ANALISIS USAHA PEDAGANG IKAN PADA PASAR IKAN DI KECAMATAN SEUNAGAN KABUPATEN NAGAN RAYA SKRIPSI JAISAL RAMADHI 10C

dokumen-dokumen yang mirip
ANALYSIS EFFICIENCY MARKETING SYSTEM OF FRESH LAYANG FISH (Decapterus russeli) ON PELABUHAN FISH AUCTION PLACE IN TEGAL CITY

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI SAWI DI DESA PURWOSARI KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERIKANAN LAUT KABUPATEN KENDAL. Feasibility Study to Fisheries Bussiness in District of Kendal

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

IV. METODE PENELITIAN

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012 ABSTRAK

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH KABUPATEN NAGAN RAYA TAHUN 2016

ANALISIS TATANIAGA KENTANG DARI DESA JERNIH JAYA KECAMATAN GUNUNG TUJUH KABUPATEN KERINCI KE KOTA PADANG OLEH MEGI MELIAN

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK

IV. METODE PENELITIAN

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) PENDAHULUAN

ANALISIS KELAYAKAN PERLUASAN USAHA PEMASOK IKAN HIAS AIR TAWAR Budi Fish Farm Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Oleh: DWIASIH AGUSTIKA A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

BAB IV METODE PENELITIAN. dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yaitu

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. ikan atau nelayan yang bekerja pada subsektor tersebut.

AGRITECH : Vol. XVII No. 2 Desember 2015 : ISSN :

III. METODE PENELITIAN

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

ANALISIS KELAYAKAN BUDIDAYA APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) DI DESA BULUKERTO,KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya

VII. RENCANA KEUANGAN

KARYA ILMIAH TERTULIS

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

ANALISIS PEMASARAN DAGING KAMBING DI PASAR BERSEHATI DAN PASAR PINASUNGKULAN KOTA MANADO

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan Indonesia, telah menjadi

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

VIII. ANALISIS FINANSIAL

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

KUESIONER PETANI PAKKAT

MODUL 13 PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI 1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

III KERANGKA PEMIKIRAN

SOCIETA IV - 1 : 48 53, Juni 2015 ISSN

STUDI PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.) DI DESA CITEKO KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan secara optimal dapat menjadi penggerak utama (prime mover)

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Propinsi Sumatera Utara yang terdiri dari daerah perairan yang mengandung

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di subsektor perikanan mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan pembangunan secara keseluruhan,

ABSTRAK. Dosen Sekolah Tinggi Teknologi Kelautan Balik Diwa Makassar

IV METODOLOGI PENELITIAN

Struktur Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi Sawah Skala Kecil Di Kelurahan Binuang Kampung Dalam Kecamatan Pauh Kota Padang. B.

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum.

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hasil rata-rata (Rp/PT) , , ,04

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

BAB I PENDAHULUAN. telah mendapat prioritas utama dalam pembangunan nasional karena. pembangunan ekonomi diharapkan dapat menjadi motor penggerak

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

3 METODE PENELITIAN. # Lokasi Penelitian

ANALISA HARGA IKAN DI BEBERAPA PASAR TRADISIONAL WILAYAH BALI BULAN MARET Oleh : I Wayan Sudana SPi *

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SUBSISTEM DI DALAM SISTEM AGRIBISNIS KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang)

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA

Analisis Finansial Usaha Perikanan Tangkap Pancing Ulur (Hand Line) Pulau Dudepo Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. dan peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Pembangunan perikanan

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

Transkripsi:

ANALISIS USAHA PEDAGANG IKAN PADA PASAR IKAN DI KECAMATAN SEUNAGAN KABUPATEN NAGAN RAYA SKRIPSI JAISAL RAMADHI 10C10432029 PROGRAM STUDI PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH 2014

ANALISIS USAHA PEDAGANG IKAN PADA PASAR IKAN DI KECAMATAN SEUNAGAN KABUPATEN NAGAN RAYA SKRIPSI JAISAL RAMADHI 10C10432029 Sebagai Salah Satu Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan Pada Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar PROGRAM STUDI PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH 2014

1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor Perikanan dan kelautan merupakan salah satu sektor ekonomi yang memiliki peranan dalam pembangunan ekonomi nasional, khususnya dalam penyediaan bahan pangan protein, perolehan devisa, dan penyediaan lapangan kerja. Pada saat krisis ekonomi, peranan sektor perikanan semakin signifikan, terutama dalam hal mendatangkan devisa. Akan tetapi sektor perikanan selama ini belum mendapat perhatian yang serius dari pemerintah dan kalangan pengusaha, padahal bila sektor perikanan di kelola secara serius akan memberikan konstribusi yang lebih besar terhadap pembangunan ekonomi nasional serta dapat menegaskan kemiskinan masyarakat Indonesia terutama masyarakat nelayan dan petani Ikan.(Mulyadi,2005) Pedagang ikan yang menjual ikan di pasar salah satu merupakan bagian yang sangat penting dalam bidang perikanan, karena selain kegiatan menangkap ikan di alam, membudidaya dan mengolah ikan, komoditi lain perikanan salah satunya adalah ikan juga perlu dipasarkan baik secara grosir kepada pedagang ikan lain atau secara enceran kepada konsumen. Selanjutnya ikan juga mempunyai peranan sangat penting untuk dikonsumsi oleh manusia. Permintaan ikan di Indonesia semakin meningkat, apalagi di daerah-daerah dekat pesisir hampir semua mengkonsumsi ikan. Permintaan ikan di Keucamatan Seunagan hingga saat ini juga semakin meningkat yang membuat para pedagang pasar ikan di Kecamatan Seunagan semakin meningkat pula dalam penyediaan ikan yang di butuhkan. Tidak hanya itu pedagang ikan di Kecamatan Seunagan juga sudah

