PENGARUH EXHAUST GAS RECIRCULATION (EGR) TERHADAP PERFORMA DAN EMISI JELAGA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION

dokumen-dokumen yang mirip
EFEK PEMAKAIAN LOW PURITY METHANOL TERHADAP KEPEKATAN ASAP (SMOKE OPACITY) PADA MESIN DIESEL DENGAN SISTEM EGR

STUDI EKSPERIMENTAL EGT DAN SMOKE OPACITY PADA MESIN DIESEL MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR CAMPURAN JATROPHA DENGAN SISTEM COLD EGR

PENGARUH COLD EGR TERHADAP BRAKE POWER PADA MESIN DIESEL DENGAN BAHAN BAKAR CAMPURAN SOLAR DAN JATROPHA

Effect of Low Purity Methanol on Soot Emission in Direct Injection Diesel Engine Using Exhaust Gas Recirculation

Tabel 1 Spesifikasi Mesin

Seminar Nasional (PNES II), Semarang, 12 Nopember 2014

EFEK METANOL KADAR RENDAH TERHADAP EFISIENSI TERMAL MESIN DIESEL INJEKSI LANGSUNG DENGAN SISTEM EGR

Analisis Perbandingan Emisi Gas Buang Mesin Diesel Menggunakan Bahan Bakar Solar dan CNG Berbasis Pada Simulasi

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

PENGARUH VARIASI LARUTAN WATER INJECTION PADA INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER

performa perubahan mesin diesel menjadi CNG Engine berbasis pada simulasi pemodelan menggunakan software GTPOWER. Diharapkan, dapat diketahui dari

Pengaruh Campuran High Purity Metanol (HPM) Solar Menggunakan Sistem EGR terhadap Performa dan Emisi Jelaga Pada Mesin Diesel Injeksi Langsung

KARAKTERISASI PERFORMA MESIN DIESEL DUAL FUEL SOLAR-CNG TIPE LPIG DENGAN PENGATURAN START OF INJECTION DAN DURASI INJEKSI

PENGARUH PENGGUNAAN BLOWER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI

ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR DAN BIODIESEL B20 TERHADAP PERFORMANSI ENGINE VOLVO D9B 380

KARAKTERISASI BAHAN BAKAR PADA MOTOR DIESEL DIESEL FUEL CHARACTERIZATION

KARAKTERISTIK EMISI JELAGA MESIN DISEL MENGGUNAKAN VENTURI SCRUBBER EGR DENGAN BAHAN BAKAR SOLAR

PEMANFAATAN RESIRKULATOR GAS BUANG UNTUK MENINGKATKAN UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR EMPAT LANGKAH

Setiawan M.B., et al., Pengaruh Molaritas Kalium Hidroksida Pada Brown Hasil Elektrolisis Terhadap.

ABSTRAK. Kata kunci : Mesin diesel, minyak solar, Palm Methyl Ester, simulasi. 1. Pendahuluan

OPTIMALISASI KINERJA MOTOR DIESEL DENGAN SISTEM PEMANASAN BAHAN BAKAR

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH INJEKSI UAP AIR PADA SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 2 LANGKAH 110 CC


ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN SISTEM HYBRID TERHADAP EFISIENSI DAN TINGKAT EMISI GAS BUANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN RESIRKULATOR GAS BUANG PADA KNALPOT STANDAR, TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO J

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

PENGARUH LETAK MAGNET TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION PADA SEPEDA MOTOR ABSTRAK

SNTMUT ISBN:

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu campuran komplek antara hidrokarbon-hidrokarbon sederhana

VARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN

PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL

ANALISA PERFORMA MESIN DIESEL DENGAN SISTEM VENTURI SCRUBBER EGR MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR CAMPURAN SOLAR MINYAK JARAK

