PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE IVA TERHADAP MOTIVASI IBU DI KELURAHAN MOJOSONGO RW XIV SURAKARTA Mila Ikrima *) Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta *) email: milaikrima36@gmail.com Abstrak Latar Belakang: Kanker serviks merupakan jenis kanker peringkat kedua yang dapat mengakibatkan kematian di Indonesia. Usaha preventif yang dapat dilakukan yaitu dengan pemberian pendidikan kesehatan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA terhadap motivasi ibu. Metode: Quasi eksperimen dengan rancangan non randomized control group pretest posttest design. Teknik sampling menggunakan quota sampling sejumlah 20 responden untuk kelompok perlakuan dan 20 responden untuk kelompok kontrol. Instrumen penelitian menggunakan lembar kuesioner. Penelitian ini menggunakan uji statistik wilcoxon. Hasil: Sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan pada kelompok perlakuan mayoritas responden mempunyai motivasi sedang, pada hasil pretest dan posttest kelompok kontrol mayoritas responden mempunyai motivasi sedang. Hasil penelitian didapatkan Z hitung -3.606 dan p-value sebesar 0.000. Kesimpulan: Terdapat pengaruh pemberian pendidikan kesehatan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA di Kelurahan Mojosongo RW XIV Surakarta. Effect of Health Education of Early Detection Cervical Cancer with IVA method on Mothers Motivation in Hamlet XIV, Mojosongo, Surakarta. Abstract Background: Cervical cancer occupies the second place, which can cause mortality in Indonesia. Preventive measure can be done by delivering health education of early detection of cervical cancer with IVA method. The aim of this study is to investigate the effect of health education of early detection of cervical cancer with IVA method on mothers motivation. Method: This research used the quasi experimental method with non-randomized control group pretest posttest design. The samples of research consisted of 20 respondents as control group and 20 respondents as control group, and were taken by using the quota sampling technique. The data of research were collected through questionnaire. They were statistically analyzed by using the Wilcoxon test. Result: Prior to and following the health education delivery as indicated by the results of pre-test and post-test, the treated group in majority had a moderate motivation, and the statistical analysis shows that the value of Z count was -3.606 and the p-value was 0.000. Conclusion: There was an effect of health education of early detection of cervical cancer with IVA method on mothers motivation in Hamlet XIV, Mojosongo Ward, Surakarta.
PENDAHULUAN deteksi dini kanker serviks yang dimaksud Badan kesehatan dunia World Health adalah pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Organization (WHO) menyatakan, saat ini Asetat (IVA). IVA merupakan metode penyakit kanker serviks adalah kanker skrining paling sederhana untuk mendeteksi paling umum keempat yang mempengaruhi dini kanker serviks (Kepmenkes 796, 2010). perempuan di seluruh dunia. International Jumlah di skrining sebanyak 644.951 Agency for Research on Cancer (IARC) perempuan atau 1,75% dari target menyebutkan terjadi 528.000 kasus baru perempuan usia 30-50 tahun, 28.850 setiap tahun dan menyebabkan 266.000 (4,47%) IVA positif, curiga kanker leher kematian pada tahun 2012. WHO rahim 840 (1,3 per 1000) pada tahun 2013 memperkirakan kematian akibat kanker (Profil Jawa Tengah, 2013). Pasien datang serviks akan meningkat sampai 25% untuk pada stadium lanjut sebanyak 66,4%. Hal ini 10 tahun kedepan (IARC, 2012). menunjukan masih sangat kurangnya Kanker serviks merupakan jenis kanker partisipasi wanita terhadap deteksi dini peringkat kedua yang dapat mengakibatkan kanker serviks ( Indonesian Journal of kematian di Indonesia. Kanker serviks Cancer, 2009). Tindakan pencegahan primer merupakan jenis kanker paling banyak yaitu melalui pengendalian faktor risiko dan menyerang wanita usia produktif yaitu usia peningkatan komunikasi, informasi dan 30-50 tahun. Perempuan yang sudah kontak edukasi (KIE), salah