KOSALA JIK. Vol. 4 No. 2 September Wiwin Winarni 1 Pradian Yoga Hartanto 2. Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global,

BAB 1 PENDAHULUAN. melebihi 140/90 mmhg. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

MEDITASI DAPAT MENURUNKAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI ESENSIAL

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama.

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian kerena payah jantung, infark miocardium, stroke, atau gagal. ginjal (Pierece, 2005 dalam Cahyani 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN INSOMNIA DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi)

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. produktifitas seseorang salah satunya adalah penyakit hipertensi.hipertensi atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

MAKALAH FARMAKAKOLOGI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. dari penyakit infeksi ke Penyakit Tidak Menular (PTM). Terjadinya transisi

PENGARUH STRES TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MATUR, KABUPATEN AGAM

Mengetahui Hipertensi secara Umum

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

WIJI LESTARI J

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN.IDENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER: HIPERTENSI PADA NY.S DI DESA KEBON BARU KARTASURA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. otak atau penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

BAB 1 PENDAHULUAN. Koroner dan penyakit Valvular ( Smeltzer, et., al. 2010). Gangguan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. batas-batas tekanan darah normal yaitu 120/80 mmhg. Penyebab hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. Y DENGAN HIPERTENSI DI RUANG CEMPAKA BAWAH RSUD SUKOHARJO

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia karena prevalensi yang masih tinggi dan terus meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan kesempatan untuk melewati masa ini. tahun 2014, jumlah lansia di Provinsi Jawa Tengah meningkat

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju hidup sehat 2010 yaitu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan dua fase yaitu gerakan bola mata cepat atau Rapid Eye

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hipertensi merupakan salah satu bagian dari penyakit kardiovaskuler

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN HUBUNGAN STRES DENGAN KENAIKAN TEKANAN DARAH PASIEN RAWAT JALAN

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Menurut Basha (2009) hipertensi adalah satu keadaan dimana seseorang

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI DUSUN CELEP KIDUL KELURAHAN DAGEN KECAMATAN JATEN KARANGANYAR Wiwin Winarni 1 Pradian Yoga Hartanto 2 Abstract Sleep is a period of time which is needed for human body to repair the organ cells and body system in order to work optimally. Based on the preface study conducted by the reseacher, some peoples in Celep Kidul have been suffered from hypertension. When interview was conducted, they mentioned that their time for sleeping less than 7 hours per day. The purpose of this study was to analyze the correlation between sleep needs with the incidence of hypertension of peoples in Celep Kidul. The subject who used was peoples in Celep Kidul. This research used analytic with correlation design. The total population involved in this research were 65 peoples of Celep Kidul region. Depend on Krecjie table, the total samples involved were 56 peoples. Sampling technik used was purposive sampling. Data was collected by using quessionairres and measuring blood preasure of the peoples to collect data of hypertension. The data was analyzed by using chi square statistic. There were two main results of this study : 1) The majority peoples of Celep Kidul showed that they had abnormal data of sleep needs was 73,21%. 2) The total number of respondens who suffered from hypertension was 71,42%. It can be concluded that the sleep needs has related to incidence of hypertension of peoples in Celep Kidul region (p=0,013). Keywords: sleep needs, hypertension PENDAHULUAN Hipertensi adalah keadaan darah yang sama atau melebihi 140 mmhg sistolik dan atau melebihi 90 mmhg diastolik pada seseorang yang tidak sedang makan obat antihipertensi. Klasifikasi berdasarkan hasil ratarata pengukuran tekanan darah yang dilakukan minimal dua kali tiap kunjungan pada dua kali kunjungan atau lebih dengan menggunakan cuff yang meliputi minimal 80% lengan atas pada pasien dengan posisi duduk dan telah beristirahat lima menit. (Rani, ed., et al., 2006) Menurut JNC VI, sebagaimana dikutip oleh Brashers (2007), diperkirakan bahwa 50 juta orang Amerika Serikat menderita Hipertensi. Orang Amerika keturunan Afrika cenderung menderita hipertensi lebih berat pada usia lebih dini dan memiliki risiko menderita stroke dan infark miokard (MI) dua kali lebih besar dibanding orang kulit putih. Populasi lansia cenderung menderita hipertensi sistolik lebih tersendiri, yang secara jelas berkaitan dengan peningkatan risiko MI dan stroke. Pemahaman pasien dan kemampuan penatalaksanaan pasien masih sangat rendah. Faktor risiko dari hipertensi meliputi usia, obesitas, gaya hidup nyaman (kurang gerak), riwayat keluarga, merokok, alkohol, asupan natrium tinggi (terutama pada orang Amerika keturunan Afrika, lansia, dan penderita Diabetes), dan asupan kalium atau magnesium rendah (terutama pada orang Amerika keturunan Afrika). Menurut Depkes RI (2012), sebagaimana dikutip oleh Asmarita (2014), sebagian besar kasus 197