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

UJI PERFORMA PENGARUH IGNITION TIMING TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN BERBAHAN BAKAR LPG

PENGARUH CAMPURAN METANOL TERHADAP PRESTASI MESIN

KARAKTERISASI UNJUK KERJA MESIN DIAMOND TYPE Di 800 DENGAN SISTEM INJEKSI BERTINGKAT MENGGUNAKAN BIODIESEL B-20

Penambahan Pemanas Campuran Udara dan Bahan Bakar

PENGARUH TEMPERATUR BAHAN BAKAR BIO-SOLAR DAN SOLAR DEX TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL PUTARAN KONSTAN

BAB III DATA DAN PEMBAHASAN

Terakreditasi: SK No.: 66b/DIKTI/Kep/2011 Terakreditasi: SK No.: 60/E/KPT/2016 Website :

ANALISA KINERJA MESIN OTTO BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PENAMBAHAN ADITIF OKSIGENAT DAN ADITIF PASARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

PENGARUH PROSENTASE ETANOL TERHADAP TORSI DAN EMISI MOTOR INDIRECT INJECTION DENGAN MEMODIFIKASI ENGINE CONTROLE MODULE

Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG?

SFC = Dimana : 1 HP = 0,7457 KW mf = Jika : = 20 cc = s = 0,7471 (kg/liter) Masa jenis bahan bakar premium.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMANFAATAN HIDROGEN TERHADAP KENAIKAN TEMPERATUR ENGINE PADA SISTIM BAHAN BAKAR DUAL FUEL MESIN COMPRESSED IGNITION

PENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, PENGARUH PEMANFAATAN GAS BUANG SEBAGAI PEMANAS INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA MESIN SUPRA X TAHUN 2002

M.Mujib Saifulloh, Bambang Sudarmanta Lab. TPBB Jurusan Teknik Mesin FTI - ITS Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR BIODIESEL (MINYAK JARAK-SOLAR) TERHADAP KANDUNGAN EMISI GAS BUANG MESIN DIESEL

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

ANALISIS EFEK HOT EGR TERHADAP PERFORMA DAN EMISI JELAGA PADA MOTOR DIESEL DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR CAMPURAN BIOSOLAR DAN JATROPHA BIODIESEL

BAB I PENDAHULUAN.

Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Perubahan Sudut Injektor pada System EFI Terhadap Performa Motor 4 Langkah

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Biogas terhadap Emisi Gas Buang Mesin Generator Set. Influence Of Biogas Fuel Usage On Generator Set Exhaust Emission

PENAMBAHAN REAKTOR PLASMA DBD (DIELECTRIC-BARRIER DISCHARGE)

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

OPTIMASI KONFIGURASI MAINJET DAN SLOWJET KARBURATOR MOTOR BENSIN SATU SILINDER 97 CC

PENGARUH VARIASI TINGKAT PANAS BUSI TERHADAP PERFORMA MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR 4 TAK

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF ABD 01 SOLAR KE DALAM MINYAK SOLAR TERHADAP KINERJA MESIN DIESEL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PERUBAHAN SUDUT PENYALAAN (IGNITION TIME) TERHADAP EMSISI GAS BUANG PADA MESIN SEPEDA MOTOR 4 (EMPAT) LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

I. PENDAHULUAN. Kata kunci - Bioetanol, Electronic Control Unit, Honda CB150R, rasio kompresi, RON.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL

Performa Mesin Sepeda Motor Empat Langkah Berbahan Bakar Premium dan Pertamax

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

STUDI SIMULASI KONVERSI MOTOR BAKAR OTTO MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR CNG DENGAN VARIASI AIR FUEL RATIO DAN IGNITION TIMING

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis Penggunaan Venturi..., Muhammad Iqbal Ilhamdani, FT UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR. DisusunOleh: MHD YAHYA NIM

ANALISA PENGARUH CAMPURAN PREMIUM DENGAN KAPUR BARUS (NAPTHALEN) TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN SUPRA X 125 CC

BAB II LANDASAN TEORI

Ahmad Nur Rokman 1, Romy 2 Laboratorium Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau 1

OLEH: Nama : DAYANG NRP :

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2 3

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

I. PENDAHULUAN. Katakunci : Electronic Control Unit, Injection Control, Maximum Best Torque (MBT), Ignition Timing, Bioetanol E100.