satunya dengan seksual akan berisiko tinggi terkena kanker pendidikan kesehatan kesehatan tentang serviks (Dalimarta, 2004). Menurut ketua bahaya kanker serviks dan pentingnya umum Yayasan Kanker Indonesia, Setiap skrining bagi wanita (Profil Kesehatan Jawa harinya diperkirakan ada 40 sampai 45 kasus Tengah, 2013). baru kanker serviks dan 20 sampai 25 orang Penelitian yang telah dilakukan oleh meninggal dunia. Sekitar 70 persen Rahma tahun 2011 dengan judul Faktor penderita datang ke rumah sakit pada Yang Mempengaruhi Minat WUS dalam stadium lanjut. Karena itu, deteksi dini dan Melakukan Pemeriksaan IVA di Desa pengobatan pra kanker serviks perlu menjadi Pangebatan Kecamatan Karang Lewas prioritas (Yayasan Kanker Indonesia, 2013). Kabupaten Banyumas, di peroleh hasil p- Prevalensi kanker serviks di Provinsi value sebesar 0,018<0,05 yang berarti ada Jawa Tengah pada tahun 2012 sebanyak hubungan yang signifikan antara 2.259 kasus (19,92 %). Data yang di peroleh pengetahuan dengan minat WUS dalam dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta pada melakukan pemeriksaan IVA. Perbedaan tahun 2012, jumlah wanita usia subur yang penelitian ini dengan penelitian sebelumnya menderita kanker serviks sebanyak 240 adalah subjek penelitian, lokasi, variabel dan kasus. Puskesmas Sibela menempati urutan metode penelitian. kedua dengan jumlah penderita kanker Studi pendahuluan yang telah dilakukan serviks sebanyak 30 kasus (Profil Kesehatan pada tanggal 10 Februari 2015 di Kota Surakarta, 2012). Mojosongo RW XIV Surakarta, dari 10 ibu Pemerintah telah mencanangkan yang diwawancarai, didapatkan hasil bahwa program deteksi dini kanker serviks yang 7 ibu belum pernah melakukan deteksi dini sudah tercantum di dalam Keputusan kanker serviks dengan metode IVA (70%). Menteri Kesehatan Republik Indonesia Data dari Puskesmas Sibela menyebutkan Nomor 796/MENKES/ SK/VII/2010 tentang pemberian pendidikan kesehatan deteksi dini pedoman teknis pengendalian kanker kanker serviks pernah dilakukan beberapa payudara dan kanker serviks. Program tahun yang lalu. Seiring dengan
perkembangan jaman diharapkan pendidikan kesehatan dapat dilakukan kembali di RW IV Kelurahan Mojosongo. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis terdorong untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan deteksi dini kanker serviks metode IVA terhadap motivasi ibu di Kelurahan Mojosongo RW XIV Surakarta. SUBJEK DAN METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy eksperimental dengan metode non randomized control group pretest posttest design. Penelitian ini dilakukan di RW XIV Kelurahan Mojosongo Kota Surakarta pada bulan Desember 2014 Juli 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu berusia 20-50 tahun di Mojosongo RW XIV Surakarta sejumlah 92 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik quota sampling. Pengalokasian subjek dilakukan dengan cara membagi dua kelompok. Dari data populasi sebanyak 92 orang kemudian di ambil sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 40 sampel, dibagi menjadi kelompok perlakuan sebanyak 20 sampel dan kelompok kontrol sebanyak 20 sampel. Pada penelitian ini menggunakan matching umur responden pada kelompok kontrol dan perlakuan. Intervensi pada penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok. Pada kelompok kontrol dilakukan pretest pada tanggal 18 April 2015. Pretest dilakukan dengan memberikan kuesioner untuk diisi oleh responden. Pada kelompok ini tidak diberikan intervensi apapun. Posttest dilakukan pada tanggal 3 Mei 2015 dengan membagikan kuesioner untuk diisi oleh responden, kemudian dibagikan leaflet. Pada kelompok perlakuan pretest pada tanggal 18 April 2015. Pretest dilakukan dengan memberikan kuesioner untuk diisi oleh responden. Kemudian dilanjutkan pemberian pendidikan kesehata deteksi dinikanker serviks dengan metode IVA dengan menggunakan media slide power point disampaikan denagn metode ceramah. Posttest dilakukan pada tanggal 3 Mei 2015 dengan membagikan kuesioner untuk diisi oleh responden, kemudian dibagikan leaflet. Kuesioner motivasi