2 terpecah menjadi 3 pasar yaitu pasar Kuta Paya dan Parom. Terbaginya pasar tersebut adalah disebabkan karena penuhnya pasar Jeuram atau yang sering disebut sebagai pasar induk yang dimiliki oleh pemerintah. Sedangkan untuk pasar Kuta Paya dan Parom saat ini masih menggunakan lahan masyarakat. Dari ketiga pasar tersebut memiliki persamaan fungsi yang menimbukan persaingan, maka dari berbagai pasar tersebut tetap mempertahankan konsep dan fisik masing-masing. Jarak pasar yang hampir berdekatan menyebabkan pembeli puas memilih pasar yang akan di kunjungi. Jadi dengan permasalahan inilah menimbulkan perlu untuk dilakukan penelitian untuk mengetahui pendapatan rata-rata pedagang ikan di Kecamatan Seunagan. Penelitian pendapatan pedagang ikan ini mengambil lokasi pada beberapa pasar ikan kecamatan Seunagan diarahkan terutama tentang keberadaan pedagang dari berbagai pasar di Kecamatan Seunagan untuk memilih pasar yang lebih banyak diminati oleh konsumen untuk salah satu sarana yang mendukung sehingga pendapatan lebih menjamin. Untuk mendapat kriteria pedagang dan memahami betul tentang konsep pasar seperti kebersihan yang hingga saat ini pasar Parom maupun Kuta Paya masih menggunakan lahan masyarakat agar mampu mengatasi akan kelemahan yang cendrung dengan masalah kotor, becek, supaya meningkatnya pengunjung pasar sehingga pendapatan pedagang bisa meningkat. 1.2. Rumusan Masalah Secara umum usaha penjualan ikan memiliki kontribusi yang cukup penting dalam ketersediannya hasil perikanan untuk kebutuhan masyarakat dalam sehari-

3 hari. Peranan pedagang ikan di kecamatan Seunagan memiliki keterbatasan, baik dalam aspek penjualan maupun pasar yang sekarang terbagi menjadi 3 pasar. Disisi lain kondisi hasil pendapatan dari usaha pedagang ikan yang dikatagorikan bisa mencukupi kebutuhan keluarga dan seperti besar akan kecilnya keuntungan pedagang belum diketahui. Sehubungan dengan permasalahan diatas dirasa perlu dilakukan penelitian pada usaha pedagang ikan di Kecamatan Seunagan. Hal ini penting untuk keperluan monitoring bagi pemerintah daerah agar menentukan kebijakan-kebijakan demi keberlanjutan usaha pedagang ikan di Kecamatan Senagan. 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat dirumuskan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pendapatan pedagang ikan di Pasar Jeuram, Parom dan Kuta paya kecamatan Seunagan. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi suatu gambaran dan informasi kepada masyarakat mengenai prospek dan keuntungan diperoleh oleh pedagang ikan di Keucamatan Seunagan.

4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agribisnis Perikanan Indonesia memiliki potensi perikanan cukup besar yang dapat menjadi salah satu andalan bahan pangan sekaligus sumber pendapatan devisa memalui ekspor. Meskipun demikian, potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal, terutama di sebabkan oleh lemahnya sisi pengolahan dan pemasaran. Permasahan pertama yang dihadapi adalah tidak akuratnya data sumberdaya, ketidakpastian bahan mentah dan tidak berjalannya sistem industri pengolahan ikan (Hardjamulia, 2000). Perikanan ialah segala usaha penangkapan budidaya ikan serta pengelolahan sampai pemasaran hasilnya. Sedang yang di maksud sumber perikanan ialah binatang dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di perairan baik darat maupun laut (Mubyarto,1994). Usaha penjualan ikan lazimnya di lakukan di berbagai daerah cenderung menjadi pekerjaan pokok bagi pedagang ikan peranan kepala rumah tangga yang harus menghidupi keluarganya yang bekerja di bidang perikanan (Casrinah 2003). Persamaan fungsi yang dimiliki oleh pusat belanja pasar ikan tradisional menimbulkan persaingan antara ketiga pasar,jeuram,parom dan Kuta paya dari jumlah pedagang pemasokan dan dekatnya dengan kosumen. 2.2. Pemasaran Perikanan Pemasaran merupakan kegiatan yang penting dalam menjalankan usaha perikanan, karena pemasaran merupakan tindakan ekonomi yang berpengaruh terhadap naik-turunnya pendapatan nelayan. Produksi akan sia-sia bila harga rendah,

5 maka pemasaran harus baik dan sesuai yang di harapkan. Hal ini mempengaruhi terjadinya naik-turunnyan harga oleh karena itu penting untuk meneliti tingkat pemasaran daerah yaitu perikanan darat. Hal ini perlu mendapat perhatian, karena dengan sistem pemasaran yang cepat dan tepat maka pedagang akan memperoleh pendapatan yang cepat dan jelas (Deasy yunawati, 2008). Usaha Pemasaran ikan dipengaruhi oleh tangkapan nelayan yaitu apabila kegiatan penangkapan yang dilakukan nelayan berjalan lancar keadaan harga stabil sebaliknya pada nelayan tidak aktif melaut baik hari pantang melaut maupun kondisi musim harga ikan pemasaran akan naik walaupun ikan yang di jual sudah beberapa hari, selanjutnya akan mempengaruhi pendapatan pedagang ikan enceran. Karena prioritas pasar hanya menampung stok ikan dalam satu hari jika tidak, ikan tersebut tidak segar kemudian kurang diminati oleh konsumen (Parwinia 2005). 2.3. Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran adalah analisis, perencenaan, inplementasi dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan target pembeli untuk mencapai sasaran organisasi, (Daryanto, 2011). Kegiatan utama manajemen pemasaran adalah suatu perangkat yang terdiri dari saluran distribusi dengan tujuan untuk menentukan tingkat keberhasilan pemasaran usaha pedagang ikan yang bisa memberikan keputusan dalam pemenuhan kebutuhan konsumen yang dipilih atau segmen pasar yang dilayani (Daryanto, 2011).