ANALISIS PENGARUH PEMBEBANAN ENGINE

PENGARUH PENGGUNAAN WATER COOLANT TERHADAP PERFORMANCE MESIN DIESEL. Gatot Soebiyakto 1)

PENGARUH VARIASI SUDUT ELBOW INTAKE MANIFOLD TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR SUPRA X TAHUN 2002

UJI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR BAKAR BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN CAMPURAN ZAT ADITIF-PREMIUM (C1:80, C3:80, C5:80)

Pengaruh Variasi Tekanan Injektor Dan Putaran Terhadap Performa Dan Gas Buang Pada Motor Diesel

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH TIMING INJECTION TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL 1 SILINDER PUTARAN KONSTAN DENGAN BAHAN BAKAR BIO SOLAR

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB III METODE PENGUJIAN. Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) seperti Uji emisi, Akselerasi, dan. Kendaraan uji yang disiapkan adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

UPAYA PENINGKATAN DAYA MOTOR DENGAN MERUBAH BESARNYA LUBANG KELUARAN GAS BUANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

PENGARUH EXHAUST GAS RECIRCULATION (EGR) TERHADAP PERFORMA DAN EMISI JELAGA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION Angga Septiyanto 1, Sonika Maulana 2, Agus Nugroho 3, Sudiyono 4 1234 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang Email: anggatm@mail.unnes.ac.id Abstrak. Kendaraan bermotor sebagai alat transportasi berbahan bakar minyak (bahan bakar fosil) yang menghasilkan emisi gas buang menjadi salah satu faktor terjadinya pencemaran udara yang berdampak negatif terhadap lingkungan. Bertambahnya jumlah kendaraan bermotor akan diikuti juga dengan peningkatan pencemaran udara yang berasal dari emisi gas buang pada kendaraan bermotor Salah satu jenis mesin kendaraan bermotor yang banyak digunakan pada truck, bus dan beberapa mobil penumpang adalah mesin diesel karena efisiensi dan daya tahan yang tinggi. Gas buang yang dihasilkan oleh mesin diesel dapat mengakibatkan permasalahan polusi udara yaitu dalam bentuk emisi jelaga dan NOx. Hal ini mengakibatkan munculnya beberapa penelitian yang bertujuan untuk menurunkan kadar emisi pada mesin diesel salah satunya menggunakan Exhaust Gas Recirculation (EGR). EGR digunakan untuk menurunkan emisi NOx yang dihasillkan dari proses pembakaran, dengan memasukkan kembali sebagian gas buang hasil pembakaran ke dalam intake manifold. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa dan emisi jelaga mesin diesel ketika menggunakan exhaust gas recirculation (EGR) untuk mengurangi emisi NOx pada mesin diesel direct injection. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan dinamometer untuk mengukur performa dengan variasi pembebanan 25%, 50%, 75%, 100%. Nilai yang didapat akan dianalisa dan diolah dalam bentuk grafik dengan menggunakan Software Origin Pro 8. Hasil penelitian menunjukkan performa torsi dan daya mengalami kenaikan dengan penggunaan EGR pada mesin diesel direct injection, dengan peningkatan sebesar nilai torsi dan daya masing-masing sebesar 11,16% dan 11,18% pada laju EGR 15,3% dan variasi pembebanan 50%. Sedangkan emisi jelaga yang diindikasikan dengan smoke opacity meningkat dengan penggunaan EGR, dengan peningkatan sebesar 24,02% ketika lajur EGR 16,5% dengan pembebanan 25%. Kata Kunci : Diesel, EGR, emisi. PENDAHULUAN Transportasi menjadi sebuah kebutuhan yang utama bagi masyarakat pada masa sekarang ini. Jenis transportasi yang paling sering digunakan adalah transportasi darat. Angga Septiyanto, Sonika Maulana, Agus Nugroho, Sudiyono 129

