BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

Hubungan Berfikir Positif dengan Makna Hidup pada Pasien Penyakit Kanker di RSUD dr. Pirngadi Medan

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam. kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dicintai, dapat lebih memaknai kehidupannya dan memiliki perasaan. yang mengalami penderitaan dalam hidupnya.

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada seseorang di seluruh dunia. National Cancer Institute (dalam

BAB I PENDAHULUAN. Padjajaran, 1974, hlm. 8 4 S.d.a

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semua orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka kematian yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan.

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

BAB I PENDAHULUAN. dalam catatan Word Health Organization (WHO) dimasukkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aktivitas sehari-hari. Sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkembang secara perlahan selama bertahuntahun,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 15% dari seluruh kanker pada wanita. Di beberapa negara menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah usia tiga puluh tahun, kanker payudara sangat jarang muncul.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk satu kelompok besar penyakit

HUBUNGAN ANTARA SIKAP PENYELESAIAN MASALAH DAN KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN SOMATISASI PADA WANITA KARIR

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian utama masa dewasa awal berkaitan dengan pemenuhan. intimasi tampak dalam suatu komitmen terhadap hubungan yang mungkin

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan stres karena terdapat ancaman

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

Bab I Pendahuluan. dalam menjaga optimalisasi manusia dalam kegiatan sehari-hari membuat banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. selalu sehat, dan dijauhkan dari berbagai penyakit, tetapi pada kenyataannya yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan merupakan suatu upaya. pemeriksaan, pengobatan atau perawatan di rumah sakit.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada awal kehamilan (trimester pertama), seperti berakhirnya

BAB I PENDAHULUAN. Tindak kekerasan dapat menimpa siapa saja, baik laki- laki maupun perempuan,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis karena anak mengalami stres akibat perubahan baik terhadap status

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan tersebut tetapi alasan yang membuat seseorang. merasa bahagia. Hal itu karena ketika seseorang menemukan

LAMPIRAN. repository.unisba.ac.id

BAB II LANDASAN TEORI Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak Pengertian Hospitalisasi. anak dan lingkungan (Wong, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidakberdayaan. Menurut UU No.13 tahun 1998, lansia adalah seseorang yang telah

BAB I PENDAHULUAN. TBC, AIDS, leukemia, dan sebagainya (Fitria, 2010). ketakutan, ansietas, kesedihan yang menyeluruh (Potter & Perry, 2005).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kesejahteraan Psikologis pada Survivor Kanker di Bandung Cancer Society (BCS)

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK SEBELUM TINDAKAN SIRKUMSISI DI BALAI PENGOBATAN ADHIA TUNGGUR SLOGOHIMO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepada para orang tua yang telah memasuki jenjang pernikahan. Anak juga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHALUAN. A. Latar Belakang Masalah. status sebagai orang dewasa tetapi tidak lagi sebagai masa anak-anak. Fase remaja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dihindari. Penderitaan yang terjadi pada individu akan mengakibatkan stres dan

Disusun Oleh : SARI INDAH ASTUTI F

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu kejadian yang ditunggu-tunggu oleh pasangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengalaman sakit adalah hal yang dapat terjadi pada siapa pun, kapan pun. dan dimana pun, begitu pula dengan anak-anak. Sebagaimana orang dewasa,

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat kecemasan yang berbeda-beda, tingkat kecemasan yang

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sel asalnya, namun dalam bentuk primitif dan tidak sempurna (Pusat Komunikasi

Lupus sendiri memiliki definisi sebagai penyakit immune atau kekebalan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ). Sedangkan Semua agama ( yang diakui ) di Indonesia tidak ada yang. menganjurkan untuk menceraikan istri atau suami kita.

5 KEY ELEMENT SERVICE

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak setiap orang merupakan salah satu slogan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang besar pada setiap wanita yang normal, juga pada kedua orang

BAB IV ANALISIS PROBLEM PSIKOLOGIS PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Kontek Penelitian (Latar Belakang masalah) kalanya sedih, dan ada kalanya marah. Sehingga seringkali timbul

Di Indonesia, masih banyak sekali orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu ke waktu. Humas Badan Narkotika Nasional RI (2016) telah

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. telah membina keluarga. Menurut Muzfikri (2008), anak adalah sebuah anugrah

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu lama dan bersifat residif (hilang-timbul). Sampai saat ini