tekanan darah tinggi di masyarakat belum terdiagnosis. Di Indonesia, pada usia lebih dari atau sama dengan 18 tahun didapatkan prevalensi tekanan darah tinggi sebesar 31,7%, yang sudah mengetahui memiliki tekanan darah tinggi hanya 7,2% dan yang minum obat hipertensi hanya 0,4%. Tidur adalah kesempatan bagi tubuh untuk memperbaiki sel-sel organorgan dan sistem tubuh agar bekerja lebih prima. Tidur bermanfaat bagi kesehatan fisik, antara lain pada saat tidur terjadi pertumbuhan sel-sel tubuh dan mengganti sistem kekebalan dan untuk kesehatan mental, tidur yang cukup memungkinkan aspek kejiwaan dan pikiran berkembang serta bekerja optimal. (Hasan, 2010) The National Sleep Foundation, Amerika Serikat, menyebutkan bahwa orang dewasa, membutuhkan sekitar 30% dari waktu 24 jam atau sekitar 7-9 jam untuk tidur. Jika kurang, mereka akan merasakan beberapa dampak yang tidak baik untuk kesehatan diantaranya dapat berpengaruh pada daya ingat, peningkatan tekanan darah dan konsentrasi. (Hasan, 2010) Dusun Celep Kidul merupakan salah satu dusun yang berada di Kelurahan Dagen Kecamatan Jaten Karanganyar. Berdasarkan pemeriksaan tekanan darah yang dilakukan peneliti pada tanggal 22 November 2015 di Dusun Celep Kidul terhadap 30 orang laki-laki dewasa, didapatkan hasil 16 orang memiliki tekanan darah 140/90 mmhg. Hasil wawancara terhadap responden didapatkan bahwa mayoritas responden di Dusun Celep Kidul mempunyai kebiasaan tidur kurang dari 7 jam tiap malam. Responden sering merasakan pusing dan badannya pegal-pegal bila pulang terlarut malam, dan pada saat terbangun dari tidur merasa lemas. Selain itu, keluhan cepat lelah saat beraktivitas sering juga dirasakan. Selama ini belum pernah dilakukan penelitian apakah tekanan darah pada orang dewasa terkait dengan istirahat tidur yang kurang. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang Hubungan Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur dengan Kejadian Hipertensi pada Masyarakat di Dusun Celep Kidul Kelurahan Dagen Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara pemenuhan kebutuhan istirahat tidur dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di Dusun Celep Kidul Kelurahan Dagen, Jaten, Karanganyar. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi jumlah jam tidur pada masyarakat di Dusun Celep Kidul b. Mengidentifikasi tekanan darah pada masyarakat di Dusun Celep Kidul. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini merupakan bentuk penelitian analitik dengan desain korelasi untuk mengetahui hubungan antara kejadian hipertensi sebagai variabel bebas dan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur sebagai variabel terikat. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan melakukan pengukuran tekanan darah. Analisa bivariat digunakan dalam penelitian ini adalah uji chisquare untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan terikat. POPULASI, SAMPEL, DAN TEHNIK SAMPLING Populasi pada penelitian ini adalah seluruh masyarakat Dusun Celep Kidul berjenis kelamin laki-laki berjumlah 65 orang. Besar sampel yang ditetapkan peneliti adalah 56 198

berdasarkan tabel KRECJIE. Teknik sampling yang peneliti gunakan adalah teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel didasarkan atas pertimbangan peneliti sendiri. (Hidayat, 2008) HASIL PENELITIAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bulan Februari 2016 didapatkan karakteristik responden berdasarkan usia dan jenis pekerjaan beserta hasil penelitian mengenai hubungan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur dengan kejadian hipertensi, yaitu sebagai berikut : Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Kelompok usia f % 15-20 12 21,42 21-25 14 25 26-30 15 26,78 31-35 3 5,35 36-40 12 21,42 bahwa sebagian besar responden (26,78%) berada pada kelompok umur 26-30 tahun dan jumlah responden paling sedikit (5,35%) berada pada kelompok umur 31-35% tahun. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan f % Pegawai 21 37,5 swasta Petani/Buruh 26 46,42 Pelajar 9 16,07 bahwa sebagian besar responden bekerja sebagai petani/buruh sebanyak 26 responden (46,42%) dan paling sedikit responden sebagai pelajar sebanyak 9 responden (16,07%). Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur Kebutuhan Istirahat f % Tidur Normal 15 26,78 Tidak normal 41 73,21 bahwa mayoritas pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur responden berada pada kategori tidak normal sebanyak 73,21%. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kejadian Hipertensi Pada Warga Dusun Celep Kidul Kejadian f % Hipertensi Hipertensi 40 71,42 Tidak hipertensi 16 28,57 bahwa sebagian besar responden mengalami hipertensi sebanyak 40 responden (71,42%). Tabel 5. Tabulasi Silang Hubungan Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur dengan Kejadian Hipertensi Jumlah Jam tidur Hipertensi Tidak hipertensi Normal 7 8 Tidak 33 8 0,013 normal Jumlah 40 16 bahwa jumlah warga yang mengalami hipertensi dengan jumlah jam tidur yang tidak normal sebanyak 33 responden. Hasil analisa dengan menggunakan uji chi square menunjukkan nilai p sebesar 0,013. Karena nilai p<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pemenuhan kebutuhan istirahat tidur dengan kejadian hipertensi. PEMBAHASAN 1. Pemenuhan kebutuhan istirahat tidur pada masyarakat di Dusun Celep Kidul p 199

Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 3 dapat diketahui bahwa sebagian besar warga di Dusun Celep Kidul mempunyai kebiasaan jumlah tidur yang tidak normal sebanyak 41 responden (73,21%). Rata-rata pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur dalam satu hari kurang dari 7-9 jam/hari. Tarwoto dan Wartonah (2015) mendefiniskan istirahat sebagai suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar. Tidur adalah suatu kegiatan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda. Berdasarkan tingkat perkembangannya, jumlah kebutuhan tidur manusia masa dewasa yaitu usia 18-40 tahun adalah 7-9 jam/hari. Mubarak, Indrawati dan Susanto (2015) menjelaskan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur adalah faktor kelelahan. Jika seseorang semakin lelah maka siklus tidur REM yang dilaluinya akan semakin pendek. Tahapan tidur REM pada orang dewasa normalnya 20-25% dari jumlah jam tidur pada malam hari. Jika siklus tidur REM memendek maka jumlah jam tidur pada malam hari akan berkurang. Hal ini sesuai dengan data yang didapatkan bahwa mayoritas warga mempunyai jumlah jam tidur yang kurang. Data pada tabel 2 menunjukkan bahwa sebanyak 46,42% warga Dusun Celep Kidul bekerja sebagai petani/buruh. Hasil wawancara terhadap beberapa responden menyebutkan bahwa pekerjaan yang dilakukan setiap hari sering membuat tubuhnya menjadi kelelahan. Hal ini menyebabkan beberapa warga mengalami kesulitan tidur. 2. Kejadian hipertensi pada masyarakat di Dusun Celep Kidul Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 4 didapatkan bahwa sebanyak 40 warga (71,42%) mengalami hipertensi saat dilakukan pengukuran tekanan darah. Hasil pengukuran tekanan darah saat pengumpulan data didapatkan tekanan darah warga yang mengalami hipertensi berada pada rentang 140/90 mmhg sampai dengan 180/100 mmhg. Menurut WHO (2011), sebagaimana dikutip oleh Asmarita (2014), batas normal tekanan darah adalah kurang dari atau 120 mmhg tekanan sistolik dan kurang dari atau 80 mmhg tekanan diastolik. Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmhg. Hasil wawancara terhadap beberapa warga menyebutkan sering mengeluh tidak bisa tidur, nyeri kepala dan terasa kaku pada leher. Hal ini sesuai dengan penjelasan dari Muwarni (2011), tanda dan gejala dari hipertensi dapat berupa perasaan capek, mudah tersinggung, insomnia, pusing dan sakit kepala pada bagian tengkuk. 3. Hubungan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di Dusun Celep Kidul Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chi square seperti dapat dilihat pada tabel 5 didapatkan nilai p=0,013, karena p<0,05 dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pemenuhan kebutuhan istirahat tidur dengan kejadian hipertensi. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Asmarita (2014) terhadap 36 200

pasien hipertensi di RSUD Karanganyar, yang menunjukkan adanya hubungan kualitas tidur dengan kejadian hipertensi. Hasil wawancara terhadap beberapa warga Dusun Celep Kidul menyebutkan bahwa sebagian besar warga sering merasa kelelahan akibat bekerja. Data pada tabel 2 menunjukkan bahwa sebanyak 46,42% warga Dusun Celep Kidul bekerja sebagai petani/buruh. Mubarak, Indrawati dan Susanto (2015) menyebutkan bahwa kelelahan yang berlebihan dapat mengakibatkan seseorang mengalami kesulitan tidur dan memicu terjadinya stres. Gejala fisiologis yang diakibatkan karena kurang tidur anatara lain kekakuan motorik halus, penurunan reflek, waktu respon melambat, penurunan kewaspadaan visual dan aritmia jantung. Sedangkan gejala psikologis yang muncul dapat berupa kebingungan, disorientasi, peningkatan sensitivitas terhadap nyeri, cepat marah, apatis, agitasi, hiperaktif dan penurunan motivasi. Hal ini sesuai dengan penjelasan dari Baradero dan Yakobus (2008) yang menyebutkan beberapa faktor risiko hipertensi esensial meliputi umur, jenis kelamin (pria), riwayat keluarga mengalami hipertensi, obesitas, merokok, kadar garam tinggi, konsumsi alkohol dan stres emosi yang merangsang sistem saraf simpatis. Apabila sistem saraf simpatis dirangsang, katekolamin seperti epinefrin dan noreepinefrin akan dikeluarkan. Kedua zat kimia ini menyebabkan konstriksi pembuluh darah, meningkatnya curah jantung dan kekuatan kontraksi ventrikel. Smeltzer dan Bare (2002) sebagaimana dikutip oleh Aspiani (2014) menjelaskan bahwa mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron pre ganglion melepaskan asetilkolin yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Pada saat bersamaan ketika sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal menyekresi epinefrin yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal menyekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal menyebabkan pelepasan renin. Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan Angiotensin I yang kemudian diubah menjadi Angiotensin II, vasokonstriktor kuat, yang pada akhirnya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Faktorfaktor tersebut mencetuskan terjadinya hipertensi. 201