Salah satu jenis mesin yang digunakan untuk transportasi darat adalah mesin diesel. Mesin diesel mempunyai beberapa keunggulan yaitu dari segi efisiensi pembakaran yang tinggi, kehandalan mesin yang bagus, fleksibilitas bahan bakar, dan rendahnya konsumsi bahan bakar yang membuat mesin diesel banyak digunakan di beberapa negara (Guo et al. 2011). Mesin diesel selain mempunyai keunggulan juga mempunyai beberapa kelemahan diantaranya berkaitan dengan pencemaran udara yaitu emisi jelaga (soot) yang merupakan masalah utama pada motor diesel dan Nitrogen Oxide (NO x ). Mesin diesel biasanya dicirikan dengan konsumsi bahan bakar rendah dan penghasil emisi CO yang rendah namun mempunyai emisi NOx yang tinggi. Kandungan emisi gas buang yang berbahaya bagi kesehatan antara lain, HC, NO x, dan CO serta smoke hasil pembakaran. Resiko lain adalah Particulate Matter (PM) yang mempunyai pengaruh lebih besar bagi manusia dibandingkan pencemar udara lain. Kandungan PM adalah sulfat, nitrat, ammonia, natrium klorida, karbon, debu mineral dan air. Particulate Matter terdiri dari campuran yang kompleks antara partikel padat dan cair dari bahan organik dan anorganik yang tersuspensi di udara. Beberapa penelitian menunjukkan, lebih banyak kematian karena PM 2,5 (PM dibawah 2,5µm) dibandingkan PM 10 (PM dibawah 10µm). Namun partikel antara 2,5 10 µm juga berisiko jika dikaitkan dengan asma dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) (Kementrian Lingkungan.Hidup, 2012). Usaha untuk menurunkan kadar emisi gas buang pada mesin diesel DI, dilakukan beberapa penelitian dengan mencampur beberapa macam zat adiktif pada bahan bakar diesel. Selain itu penambahan zat adiktif diharapkan tidak mengurangi performa mesin diesel, tetapi justru dapat meningkatkan performa dari mesin diesel. (Singhyadav et al. 2011) melakukan penelitian dengan menambahkan hidrogen pada intake manifold yang terdapat Exhaust Gas Recirculation (EGR) menghasilkan kadar emisi gas buang yang rendah dan meningkatkan performa mesin diesel, jika dibandingkan dengan pengoperasian mesin diesel tanpa tambahan hidrogen. Beberapa usaha untuk mengurangi kadar emisi mesin diesel sudah dilakukan, akan tetapi akan berpengaruh dengan performa yang dihasilkan dari mesin diesel. Exhaust Gas Recirculation (EGR) salah satu metode yang efektif untuk mengurangi NOx mesin diesel karena rendahnya temperatur pembakaran dan konsentrasi oksigen dari fluida yang bekerja di ruang bakar. Namun ketika NOx berkurang, emisi jelaga meningkat dihasilkan dari rendahnya konsentrasi oksigen (Zheng et al. 2004). Metode EGR dibagi menjadi dua, yang pertama Hot EGR dimana sebagian gas buang disirkulasikan kembali tanpa didinginkan sehingga menyebabkan peningkatan suhu pada intake. Yang kedua Cold EGR dimana sebagian gas buang yang disirkulasikan didinginkan dengan menggunakan heat exchanger yang menyebabkan penurunan suhu intake (Niranjan et al. n.d.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa dan emisi mesin yang dihasilkan dari penggunaan EGR pada mesin diesel injeksi langsung. METODE Penelitian dilakukan pada mesin diesel 4 silinder jenis injeksi langsung dengan spesifikasi pada Tabel 1. Pengujian dilakukan dengan penambahan EGR dengan variasi EGR rate 12,8%, 14,1%, 15,3% dan 16,5% pada putaran mesin 2000 rpm. 130 Vol. 15 No.2 Desember 2017