yang digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini berisi 24 item pernyataan tentang motivasi deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA, dengan rentang skor 4 sampai 1 untuk pernyataan positif bernilai benar dan 1 sampai 4 untuk pernyataan positif bernilai salah, dan berlaku sebaliknya pada pernyataan negatif. Kuesioner tersebut telah lolos uji validitas (r hitung > 0,444) dan reliabilitas (r alpha=0,935) yang dilakukan terhadap 20 orang ibu berusia 20-50 tahun yang memiliki karakteristik sama dengan karakteristik responden penelitian. Analisis data dilakukan melalui proses komputerisasi dengan bantuan program SPSS 17.0. Analisis tersebut meliputi analisis univariat yang menggunakan uji statistik deskriptif terhadap karakteristik responden serta analisis bivariat dengan menggunakan uji Wilcoxon untuk mengetahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA terhadap motivasi Ibu. HASIL PENELITIAN A. Analisis Univariat 1. Umur Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Responden Umur Kontrol Perlakuan F (%) F (%) 17-25 0 0 0 0 26-35 9 45 9 45 36-45 9 45 9 45 46-55 2 10 2 10 Jumlah 20 100 20 100
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui 4. Sumber Informasi bahwa sebagian besar responden pada Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi kelompok kontrol dan perlakuan berusia Sumber Informasi Responden 36-45 tahun yaitu 9 responden (45%). Sumber Kontrol Perlakuan 2. Pendidikan Informasi F (%) F (%) Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Media 5 31,25 4 23,5 Pendidikan Terakhir Responden Tenaga Pendidikan Kontrol Perlakuan Kesehatan 9 56,25 11 64,7 Terakhir F (%) F (%) Orang lain 2 12,5 2 11,8 Dasar 2 10 0 0 Jumlah 16 100 17 100 Menengah 12 60 11 55 Tinggi 6 30 9 45 Berdasarkan tabel 4.4 diketahui Jumlah 20 100 20 100 bahwa sebagian besar responden pada kelompok kontrol memperoleh Berdasarkan tabel 4.2 diketahui informasi dari tenaga kesehatan bahwa sebagian besar pendidikan sebanyak 9 responden (56,25%), terakhir responden pada kelompok sedangkan pada kelompok perlakuan kontrol adalah sekolah menengah sebagian besar responden sebanyak 12 responden (60%), memperoleh informasi juga dari sedangkan pada kelompok perlakuan tenaga kesehatan sebanyak 11 sebagian besar pendidikan terakhir responden (64,7%). responden adalah sekolah menengah 5. Motivasi sebanyak 11 responden (55%). Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi 3. Informasi Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Informasi Motivasi Responden Kontrol Perlakuan Responden Motivasi Pretest Postest Pretest Postest Informasi Kontrol Perlakuan F % F % F % F % F (%) F (%) Tinggi 3 15 3 25 2 10 9 45 Pernah 16 80 17 85 Sedang 11 55 12 60 12 60 11 55 Tidak Pernah 4 20 3 15 Rendah 6 30 5 25 6 30 0 0 Jumlah 20 100 20 100 Jumlah 20 100 20 100 20 100 20 100 Berdasarkan tabel 4.3 diketahui Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa sebagian besar responden pada bahwa sebagian besar responden kelompok kontrol sudah pernah pada kelompok kontrol pada hasil mendapatkan informasi tentang deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA pretest mempunyai motivasi sedang sebanyak 11 responden (55%) dan sebanyak 16 responden (80%), pada hasil posttest hanya 1 sedangkan pada kelompok perlakuan responden (5%) yang mengalami sebagian besar pernah mendapat peningkatan motivasi dari rendah ke informasi tentang deteksi dini kanker sedang, sedangkan pada pada serviks dengan metode IVA sebanyak 17 kelompok perlakuan sebelum responden (85%). diberikan pendidikan kesehatan sebagian besar mempunyai motivasi sedang sebanyak 12 responden
