMALAN PERSEDIAAN UNIT MOBIL MITSUBISHI PADA PT. SARDANA INDAH BERLIAN MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING

Membuat keputusan yang baik

Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model

PENENTUAN METODE PERAMALAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT KEBUTUHAN PERSEDIAAN PENGAMAN PADA PRODUK KARET REMAH SIR 20

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ELMAN DENGAN ALGORITME GRADIENT DESCENT ADAPTIVE LEARNING RATE

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

Transkripsi:

Perbandingan Hasil Peramalan dengan Metode Double Exponential Smoothing Holt dan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Oki Dwi Hartanti Departemen Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Jl. Mulyorejo Kampus C Unair Surabaya 60115 Alamat Korespondensi: Oki Dwi Hartanti Email: okidwihartanti@gmail.com ABSTRACT Forecasting is a method to predict future events using data and information of the past. Forecasting is a tool to help plan effective and efficient. This study aims to compare the method of double exponential smoothing Holt and artifi cial neural network method. This study includes a descriptive study using secondary data. The data used are monthly data amount Jember measles immunization coverage 2008 2013. Data obtained by a recapitulation of the measles immunization coverage in the East Java Provincial Health Offi ce. Data analysis was performed with the aid of a computer program that uses Zaitun Time Series. The results obtained from this study include the best model for double exponential smoothing Holt method uses the value of α = 0.1 and γ = 0.1. The best model for the method using a neural network architecture of 12-4-1. MSE values produced by the method of double exponential smoothing Holt 151376,63; while the artifi cial neural network method of 14010,27. Average percentage error produced by the method of double exponential smoothing Holt is 9.71% while the artificial neural network method, namely 0.36%. The conclusion of this study is the artifi cial neural network method is more appropriate to use in predicting the number of measles immunization coverage in Jember. The best method obtained can be used as input to program planning. Keywords: double exponential smoothing holt, artifi cial neural networks, measles immunization coverage, forecasting ABSTRAK Peramalan merupakan suatu metode untuk memprediksi kejadian di masa datang dengan menggunakan data dan informasi masa lalu. Peramalan merupakan alat untuk membantu perencanaan yang efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan metode peramalan double exponential smoothing Holt dan metode jaringan syaraf tiruan. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan menggunakan data sekunder. Data yang digunakan yaitu data bulanan jumlah cakupan imunisasi campak Kabupaten Jember tahun 2008 2013. Data diperoleh dengan cara melakukan rekapitulasi jumlah cakupan imunisasi campak di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Analisis data dilakukan dengan bantuan komputer yaitu menggunakan program statistik Zaitun Time Series. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini antara lain model terbaik untuk metode double exponential smoothing Holt menggunakan nilai α = dan γ =. Model terbaik untuk metode jaringan syaraf tiruan dengan menggunakan arsitektur 12-4-1. Nilai MSE yang dihasilkan oleh metode double exponential smoothing Holt sebesar 151376,63; sedangkan metode jaringan syaraf tiruan sebesar 14010,27. Rata-rata persentase eror yang dihasilkan oleh metode double exponential smoothing Holt yaitu 9,71% sedangkan metode jaringan syaraf tiruan yaitu 0,36%. Kesimpulan penelitian ini adalah metode jaringan syaraf tiruan lebih tepat digunakan dalam meramalkan jumlah cakupan imunisasi campak di Kabupaten Jember. Metode terbaik yang diperoleh dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk perencanaan program. Kata kunci: double exponential smoothing holt, jaringan syaraf tiruan, peramalan PENDAHULUAN Menurut Santoso (2009), peramalan merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi di masa depan, berbasis pada metode ilmiah (ilmu dan teknologi) serta dilakukan secara sistematis. Peramalan merupakan alat bantu dalam perencanaan yang efektif dan efisien, sehingga dapat menentukan kapan suatu peristiwa 143