Model of engine type Cylinder number Tabel.1 Spesifikasi Mesin Diesel Isuzu 4JB1 4 cylinder, 4 cycle, OHV, vertical in-line, direct injection Cylinder bore 93 mm Cylinder stroke 102 mm Compression ratio 18,2 : 1 Compression pressure 31 kg/cm 2 Total cylinder volume 2771 cc Maximum power 52,2 kw at 3000 rpm Maximum torque 4 178,96 Nm at 2000 rpm Bahan bakar yang digunakan pada penelitian ini adalah biosolar (D) Untuk mengetahui pembebanan sebuah mesin menggunakan alat dynamoter. Jenis dinamometer yang digunakan dalam penelitian ini adalah dynamometer absorpsi jenis hidraulik dengan fluida air dengan spesifikasi pada Tabel.2. Tabel 2. Spesifikasi Dynamometer No Uraian Keterangan 1 Merk DYNOmite Land and Sea 2 Hp 15 to 800 (standart - single rotor) 3 Hp option 1 to over10.000 4 Torque option 2 to over 5.000 lb-ft 5 RPM 1.000 to over 10.000(standart)- optional absorbers to over 20.000 Kepekatan asap yang dihasilkan oleh mesin diesel diukur menggunakan gas analyzer Stargass 898 dan Smoke meter OTC 495 untuk mengukur emisi gas buang dari mesin diesel. Pengolahan data akan dilakukan dengan bantuan software MS Excel 2007 dan software Origin Pro 8, serta hasilnya hasilnya akan ditampilkan dalam bentuk grafik. Susunan alat uji disusun sesuai dengan Gambar 1. Angga Septiyanto, Sonika Maulana, Agus Nugroho, Sudiyono 131

. Gambar1 Experimental Set Up HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh EGR terhadap Brake Torque Pengujian dilakukan pada putaran mesin 2000 rpm dengan pembebanan 25% sampai 100% dari beban maksimum yang bisa dicapai dengan interval pembebanan 25%. Data brake torque didapatkan dengan memvariasikan laju EGR dan beban sehingga dapat diketahui pengaruh EGR terhadap brake torque. Pengaruh EGR terhadap brake torque dapat diketahui dengan memvariasikan laju EGR dari 0% - 16,5% pada beban yang sama. Hasil pengujian dari masing-masing laju EGR dibandingkan dengan hasil pengujian terhadap mesin tanpa EGR (EGR 0%) sehingga diperoleh nilai perubahan torsi tertinggi. Sedangkan untuk memperoleh nilai torsi dilakukan perbandingan pada tiap hasil pengujian masing-masing laju EGR. Hasil pengujian pada Gambar 2 menunjukkan bahwa semakin besar laju EGR, torsi yang dihasilkan semakin meningkat. Pada pembebanan 50% dengan laju EGR 15,3 % mengalami peningkatan nilai torsi paling besar dibandingkan tanpa menggunakan EGR (EGR 0%) yaitu sebesar 11,16%. Sedangkan untuk nilai torsi tertinggi sebesar 118,07 Nm terjadi ketika beban 100% dengan laju EGR 15,3%. 132 Vol. 15 No.2 Desember 2017