(60%) dan setelah diberikan pendidikan kesehatan 13 responden (65%) mengalami peningkatan motivasi. B. Analisis Bivariat Analisis yang digunakan menggunakan analisis uji beda wilcoxon, dan didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.6 Perbedaan Motivasi Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode IVA Kelompok Z P (Sig. 2- tailed) Wilcoxon Perlakuan -3.606 0.000 Berdasarkan penghitungan dengan SPSS pada kelompok perlakuan didapatkan hasil Z hitung sebesar -3.606 (nilai minus diabaikan) maka Z hitung lebih besar dari Z tabel (-1.645) dan nilai signifikan p sebesar 0.000. Karena nilai p -value < (0.05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh yang bermakna pemberian pendidikan kesehatan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA terhadap motivasi Ibu. pengetahuan akan berkurang (Wawan, 2010). Hasil penelitian pada tabel 4.2 mengenai distribusi frekuensi pendidikan terakhir diketahui bahwa mayoritas responden mempunyai pendidikan terakhir sekolah menengah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang mendorong seseorang untuk lebih peduli dan termotivasi untuk meningkatkan derajat kesehatan dirinya dan keluarganya. Pendidikan menjadikan seseorang memiliki pengetahuan luas dan pola pikir yang baik, sehingga kesadaran untuk berperilaku positif termasuk dalam hal kesehatan semakin meningkat Pengetahuan baru yang diterima akan menimbulkan persepsi yang nantinya akan menjadi dorongan melakukan tindakan (Notoatmodjo, 2005). Hasil penelitian pada tabel 4.3 mengenai distribusi frekuensi informasi diketahui bahwa mayoritas responden sudah pernah mendapatkan informasi mengenai deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA. Menurut Notoatmodjo (2007) informasi yang diperoleh dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan peningkatan pengetahuan. Bila seseorang banyak memperoleh informasi maka akan cenderung mempunyai pengetahuan yang luas. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru dan akan mempengaruhi individu untuk mempunyai kecenderungan atau keinginan atau dorongan yang tinggi. Hasil penelitian pada tabel 4.4 mengenai distribusi frekuensi sumber informasi dapat diketahui bahwa mayoritas responden mendapatkan PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Hasil penelitian pada tabel 4.1 mengenai distribusi frekuensi umur diketahui bahwa responden pada kelompok kontrol dan perlakuan mayoritas berusia 36-45 tahun. Usia berpengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik akan tetapi pada umur-umur tertentu menjelang usia lanjut kemampuan informasi dari tenaga kesehatan. Hal ini penerimaan atau mengingat suatu sesuai dengan teori menurut
Notoatmodjo (2007), tenaga kesehatan petugas kesehatan tersebut ahli merupakan faktor penguat yang dibidangnya sehingga dijadikan tempat mempengaruhi pendidikan kesehatan. untuk bertanya dan memberikan Semua petugas kesehatan baik dilihat informasi kesehatan yang akurat. dari jenis dan tingkatannya pada Penyampaian informasi yang baik antara dasarnya adalah pendidik kesehatan. petugas kesehatan dengan masyarakat B. Motivasi Ibu dalam Deteksi Dini dapat memberikan kontribusi yang Kanker Serviks dengan Metode IVA Hasil penelitian pada tabel 4.5 diketahui bahwa hasil pretest pada positif terhadap perilaku kesehatan yaitu deteksi dini kanker serviks. Hasil pretest kelompok kontrol dan kelompok kontrol dan perlakuan perlakuan juga terdapat responden yang mayoritas mempunyai motivasi sedang. mempunyai motivasi yang rendah. Jika Jika dilihat dari karakteristik responden dilihat dari karateristik responden mayoritas mempunyai pendidikan mayoritas mempunyai pendidikan terakhir menengah dan memperoleh informasi dari tenaga kesehatan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2005), pendidikan terakhir sekolah menegah dan belum pernah mendapatkan informasi. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Mubarak (2007) bahwa seseorang yang kurang akan menghambat yang mempunyai tingkat pendidikannya perkembangan sikap seseorang terhadap rendah akan menghambat perkembangan nilai-nilai baru yang diperkenalkan. seseorang terhadap penerimaan tenaga kesehatan merupakan informasi. Menurut Notoatmojo (2007), Hasil pretest pada kelompok kontrol perilaku seseorang atau masyarakat dan perlakuan terdapat responden yang tentang kesehatan ditentukan oleh mempunyai motivasi tinggi. Jika dilihat pengetahuan. Perilaku yang didasari oleh dari karakteristik responden mempunyai pengetahuan akan lebih langgeng pendidikan terakhir perguruan tinggi