Hartanti, dkk., Perbandingan Hasil Peramalan dengan Metode Double Exponential 144 terjadi dan dapat dilakukan pengambilan keputusan yang tepat. Peramalan diperlukan apabila terdapat selang waktu yang besar dan kejadian di masa mendatang dipengaruhi oleh faktor yang terkontrol. Terdapat berbagai metode yang dapat digunakan dalam peramalan. Metode peramalan antara lain metode konvensional seperti rata-rata bergerak, double exponential smoothing, ARIMA, dll hingga metode baru yang berdasarkan kecerdasan buatan seperti jaringan syaraf tiruan. Setiap metode peramalan akan menghasilkan hasil ramalan yang tepat apabila peramal mampu mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi pemilihan model peramalan. Faktor yang mempengaruhi pemilihan model peramalan adalah identifikasi dan pemahaman tentang pola historis dalam data dan horison waktu (Hanke dan Wichern, 2005). Metode peramalan yang baik adalah metode yang menghasilkan hasil akurat, tepat waktu dan dapat dimengerti. Sehingga ramalan tersebut menghasilkan ramalan yang lebih baik, bukan metode peramalan dengan proses matematis yang canggih atau metode mutakhir (Arsyad, 2009). Penelitian dengan menggunakan data masa lalu yang menunjukkan adanya pola trend dan non stasioner, akan tepat apabila menggunakan metode double exponential smoothing. Menurut Wei dalam Inayah (2010), kelebihan dari metode smoothing adalah menggunakan data yang relatif sedikit, parameter yang digunakan lebih sedikit. Double exponential smoothing terdiri dari dua metode yaitu metode Holt dan Brown. Kedua metode ini dapat digunakan pada data yang berpola trend, perbedaannya pada parameter pemulusan yang dipakai. Metode Holt menggunakan perhitungan persamaan dengan dua parameter (pemulusan dan trend), sedangkan Brown menggunakan satu parameter (pemulusan sekaligus trend). Penelitian oleh Awwaliyah (2013), tentang peramalan jumlah penderita kusta dengan menggunakan double exponential smoothing didapatkan hasil metode Holt lebih tepat daripada Brown karena nilai MSE yang dihasilkan lebih kecil. Berbeda dengan metode Holt, metode jaringan syaraf tiruan didasarkan pada kecerdasan buatan. Kelebihan dari jaringan syaraf tiruan yaitu dapat digunakan untuk memecahkan masalah peramalan dalam jangka waktu yang cukup panjang dan tingkat akurasi yang tinggi (Khashei dan Bijari, 2010). Jaringan syaraf tiruan memberikan hasil yang lebih baik apabila dibandingkan dengan metode peramalan konvensional dalam peramalan bulanan maupun kuartal waktu tertentu (Hill, dkk 1996). Penelitian oleh Puspitorini (2010), tentang peramalan permintaan minuman kesehatan dengan jaringan syaraf tiruan dan metode time series didapatkan hasil metode jaringan syaraf tiruan lebih tepat daripada metode time series karena menghasilkan nilai MSE lebih kecil. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi, eliminasi campak-pengendalian rubella (EC- PR) merupakan komitmen global yang wajib diikuti semua negara. Upaya imunisasi menjadi salah satu kegiatan prioritas untuk mendukung tercapainya eliminasi campak. Sehingga WHO menetapkan target cakupan imunisasi campak sebesar 90%, sedangkan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur menetapkan target sebesar 95%. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2013 Kabupaten Jember merupakan salah satu kabupaten yang memiliki cakupan imunisasi campak di bawah target. Menurut pengelola program imunisasi di Dinas Kesehatan Jawa Timur, Kabupaten Jember merupakan kabupaten yang memiliki validasi data paling baik se-jawa Timur. Sehingga data dari Kabupaten Jember dapat digunakan untuk penelitian ini karena memiliki kualitas data yang baik. Oleh karena itu peneliti ingin membandingkan hasil ramalan metode double exponential smoothing Holt dan metode jaringan syaraf tiruan dalam meramalkan jumlah cakupan imunisasi campak di Kabupaten Jember. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan menggunakan data sekunder. Data sekunder diperoleh dengan cara mencatat rekapitulasi di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Data yang digunakan yaitu data bulanan jumlah cakupan imunisasi campak di Kabupaten Jember tahun 2008 2013.

