2015 INTERAKSI SOSIAL ORANG D ENGAN HIV/AID S (OD HA) D ALAM PEMUD ARAN STIGMA

dokumen-dokumen yang mirip
2016 GAMBARAN MOTIVASI HIDUP PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS DI RUMAH CEMARA GEGER KALONG BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome,

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency. Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh menurunnya daya tubuh akibat infeksi oleh virus HIV

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang dengan HIV membutuhkan pengobatan dengan Antiretroviral atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Acquired Immunice Deficiency Syndrome atau AIDS merupakan penyakit

1 Universitas Kristen Maranatha

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

2015 KAJIAN TENTANG SIKAP EMPATI WARGA PEDULI AIDS DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS SEBAGAI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terdapat hampir di semua negara di dunia tanpa kecuali Indonesia. Sejak

I. PENDAHULUAN. masing-masing. Pelayanan publik dilakukan oleh pemerintah baik di tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Angka kematian HIV/AIDS di

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodefficiency Virus (HIV) merupakan virus penyebab

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan kasus-kasus baru yang muncul. Acquired Immuno Deficiency

HIV AIDS, Penyakit yang Belum Teratasi Namun Bisa Dicegah

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV / AIDS DAN IMS DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari. penyebab menurunnya kekebalan tubuh manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit menular maupun tidak menular sekarang ini terus. berkembang. Salah satu contoh penyakit yang saat ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN. masalah berkembangnya Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Masalah HIV/AIDS yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan remaja di perkotaan. Dimana wanita dengan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membuat hal tersebut menjadi semakin bertambah buruk.

BAB I PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Timbulnya suatu penyakit dalam masyarakat bukan karena penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) berarti kumpulan gejala dan

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakomodasi kesehatan seksual, setiap negara diharuskan untuk

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

BAB I PENDAHULUAN. (HIV-AIDS) merupakan masalah kesehatan global karena penyakit ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kasus pertama dilaporkan pada tahun 1981, Acquired Immune

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

BAB I PENDAHULUAN. masih sering terjadi. Seorang perempuan bernama Mairinda yang kini menjabat

Oleh: Logan Cochrane

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiensy Vyrus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem

BAB I PENDAHULUAN. masih akan berkepanjangan karena masih terdapatnya faktor-faktor yang memudahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. sistem imun dan menghancurkannya (Kurniawati, 2007). Acquired

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired

Persoalan dan strategi penting

BAB I PENDAHULUAN. bawah Pemda Kota Bandung. Promosi kesehatan Dinas Kesehatan Kota. Bandung memiliki strategi khusus dalam mengajak masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs), sebuah deklarasi global yang telah

PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS Jl. KARTINI TIMIKA, PAPUA TELP. (0901) ,

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

BAB I PENDAHULUAN. sebutan AIDS, adalah kumpulan beberapa gejala akibat menurunnya sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human

48 PERAN PENDAMPING BAGI ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA)

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

Berusaha Tenang Mampu mengendalikan emosi, jangan memojokan si-anak atau merasa tak berguna.

BAB I PENDAHULUAN. HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus ialah virus yang

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENYULUHAN MASYARAKAT PEDULI AIDS BAGI KELOMPOK PKK RT/DAWIS SE-KECAMATAN BRINGIN

BAB I PENDAHULUAN. abad ini, dan menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan bumi. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. saat ini terlihat betapa rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Kondisi ini

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu kumpulan

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN orang orang orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan milenium atau sering disebut dengan millennium development goals (MDGs) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SISWI KELAS XI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA NEGERI 24 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (Nugroho. T, 2010: 94) Aquired Immune Deficiency Syndrome

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) merupakan sekumpulan gejala