dan daripada yang tidak didasari pernah mendapatkan informasi dari pengetahuan. Selain faktor pendidikan tenaga kesehatan. Hal ini sesuai dengan dan informasi terdapat faktor lain yang teori yang dikemukakan oleh mempengaruhi rendahnya motivasi yaitu Notoatmodjo (2011), semakin tinggi kurangnya dukungan suami dan tingkat pendidikan seseorang, semakin mudah seseorang tersebut menerima informasi sehingga semakin banyak pula keluarga, biaya, dan fasilitas kesehatan untuk melakukan pemeriksaan IVA. Hasil penelitian pada tabel 4.5 pengetahuan yang dimilikinya. diketahui bahwa hasil posttest pada Seseorang yang memiliki tingkat kelompok perlakuan tidak ada yang pendidikan yang tinggi cenderung mempunyai motivasi rendah dan 13 mempunyai pola pikir yang lebih responden mengalami peningkatan berkembang dan lebih logis. Pendidikan motivasi. Hal ini sesuai dengan teori memiliki efek positif terhadap kesadaran yang dikemukakan oleh Nursalam kesehatan dan secara langsung berimbas pada perilaku kesehatan. Penelitian yang dilakukan oleh Reis (2012) menyebutkan (2008) bahwa pendidikan kesehatan adalah proses yang direncanakan dengan sadar untuk menciptakan peluang bagi bahwa petugas kesehatan merupakan individu untuk senantiasa belajar salah satu faktor pendorong individu memperbaiki kesadaran (Literacy) serta untuk berperilaku. Hal ini dikarenakan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan (Life skill) demi ditimbulkan kembali, jejak-jejak tersebut kepentingan kesehatannya. Menurut dinamakan memory traces. Faktor lain Machfoedz dan Suryani (2007) yang mempengaruhi meningkatnya menyatakan bahwa orang yang motivasi ibu adalah adanya dukungan pengetahuannya bertambah maka dari suami dan keluarga. kecakapannya bertambah sehingga C. Pengaruh Pendidikan Kesehatan muncul kesadaran dalam diri untuk bersikap yang baik. Faktor lain yang mempengaruhi meningkatkan motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode IVA terhadap Motivasi Ibu Hasil penelitian pada tabel 4.6 pada kelompok perlakuan adalah diperoleh hasil analisis SPSS pada dukungan suami dan keluarga. kelompok perlakuan dengan Hasil penelitian pada tabel 4.5 menggunakan uji beda wilcoxon diketahui bahwa hasil posttest pada didapatkan Z hitung sebesar -3.606 (nilai kelompok kontrol mayoritas tidak minus diabaikan) maka Z hitung lebih mengalami perubahan motivasi. besar dari Z tabel (-1.645) dan nilai Responden dengan motivasi rendah signifikan p-value sebesar 0.000. Karena mayoritas tidak mengalami perubahan. Jika dilihat dari karakteristik responden nilai p-value< (0.05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa yang mempunyai motivasi rendah ada pengaruh pemberian pendidikan mayoritas mempunyai pendidikan kesehatan deteksi dini kanker serviks terakhir sekolah menengah dan tidak dengan metode IVA terhadap motivasi pernah mendapatkan informasi Ibu. sebelumnya. Menurut Wanti (2003), responden berlatar belakang pendidikan Hasil penelitian ini sesuai dengan teori menurut Machfoed (2008) bahwa rendah yaitu cenderung sulit untuk pendidikan kesehatan dapat mengetahui informasi yang tersedia mempengaruhi motivasi yaitu proses karena keterbatasan pengetahuan. Faktor perubahan yang bertujuan untuk lain yang mempengaruhi motivasi ibu mengubah individu, kelompok dan adalah sikap berupa rasa takut dan malu masyarakat menuju hal positif secara pada saat pemeriksaan, dukungan suami, terencana melalui proses belajar. dan keterjangkauan jarak dengan Perubahan tersebut mencakup fasilitas kesehatan. Hasil posttest kelompok kontrol terdapat 1 responden yang mengalami kenaikan motivasi dari rendah menjadi pengetahun, sikap dan keterampilan. Pendidikan kesehatan secara langsung akan melibatkan proses pendengaran, penglihatan dan ingatan yang akan motivasi sedang. Jika dilihat dari menimbulkan pengetahuan baru. karakteristik responden mempunyai Pengetahuan baru tersebut yang pendidikan terakhir sekolah menengah kemudian akan berproses menjadi dan pernah mendapatkan informasi dari media. Hal ini sesuai dengan teori persepsi positif yang nantinya akan berubah menjadi motivasi dalam dirinya. menurut Mubarak (2007) bahwa setiap Menurut Notoatmodjo (2007), informasi yang diterima akan pendidikan kesehatan mempunyai meninggalkan jejak-jejak didalam kelebihan yaitu penyampaian materi storage memori manusia, dan jejak ini dapat sekaligus dalam jumlah sasaran akan disimpan sementara dalam ingatan. yang banyak sehingga penggunaan Dan pada waktu tertentu dapat waktu lebih efisien. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pendidikan kesehatan Hasil penelitian ini sejalan dengan yaitu faktor presdiposisi meliputi adat penelitian yang telah dilakukan Chania, istiadat, tingkat pendidikan, tingkat dkk (2013) dengan judul Effectiveness sosial ekonomi, faktor pemungkin of a Community-Based Health Education meliputi ketersediaan sarana dan Intervention in Cervical Cancer prasarana dan faktor penguat yang berasal dari tokoh masyarakat, tokoh agama, termasuk petugas kesehatan. Telah dilakukan pengendalian faktor Prevention in Greece, menyebutkan bahwa intervensi pendidikan kesehatan secara signifikan meningkatkan minat dan perilaku kesehatan pada perempuan, yang mempengaruhi pendidikan karena hampir sembilan dari sepuluh kesehatan pada penelitian ini yaitu wanita menjalani pap-test selama enam tingkat pendidikan, tingkat sosial periode setelah akhir program ekonomi, ketersediaan sarana dan pendidikan kesehatan. prasarana serta faktor penguat seperti Penelitian lain menyebutkan bahwa tokoh masyarakat dan petugas pendidikan kesehatan mempengaruhi kesehatan. Pendidikan kesehatan yang motivasi yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ekawati (2012) yang berjudul dilakukan pada penelitian ini Pengaruh Pendidikan Kesehatan menggunakan metode ceramah dengan tentang Kontrasepsi Pria Terhadap menggunakan media slide power point dan leaflet. Metode ceramah mempunyai beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan metode yang lain yaitu metode sederhana yang efektif dalam upaya Motivasi Pria PUS Menjadi Akseptor KB. Hasil uji statistik menunjukan nilai signifikan p = 0,000 < (0,05) yaitu terdapat pengaruh pemberian pendidikan kesehatan dengan motivasi. penyampaian informasi untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun SIMPULAN DAN SARAN rendah dan dapat dipakai pada kelompok A. Simpulan yang besar. (Notoatmodjo, 2005). Media Berdasarkan tujuan dan hasil leaflet adalah sebuah media yang penelitian pada 20 responden kelompok berbentuk kertas berisikan informasi perlakuan dan 20 responden kelompok pengetahuan berupa tulisan dan gambar. kontrol tentang pengaruh pemberian Kelebihan media leaflet ini adalah katakata yang berstruktur sederhana namun serviks dengan metode IVA di Kelurahan pendidikan kesehatan deteksi dini kanker mudah dimengerti dan dipahami, selain Mojosongo RW XIV, maka dapat itu media leaflet ringan dan mudah disimpulkan sebagai berikut : dibawa (Notoatmodjo,2007). Menurut 1. Motivasi responden pada kelompok Fitriani (2011), slide power point dapat perlakuan sebelum dan sesudah digunakan untuk menyampaikan pesan diberikan pendidikan kesehatan atau informasi-informasi kesehatan. mayoritas mempunyai motivasi sedang. Kelebihan media slide power point yang 2. Motivasi responden kelompok kontrol di proyeksikan secara jelas akan lebih pada hasil pre test dan posttest menarik perhatian, sangat praktis dan mayoritas mempunyai motivasi sedang. menyenangkan, warna gambar dapat 3. Ada pengaruh pemberian pendidikan membantu untuk membuat daya tarik kesehatan deteksi dini kanker serviks dalam memberi penekanan pada suatu dengan metode IVA terhadap motivasi masalah yang sedang dibicarakan. Ibu di Kelurahan Mojosongo RW XIV
