BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan dividend merupakan fungsi yang tidak dapat dipisahkan dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal

I. PENDAHULUAN. Hal ini mendukung berkembangnya pasar modal di Indonesia, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham dan bagi perusahaan yang akan membayar dividen. Para

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah menjalankan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang. atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh aktivitas pasar modal yang menjadi peluang yang baik untuk masa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tunai adalah sumber aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama.kebijakan dividen

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Bursa Efek Indonesia sebagai salah satu pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk investasi kembali (reinvestasi) pada aset yang. dalam bentuk dividen tunai maupun dividen saham.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan manajemen keuangan. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. implikasi pada persaingan antarperusahaan. Untuk itu, sebagai pelaku dari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. keputusan keuangan yang saling berkaitan yaitu keputusan investasi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2014). Stice et al (2005) dalam Suharli (2007) mengartikan dividen sebagai

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh penghasilan yang lebih besar di masa yang akan datang. Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham (investor), yaitu capital gain dan dividend. Kebijakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB I PENDAHULUAN. laba ditahan (Levy dan Sarnat, 1990). Kebijakan dividen pada perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan atau

BAB II VARIABEL YANG MEMPENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. pendapatan atau tingkat pengembalian investasi, baik berupa dividen maupun

BAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri industri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh secara tepat dan optimal. Karena besar kecilnya laba yang diperoleh UKDW

[JURNAL ECOBISMA] Vol. 2 No. 1 Jan 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan memaksa pihak manajemen

BAB I PENDAHULUAN. yang didapat dari dividen ataupun capital gain. Sedangkan manajemen berusaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Teori burung di tangan (Bird in the Hand)

BAB I PENDAHULUAN. kas kepada para pemegang sahamnya (Grinblatt dan Titman, ). Kebijakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dividen merupakan bagian dari keuntungan yang diperoleh suatu. perusahaan yang didistibusikan kepada para pemegang sahamnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Likuiditas, Leverage, Pertumbuhan, Jaminan Dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar

BAB I PENDAHULUAN. Rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio merupakan persentase

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan investasi sangat erat kaitannya dengan seorang

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuntungan bagi investor yaitu keuntungan berupa dividend. gain. Capital gain diperoleh dari selisih harga jual dan harga beli.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini sudah sangat banyak orang yang tertarik ataupun ingin mencoba

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana yang cukup besar, sehubungan dengan hal ini perusahaan

1.1 Latar Belakang Masalah


BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. Perusahaan yang sukses akan memperoleh pendapatan (income).

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini didukung oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. LANDASAN TEORI. laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. nasional semakin menampakan perannya dalam menumbuhkembangkan. yang ingin menginvestasikan dananya di pasar modal (capital market).

BAB I PENDAHULAN. Investasi dapat dilakukan dalam bentuk investasi pada aspek fisik (real asset)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktivitas investasi yang dilakukan oleh investor kepada perusahaan bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam jenis salah satunya adalah pasar modal (capital market), pasar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan global dimulai dengan kasus subprime mortgage dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Budi Hardiatmo dan Daljono (2013) Penelitian ini mengambil topik tentang analisis faktor - faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah mencari pendapatan atau tingkat pengambalian investasi (return), yang. upaya menghasilkan laba seoptimal mungkin.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan dividend merupakan fungsi yang tidak dapat dipisahkan dari kebijakan pendanaan perusahaan, secara khusus pembelanjaan interen perusahaan dan sekaligus sebagai peta atau performance karena melalui kebijakan dividen dapat diketahui pengaruh nilai perusahaan atau harga saham dalam pasar modal. Untuk menentukan besarnya rasio pembayaran dividen (divident payout ratio) bermuara kepada dua keputusan penting yaitu : struktur permodalan dan keputusan investasi. Kebijakan dividend harus mengakomodasikan kedua kepentingan antara pendanaan perusahaan berupa laba ditahan (retained earnings) dan kepentingan investor berupa dividend yakni laba bersih perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham atas persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) baik dalam bentuk tunai (Cash dividend) maupun dividend saham (Stock dividend) (Darmadji, 2001:130). Selain kepentingan penetapan anggaran permodalan perusahaan, kebijakan dividen juga berhubungan erat dengan kebijakan kesempatan investasi sebab tidak semua investor berkepentingan untuk menginvestasikan kembali dividen mereka di perusahaan yang sama dan dengan risiko yang sama. Bilamana Tingkat dividen yang