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA TAHUN YANG AKAN MENJALANI KHITAN MASSAL DI PENDAPA AGUNG TAMANSISWA YOGYAKARTA

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai pengalaman baik positif maupun negatif tidak dapat lepas dari kehidupan seseorang. Pengalaman-pengalaman tersebut akan memberi pengaruh yang pada akhirnya akan mempengaruhi cara pandang seseorang dalam menjalani kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat mengaktualisasikan dirinya melalui pekerjaan, menjalani berbagai hobi, serta dikelilingi oleh keluarga yang dicintai dapat lebih memaknai kehidupannya dan memiliki perasaan bahagia dalam hidupnya. Seperti yang diungkapkan Sahakian (Bastaman, 1996) bahwa kebahagiaan tidak mungkin diraih tanpa melakukan perbuatan penting dan bermanfaat. Pendapat ini juga didukung oleh Wong dan Fry, yang menyatakan bahwa bekerja dan berprestasi adalah salah satu sumber kebermaknaan hidup (dalam Adler, 2004). Namun, hal ini tentu sangat berbeda dengan orang-orang yang mengalami penderitaan dalam hidupnya. Penderitaan menurut Bastaman, merupakan perasaan yang tak menyenangkan dan reaksi-reaksi yang ditimbulkannya sehubungan dengan kesulitankesulitan yang dialami seseorang (Bastaman, 2007). Penderitaan dapat dirasakan oleh seseorang karena memilki cacat tubuh bawaan, trauma kronis, mengidap penyakit kronis, atau memiliki salah satu anggota keluarga yang mengalami penderitaan tersebut. Ada berbagai jenis penyakit yang berbahaya dan mematikan, salah satunya adalah penyakit kanker. Bagi kebanyakan orang, penyakit kanker merupakan penyakit yang amat mengerikan dan sangat ditakuti. Kanker mempunyai banyak jenis seperti yang dinyatakan Achmad seorang Ginekolog (dalam Kompas, 2001) bahwa di Indonesia

sendiri telah ditemukan sepuluh jenis kanker yakni kanker leher rahim, payudara, hati, paru-paru, kulit, nasofaring, kelenjar getah bening, darah, usus, dan trofoblat ganas. Di Indonesia juga terjadi peningkatan jumlah penderita kanker yang sangat signifikan. Hal ini dapat dilihat dari fakta yang ditemukan bahwa dalam jangka 10 tahun penyebab kematian akibat kanker meningkat dari yang semula peringkat 12 menjadi peringkat 6 sebagai penyebab kematian, maka dapat diperkirakan dalam jangka waktu setahun saja terdapat sekitar 200 ribu penderita kanker yang baru dan seperlimanya akan meninggal akibat kanker (Republika, 2005). Kondisi seperti ini semakin membuat rasa takut pada setiap orang, dan merupakan ancaman bagi kehidupan, terutama pada orang-orang yang telah didiognosa terkena penyakit kanker. Hidup pun terasa tak berarti lagi, hanya tinggal menunggu saatnya kematian di sela-sela rutinitas yang dijalani. Belum lagi yang masih menjalani perawatan dirumah sakit, perasaan cemas, hingga ketakutan selalu terjadi, hal ini kerap terlihat di berbagai rumah sakit, salah satunya di rumah sakit umum dr. Pirngadi Medan, dimana para pasien yang menderita penyakit kanker yang sedang menjalani rawat inap tidak dapat mengaktualisasikan dirinya, ataupun menjalani berbagai hobi yang menyenangkan bagi dirinya, karena penyakit yang sedang diderita. Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis, karena menderita penyakit atau cedera dan memerlukan bantuan dokter untuk memulihkannya. Pasien yang memerlukan perawatan intensif akan menjalani rawat inap dirumah sakit agar dokter dapat mengontrol keadaannya. Banyak dari pasien tersebut mengeluh ketika menjalani perawatan, merasa bosan, bahkan pasrah dengan penyakitnya, tidak semua pasien dapat menerima penyakitnya dengan sabar. Seperti yang terlihat diruangan rawat inap penyakit dalam dan SMF bedah rumah sakit Pirngadi, ada pasien yang bisa tetap tersenyum dengan keluarganya, dan