6 2.4. Arus biaya 1. Biaya Investasi Biaya Investasi adalah seluruh biaya yang di keluarkan mulai kegiatan itu berlangsung sampai tersebut mulai berjalan. Seperti biaya investasi pada kegiatan pedagang ikan yaitu penyediaan tempat dan fiber lainnya. 2. Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang dibebankan setiap hari/bulan seperti sewa tempat. 3. Biaya Variabel Biaya variabel merupakan biaya yang tidak langsung untuk menjadi suatu biaya bila penjualannya tinggi maka semakin tinggi biaya yang di butuhkan. 4. Upah Tenaga Kerja Upah tenaga kerja merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk tenaga kerja sesuai hasil yang didapatkan. 2.5. Distribusi Pemasaran Saluran distribusi adalah saluran yang dipakai oleh produsen untuk menyalurkan barang hasil produksinya ke konsumen. Saluran distribusi digunakan itu dengan tujuan agar barang yang ditawarkan sampai pada konsumen industri ataupun konsumen akhir (Daryanto, 2011). Pabrik Pedagang Pengencer Konsumen Gambar 1. Saluran pemasaran (Daryanto, 2011).

7 2.6 Pendapatan Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh pedagang dari aktifias, kebanyakan dari penjualan produk atau jasa kepada pelanggan. Bagi pedagang pendapatan kurang penting dibandikan keuntungan yang merupakan penerimaan sejumlah uang setelah dikurangi pengeluaran. 2.7 Analisis Finansial Analisis finansial dilakukan untuk mengetahui cash flow (arus aliran kas) yang terdiri dari cash inflow (arus Penerimaan kas) dan cas out flow (arus kas pengeluaran). Untuk melihat keadaan suatu usaha dapat dihitung melalui R/C ratio, PP (payback period), dan BEB (break event point).

8 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan dipasar Jeuram,Parom dan Kuta Paya, pada Bulan Mei hingga Juni 2014 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya Propinsi Aceh. Secara sengaja memilih daerah ini dikarenakan ada tiga pasar ikan selain itu karena pasar Jeuram merupakan pasar induk yang sentra dalam penjualannya sangat tinggi. 3.2. Alat dan Bahan Tabel 1. Alat dan Bahan No Alat dan Bahan Fungsi 1 Lembar kuisioner Lembar pertanyaan 2 Polpen Untuk mencatat 3 Buku catatan Untuk menyimpan informasi 4 Kamera photo Sebagai dokumentasi 3.3. Metode Penelitian Metode penelitian yang di lakukan dengan menggunakan metode survei penggunaan survey dalam metode penelitian sehingga dapat melibatkan beberapa responden yang merupakan responden adalah praktisi yang banyak memiliki informasi yang terkaid (Nazir 1993). Wawancara di lakukan untuk mendapatkan informasi tentang para pedagang ikan di pasar Jeuram Kecamatan Seunagan.

9 3.4. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampel randong sampling (acak ) yaitu: dapat mengambil 30% dari pedagang ikan yang ada pada pasar ikan Jeuram, Parom dan Kuta paya. 3.5. Metode Pengambilan Data Metode pengambilan data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data skunder, adalah sebagai berikut: 3.4.1. Data Primer Data primer merupakan informasi yang dikumpulkan terutama untuk tujuan atas pertanyaan yang sedang dilakukan. Churchir, Gilbert A. (2005). Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari data yang didapatkan secara langsung dari lapangan dalam bentuk wawancara ataupun dengan menggunakan kuisioner. 3.4.2. Data Skunder Data skunder merupakan informasi yang dikumpulkan untuk kepentingan studi yang sedang dilakukan saat ini dan untuk beberapa tujuan lain. Churchir, Gilbert A. (2005). Dalam penelitian ini data skunder diperoleh dari laporan-laporan menunjang baik dari instansi maupun lembaga swasta lainnya. 3.6. Analisa Usaha Analisa usaha merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan usaha mengalami keuntungan atau tidak, serta mengukur keberlanjutan usaha tersebut. Analisa usaha dalam perikanan merupakan pemeriksaan

10 keuangan untuk mengetahui keberhasilan usaha yang telah dicapai selama kegiatan usaha perikanan dilaksanakan (Rahardi, 1996). 3.5.1. Parameter Analisa Usaha Beberapa parameter yang digunakan dalam analisa usaha adalah keuntungan, revenue-cost ratio (R/C), break even point (BEP), dan payback priode (PP) (Rahardi, 1998). a) R/C Rasio Analisi R/C rasio digunakan untuk mengetahui setiap nilai rupiah biaya yang digunakan dalam kegiatan usaha dapat memberikan sejumlah nilai rupiah penerimaan. Kegiatan usaha yang menguntungkan memiliki nilai R/C yang besar. R/C Rasio= Total Pendapatan Total Biaya b) Payback periode (PP) Analisis payback periode (PP) digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk menutup biaya investasi. Payback periode = Total Investasi Laba Usaha