145 Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol. 3, No. 2 Desember 2014: 143 150 Populasi pada penelitian ini yaitu jumlah semua bayi berusia kurang dari 1 tahun yang menerima imunisasi campak di Kabupaten Jember tahun 2008 2013. Variabel dalam penelitian ini yaitu jumlah cakupan bulanan imunisasi campak dan waktu per bulan mulai tahun 2008 hingga 2013. Sehingga total data yang didapatkan yaitu 72 periode/titik pengamatan. Data yang digunakan dianalisis dengan dua metode peramalan. Metode yang digunakan yaitu double exponential smoothing Holt dan metode jaringan syaraf tiruan. Analisis dilakukan dengan menggunakan program statistik Zaitun Time Series. HASIL Kabupaten Jember merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang memiliki cakupan imunisasi campak di bawah target. Jumlah cakupan imunisasi campak Kabupaten Jember pada tahun 2013 mengalami penurunan. Penurunan jumlah cakupan imunisasi campak sebesar 10.000 bayi atau 10% dari tahun 2012. Berdasarkan laporan imunisasi bulanan Provinsi Jawa Timur, banyaknya bayi yang mendapatkan imunisasi campak di Kabupaten Jember ditunjukkan tabel 1. Metode Double Exponential Smoothing Holt Metode double exponential smoothing Holt menggunakan dua parameter dalam pemulusannya. Metode ini memuluskan nilai trend dan deret yang asli menggunakan parameter yang berbeda. Peramalan dengan metode ini menggunakan konstanta α dan γ (dengan nilai antara 0 dan 1). Tabel 1. Tahun Jumlah Cakupan Kumulatif Imunisasi Campak di Kabupaten Jember Jumlah Cakupan Imunisasi Campak Persentase Cakupan Imunisasi Campak (%) 2008 39.879 96,10 2009 39.909 95,96 2010 41.463 101,65 2011 40.422 99,10 2012 42.797 104,92 2013 32.495 90,39 Sumber: Laporan bulanan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (www.dinkesjatim.go.id/imunisasi dan imunisasi. dinkes.jatimprov.go.id) Langkah awal yaitu dengan membuat plot/pola data untuk mengidentifikasi adanya unsur trend pada data jumlah cakupan imunisasi campak di Kabupaten Jember. Hasil plot/pola data dapat dilihat pada gambar 1. Langkah ini penting dalam memilih metode peramalan yang tepat. Gambar 1 menunjukkan bahwa pola data jumlah cakupan imunisasi campak di Kabupaten Jember memiliki trend atau non stasioner. Pola trend terlihat dari tahun 2008 2010 mengalami kenaikan dan pada tahun 2012 2013 mengalami penurunan. Sehingga peramalan dengan metode double exponential smoothing Holt dapat diterapkan. Selanjutnya menentukan parameter pemulusan yang digunakan untuk ramalan. Hasil Gambar 1. Pola/Plot Data Tahunan Cakupan Imunisasi Campak Kabupaten Jember