berusaha untuk sembuh, tetapi diantara pasien- pasien tersebut ada juga pasien yang tidak lagi memiliki semangat hidup, pasrah pada penyakitnya, dan merasa dirinya tidak berdaya, terbaring dalam kondisi yang lemah, tidak mau berbicara bahkan tersenyum dengan orang disekitarnya, dan ada juga yang memalingkan wajahnya ketika orang lain melihatnya. Beberapa pasien tersebut mengalami kerontokan pada rambutnya hingga botak, dan yang lain menutupi payudaranya karena dioperasi. Namun, ternyata ada pasien yang dapat sabar menerima penyakitnya, meski ia tahu mungkin penyakitnya tidak akan sembuh, tetapi ia terlihat lebih tenang menghadapi, melakukan rutinitas yang dianjurkan paramedis, sesekali tersenyum dengan orang disekitarnya, ada rasa senang berkumpul dengan keluarga. Ia tahu semua ini ada hikmanya, dan ada artinya jika melakukan hal yang bearti, karena murung, larut dalam kesedihan tidak akan merubah keadaan, dengan semangat dan keadaan yang tersisa berusaha melakukan yang terbaik, agar hidup tidak berlalu sia-sia, tetapi mempunyai nilai. Pada dasarnya, seorang pasien mengharapkan kesembuhan atas dirinya. Dapat sembuh dan bebas dari penyakit adalah hal yang membahagiakan karena pasien dapat berkumpul kembali dengan keluarga dan menjalani aktivitas yang menyenangkan untuk dirinya. Karena keinginan yang kuat untuk sembuh itu, maka pasien pun dengan sabar menjalani perawatan, minum obat teratur, istirahat cukup, dan melaksanakan aturanaturan yang diberikan selama dirumah sakit. Hal ini sesuai dengan penuturan Setiyartomo (2004), beliau mengatakan bahwa dalam berbagai penelitian psikologis telah menunjukkan pentingnya kebermaknaan hidup sebagai faktor yang berpengaruh kuat terhadap kesehatan fisik, kepercayaan diri, kebahagiaan seseorang, dan kesehatan mental. Kondisi psikologis yang dialami seperti perasaan tidak berdaya, putus asa, depresi, marah dan sedih yang dapat menghilangkan

tujuan dan motivasi seseorang, dapat menghilangkan makna hidup dan dapat menghambat seseorang untuk mendapatkan kebahagiaan. Berikut penuturan dari salah seorang pasien yang mengalami penyakit kanker, yang harus menjalani perawatan intensif dari dokter : Terkadang saya sedih bukan karena penyakit yang saya derita, namun saya sedih karena telah menyusahkan keluarga saya, namun cinta yang tulus dari orang tua dan keluarga saya membuat saya lebih bearti. Mereka tidak menghakimi saya, atau menyalahkan saya, hal ini membuat saya semangat untuk sembuh dan memberikat manfaat untuk mereka. Sementara, salah satu pasien yang lain memaknai penyakitnya sebagai ujian dari Tuhan, sehingga ia dapat lebih sabar menjalaninya, dan ia berusaha membuang pikiran- pikiran negatif dalam dirinya. Berikut pernyataan beliau: Jika saya terus menerus memikirkan penyakit yang saya derita, maka saya akan terus merasa sedih, dan keluarga yang melihat saya tidak berdaya pasti akan merasa sedih juga. Saya berusaha merubah pemikiran saya, ketika saya melihat keluarga, anak, dan teman- teman saya, yang masih mengharapkan kehadiran saya, masih membutuhkan saya, membuat saya tidak menyerah dan berdoa semoga mendapat kesembuhan. Kalau pun umur saya tidak panjang, saya ingin berbuat baik dengan mereka. Penuturan dari pasien tersebut sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Ancok (dalam Frankl, 2003) bahwa Kebermaknaan hidup adalah sebuah kekuatan hidup manusia untuk memiliki sebuah komitmen kehidupan. Makna hidup ini bermula dari adanya sebuah visi kehidupan, harapan dalam hidup, dan adanya alasan mengapa seseorang harus tetap hidup. Kebermaknaan hidup dapat diwujudkan dalam sebuah keinginan menjadi orang yang berguna untuk orang lain, apakah itu anak, istri, keluarga dekat, komunitas negara dan bahkan umat manusia. Hal ini memberikan penjelasan bahwa pasien tersebut telah menemukan makna dalam penyakitnya, mereka tahu apa yang seharusnya dilakukan dalan kondisi tersebut.