11 d) Break even point (BEP) Break even point (BEP) merupakan suatu nilai dimana hasil penjualan produksi sama dengan biaya produksi sehingga pengeluaran sama dengan pendapatan atau impas. BEP = Biaya Total Jumlah Produksi e) Keuntungan (laba) Keuntungan adalah selisih dari pendapatan dan biaya total yang dikeluarkan. Keuntungan yang dimaksud adalah bahwa biaya pendapatan harus lebih besar dari biaya total. Laba per periode = penerimaan - biaya total 3.7. Analisa Data Analisa data yang digunakan adalah metode deskriptif. Menurut (whitney,1960) di dalam acuan diskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Analisa diskriptif dilakukan untuk mengetahui pendapatan pedagang ikan di pasar Jeuram, Parom, Kuta paya yang di peroleh dari data primer data skunder : Tabel 2. Populasi dan Sampel Penelitian No Uraian Populasi Sampel (30%) 1 Pedagang Pasar Ikan Jeuram 15 5 2 Pedagang Pasar Ikan Kuta Paya 10 3 3 Pedagang Ikan Pasar Parom 8 2 Total 34 10

12 3.8. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan skunder. Data primer diperoleh dari pedagang di Kecamatan Seunagan melakukan dengan observasi dan menggunakan daftar kuisioner yang telah dipersiapkan. Sedangkan skunder diperoleh dari instansi dan Dinas perikanan dan Kantor Camat dengan cara wawancara.

13 IV. KEADAAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN 4.1. Kondisi Umum Tempat Penelitian Kabupaten Nagan Raya adalah salah satu kabupaten dalam Provinsi Aceh, Indonesia. Dengan ibukotanya Suka Makmue, Kabupaten Nagan Raya letak geografis 03 0 40-04 0 38 BT dengan luas wilayah ± 3.363,72 km 2 memiliki penduduk 132.663 jiwa dan Kabupaten Nagan Raya ini berjarak sekitar 287 km. Kabupaten ini berdiri berdasarkan UU Nomor 4 Tahun 2002, tanggal 2 Juli 2002 sebagai hasil pemekaran Kabupaten Aceh Barat. Lokasi Penelitian di Keucamatan Seunagan, Kabupaten Nagan Raya dengan luas wilayah 140.05 km 2 yang jumlah penduduknya ± 17.546 jiwa. Jumlah penduduk Keucamatan Seunagan secara total 17.546 jiwa atau 11,4 % dari penduduk Kabupaten Nagan Raya yang terdiri dari laki-laki 8.758 jiwa (5,7 %) dan perempuan 8.698 jiwa (5,7 %). Adapun batas wilayah Keucamatan Seunagan adalah ; Sebelah Utara berbatas dengan Keucamatan Beutong Sebelah Timur berbatas dengan Keucamatan Seunagan Timur Sebelah Barat berbatas dengan Keucamatan Suka Makmue Sebelah Selatan berbatas dengan Keucamatan Kuala Untuk rincian penduduk per desa di Keucamatan Seunagan bisa dilihat pada tabel 3 dibawah ini:

14 Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Desa di Keucamatan Seunagan No Nama Desa KK KK Jumlah L P 1 Blang Murong 212 516 534 1.050 2 Paya Undang 159 152 226 378 3 Nigan 265 503 524 1.027 4 Alue Buloh 72 161 111 272 5 Kuta Baro 263 613 621 1.234 6 Blang Muling 54 102 154 256 7 Kulu 177 290 326 616 8 Blang Puuk Kulu 128 237 243 480 9 Kuta Aceh 99 150 153 303 10 Krung Ceuko 107 226 219 445 11 Kuta Paya 159 220 201 421 12 Pante Cermen 124 217 198 415 13 Rambong Cut 57 102 85 187 14 Rambong Rayek 60 105 105 210 15 Gampong Cot 119 181 211 392 16 Cot lhe lhe 72 138 111 249 17 Jeuram 165 323 362 685 18 Latong 272 506 565 1.071 19 Alue Buloh 66 131 111 242 20 Padang 133 257 246 503 21 Parom 165 363 362 715 22 Lhok Parom 68 132 155 288 23 Kuta Sayeh 59 108 109 217 24 Pereulak 68 116 104 220 25 Blang Baro 116 268 236 504 26 Alue Tho 249 437 455 892 27 Alue Dodok 46 78 68 146 28 Sapek 170 262 279 514 29 Kuta Kembang 99 172 177 349 30 Cot Kumbang 53 100 1003 2.003 31 Krueng Mangkom 23 25 28 53 32 Krueng Ceh 126 230 191 421 33 Blang Pu uk Nigan 82 156 159 315 34 Blang Pateuk 63 98 109 207 35 Bantang 63 98 107 205 Jumlah 8.758 8.698 17.456 Sumber : 2013 BPS Kabupaten Nagan Raya