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya tidak akan terlepas dari sebuah interaksi. Interaksi yang berlangsung dapat mendorong para pelaku untuk berkelompok dengan lingkungan sosialnya. Kelompok-kelompok yang terbentuk atas dasar interaksi tersebut didasari dengan berbagai latar belakang. Seperti kesamaan nasib, tujuan, kelas sosial dan lain sebagainya yang menjadi perekat diantara anggotanya. Salah satu kelompok sosial yang ada di tengah-tengah masyarakat adalah kelompok orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Awal terbentuknya kelompok ODHA didasari dengan kesamaan nasib yakni anggotanya positif HIV/AIDS. Kelompok ODHA termasuk ke dalam kelompok marginal, yakni kelompok yang jumlahnya kecil atau kaum yang terpinggirkan dari kehidupan masyarakat seperti orang miskin, gelandangan, pemulung, kaum buruh dengan gaji rendah, anak jalanan, penyandang cacat, korban perdagangan manusia, korban kekerasan domestik, buruh tani, dan orang dengan HIV/AIDS. Beragam alasan hingga dapat dikatakan ODHA sebagai kelompok marginal, mulai dari jumlahnya yang kecil, tidak diperhitungkan keberadaanya atau bahkan memang dengan sengaja masyarakat tidak membuka sosialisasi dengan ODHA. Hal tersebut terjadi karena tidak terlepas dari virus HIV yang ada di dalam tubuhnya dengan tanpa diimbangi pengetahuan masyarakat akan virus tersebut sehingga menimbulkan stigma dari masyarakat. HIV (Human Immunodefiency Virus) berbeda dengan penyakit, ia merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, yaitu suatu sistem yang secara alamiah berfungsi melawan penyakit dan infeksi. AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Diketahui bahwa penyebab penyakit AIDS yaitu virus HIV. Verawaty dan Rahayu (2011, hlm. 258) memaparkan bahwa penularan virus HIV melalui 5 cara; pertama transmisi seksual, kedua transmisi parental, ketiga transfusi darah dan produk darah, keempat transmisi transplasental dan kelima penelitian terbaru (sifilis dan

2 herpes). Semakin bertambahnya jalur penularan virus HIV semakin besar pula peluang meningkatnya jumlah orang positif HIV. Penanganan utama terhadap AIDS melalui pengobatan yang disebut sebagai antiretroviral agents. Obat anti-retroviral adalah suatu obat yang dapat digunakan untuk mencegah reproduksi retro-virus, yaitu virus yang terdapat pada HIV. Obat ini tidak untuk mencegah penyebaran HIV dari orang yang terinfeksi ke orang lain, tidak untuk menyembuhkan infeksi HIV dan juga tidak berfungsi untuk membunuh virus. Anti-retroviral digunakan untuk memblokir atau menghambat proses reproduksi virus, membantu mempertahankan jumlah minimal virus di dalam tubuh dan memperlambat kerusakan sistem kekebalan sehinga orang yang terinfeksi HIV dapat merasa lebih baik, lebih nyaman dan bisa menjalani kehidupan normal. Gambaran HIV/AIDS di Indonesia berdasarkan lansiran Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2014) dilihat berdasarkan jumlah kumulatif dari 1 April 1987 sampai dengan 30 September 2014 memiliki jumlah kasus untuk HIV: 150.296 dan AIDS: 55.796 dengan kematian 9.796 jiwa. Dominasi kasus terjadi pada laki-laki dengan jumlah kasus 30.001 sedangkan wanita hanya 16.149 kasus. Proses penularan HIV/AIDS banyak terjadi karena hubungan seksual yang mencapai angka 34.305 kasus. HIV/AIDS paling banyak melanda kelompok usia produktif yakni usia 20-29 sebanyak 18.352 kasus. Bila melihat berdasarkan urutan wilayah, Provinsi Papua menduduki peringkat teratas dengan jumlah kasus HIV: 16.051 dan AIDS: 10.184 diikuti Provinsi Jawa Timur dengan kasus HIV: 19.249 dan AIDS: 8.976, DKI Jakarta kasus HIV: 32.782 dan AIDS: 7.477, Provinsi Bali kasus HIV: 9.637 dan AIDS: 4.261, serta di urutan kelima Provinsi Jawa Barat dengan kasus HIV: 13.057 dan AIDS: 4.191. Secara lebih spesifik di tahun 2014 hingga bulan oktober didapati angkaangka kasus positif HIV/AIDS melalui rekap laporan VCT (Voluntary Counselling and Testing) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (2014), Kota Bandung menduduki peringkat kedua dengan angka 346 di bawah Indramayu dengan angka 390. Hal ini sungguh memprihatinkan karena Kota Bandung di tahun 2013 hanya mendapati 190 kasus, Berarti pada tahun 2014 Kota Bandung mengalami kenaikan dua kali lipat.