120 110 100 Brake torque [Nm] 90 80 70 60 50 0 D100 EGR 0% EGR 12.8% EGR 14.1% EGR 15.3% EGR 16.5% 0 25 50 75 100 Load [%] Gambar.2. Pengaruh EGR terhadap brake torque dengan variasi beban Gambar 2 menunjukkan bahwa meningkatnya beban mengakibatkan nilai torsi mengalami peningkatan. Nilai torsi juga mengalami peningkatan dengan adanya EGR. Hal ini disebabkan karena adanya EGR akan meningkatkan proses pembakaran akibat naiknya temperature udara masukan, hal ini ditambah lagi bahwa EGR mempunyai tekanan yang sedikit lebih tinggi daripada tekanan atmosfer sehingga akan mengurangi rugi pompa (pumping losses) (V Pradeep, 2007). Pengaruh EGR terhadap Brake Power Pengambilan data dilakukan dengan pembebanan 25% sampai 100% dengan interval pembebanan 25% pada putaran konstan 2000 rpm. Pengujian brake power ini dilakukan dengan menggunakan variasi laju EGR dan beban. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk mengetahui pengaruh laju EGR terhadap brake power. Pengujian dilakukan dengan laju EGR 0% - 16,5%, hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh laju EGR terhadap brake power. Hasil pengujian dari masing-masing EGR dibandingkan dengan hasil pengujian tanpa menggunakan EGR (laju EGR 0%) untuk mengetahui perubahan maksimum dari brake power. Sedangkan nilai daya maksimum didapatkan dengan cara membandingkan nilai daya dari masing-masing laju EGR. Gambar.3 menunjukkan hasil pengujian pengaruh EGR terhadap brake power. Hasil pengujian ditunjukkan pada Gambar 3. Nilai daya semakin meningkat dengan semakin besarnya EGR. Peningkatan nilai daya tertinggi terjadi pada laju EGR 15,3% dengan pembebanan 50% yaitu sebesar 11.18% dibandingkan tanpa menggunakan EGR (EGR 0%). Angga Septiyanto, Sonika Maulana, Agus Nugroho, Sudiyono 133

Sedangkan nilai brake power tertinggi terjadi ketika diaplikasikan EGR 15,3% saat pembebanan 100% sebesar 24.72 kw. 26 24 22 Brake power [kw] 20 18 16 14 12 10 D100 EGR 0% EGR 12.8% EGR 14.1% EGR 15.3% EGR 16.5% 0 0 25 50 75 100 Load [%] Gambar 3. Pengaruh EGR terhadap brake power dengan variasi beban Pada Gambar 3 menunjukkan bahwa semakin meningkatnya beban nilai daya juga mengalami peningkatan. Adanya EGR juga mengakibatkan nilai brake power meningkat, hal ini disebabkan karena adanya EGR akan meningkatkan proses pembakaran akibat naiknya temperature udara masukan, hal ini ditambah lagi bahwa EGR mempunyai tekanan yang sedikit lebih tinggi daripada tekanan atmosfer sehingga akan mengurangi rugi pompa (pumping losses) (V Pradeep, 2007). Pengaruh EGR terhadap Smoke Opacity Pengambilan data smoke opacity dilakukan dengan menggunakan variasi EGR dan beban untuk mengatahui pengaruh EGR dan komposisi bahan bakar terhadap smoke opacity. Pengujian dilakukan dengan interval pembebanan 25% dari beban 25% sampai beban 100% yang bisa dicapai pada putaran konstan 2000 rpm Pengujian untuk mengetahui pengaruh EGR terhadap smoke opacity dilakukan dengan laju EGR 0% sampai 16,5%. Hasil pengujian dari tiap EGR dibandingkan dengan hasil pengujian tanpa menggunakan EGR (EGR 0%) untuk mendapatkan nilai perubahan terendah dan tertinggi dari smoke opacity. Sedangkan nilai smoke opacity terendah didapatkan dengan membandingkan 134 Vol. 15 No.2 Desember 2017