semakin tinggi dibayarkan, berarti semakin sedikit laba yang ditahan dan sebagai akibatnya adalah menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan. Perusahaan yang ingin menahan sebagian besar dari pendapatannya tetap di dalam perusahaan, berarti bagian dari laba yang tersedia untuk pembayaran dividen akan semakin kecil. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa makin tingginya Dividen Payout Ratio (DPR) yang ditetapkan oleh perusahaan, makin kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali di dalam perusahaan, ini akan menghambat pertumbuhan perusahaan. Untuk mencapai tujuan kebijakan dividend tersebut, sikap yang dilakukan perusahaan terhadap para investor adalah memaksimumkan harga saham dan menjaga stabilitasnya. Oleh karena itu, aspek penting dalam kebijakan dividend adalah menentukan alokasi laba yang proporsional antara kewajiban pembayaran laba berupa dividend (kepentingan investor) dan keharusan menahan laba (retained earnings) (Astuti, 2004: 144). Pertimbangan besarnya dividen payout ini diduga sangat berkaitan dengan performance keuangan perusahaan. Bila performance keuangan perusahaan bagus, diharapkan mampu unutuk menetapkan besarnya dividen payout sesuai dengan harapan pemegang saham yaitu mendapatkan dividen dalam jumlah yang besar. performance keuangan perusahaan dibaca melalui laporan keuangan, dengan menganalisis rasio keuangan dari laporan keuangan tersebut. Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005:36).

Ketidaksesuaian antara teori dengan data empiris yang ditemukan pada masing masing variabel independent (likuiditas, profitabilitas dan financing) dengan variabel dependent (kebijakan dividen) seperti terlihat pada Tabel 1.1. berikut: Tabel 1.1. Nilai Rata-rata Cash Position, Debt to Equity Ratio, Return on Assets dan Dividend Payout Ratio Periode 2005-2008 Parameter Tahun 2005 2006 2007 2008 Likuiditas (Cash position) 2.23 1.76 0.97 2.16 Profitabilitas (Return on asset) 0.39 0.5 0.39 0.48 Financing (Debt to equity ratio) 3.84 1.19 2.05 2.87 Dividen (Dividend Payout Ratio) 0.24 0.23 0.24 0.16 Sumber : www.idx.co.id (data diolah) Laju pertumbuhan rata-rata Cash Position, Debt to Equity Ratio dan Return on Assets serta Dividend Payout Ratio diilustrasikan sebagai berikut ; Likuiditas (Cash position) menggambarkan kemampuan membayar dividend. Namun demikian, sepanjang periode 2005-2008, terjadi fluktuasi nilai cash position tetapi tidak secara otomatis meningkatkan dividend payout. Pada tahun 2007, terjadi penurunan Cash position dari 1.76 menjadi 0.97, tetapi justru diikuti dengan kenaikan Dividend Payout Ratio sebesar 0.24 dibanding tahun sebelumnya sebesar 0.23. Profitabilitas (Return on assets), menunjukkan kemampuan modal yang diinvstasikan dalam total aktiva untuk menghasilkan laba perusahaan. Semakin tinggi Return on assets maka kemungkinan pembagian dividend juga semakin besar (Sartono, 2001). Pada tahun 2007-2008, terjadi peningkatan nilai Return on asset