Dalam kondisi sakit mereka masih mampu mengambil sikap yang positif, mengarahkan pemikirannya pada hal-hal yang positif. Sesuai dengan penuturan Frankl yang mendukung pernyataan ini bahwa kebermaknaan hidup sebagai keadaan yang menunjukkan sejauh mana seseorang telah mengalami dan menghayati kepentingan keberadaan hidupnya menurut sudut pandang dirinya sendiri (Frankl, 2003). Oleh karena itu, sudut pandang atau pola berpikir sesorang sangat mempengaruhi kondisi seseorang. Berpikir positif adalah cara menghadapi suatu masalah dengan mengambil hikmah dibalikmasalah yang dihadapi sehingga tidak menimbulkan konflik/pertentangan. Berpikir positif mempunyai pengaruh yang positif terhadap kondisi psikologis, daya tahan terhadap stress, dan kesehatan fisik. Pasien yang mampu berpikir positif akan lebih mampu menemukan makna dalam hidupnya, karena memiliki keyakinan yang kuat atas keinginanya, termasuk sembuh dari penyakit yang sedang diderita. Dengan memusatkan perhatian pada aspek yang positif dari suatu keadaan atau situasi yang sedang dihadapi akan membantu individu untuk menghadapi situsasi yang mengancam atau menimbulkan stress, sehingga dia mampu memberi reaksi dalam segala peristiwa yang terjadi secara positif. Orang yang berpikir positif tidak akan menilai sesuatu secara sederhana, tetapi akan memahami secara mendalam baru kemudian menetapkan penilaian, dan tidak terpengaruh oleh penilaian orang lain, tetapi selalu memikirkan lebih jauh dan mendalam kemudian mengambil keputusan. Hal ini membuat seseorang memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang lebih besar dalam menyikapi masalah, kemudian mengubahnya menjadi positif (El-Bahdal, 2010). Cara berpikir positif adalah suatu bentuk berpikir yang biasanya berusaha mencapai hasil yang terbaik dari keadaan yang terburuk. Cara berpikir positif disebut

cara yang memiliki daya tahan yang awet dan menolak untuk menyerah, melainkan memanfaatkan sebaik-baiknya apa yang sedang dihadapi dalan hidup. Cara berpikir positif yaitu menanggapi segala kejadian dengan menyadari bahwa ada segi baik dan segi buruk dalam kehidupan ini. Orang yang berpikir positif adalah orang sering berbicara sukses dari pada kegagalan, cinta dari pada kebencian, kebahagiaan dari pada kepedihan, persahabatan dari pada permusuhan, rasa percaya diri dari pada rasa takut, kepuasan dari pada ketidakpuasan, kebaikan dari pada kejahatan, dan berita yang bagus dari pada berita yang buruk, serta bagaimana menyelesaikan masalah dari buruknya masalah itu sendiri. Begitulah pikiran positif yang selalu aktif sepanjang waktu tanpa pengaruh apapun dan siapa pun. Dalam kondisi kritis sebagian orang bisa menguasai kondisinya, karena ia tahu bahwa setiap permasalahan pasti ada jalan keluarnya. Dengan begitu, seseorang akan mampu mewujudkan impian hidup dan menjalaninya dengan ketentraman batin dalam setiap aspek kehidupan. Pasien yang berpikir positif akan memusatkan pada kesuksesan, optimisme, pemecahan masalah, dan menjauhkan diri dari perasaan takut akan kegagalan. Ia juga akan melihat pada kekuatan diri dengan dasar pemikiran bahwa setiap orang sama berartinya dengan orang lain. Disamping itu ia akan menyusuaikan diri dengan kenyataan, menjauhkan diri dari penyesalan, frustasi, dan hal-hal lain yang dapat menimbulkan perasaan tidak menyenangkan. Melalui beberapa uraian diatas dapat disimpulkan mengenai berpikir positif, yaitu kecenderungan berpikir pada diri seseorang untuk lebih memusatkan perhatian pada hal-hal yang positif dari keadaan diri, orang lain maupun masalah yang sedang dihadapi.