15 4.1.1. Mata pencaharian Penduduk Penduduk Keucamatan Seunagan yang berjumlah ± 17.546 jiwa terdiri dari 35 desa ini memiliki mata pencaharian berbeda. Pada umumnya mata pencaharian penduduk Keucamatan Seunagan adalah petani (53 %), PNS (10%) Pedagang (10 %) sedangkan mata pencaharian terkecil adalah Swasta (5 %), buruh (7 %), pengangguran (7 %), untuk lebih jelas presentase mata pencaharian penduduk dapat dilihat pada tabel dibawah ini; Table 4. Sumber Pencaharian Masyarakat Menurut Persentase No Mata Pencaharian Jumlah Orang Persentase 1 Petani 5.936 53 % 2 Pedagang 1.436 10 % 3 PNS 2.170 15 % 4 Swasta 775 5 % 5 Buruh 899 7 % 6 Pengangguran 456 3 % Jumlah 11.672 100 % Sumber : BPS Nagan Raya 2013 4.1.3. Penduduk Tingkat Kelompok Usia Sekolah Penduduk tingkat kelompok usia di Keucamtan Seunagan masih sangat sejajar antara muda,tua dan lainnya tidak jauh berbeda pada tahap pertumbuhannya karena Keucamatan ini masih berkembang untuk menuju maju. Untuk mengetahui penduduk tingkat kelompok usia balita, remaja, muda dan tua di Keucamatan Seunagan lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini ;

16 Tabel 5. Pendududuk Tingkat Kelompok Usia No Kelompok Usia (th) Jumlah Presentase (%) 1 0 6 1.477 8,4 % 2 7 12 1.934 11 % 3 13 18 1.976 11 % 4 19 24 2.049 12 % 5 25 29 1.817 10 % 6 30 49 3.766 21 % 7 50-69 2.867 15 % 8 70+ 1.809 10 % Jumlah 17.546 100 % Sumber : Badan Pusat Statistik Nagan Raya 2013 4.2. Pasar Ikan Kecamatan Seunagan Jumlah pasar ikan di Kecamatan Seunagan adalah 3 unit, Jeuram, Parom dan Kuta Paya, di Jeuram merupakan pasar tua di Keucamatan Seunagan yang sebelumnya juga pernah pindah di Kuta Paya namun pada tahun 2003 Pasar milik pemerintah ini pindah lagi ke Jeuram, kemudian timbul pecahan hingga menjadi tiga. Dari kedua pasar lagi adalah milik masyarakat yang bertempat di desa Parom dan Kuta paya. Pecahan pasar ini disebabkan penuhnya Pasar Jeuram, sehingga banyak pedagang yang mendapatkan tempat jauh kebelakang. 4.3. Pedagang Ikan Kecamatan Senagan Dari hasil penelitian pedagang pasar ikan di Keucamatan Seunagan yang berjumlah 35 orang kebanyakan pedagang tetap yang menjadi pedagang ikan secara

17 turun-temurun. Disamping menjual ikan mereka juga mempunyai kerja sampingan seperti, petani dan perkebunan. Pedagang ikan dipasar Keucamatan Seunagan umumnya menjual ikan seperti ikan tongkol, tuna, pari, gabus, bandeng, karang merah, kerling, nila, mas, teri, dencis, lele local, udang galah dan kepiting. Karena ikan-ikan tersebut memiliki permintaan konsumen yang tinggi. Sedangkan untuk membeli ikan dapat dari Blang Pidie dan Meulaboh. 4.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Ikan Pendapatan pedagang ikan biasanya dipengaruh oleh beberapa faktor. Faktorfaktor yang berpengaruhi pada pendapatan pedagang ikan di Kecamatan Seunagan adalah sebagai berikut : 1. Musim kenduri seperti Maulid, dan sebagainya. Pada musim ini permintaan ikan lebih tinggi jadi pendapatan pedagang meningkat 2. Kondisi pasar. Pada keadaan pasar kotor, becek dan bauk, jika seperti ini pendapatan pedagang menurun karena pengunjung pasarnya menurun. 4. Lokasi dan transportasi, jika pasar ikan penuh pedagang banyak muge liar yang berjualan diluar lokasi (illegal) agar dekat dengan konsumen secara otomatis pendapatan pedagang ikan di Kecamatan Senagan menurun karena ini sangat berpengaruh. Dari hasil penelitian beberapa faktor diatas yang sering mempengaruhi pendapatan usaha pedagang ikan di Kecamatan Seunagan. Dari semua masalah

18 tersebut belum berpengaruh pada hasil keuntungan yang diperoleh pedagang ikan Kecamatan Seunagan, total dari semua pedagang memiliki keuntungan.

19 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Analisa Biaya Analisa biaya dilakukan untuk mengetahui keuntungan yang dapat dicapai melalui investasi usaha. 1. Biaya investasi Biaya investasi adalah biaya yang diperlukan untuk mendirikan usaha maka biaya investasi yang harus dikeluarkan oleh pedagang, dapat dilihat pada tabel dibawah ini ; Tabel 6. Biaya Investasi Pedagang ikan di Keucamatan Seunagan No Nama Pedagang Biaya investasi @Rp 1 Samsuar 17,943,000 2 Hendri 10,943,000 3 Ibnu Hajar 12,743,000 4 Cek Nasir 8,943,000 5 Khairuddin 12,743,000 6 Safrizal 16,943,600 7 Robi 12,748,600 8 Pondi 10,943,600 9 Hendra 7,943,600 10 Iwan 6,743,600 Jumlah 118,630,600 Rata-rata 11,863,000 Pada tabel 6 diatas menjelaskan yang bahwa ketika ingin menjadi pedagang ikan harus mengeluarkan dana seperti pada pedagang ikan di Keucamatan Seunagan

