BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton adalah material konstruksi yang banyak dipakai di Indonesia, jika dibandingkan dengan material lain seperti kayu dan baja. Hal ini bisa dimaklumi, karena bahan-bahan pembentuknya mudah dan banyak terdapat di Indonesia, cukup awet, mudah dibentuk dan harganya relatif terjangkau, akan tetapi dengan penggunaan struktur beton dikhawatirkan kerusakan saat terjadi gempa sangat tinggi karena beton sendiri memiliki berat jenis yang sangat tinggi. Di beberapa negara maju mulai dilakukan penelitian penggunaan bahan styrofoam yang ringan untuk membuat beton ringan. Beberapa persyaratan untuk beton ringan struktur yaitu mempunyai berat jenis antara 1400-1800 kg/m3 dan kuat tekannya > 17,24 MPa. Dari penelitian sebelumnya diperoleh hasil bahwa dengan penambahan styrofoam pada beton membuat campuran adukan beton memiliki kemudahan pengerjaan (workability) yang tinggi, lebih kedap air serta berat jenis beton lebih ringan. Telah dilakukan penelitian styrofoam digunakan sebagai bahan pengisi beton dan dapat mengurangi berat beton, sehingga didapatkan beton yang lebih ringan, sekaligus dengan pemanfaatan styrofoam yang banyak menjadi limbah di lingkungan sekitar bisa mengurangi beban pemerintah dalam menanggulangi limbah styrofoam yang tidak dapat teruraikan di alam. Styrofoam adalah suatu bahan yang terbuat dari polistirin yang dikembangkan atau expanded polysteryne yang mempunyai berat satuan sangat ringan yaitu sekitar 13 kg/m3 sampai 16 kg/m3. Karena ringannya bahan styrofoam ini, maka beton yang dihasilkan juga akan sangat ringan bila dibandingkan dengan menggunakan batu pecah atau kerikil pada umumnya. Material styrofoam yang bersifat menolak air (hydrophobic) dapat digunakan sebagai agregat beton. Karena syarat sebagai agregat adalah tidak boleh ikut bereaksi bersama-sama dengan hidrasi antara 1
2 semen dan air. Dengan tidak ikut bereaksi, maka agregat hanya berfungsi sebagai material pengisi (filler) untuk mencapai bentuk dan volume beton yang diinginkan. Syarat sebagai agregat tersebut dapat dipenuhi material Styrofoam, sehingga Styrofoam dapat juga digunakan sebagai agregat. Selain bahannya yang ringan, beton dengan menggunakan styrofoam sebagai bahan pengganti sebagian agregat kasar ini mempunyai keuntungan yang lain yaitu biaya pembuatan yang murah karena memanfaatkan bahan limbah, tahan terhadap cuaca, mempunyai berat yang ringan karena berat struktur berkurang, maka beban gempa yang bekerja juga akan lebih kecil sehingga struktur akan lebih aman dan sangat cocok untuk perumahan di daerah gempa. Dengan penambahan styrofoam pada beton mengakibatkan kekuatan beton mengalami penurunan. Penurunan kekuatan beton terjadi dikarenakan kekuatan styrofoam jauh lebih kecil dibandingkan kekuatan agregat. Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu ditambahkan suatu bahan yang dapat meningkatkan kekuatan beton dengan tujuan agar beton yang dihasilkan nantinya meskipun ringan tetapi memiliki kekuatan sehinnga bisa diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu bahan alternatif yang bisa digunakan yaitu dengan menambahkan serat bendrat. Penambahan serat pada campuran beton akan memberikan kontribusi terhadap perbaikan karakteristik beton. Perbaikan tersebut adalah berupa peningkatan kekuatan tarik, kekuatan tekan dan daktilitas beton. Salah satu penelitian tentang beton berserat adalah seperti yang telah dilakukan oleh Suhendro (1991) dengan menambahkan serat baja (kawat bendrat) pada beton dan terbukti dapat meningkatkan kuat tarik beton. Selain kawat bendrat, kawat galvanis atau kawat BWG juga dapat digunakan sebagai bahan fiber beton mengingat kawat ini banyak ditemukan dipasaran dan harganya yang terjangkau. Beton serat merupakan salah satu alternatif untuk mendapatkan beton dengan mutu tinggi serta untuk mengatasi kekurangan yang ada pada beton biasa. Penambahan serat pada adukan beton akan mencegah retak-retak yang mungkin