dari 0.39 menjadi 0.48. Tetapi, dalam kurun waktu yang sama, justru terjadi penurunan nilai Dividend Payout Ratio dari 0.24 menjadi 0.16. Financing (Debt to equity ratio) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya melalui modal sendiri. Semakin tinggi kewajiban maka akan semakin rendah kemampuan perusahaan dalam membayar dividend (Sartono, 2001). Namun sepanjang tahun 2005-2008, terjadi fluktuasi nilai rata-rata yang tidak mempengaruhi besar kecilnya nilai rata-rata Dividend Payout Ratio. Pada tahun 2007-2008, terjadi peningkatan Debt to equity ratio dari 2.05 hingga menjadi 2.87. Tetapi dalam kurun waktu yang sama, justru terjadi penurunan nilai Dividend Payout Ratio dari 0.24 menjadi 0.16. Dari uraian di atas, terlihat bahwa terjadi ketidakonsistenan faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio. Misalnya, semakin tinggi nilai rata-rata cash position tidak otomatis memberikan nilai Dividend Payout Ratio semakin tinggi, demikian juga dengan faktor Debt to equity ratio dan Return on assets tidak secara otomatis meningkatkan nilai Dividendt Payout Ratio. Objek penelitian ini mengambil perusahaan food and beverage yang terdaftar di BEI, dengan pertimbangan adalah sebagai berikut: 1). Ditinjau dari pergerakan sahamnya, jauh lebih stabil karena tidak terlalu terpengaruh oleh kondisi perekonomian sebab industri produk food and beverage tetap dibutuhkan meskipun misalnya kondisi perekonomian sedang melesu. 2). Karena pergerakan saham yang lebih stabil, maka saham ini cocok bagi para investor yang bersifat tidak mengambil risiko. Misalnya adalah saham makanan

dan minuman, rokok, farmasi, dan barang-barang konsumer, seperti saham Indofood, Unilever dan Kimia Farma. 3). Adanya ketidakkonsistenan hasil-hasil penelitian terdahulu, sehingga perlu diteliti lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen payout ratio. Sesuai dengan fenomena kebijakan dividend payout ratio pada perusahaan food and beverage yang terdaftar pada BEI., dimana likuiditas merupakan faktor pertimbangan utama dalam fenomena kebijakan dividend payout ratio rendah (James C dan Van Horne, 1998:2). Profitabilitas dan Financing merupakan pertimbangan utama pada kebijakan dividend payout ratio yang tinggi. (Mollah, 2000:3). Dari hasil penelitian sebelumnya terindikasi bahwa hanya variabel likuiditas, firm size, dan Return on asset yang berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio, sedangkan growth, Debt to Total Asset serta Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap Divident Payout Ratio. Berdasarkan hal tersebut diatas, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh faktor likuiditas, profitabilitas dan financing terhadap kebijakan dividend pada perusahaan food and beverage. Penelitian ini hanya memilih tiga variabel independen (likuiditas profitabilitas dan financing) dan satu variabel devenden (kebijakan dividend) kemudian setiap variabel diwakili satu indikator yakni indikator Cash position mewakili variabel likuiditas, Return on asset mewakili variabel profitabilitas, dan Debt to equity ratio mewakili variabel financing serta dividend payout ratio mewakili kebijakan dividen.

1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut ; 1. Apakah faktor likuiditas, profitabilitas, dan financing, berpengaruh secara Simultan terhadap kebijakan dividend pada perusahaan industri food and beverage di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah faktor likuiditas, profitabilitas, dan financing, berpengaruh secara parsial terhadap kebijakan dividend pada perusahaan industri food and beverage di Bursa Efek Indonesia? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari pada penelitian ini adalah : Untuk mengetahui secara empiris pengaruh likuiditas, profitabilitas, dan financing secara simultan dan parsial terhadap kebijakan dividend perusahaan food and beverage di Bursa Efek Indonesia. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: 1. Bagi Investor, dapat dijadikan sebagai salah satu informasi dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan investasi sehubungan dengan harapan para pemegang saham untuk mendapat dividen atas sejumlah dana yang diinvestasikan.

2. Bagi peneliti, dapat menambah, memperluas wawasan dan mengembang- kan ilmu pengetahuan kususnya bidang ilmu manajemen keuangan dan pasar modal Indonesia. 3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang tertarik untukmeneliti dividen payout ratio. 1.5. Kerangka Berpikir /Landasan Teori Likuiditas (cash position) suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan, sebelum membuat keputusan menentukan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Pembayaran dividen merupakan arus kas keluar. Semakin kuat posisi kas perusahaan, berarti semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen. Posisi kas dihitung berdasarkan perbandingan antara saldo kas akhir tahun dengan laba bersih setelah pajak (Stanley, 1987., dalam Prihantoro, 2003). Cash Ratio merupakan salah satu ukuran dari likuiditas (liquidity ratio) yang merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya (current liability) melalui sejumlah kas yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi cash ratio menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya (Brigham, 1983:211). Likuiditas suatu perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap Dividend Payout ratio. Bagi perusahaan dengan kondisi likuditas kurang baik, biasanya Dividend Payout Ratio juga kecil, sebab sebagian besar laba digunakan untuk menambah likuiditas.

Profitibilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Perusahaan yang memperoleh profit lebih besar cenderung membayar profit yang lebih besar pula sebagai Dividend. Atribut profitibilitas diwakili oleh tingkat Earning After Tax (EAT)) dibagi Total Assets (return on asset) (Chang dan Rhee, 1990). Return on Assets (ROA) menunjukkan laba yang dihasilkan oleh modal setelah diinvestasikan dalam total aktiva. Semakin tinggi ROA semakin besar kemungkinan pembagian dividend. (Sartono, 2001:122). Menurut Hanafi (2004:375) perusahaan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa membayar deviden atau meningkatkan deviden. Hal yang sebaliknya akan terjadi jika aliran kas tidak baik. Alasan lain pembayaran deviden adalah untuk menghindari akuisisi oleh perusahaan lain. Perusahaan yang mempunyai kas yang berlebihan seringkali menjadi target dalam akuisisi. Untuk menghindari akuisisi, perusahaan tersebut bisa membayarkan deviden, dan sekaligus juga membuat senang pemegang saham. Faktor profitabilitas juga berpengaruh terhadap kebijakan deviden karena deviden adalah sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karena itu deviden akan dibagikan apabila perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu bunga dan pajak. Oleh karena itu deviden yang diambil dari keuntungan bersih akan mempengaruhi Devidend Payout Ratio. Perusahaan yang semakin besar keuntungannya akan membayar porsi pendapatan yang semakin besar sebagai deviden (Sudarsi, 2002:79).

Gordon dan Litner (1956) dalam Saxena (1999) menyatakan bahwa tingkat keuntungan yang disyaratkan akan naik apabila pembagian dividen dikurangi, karena investor lebih yakin terhadap penerimaan dividen daripada kenaikan nilai modal (capital gain) yang akan dihasilkan dari laba yang ditahan. Damayanti dan Achyani (2006) menyatakan bahwa besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan dibagikan. Semakin besar tingkat laba atau profitabilitas yang diperoleh perusahaan akan mengakibatkan semakin besarnya dividen yang akan dibagikan dan sebaliknya. Theobalt (1978) dalam Florentina (2001) dalam Damayanti dan Achyani (2006) menemukan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh positif dengan dividend payout ratio. Prihantoro (2003) menyatakan bahwa debt equity ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Oleh karena itu, semakin rendah DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajibannya. Jika beban hutang tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk membagi dividen akan semakin rendah, sehingga DER mempunyai hubungan negatif dengan dividend payout ratio. Financing yang diukur dengan indikator Debt to equity ratio (DER), DER mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewjibannya, yang ditunjukkan oleh bebetapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Oleh karena itu semakin tinggi Debt to equity ratio (DER) akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya. Debt to

Equity Ratio (DER) atau rasio hutang terhadap modal merupakan rasio antara modal pinjaman dengan modal sendiri yang pada gilirannya akan mempengaruhi pembagian dividend, sebab semakin besar rasio DER, semakin cenderung perusahaan mengutamakan pelunasan kewajibannya daripada pembayaran dividend (Sartono, 2001:66). Berdasarkan latarbelakang dan landasan teori yang dikemukakan diatas maka dibuat batasan variabel yang akan diteliti yaitu : Cash Position, Return on Asset dan Debt to Equity Ratio sehingga, kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini, dapat digambarkan seperti pada Gambar 1.2. berikut. LIKUIDITAS (CP) PROFITABILITAS (ROA) DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) FINANCING (DER) Gambar 1.2. Kerangka Pikir /Landasan Teori

1.6. Hipotesis Berdasarkan Latar belakang, dan Kerangka berfikir / landasan teori di atas maka diajukan hipotesis sebagai berikut: 1. Fakor likuiditas, profitabilitas, dan financing berpengaruh secara simultan terhadap kebijakan dividend pada perusahaan Industri food and beverage di Bursa Efek Indonesia. 2. Fakor likuiditas, profitabilitas, dan financing berpengaruh secara parsial terhadap kebijakan dividend pada perusahaan Industri food and beverage di Bursa Efek Indonesia.