3 Meskipun ketika melihat angka-angka di atas yang berkaitan dengan HIV/AIDS tergolong mengkhawatirkan, namun kasus HIV/AIDS seperti sebuah perisitiwa gunung es, artinya angka-angka tersebut masih belum dan bukan data pasti di lapangan yang sesungguhnya ketika kenyataannya akan didapatkan angka yang lebih besar. Dengan demikian sesungguhnya Indonesia sedang terancam bahaya HIV/AIDS. Melihat kasus HIV/AIDS dalam jangka waktu yang panjang akan berdampak ke dalam berbagai aspek, misalnya saja kita ambil aspek demografi, karena kasus HIV/AIDS banyak terjadi pada kelompok usia produktif maka secara statistik dapat menurunkan angka harapan hidup di Indonesia dengan demikian tingkat produktifitas sumber daya manusia bangsa Indonesia akan semakin mengecil sehingga dapat mengganggu kondisi ekonomi nasional. Bagi mereka yang dinyatakan positif HIV/AIDS dikenal dengan nama ODHA. Fenomena orang dengan HIV/AIDS positif masih dianggap sesuatu yang asing tapi menarik bagi kebanyakan masyarakat. Kita sering dengar bahwa orang dengan HIV/AIDS menghadapi banyak masalah sosial. Diperlakukan berbeda oleh orang lain, dalam pergaulan dikucilkan oleh teman-temannya, bahkan di lingkungan keluarga sendiri. Ketakutan akan perlakuan yang dibedakan inipun membuat ODHA susah menjembatani diri dengan orang lain. Takut untuk berbagi pengalamannya, bahkan untuk menyatakan bahwa dirinya sakit dan perlu pertolongan kepada orang lain. ODHA senantiasa khawatir akan reaksi dan penerimaan orang lain atas dirinya. Sebaliknya orang lain pun menjaga jarak dan mungkin lebih dari itu, mereka membuat batasan dalam pergaulan. Hal tersebut yang membuat ODHA selain memiliki beban secara biologis, namun juga beban pada aspek sosial yang kerap kali terasa lebih berat. Stigma sebagai sebuah permasalahan sosial yang khas pada orang dengan HIV/AIDS. Stigma merupakan reaksi sosial yang muncul dan diarahkan kepada ODHA selain karena kekhawatiran terjangkit meskipun tidak tahu tentang HIV/AIDS, juga karena perilaku-perilaku yang memungkinkan HIV/AIDS menjangkiti tubuh seseorang merupakan perilaku amoral, seperti homoseksual, pemakaian narkoba suntik dan seks bebas. Hal tersebutlah seperti yang diutarakan Drever (1988, hlm. 464) mengenai stigma atribut yang membuatnya berbeda dari orang-orang yang berada dalam kategori yang sama dengan dia (seperti menjadi

4 lebih buruk, berbahaya atau lemah). Masalah ODHA tidak sebatas pada proses bagaimana ODHA terinfeksi. Masalah ODHA ini juga semakin kompleks ketika ia harus menjalani kehidupannya sehari-hari. Berbagai persoalan terus membuntuti seperti stigma. Jadi beban ODHA ini tidak hanya terkait medis tetapi juga interaksi sosial bagaimana masyarakat menempatkan posisi ODHA, termasuk stigmatisasi yang terjadi dalam masyarakat. Kesalahpahaman atau kurang lengkapnya pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS seringkali berdampak pada stigmatisasi (sangka buruk) terhadap ODHA. Hidup dengan terjangkit HIV/AIDS bukanlah suatu perkara yang mudah. Menerima kenyataan bahwa kita mengidap suatu virus yang sampai saat ini tidak bisa disembuhkan bukanlah hal yang bisa dianggap biasa-biasa saja. Banyak dari mereka yang setelah dinyatakan positif HIV/AIDS merasa cemas tidak akan diterima oleh lingkungan sosialnya baik keluarga ataupun masyarakat luas. Selain itu ODHA sering kali harus menutup-nutupi status HIV/AIDS jika ingin aman. Ada resiko diskriminasi di berbagai lingkungan sosial ODHA, seperti dalam lingkungan keluarga yang dapat berupa pengucilan dan ke luar dari daftar waris keluarga. Lingkungan rumah atau tetangga yang dapat berupa pembatasan dalam melakukan kontak seperti berjabat tangan. Lingkungan institusi seperti institusi pendidikan yang dapat berupa penerimaan perlakuan yang berbeda dari teman dan guru bahkan sekolah yang tidak bersedia menerima anak dari orang tua ODHA atau anak yang positif HIV/AIDS. Lingkungan pekerjaan seperti beberapa perusahaan swasta maupun BUMN yang mengharuskan pelamarnya melakukan tes diagnostik HIV dan bila hasilnya positif maka pelamar tentu saja tidak di terima. Ritzer (2012, hlm. 628) memaparkan bahwa interaksi sosial adalah proses ketika kemampuan berpikir dikembangkan dan diungkapkan. Didalam sebagian besar interaksi, para aktor harus memperhitungkan orang lain dan memutuskan jika dan bagaimana menyesuaikan kegiatan-kegiatan mereka dengan kegiatan orang lain. Dengan demikian dipahami dalam melakukan interaksi sosial, ODHA memperhatikan aspek penerimaan lingkungan terhadap penerimaan dirinya.