Dengan memusatkan perhatian pada aspek yang positif dari suatu keadaan atau situasi yang sedang dihadapi akan membantu individu untuk menghadapi situasi yang mengancam atau menimbulkan stress, sehingga ia mampu menghadapi segala peristiwa yang terjadi secara positif. Frankl (dalam Schultz, 1995), berdasarkan pengalaman hidupnya mengemukakan bahwa inividu yang mengubah pola berpikirnya ke arah yang positif dan menyenangkan, maka kesakitan, ketakutan, penderitaan akan hilang karena pikiran positif akan membangkitkan jiwa yang tertekan dan memberikan kekuatan untuk mengatasi penderiataan pada suatu keadaan. Berdasarkan penjelasan dan berbagai penomena yang telah dipaparkan diatas membuat peneliti tertarik untuk mengambil judul Hubungan Berpikir positif dengan Makna Hidup pada Pasien Penyakit Kanker di Rumah Sakit Umum dr.pirngadi Medan. B. Identifikasi Masalah Ada berbagai jenis penyakit yang berbahaya dan mematikan, salah satunya adalah penyakit kanker. Bagi kebanyakan orang, penyakit kanker merupakan penyakit yang amat mengerikan dan sangat ditakuti. Kanker mempunyai banyak jenis seperti yang dinyatakan Achmad seorang Ginekolog (dalam Kompas, 2001) bahwa di Indonesia sendiri telah ditemukan sepuluh jenis kanker yakni kanker leher rahim, payudara, hati, paru-paru, kulit, nasofaring, kelenjar getah bening, darah, usus, dan trofoblat ganas. Kondisi seperti ini semakin membuat rasa takut pada setiap orang, dan merupakan ancaman bagi kehidupan, terutama pada orang-orang yang telah didiognosa terkena penyakit kanker. Hidup pun terasa tak berarti lagi, hanya tinggal menunggu saatnya kematian di sela-sela rutinitas yang dijalani. Pada saat-saat yang seperti inilah sangat diperlukan makna hidup sehingga seseorang akan merasa bahwa kehidupannya berarti walau dalam kondisi bagaimanapun. Makna hidup apabila berhasil ditemukan dan dipenuhi akan menyebabkan kehidupan ini

dirasakan demikian berarti dan berharga. Dan makna hidup ternyata ada dalam kehidupan itu sendiri, dan dapat ditemukan dalam setiap keadaan yang menyenangkan dan tak menyenangkan, keadaan bahagia dan penderitaan. Permasalahan yang dihadapi penderita penyakit kanker berupa minimnya harapan untuk sembuh, inilah yang menyebabkan timbulnya rasa takut, cemas, dan putus asa terhadap kondisi dirinya. Beberapa penelitian bahwa berpikir positif mempunyai pengaruh yang positif terhadap kondisi psikologis, daya tahan terhadap stress, kesehatan fisik, dan merupakan metode yang baik untuk menghadapi stress. Seseorang yang mampu berpikir positif akan lebih mampu menemukan makna dalam hidupnya, karena memiliki keyakinan yang kuat atas keinginanya, termasuk sembuh dari penyakit yang sedang diderita. Perbedaan inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melihat hubungan berpikir positif dengan kebermaknaan hidup pada Pasien Penyakit Kanker di Rumah Sakit Pirngadi Medan. C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah diungkapkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada Hubungan Berpikir positif dengan Kebermakaan Hidup pada Pasien Penyakit Kanker di Rumah Sakit Pirngadi Medan?. D. Batasan Masalah Pada penelitian ini, peneliti hanya membahas tentang hubungan berpikir positif dengan makna hidup pada pasien penyakit kanker di rumah sakit Pirngadi Medan.Pasien yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah pasien yang menderita penyakit kanker.

E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara berpikir positif dengan makna hidup pada pasien penyakit kanker di rumah sakit Pirngadi Medan. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan kepada disiplin ilmu psikologi, khususnya psikologi perkembangan. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat menambah bahan pustaka dan menjadi bahan masukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang membahas berpikir positif dengan kebermaknaan hidup sehingga akan menambah wawasan dalam bidang psikologi perkembangan. 2. Manfaat Praktis Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan: a. Informasi betapa penting berpikir positif pada pasien di rumah sakit atas penyakit yang sedang diderita. b. Pemahaman bagi pihak rumah sakit tentang bagaimana setiap pasiennya memaknai kehidupannya. Dengan adanya pengetahuan dan pemahaman tersebut, diharapkan pihak rumah sakit khususnya para dokter dan perawat dapat memberikan dukungan psikologis dan membantu pasien untuk berpikir positif agar mendapat makna hidup.