Hartanti, dkk., Perbandingan Hasil Peramalan dengan Metode Double Exponential 146 Tabel 2. Perbandingan Nilai Parameter α, γ, dan MSE pada Metode Double Exponential Smoothing Holt Berdasarkan Perhitungan Komputer perhitungan parameter pemulusan yang tepat dapat dilihat pada tabel 2. Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai MSE terkecil didapatkan dari nilai parameter α = dan nilai γ =. Hasil MSE yang dihasilkan oleh parameter tersebut yaitu 151276,63. Nilai parameter tersebut kemudian dimasukkan ke dalam model persamaan Holt sebagai berikut: S t = αx t + (1-α) (S t-1 + b t-1 ) = X t + (0,9) (S t-1 + b t-1 ) b t = γ(st S t-1 ) + (1-γ)b t-1 = (St S t-1 ) + (0,9)b t-1 F t+m = S t + b t m Di mana: S t = data pemulusan pada periode ke-t = trend pemulusan pada periode ke-t b t Parameter α Parameter γ MSE 0,2 0,2 0,2 0,3 0,2 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 151376,63 158915,88 159551,83 167962,11 173306,77 178886,05 192433,41 208505,66 227389,78 249246,88 m = jumlah periode akan datang yang diramalkan F t+m = peramalan pada periode t+m Ramalan pada periode selanjutnya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan di atas. Hasil ramalan jumlah cakupan imunisasi campak pada periode ke-73 diperkirakan sebesar 2531 bayi. Metode Jaringan Syaraf Tiruan Metode jaringan syaraf tiruan pada penelitian ini menggunakan algoritma backpropagation. Parameter pembelajaran yang digunakan meliputi max iteration 10.000, learning rate 0,05 dan momentum 0,5. Fungsi aktivasi yang digunakan yaitu sigmoid bipolar. Jumlah neuron input layer sebanyak 12 neuron, pada output layer sebanyak 1 neuron dan pada hidden layer ditentukan berdasarkan hasil trial and eror. Trial and eror untuk jumlah neuron hidden layer dimulai dari jumlah neuron terkecil yang didapatkan dengan menggunakan rumus = 4. Trial and eror berakhir pada jumlah neuron hidden layer sama dengan jumlah neuron input layer h = n = 12. Arsitektur jaringan ditentukan berdasarkan nilai MSE terkecil yang didapatkan dari trial and eror jumlah neuron pada hidden layer. Selain itu penentuan jumlah neuron pada hidden layer diperkuat dengan uji paired t-test. Hasil nilai MSE berdasarkan trial and eror dan hasil uji paired t-test dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3 dapat diketahui bahwa nilai MSE terkecil dihasilkan oleh 4 neuron pada hidden Tabel 3. Nilai MSE Berdasarkan Trial and Eror dan Uji Paired T-Test Jumlah Neuron Hidden Layer Jumlah Neuron Hidden Layer Nilai MSE T Sig (2-tailed) T Sig (2-tailed) 4 14010,27 0,437 0,664 5 18739,52 63 0,871 6 21121,41 40 0,889 7 17173,52-26 0,900 8 17682,19-0,428 0,670 9 15419,29-1,142 0,258 10 16093,09-0,284 0,777 11 14309,81 57 0,876 12 14323,56

147 Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol. 3, No. 2 Desember 2014: 143 150 layer yaitu sebesar 14010,27. Uji paired t-test digunakan untuk melihat nilai residual yang dihasilkan tiap hidden layer terdapat beda atau tidak. Berdasarkan tabel 5 hasil uji paired t- test diketahui bahwa nilai signifikansi semua pasangan (p) > α (0,05), dapat disimpulkan tidak ada beda antara tiap jumlah neuron pada hidden layer. Berdasarkan hasil tersebut maka pemilihan jumlah neuron hidden layer berdasarkan nilai MSE yang dihasilkan karena uji paired t-test tidak menghasilkan beda. Sehingga arsitektur jaringan terbaik yang digunakan yaitu 12 neuron input layer, 4 neuron hidden layer dan 1 neuron output layer. Gambar 2 merupakan arsitektur jaringan yang digunakan untuk meramalkan. Metode jaringan syaraf tiruan tidak menggunakan suatu rumus matematis dalam memprediksi. Sehingga tidak dapat dijelaskan bagaimana hasil ramalan dapat diperoleh. Hasil ramalan pada periode ke-73 dengan arsitektur jaringan 12-4-1 yaitu 2174 bayi. Perbandingan Metode Double Exponential Smoothing Holt dan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Perbandingan antara metode Holt dan metode jaringan syaraf tiruan digunakan untuk mengetahui metode terbaik. Perbandingan metode berdasarkan nilai MSE dan rata-rata persentase eror hasil forecast dengan nilai aktual yang dihasilkan kedua metode. Nilai MSE yang Gambar 2. Arsitektur Jaringan Syaraf Tiruan 12-4-1