20 yaitu sekitar sebesar 11.863.000 karena jika dana tersebut sudah terpenuhi, maka sudah bisa memulai usahanya. 3. Biaya Variabel Biaya variabel merupakan biaya yang bebankan setiap hari dan besarnya dipengaruhi oleh lamanya waktu berdagang ikan di Keucamatan Seunagan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ; Tabel 7. Rincian Biaya variabel No Nama Responden Jumlah biaya/minggu (Rp) 1 Samsuar 6.202.000 2 Hendri 5.712.000 3 Ibnu Hajar 5.586.000 4 Cek Nasir 6.062.000 5 Khairuddin 6.153.000 6 Safrizal 6.202.000 7 Robi 5.572.000 8 Pondi 5.278.000 9 Hendra 5.509.000 10 Iwan 5.194.000 Jumlah 21.553.000 Rata-rata 5.656.500 Dari tabel 7 diatas dapat dilihat bahwasannya setiap minggu pedagang ikan di Keucamatan Seunagan harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 5.656.500, dalam satu minggu, untuk mencari dalam dalam satu tahun 5.656.500 x 4 = 22. 626. 000, kemudian 22. 626.000 x 12 = 271.512.000. Jadi pengeluaran biaya variabel dalam satu tahun adalah 271.512.000.

21 4. Upah Tenaga Kerja Upah tenaga kerja yaitu biaya hasil pendapatan yang dikeluarkan untuk tenaga kerja dari hasil yang didapatkan. Gaji tenaga kerja ditetapkan 50.000/hari, Seperti di uraikan pada tabel 8 sebagai berikut ; Tabel 8. Nilai upah tenaga kerja Per Hari No Nama Responden Per minggu @Rp 1 Samsuar 350.000 2 Hendri 700.000 3 Ibnu Hajar - 4 Cek Nasir 350.000 5 Khairuddin - 6 Safrizal 700.000 7 Robi - 8 Pondi 350.000 9 Hendra 350.000 10 Iwan 350.000 Jumlah 3.150.000 Rata-rata 315.000 Dari tabel diatas dapat kita pahami bahwa dalam satu minggu biaya yang dikeluarkan untuk upah tenaga kerja Rp 315.000 per pedagang, maka dalam setahun di hitung sebagai berikut ; 315.000 x 4 = 1.260.000 1.260.000 x 12 = 15.120.000 Jadi pengeluaran upah tenaga kerja dalam satu tahun yang dikeluarkan oleh pedagang ikan di Keucamatan Seunagan adalah Rp 15.120.000.

22 5. Biaya Penyusutan Biaya penyusutan adalah untuk menghitung penurunan kegunaan aktiva tetap yang mengalami dari penyusutan dari suatu periode ke periode berikutnya, karena pemakaian dan jumlah keuntungan yang diperoleh pengusaha. Semuanya aktifitas tetap secara terus menerus merupakan elemen yang menyebabkan terjadinya penyusutan. Seperti pada tabel dibawah ini ; Penyusutan = Harga perolehan - nilai residu umur ekonomis Tabel 9. Biaya penyusutan pedagang ikan di Keucamatan Seunagan No Nama Pedagang Nilai penyusutan Bulan (Rp) 1 Samsuar 5,043,500 2 Hendri 2,703,500 3 Ibnu Hajar 3,370,500 4 Cek Nasir 3,036,500 5 Khairuddin 4,936,500 6 Safrizal 2,936,500 7 Robi 5,036,500 8 Pondi 2,703,500 9 Hendra 2,370,500 10 Iwan 1,370,500 Jumlah 33,508,000 Rata-rata 3,350,800 Tabel diatas 9 menjelaskan semua pedagang memiliki biaya penyusutan, untuk mendapatkan nilai penyusutan pada tiap komponen perlu dicari dengan menggunakan metode yang disebut garis lurus dengan adanya pemotongan terhadap

23 nilai residu, dan kemudian nilai perolehan di bagi dengan umur ekonomi, maka hasil yang di dapatkan adalah 3.350.800 dalam setahun. 5.1.2. Analisis Distribusi pemasaran Distribusi lembaga pamasaran yang terdapat dipasar ikan Kecamatan Seunagan berdasarkan hasil penelitian terdapat 4 lembaga pemasaran, yaitu ; nelayan, toke bangku, pedagang, dan konsumen, seperti pada gambar dibawah ini ; Nelayan Gambar 2. Distribusi Pemasaran Pedagang di Keucamatan Seunagan 5.1.3. Nilai Produksi Toke Bangku Menurut data dari pedagang ikan di Keucamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya, hasil pendapatan pedagang memenuhi kebutuhan rumah tangga, nilai yang dicapai dapat dilihat pada tabel berikut ini ; Tabel 10. Hasil penjualan perminggu No Nama Penjualan Per Minggu(Rp) 1 Samsuar 8,400,000 2 Hendri 6,125,000 3 Ibnu Hajar 7,000,000 4 Cek Nasir 7,000,000 5 Khairuddin 7,000,000 6 Safrizal 9,450,000 7 Robi 7,000,000 8 Pondi 8,400,000 9 Hendra 5,250,000 10 Iwan 6,125,000 Jumlah 71,750,000 Rata-rata 7,175,000 Sumber : Pedagang ikan Keucamatan Seunagan Pedagang Konsumen