5 Berdasarkan latar belakang yang peneliti paparkan di atas maka peneliti tertarik untuk malakukan penelitian dengan judul INTERAKSI SOSIAL ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) DALAM PEMUDARAN STIGMA. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka peneliti mengajukan rumusan masalah pokok penelitian ini, yaitu Bagaimana Interaksi Sosial Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dalam Pemudaran Stigma? Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus pada pokok permasalahan, maka masalah pokok tersebut penulis jabarkan dalam beberapa sub-sub masalah sebagai berikut: 1) Bagaiman persepsi orang dengan HIV/AIDS (ODHA) terhadap dirinya sendiri? 2) Bagaimana stigma masyarakat terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA)? 3) Bagaimana interaksi sosial di antara sesama ODHA? 4) Bagaimana interaksi sosial ODHA dengan masyarakat? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada permasalahanpermasalahan yang peneliti uraikan pada rumusan masalah, maka dari itu penelitian ini dibagi kedalam tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu : 1.3.1 Tujuan Umum Secara umum, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian interaksi sosial orang dengan HIV/AIDS ini adalah mendapatkan gambaran mengenai interaksi sosial orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dalam pemudaran stigma. 1.3.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1) Memperoleh gambaran persepsi ODHA terhadap dirinya sendiri. 2) Memperoleh gambaran stigma masyarakat terhadap ODHA. 3) Menganalisis interaksi sosial di antara ODHA. 4) Menganalisis interaksi sosial ODHA dengan masyarakat.

6 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian digolongkan berdasarkan dua bentuk yakni manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis. Adapun penjelesannya sebagai berikut: 1.4.1 Secara Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada bidang sosiologi umunya dan khususnya aspek Teori Interaksi Sosial. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian sejenis di masa yang akan datang. 1.4.2 Secara Praktis Secara praktis penelitian ini bertujuan untuk : 1) Peneliti, sebagai wahana menambah ilmu pengetahuan dan konsep keilmuwan sosiologi. Membuat peneliti lebih arif dan bijaksana dalam memandang dan bersikap terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA). 2) Prodi Pendidikan Sosiologi, sebagai media informasi dan penambah ilmu pengetahuan sehingga dapat menjadi referensi dan acuan dalam pematerian dan penelitian lebih lanjut. 3) ODHA, sebagai bahan refleksi dan evaluasi diri atas interaksi sosial yang selama ini telah dibangun yang hubungannya dengan pemudaran stigma dari lingkungan sosialnya. 4) Rumah Cemara, sebagai media informasi, evaluasi dan refleksi mengenai berbagai aktivitas yang telah dilakukan oleh Rumah Cemara serta menjadi bahan pertimbangan ketika akan menetapkan kegiatan agar lebih efektif dan efisien. 5) Masyarakat, sebagai media informasi mengenai orang dengan HIV/AIDS (ODHA), meliputi hak-hak yang dimilikinya sehingga tidak mudah membuat stigma bahkan melakukan diskriminasi terhadap ODHA.

7 1.5 Struktur Organisasi Skripsi Agar skripsi ini dapat mudah dipahami oleh berbagai pihak yang berkepentingan, maka skripsi ini disajikan ke dalam lima bab yang disusun berdasarkan struktur penulisan sebagai berikut: 1) BAB I: Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi sebagai landasan dari permasalahan ketika melakukan penelitian. 2) BAB II: Tinjauan pustaka. Pada bab ini memaparkan teori-teori yang akan menjadi pisau analisis pada bab IV. Menguraikan dokumen-dokumen atau data-data sebagai pendukung dalam penelitian. 3) BAB III: Metodologi penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan desain penelitian, partisipan dan tempat penelitian, metode penelitian, pengumpulan data, analisis data, dan uji keabsahan data sebagai alur penelitian. 4) BAB IV: Temuan dan pembahasan. Dalam bab ini peneliti menganalisis persepsi ODHA terhadap dirinya sendiri, stigma masyarakat terhadap ODHA, interaksi sosial di antara ODHA, interaksi sosial ODHA dengan masyarakat, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi ODHA dan stigma masyarakat terhadap ODHA. 5) BAB V: Simpulan, implikasi, dan rekomendasi. Dalam bab ini peneliti menyajikan penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian sebagai penutup dari hasil penelitian skripsi.