3 timbul akibat tegangan tarik pada daerah beton tarik, sehingga kuat tarik beton serat dapat lebih tinggi dari pada kuat tarik beton biasa. Permeabilitas beton adalah kemudahan cairan atau gas untuk melewati beton (A.M.Neville & J.J Brooks, 1987). Permeabilitas juga diartikan sifat dapat dilewati/dimasuki zat cair atau gas. Beton yang baik adalah beton yang relatif tidak bisa dilewati air/gas, atau dengan kata lain mempunyai permeabilitas yang rendah. Menurut Murdock (1979), beton tidak bisa kedap air secara sempurna. Permeabilitas penting untuk diketahui karena berhubungan erat dengan durabilitas beton. Keausan abrasi terjadi bila partikel-partikel bahan meluncur dengan tekanan melintang permukaan, atau permukaan bahan keras menggosok melintasi permukaan bahan lain. Ketahanan keausan yang terkena gosokan tergantung pada kekerasan bahan (Avner Dalam Mudjijana, 1993). Penelitian yang dilakukan ini akan mengkaji pengaruh kuat tekan, permeabilitas, penetrasi dan abrasi beton setelah diberi bahan tambah Styrofoam dan serat bendrat, sehingga hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menciptakan dan mendapatkan material ringan yang mempunyai mutu lebih baik, kekuatan tekan dan tergolong dalam beton struktur menjadi kriteria material beton ringan non struktural dengan penambahan serat bendrat.. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dibahas yaitu: a. Bagaimana pengaruh penambahan Styrofoam dan serat bendrat pada beton ringan terhadap nilai kuat tekan beton? b. Bagaimana pengaruh penambahan Styrofoam dan serat bendrat pada beton ringan terhadap nilai penetrasi beton?
4 c. Bagaimana pengaruh penambahan Styrofoam dan serat bendrat pada beton ringan terhadap nilai keausan abrasi beton? 1.3. Batasan Masalah Penelitian ini diberikan batasan-batasan masalah agar kerja dapat lebih terarah dan spesifik. Batasan masalah yang digunakan adalah : a. Semen yang digunakan adalah semen PC(Portland Cement) tipe I b. Styrofoam sebagai penambahan agregat sebanyak 20% terhadap volume beton c. Serat yang digunakan adalah serat bendrat. d. Beton Ringan. 1.4. Tujuan penelitian Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk: a. Mengetahui pengaruh penambahan Styrofoam dan serat bendrat pada beton ringan terhadap nilai kuat tekan beton. b. Mengetahui pengaruh penambahan Styrofoam dan serat bendrat pada beton ringan terhadap nilai penetrasi beton. c. Mengetahui pengaruh penambahan Styrofoam dan serat bendrat pada beton ringan terhadap nilai keausan/abrasi beton. 1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Manfaat Teoritis: 1. Memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu bahan dan struktur. 2. Menambah pengetahuan serta informasi mengenai beton ringan. 3. Memberikan informasi mengenai pemanfaaatan Styrofoam dan serat bendrat sebagai alternatif bahan bangunan.
5 1.5.2. Manfaat Praktis: 1. Memperoleh data mengenai sifat-sifat beton ringan dengan bahan tambah Styrofoam dan serat bendrat. 2. Memberikan alternatif bahan tambah berupa Styrofoam dan serat bendrat untuk digunakan dalam perancangan beton ringan. 3. Mengetahui nilai kuat tekan, permeabilitas penetrasi dan abrasi beton ringan dengan bahan tambah Styrofoam dan serat kawat.