Pada penelitian ini responden yang digunakan berada pada rentang usia 18-40 tahun dan ditemukan kejadian hipertensi pada rentang usia tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Muwarni (2011) yang menyebutkan bahwa salah satu faktor risiko hipertensi adalah usia. Laki-laki dengan usia lebih dari 55 tahun beresiko mengalami hipertensi. Dari perbedaan temuan tersebut dapat diketahui bahwa pada usia yang lebih muda juga dapat ditemukan kejadian hipertensi. Hal ini sesuai dengan penjelasan dari Hasan (2010) yang menyebutkan bahwa orang yang mengalami kurang tidur berisiko dua kali lebih besar cepat meninggal dibandingkan seseorang yang memiliki penyakit jantung. Lebih lanjut para peneliti mengungkapkan, kekurangan tidur memiliki kaitan erat dengan peningkatan tekanan darah. Artinya, kurang tidur akan meningkatkan risiko seseorang terkena stroke dan serangan jantung. Menurut Kozier, et al. (2010), tidur memberi pengaruh fisiologis pada sistem saraf dan tubuh lain. Tidur juga dapat memulihkan tingkat aktivitas normal dan keseimbangan normal diantara bagian sistem saraf. Tidur juga penting untuk sintesis protein, yang memungkinkan proses perbaikan. Peran tidur dalam kesejahteraan psikologis paling terlihat dengan memburuknya fungsi pemikiran akibat tidak tidur. Individu dengan jumlah jam tidur yang tidak cukup cenderung menjadi mudah marah secara emosional, memiliki konsentrasi yang buruk,dan mengalami kesulitan dalam membuat keputusan. Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa pemenuhan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan kejadian hipertensi. KESIMPULAN 1. Mayoritas pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur masyarakat di Dusun Celep Kidul, Jaten, Karanganyar berada pada kategori tidak normal sebanyak 73,21%. 2. Kejadian hipertensi pada warga di Dusun Celep Kidul mengalami ditemukan sebanyak 71,42%. 3. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur mempunyai hubungan dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di Dusun Celep Kidul. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisa statistik dengan menggunakan chi-square menunjukkan nilai p=0,013. SARAN 1. Masyarakat Dusun Celep Kidul perlu meningkatkan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan jumlah jam tidur per hari. 2. Perlu dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan istirahat tidur sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki kebiasaan tidur warga. DAFTAR PUSTAKA Asmarita, I. 2014. Hubungan Antara Kualitas Tidur dengan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di Rumah Sakit Daerah Umum Karanganyar. Tesis Pascasarjana. UMS, Surakarta. Aspiani, R.Y. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskuler :aplikasi NIC & NOC. EGC, Brashers, V. 2007. Aplikasi Klinis Patofisiologi. Edisi II. Alih 202

Bahasa H.Y Kuncara. EGC, Baradero, M.W.D. dan Yakobus S. 2008. Klien Gangguan Kardiovaskuler : Seri Asuhan Keperawatan. EGC, Hidayat, A.A.A. 2008. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba Medika, Hasan, A.F. 2010. Rahasia Umur 100 Tahun. Buku Kita, Yogyakarta.. 2010. The Power of Tidur. Mutiara Media, Yogayakarta. Kozier, Barbara, et al., 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik. Volume 2. EGC, Mubarak, W.I, Indrawati, L. dan Susanto, J. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Salemba Medika, Murwani, A. 2011. Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Gosyen Publishing, Yogyakarta. Rani, A. ed., et al. 2006. Panduan Pelayanan Medik. Fakultas Kedokteran Universitas. Tarwoto dan Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi 5. Salemba Medika, 1 Dosen Akper Panti Kosala Surakarta 2 Mahasiswa Akper Panti Kosala Surakarta 203