Hartanti, dkk., Perbandingan Hasil Peramalan dengan Metode Double Exponential 148 Tabel 4. Rata-rata Persentase Eror Hasil Forecast dengan Nilai Aktual antara Metode Double Exponential Smoothing Holt dan Jaringan Syaraf Tiruan Nilai aktual Double exponential smoothing Holt Jaringan syaraf tiruan Prediksi Eror % Prediksi Eror % 3516 2314 1205,86 34,30 3500,37 15,63 0,45 2720 2404,96 315,04 11,58 2718,36 1,64 0,06 2594 2413,84 186 6,95 2586,36 7,63 0,29 2659 2411,03 247,97 9,33 2673,02-14,02-0,53 2937 2417,49 519,51 17,69 2937,43-0,43-0,01 2801 2456,29 344,71 12,31 2811,82-10,82-0,39 2863 2481,06 381,94 13,34 2852,83 17 0,36 2766 2513,37 252,63 9,13 2755,82 18 0,37 2560 2535,28 24,72 0,97 2539,10 20,90 0,82 2456 2534,65-78,65-3,20 2410,43 45,56 1,86 2756 2522,89 233,11 8,46 2756,73-0,73-0,03 2438 2544,64-106,64-4,37 2411,30 26,70 1,10 Rata-rata 293,363625 9,71 9,36865 0,36 dihasilkan oleh metode Holt yaitu 151376,63; sedangkan metode jaringan syaraf tiruan yaitu 14010,27. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai MSE terkecil diperoleh metode jaringan syaraf tiruan. Rata-rata persentase eror hasil forecast dengan nilai aktual ditunjukkan pada tabel 4. Hasil pada tabel 4 diketahui bahwa rata-rata persentase eror paling kecil juga diperoleh metode jaringan syaraf tiruan yaitu sebesar 0,36%. Berdasarkan nilai MSE dan rata-rata persentase eror hasil forecast dengan nilai aktual yang dihasilkan dapat disimpulkan bahwa metode jaringan syaraf tiruan lebih baik dibandingkan metode double exponential smoothing Holt. PEMBAHASAN Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dalam menentukan metode peramalan terbaik. Faktor yang mempengaruhi yaitu banyaknya data yang digunakan, unsur yang ada pada data, dan nilai parameter eror yang dihasilkan metode. Menurut Arsyad (2009), dalam memilih metode peramalan yang akan digunakan, perlu mempertimbangkan nilai kesalahan dari suatu metode peramalan. Salah satu ukuran yang sering digunakan untuk menghitung kesalahan dari suatu teknik peramalan yaitu MSE (Mean Square Eror). MSE adalah suatu teknik yang mengkuadratkan setiap kesalahan atau eror, kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah observasi. MSE dapat digunakan untuk memperbandingkan akurasi dari teknik yang berbeda. Metode yang tepat yaitu metode yang menghasilkan nilai MSE terkecil. Nilai MSE yang dihasilkan pada peramalan jumlah cakupan imunisasi campak Kabupaten Jember dengan metode Holt yaitu sebesar 151376,63 dengan nilai α = dan nilai γ = ; sedangkan dengan metode jaringan syaraf tiruan 12-4-1 yaitu sebesar 14010,27. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa metode jaringan syaraf tiruan memiliki nilai MSE lebih kecil dibandingkan metode Holt. Perbandingan rata-rata eror hasil forecast dengan nilai aktual pada tabel 4 menunjukkan bahwa jaringan syaraf tiruan menghasilkan rata-rata eror lebih kecil daripada Holt. Hasil persentase rata-rata eror hasil forecast dengan nilai aktual dari metode jaringan syaraf tiruan sebesar 0,36%, sedangkan metode double exponential smoothing Holt sebesar 9,71%. Berdasarkan nilai MSE dan rata-rata eror hasil forecast dengan nilai aktual dapat disimpulkan bahwa dalam meramalkan