24 Hasil pengamatan dilapangan bahwa nilai produksi rata-rata yang didapatkan oleh pedagang ikan per orang di Keucamatan Seunagan adalah sekitar 34 kg terjual dalam satu hari untuk perminggunya sekitar 280 kg dengan nilai pendapatan Rp.7.175.000 perminggu, untuk perbulan di kali dengan minggu yaitu 28.700.000 sedangkan per tahun pendapatan adalah Rp 344.400.000 5.1.4. Analisa Pendapatan Analisa Pendapatan dilakukan untuk mengetahui keuntungan yang dapat dicapai melalui investasi pedagang, selanjutnya penilaian terhadap peluang investasi dapat memberi keuntungan baik. Maka dengan itu jenis-jenis biaya perlu diperhatikan oleh pedagang sebelum memulainya, yaitu sebagai berikut ; 5.1.5. Keuntungan (laba) Keuntungan adalah selisih dari pendapatan dan biaya total yang dikeluarkan. Keuntungan yang dimaksud adalah bahwa biaya pendapatan harus lebih besar dari biaya total. Laba per periode = penerimaan - biaya total = 344.400.000 289,982,800 = 54.417.200 Dari hasil hitungan per periode untuk pertahun biaya pendapatan yang termasuk dalam keuntungan (laba) bersih yang dimiliki oleh pedagang ikan di Kecamatan Seunagan dalam per tahun adalah Rp 54.417.200.

25 5.6. R/C Rasio Analisis rasio untuk mengetahui setiap nilai rupiah biaya digunakan dalam kegiatan usaha dapat memberikan sejumlah nilai rupiah penerimaan. R/C Rasio = Total Pendapatan Total Biaya 344.400.000 = = 1,18 289.982.800 R/c rasio mendapatkan nilai 1,18, ini bisa mencerminkan tingkat efisiensi pedagang rendah menunjukkan keadaan yang baik karena setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga rendah dan tersedia untuk laba besar. 5.7. Payback period (PP) Analisis payback period merupakan metode yang mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali, karena itu hasil bukan presentase melainkan satuan waktu (bulan, tahun, dan sebagainya) dapat dihitung sebagai berikut ; Investasi PP = Laba Usaha 11.863.000 301.845.800 = 3,9

26 Dari analisis Payback period (PP) mendapatkat angka 3,9. Jadi modal investasi akan kembali dalam jangka waktu 3,9 bulan. Jadi usaha ini layak dikembangkan oleh pedagang ikan di Keucamatan Seunagan. 5.8. Break event point (BEP) Break event point (BEP) merupakan untuk mengetahui hasil penjualan minimal atau hasil pembelian dari pedagang ikan di Kecamatan Seunagan. BEP = Biaya Total Jumlah Produksi 289.982.800 33.500 = 8.656 Dari hasil hitungan Nilai Break event point / BEP, yang di peroleh adalah 8.656 Artinya pedagang ikan di Kecamatan Seunagan harus menjual 8.656 kg agar terjadi break event point. Ketika setelah itu baru memperoleh keuntungan bersih. 5.9. Harga Ikan Berdasarkan harga ikan yang ditetapkan oleh pedagang ikan di Keucamatan Seunagan maka dari ketiga pasar yang ada di Keucamatan Seunagan tidak ada beda. Harga ikan yang dijual oleh pedagang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

27 Tabel 11. Harga Ikan di Keucamatan Seunagan No Nama Ikan Harga Beli per Kg Harga Jual per Kg 1 Pari 17.000 30.000 2 Kelangsing 25.000 30.000 3 Kakap 35.000 50.000 4 Teri 20.000 25.000 5 Kepiting 40.000 50.000 6 Kerling 80.000 100.000 7 Lele lokal 55.000 70.000 8 Nila 25.000 40.000 9 Mas 35.000 50.000 10 Tuna 18.000 25.000 11 Tongkol 22.000 30.000 12 Bawal 50.000 70.000 13 Bandeng 20.000 25.000 14 Udang laut 25.000 35.000 15 Kepiting bakau 40.000 50.000 16 Hiu 12.000 20.000 17 Belut 55.000 70.000 18 Bolo 16.000 20.000 19 Bandeng 20.000 25.000 20 Gabus 25.000 40.000 Sumber : Pedagang ikan di Keucamatan Seunagan Pada tabel 11 di atas sudah dijelaskan harga ikan di Keucamatan Seunagan sebagaimana yang dapatkan dari pedagang ikan dilapangan, ini merupakan harga yang sedang ditetapkan saat ini, dari berbagai pasar di Keucamatan Seunagan memiliki harga yang sama.

28 5.2.2. Pembahasan 5.2.1. Pendapatan Pedagang Pendapatan pedagang ikan Keucamatan Seunagan Cendrung memiliki penghasilan berbeda meski harga ikan yang dijual sama. Oleh karena itu pedapatan di Keucamatan Seunagan lebih ke pasar Jeuram dikarenakan pasar Jeuram menjual ikan lebih lengkap dan kualitas ikan pun lebih banyak bagus, selain itu pasar Jeuram juga menyediakan sembako seperti sayu-sayuran maka konsumen lebih banyak yang mengunjung dan membeli pasar Jeuram. Untuk tempat jualan pedagang lebih jelas bisa lihat pada tabel dibawah ini ; Tabel 12. Tempat jualan pedagang No Nama Tempat jualan 1 Samsuar Jeuram 2 Hendri Kuta Paya 3 Ibnu Hajar Kuta Paya 4 Cek Nasir Jeuram 5 Khairuddin Jeuram 6 Safrizal Jeuram 7 Robi Parom 8 Pondi Jeuram 9 Hendra Parom 10 Iwan Parom Dari tabel 12 di atas dapat kita lihat tempat penjualan ikan masing-masing pedagang ikan di Keucamatan Seunagan. Sedangkan untuk pendapatan pedagang untuk hari, bulan dan tahun pada masing-masing pasar ikan di Keucamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya, dapat dilihat pada Grafik dibawah ini ;