nilai smoke opacity yang dihasilkan dari variasi laju EGR. Hasil pengujian pengaruh EGR terhadap smoke opacity ditunjukkan pada Gambar 4. Gambar 4. mempresentasikan pengaruh EGR terhadap smoke opacity pada mesin diesel dengan bahan bakar biosolar. Peningkatan EGR menyebabkan smoke opacity meningkat. Peningkatan smoke opacity tertinggi terjadi ketika laju EGR 16,5% pada beban 25% yaitu sebesar 24.02% dibandingkan dengan tanpa EGR. Nilai smoke opacity terendah terjadi ketika tanpa EGR dengan beban 25% yaitu sebesar 6,20%. Sedangkan ketika menggunakan EGR, nilai terendah adalah 6,95% terjadi ketika laju EGR 12,8% dengan beban 25%. Nilai smoke opacity tertinggi diperoleh ketika beban penuh dengan laju EGR 16,5% sebesar 31.06%. Ketika tanpa menggunakan EGR nilai smoke opacity tertinggi sebesar 30.09% yaitu pada saat beban 100%. 40 32 Smoke Opacity [%] 24 16 8 D100 EGR 0% EGR 12.8% EGR 14.1% EGR 15.3% EGR 16.5% 0 0 25 50 75 100 Load [%] Gambar 4. Pengaruh EGR terhadap smoke opacity dengan variasi beban Berdasarkan Gambar 4, smoke opacity meningkat sebanding dengan meningkatnya beban. Peningkatan smoke opacity karena beban juga terjadi pada penelitian Cenk Sayin (2010) dan Chauman (2012). Smoke opacity meningkat dengan pemakaian EGR karena adanya EGR mengurangi konsentrasi oksigen di ruang bakar sehingga menurunkan oksidasi karbon yang mengakibatkan meningkatnya smoke opacity (Syaiful, 2013). Meningkatnya smoke opacity akibat adanya EGR ini juga dialami oleh Agarwal (2011) dan Husain (2012). Angga Septiyanto, Sonika Maulana, Agus Nugroho, Sudiyono 135

SIMPULAN Penggunaan EGR akan menghasilkan kenaikan nilai torsi seiring dengan meningkatnya persentase EGR. Dengan peningkatan torsi paling tinggi diperoleh pada pembebanan 50% dengan laju EGR 15,3% yaitu sebesar 11,16%. Selain itu nilai daya juga mengalami peningkatan dengan penggunaan EGR pada mesin diesel. Peningkatan nilai daya tertinggi terjadi pada laju EGR 15,3% dengan pembebanan 50% yaitu sebesar 11.18% dibandingkan tanpa menggunakan EGR (EGR 0%). Sedangkan emisi jelaga yang diindikasikan dengan smoke opacity meningkat dengan meningkatnya persentase EGR. Peningkatan smoke opacity tertinggi terjadi ketika laju EGR 16,5% pada beban 25% yaitu sebesar 24.02% dibandingkan dengan tanpa EGR DAFTAR PUSTAKA Guo, Z. et al., 2011. Combustion and emission characteristics of blends of diesel fuel and methanol-to-diesel. Fuel, 90(3),1305 1308. Heywood, J.B., 1988. Internal Combustion Engine Fundamentals, New York: McGraw- Hill, Inc. Hussain, J. et al., 2012. Effect of Exhaust Gas Recirculation ( EGR ) on Performance and Emission of a Compression Ignition Engine with Staged Combustion ( Insertion of Unburned Hydrocarbon), 2(6): 285 292. Niranjan, L., Thomas, S. & Sajith, V., 2015. Experimental investigation on the effects of cold and hot EGR using diesel and bio-diesel as Fuel. https://www.researchgate.net/ publica-tion/266073698_experimental_investigation_on_the_effects_of_cold_and_ hot_egr_using_diesel_and_bio-diesel_as_fuel Singhyadav, V., Soni, S.L. & Sharma, D., 2011. Performance and emission studies of direct injection C. I. engine in duel fuel mode ( hydrogen-diesel ) with EGR. International Journal of Hydrogen Energy, 37(4): 3807 3817. Zheng, M., Reader, G.T. & Hawley, J.G., 2004. Diesel engine exhaust gas recirculation a review on advanced and novel concepts., 45: 883 900. Zhu, L. et al., 2010. Science of the Total Environment Emissions characteristics of a diesel engine operating on biodiesel and biodiesel blended with ethanol and methanol. Science of the Total Environment, The, 408(4):914 921. 136 Vol. 15 No.2 Desember 2017