149 Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol. 3, No. 2 Desember 2014: 143 150 jumlah cakupan imunisasi campak di Kabupaten Jember lebih tepat menggunakan metode jaringan syaraf tiruan dibandingkan metode double exponential smoothing Holt, karena nilai kesalahan peramalan dan nilai rata-rata eror yang dihasilkan lebih kecil. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Puspitorini (2010), bahwa jaringan syaraf tiruan lebih baik dalam meramalkan daripada metode time series pada Peramalan Permintaan Minuman Kesehatan Instan Jahe Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dan Metode Time Series. Menurut Hill, dkk (1996), menyebutkan bahwa jaringan syaraf tiruan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan metode peramalan konvensional dalam peramalan bulanan maupun kuartal waktu tertentu. Menurut Khashei dan Bijari (2010), metode jaringan syaraf tiruan menghasilkan tingkat akurasi yang tinggi. Hasil penelitian ini mendukung teori dari Hill, dkk (1996), serta Khashei dan Bijari (2010). Penelitian ini hanya membandingkan jaringan syaraf tiruan dan double exponential smoothing Holt. Metode jaringan syaraf tiruan yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan multilayer network dengan hidden layer tunggal. Sehingga pada penelitian selanjutnya dapat mencoba menggunakan jumlah hidden layer lebih dari satu untuk mengetahui MSE yang dihasilkan lebih kecil atau sebaliknya. Selain itu dapat juga mencoba membandingkan jaringan syaraf tiruan dengan double exponential smoothing lainnya. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menentukan sasaran imunisasi sebagai bahan pendamping sasaran dari BPS. Selain itu hasil ramalan penelitian ini dapat sebagai masukan dalam perencanaan vaksin. Sehingga peramalan dapat digunakan untuk membantu meningkatkan program imunisasi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model peramalan jumlah cakupan imunisasi campak di Kabupaten Jember dengan metode double exponential smoothing Holt menggunakan nilai α = dan nilai γ = sedangkan metode jaringan syaraf tiruan dengan arsitektur jaringan 12-4-1 (12 neuron input layer, 4 neuron hidden layer, dan 1 neuron output layer). Nilai MSE terkecil dihasilkan oleh metode jaringan syaraf tiruan sebesar 14010,27. Sehingga metode paling tepat dalam memprediksi jumlah cakupan imunisasi campak di Kabupaten Jember yaitu metode jaringan syaraf tiruan. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini saran yang dapat diberikan yaitu kombinasi antara penerapan metode pembuatan pola/plot data penting dalam meramalkan data time series. Peramalan sebaiknya dilakukan secara berkala dengan menggunakan data terbaru serta dilakukan evaluasi pada hasil peramalan. Peramalan dengan sweeping dan angka proyeksi BPS akan memberi hasil yang baik. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, L. 2009. Peramalan Bisnis. BPFE: Yogyakarta Awwaliyah, N. 2013. Penerapan Metode Double Exponential Smoothing dalam Meramalkan Jumlah Penderita Kusta di Kabupaten Pasuruan Tahun 2014. Skripsi. Surabaya, Universitas Airlangga Hanke, J.E., Wichern, D.E. 2005. Business Forecasting Eight Edition. Pearson Education Inc: New Jersey Hill, T., O Connor, M., and Remus, W. 1996. Neural Network Models For Time Series Forecast. Management Science. Inayah, Z. 2010. Perbandingan Metode Holt dan Brown pada Double Exponential Smoothing (Peramalan Jumlah Kejadian TB Paru). Tesis. Surabaya, Universitas Airlangga. Khashei, M., Bijari, M. 2010. An Artificial Neural Network (p,d,q) Model For Timeseries Forecasting. Expert System with Application: An International Journal. Menteri Kesehatan R.I. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Jakarta

Hartanti, dkk., Perbandingan Hasil Peramalan dengan Metode Double Exponential 150 Puspitorini, K. 2010. Peramalan Permintaan Minuman Kesehatan Instan Jahe Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dan Metode Time Series. Jurnal UB Santoso, S. 2009. Business Forecasting: Metode Peramalan Bisnis Masa Kini dengan Minitab dan SPSS. PT Elex Media Komputindo: Jakarta