dengan Zhitung sebesar -3.606 dan nilai signifikan p-value sebesar 0.000. B. Saran 1. Bagi Responden Diharapkan Ibu atau wanita usia subur meningkatkan motivasi untuk melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks metode IVA dengan cara mencari informasi yang tepat serta bertanya kepada ibu yang sudah pernah melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA yang nantinya dapat menurunkan angka kesakitan karena kanker serviks. 2. Bagi Pemerintah Khususnya dinas kesehatan diharapkan dapat meningkatkan penyediaan fasilitas-fasilitas deteksi dini kanker serviks yang murah dengan adanya program gratis dan mudah dijangkau oleh semua kalangan dalam meningkatkan cakupan upaya deteksi dini kanker serviks. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi penelitian lebih lanjut dengan pengembangan yang berbeda dengan menambahkan variabel lain seperti pekerjaan dan partisipasi sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih spesifik. DAFTAR PUSTAKA Ahmad A., 2003. Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta. Al-Meer, F.M et al., 2011. Knowledge, Attitude and Practices Regarding Cervical Cancer and Screening Among Women Visiting Primary Health Care in Qatar. Eastern Mediterranean Health Journal. (16 Juni 2015) Azwar S., 2012. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka desember 2014) Pelajar. Chania M., 2013. Effectiveness of a Community-Based Health Education Intervention in Cervical Cancer Prevention in Greece. International Journal of Caring Science. 6 : 4. Dalimarta S., 2004. Deteksi Dini Kanker dan Simplisia Antikanker. Jakarta : Penebar Swadaya. Depkes RI., 2008. Skrining Kanker Leher Rahim Dengan Metode Inspeksi Visual Asam Asetat. Jakarta : Depkes RI. Depkes RI., 2009. Buku Saku Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara. Jakarta : Depkes RI. Dinas Kesehatan Jawa Tengah., 2013. Profil Kesehatan Jawa Tengah. Semarang : Dinas Kesehatan Jawa Tengah. Dinas Kesehatan Kota Surakarta., 2012. Profil Kesehatan Kota Surakarta. Surakarta : Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Ekawati., 2012. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Kontrasepsi Pria Terhadap Motivasi Pria PUS Menjadi Akseptor KB. Sumatera : USU. Emilia O., 2008. Promosi Kesehatan Dalam Lingkup Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta:Pustaka Cendekia. Fitriani S., 2011. Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Hamzah B., 2014. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara. International Agency For Research on Cancer., 2012. World Cancer Factsheet. http://www.cruk.org/cancerstats (15
Irwanto. 2007. Perilaku Manusia. Jakarta : Avisiena. Machfoed I., 2008. Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Fitramaya. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 796/Menkes/ SK/ VII/2010 Tentang Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim. Mubarak W., 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Mubarak I.W dan Chayatin N., 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Teori dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika, Banyumas : AKBID YLPP Purwokerto. Rasjidi I., 2009. Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker Pada Wanita. Jakarta : Sagung Seto. Rasjidi I., 2009. Epidemiologi Kanker Serviks. Tangerang : Departemen Obstetri dan Ginekologi Siloam Hospitals. Reis, N et al., 2012. Knowledge, Behaviour, and Beliefs Related to Cervical Cancer and Screening among Turkish Women. Asian Pacific Journal of Cancer Prevention. (16 Juni 2015) Saragih., 2010. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang. Sumatera : USU. Notoatmodjo S., 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2011. Kesehatan Masyarakat, Ilmu, dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam., 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Rahma RA., 2011. Faktor Yang Mempengaruhi Minat WUS dalam Melakukan Pemeriksaan IVA. Sugiyono., 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Susilo R., 2011. Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Nuha Medika: Yogyakarta. Wanti., 2008. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Deteksi Dini Kanker Leher Rahim di Puskesmas Padamukti. Yogyakarta : Stikes A. Yani. Wawan A, Dewi S., 2010. Teori Dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika. Yayasan Kanker Indonesia., 2013. Kesadaran untuk Deteksi Dini Kanker Serviks Masih Rendah. http://www.yayasankankerindonesia.or g/ 2014/kesadaran- untuk- deteksidini-kanker-serviks-masih-rendah/ ( 15 Desember 2014).