29 Gambar 3. Grafik pendapatan pedagang ikan Keucamatan Seunagan 90,000,000 80,000,000 70,000,000 60,000,000 50,000,000 40,000,000 30,000,000 Hari Minggu Bulan 20,000,000 10,000,000 0 Jeuram Kuta Paya Parom 5.2.2. Masalah Yang Dihadapi Masing-masing Pedagang Ikan Berdasarkan hasil data dilapangan kalau pedagang ikan Jeuram ada masalah kondisi pasarnya jika musim hujan kemudian terjadinya becek, kotor, dan bau jadi pelanggan akan menurun mengunjung pasar, sedangkan Kuta Paya masing menggunakan lahan masyarakat pasar yang belum tetap bisa jadi berubah-rubah. Masalah yang dihadapi pasar Parom juga hal yang sama dengan Kuta Paya masih menggunakan lahan masyarakat malah khususnya pasar Parom sudah mendapat himbauan dari Pemkab agar tidak lagi menjual pada tempat tersebut tapi mereka masih menindaklanjut.

30 Tidak Ada Perbedaan Harga Dari ketiga pasar yang terdapat di Keucamatan Seunagan tidak ada perbedaan harga disebabkan karena mereka untuk membeli ikannya pada tempat yang sama yaitu Meulaboh dan Blang Pidie.

31 VI. KESIMPULAN SARAN Kesimpulan 1. Pendapatan pedagang ikan di Kecamatan Seunagan rata-rata mendapatkan Rp 4.534.766. dalam per bulan sehingga untuk pertahun memperoleh biaya Rp 54.417.200, mencukupi kebutuhan dalam keluarga ditanggung, selain itu usaha pendapatan pedagang ikan di Kecamatan Seunagan selama berbeda tempat dapat mempengaruhi pada pendapatan, seperti pasar Kuta Paya dan Parom masih rendah disebabkan oleh beberapa faktor yang belum mendukung seperti penyediaan sayur maupun daging lainnya. 2. Dari hasil hitungan, nilai R/C mendapat 1,18, ini mencerminkan usaha yang baik, karena jika nilai Ratio <1 maka usaha tersebut rugi. serta PP memperoleh nilai 3,9 jadi modal investasi akan kembali dalam 3,9 bulan dan BEP sebesar 8.656 jadi setiap pedagang di Kecamatan Seunagan harus menjual 8.656 kg setelah itu baru memiliki keuntungan bersih. 3. Pedagang ikan Jeuram pendapatannya lebih tinggi dibandingkan dengan pasar Parom dan Kuta Paya. Karena pasar Jeuram lebih banyak di kunjungi oleh konsumen karena pasar tersebut merupakan pasar induk dan pedagang pasar Jeuram pun lebih banyak serta pasar Jeuram juga tersedianya bahan sayur-sayuran. Saran Kepada pemerintah daerah agar dapat membantu membangun pasar yang lebih relativ sesuai yang di harapkan supaya kalangan pedagang ikan lebih

32 mudah dalam mengembangkan usaha dagangnya, dan menyediakan fasilitas lain yang dibutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA Asnah, 1997. Analisis Produksi dan Pemasaran Apel di Kabupaten Malang Propinsi Jawa Timur. Tesis S2. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Aniya W. 2004. Tataniaga Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Wahid Hasyim. Semarang. Azwar, S. 2003. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta Badan Pusat Statistik (BPS) 2014. Buku Induk Kabupaten Nagan Raya Casrinah, 2003. Sistem Pemasaran Hasil-Hasil Perikanan Laut di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tanjungsari Kabupaten Pemalang. Skripsi S1. Fakultas Perikanan Universitas Pancasakti. Tegal. Cahyono, B.T. Manajemen Pemasaran Analisis Agribisnis dan Industri. STIE IPWI Program Magister Manajemen. Daryanto, 2011 Manajemen Pemasaran Cet. I Bandung Deasy Y, 2008 Analisi dan sistem pembagian hasil Nelayan Bermotor<5 GT dan 5-9 GT S1 Sumatera Utara. Dinas Perikanan Dan Kelautan 2014. Letak Geografis Nagan Raya Direktorat Jenderal Perikanan Departemen Pertanian, 1982. Pemasaran Hasil Perikanan. Jakarta. Dumairy, 1996. Perekonomian Indonesia. Erlangga. Jakarta. Fita Ikfa Priyana, 2006. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Pada Usaha Penangkapan Ikan Dengan Alat Tangkap Gillnet. Skripsi S1 Universitas Diponegoro. Semarang. Hanafiah, A.M, Saefuddin, A.M, 1986. Tata Niaga Hasil Perikanan. UI Press. Jakarta. Kotler, P. 1984. Manajemen Pemasaran. Edisi empat. Erlangga. Jakarta.

Mulyadi,2001. Harga Jual,. Penerbit BPFE. Yogyakarta. Mubyarto, 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Edisi ketiga. LP3ES. Jakarta. Nazir, M. 1999. Metode Penelitian. Cetakan Keempat. Ghalia Indonesia. Jakarta. Parwinia, 2005. Makalah Falsafah Sains Evaluasi Kebijakan Perikanan Mengenai Pengembangan Agribisnis Terpadu. Program Pasca Sarjana S3 ITB. Bogor. Riza A, 2008 Analisis Finalsial Penggunaan Alat Tangkap Trammer Net di Perairan Suak Seumaseh Kabupaten Aceh Barat. Soekartawi, 2002., Analisis Usaha Tani. Penerbit BPFE. Yogyakarta.