BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode Classroom Action

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. mengujicobakan suatu model pembelajaran, yaitu model pembelajaran Examples Non

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas

III. METODOLOGI PENELITIAN. tindakan kelas atau class room action research adalah suatu pencermatan

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT PADA PELAJARAN PKN 1)

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas istilah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian (Penelitian Tidakan Kelas )

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN 1 Madajaya kelas IV

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang yang terdiri dari 10 laki-laki dan 26

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada siswa kelas VII A SMPN. 1 Waway Karya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini terfokus pada peserta didik SD Negeri 1 Gedong Tataan

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII 4 RSBI SMPN 1 Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan penelitian tindakan kelas ini. Peneliti mengacu pada

Oleh: Naftalia Palimbong Alumni Prodi PPKn FKIP Universitas Tadulako Palu. Kata kunci: Model Pembelajaran, TGT, Hasil Belajar

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMBELAJARAN MENGUBAH PECAHAN. Hardini Setya Sukapti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

III. METODE PENELITIAN. Tindakan Penelitian dilaksanakan dari tanggal 4 Januari s.d. 18 Januari 2011.

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Bab III Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dari namanya sudah

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III RENCANA PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif,

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri secara kolaboratif dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas berkolaborasi dengan guru kelas.

BAB III METODE PENELITIAN. terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan ( action research), karena penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VD Sekolah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB III METODE PENELITIAN. mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai upaya untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar berdasarkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa inggris dikenal dengan classroom Action Research. Karakteristik dari

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan meningkatkan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode sosiodrama yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaannya, serta memahami

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Student Team Achievement Division (STAD), yang merupakan suatu variasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VII.1 SMP Negeri I Gisting. Jumlah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. kelas (classroom action research) menurut Basrowi Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research), yaitu bentuk penelitian yang bersifat reflektif

1. PENDAHULUAN. didapatkan nilai rata-rata tes formatif materi pokok larutan elektrolit dan redoks kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah maka penelitian ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

Devi Yuniar 16, Hobri 17, Titik Sugiarti 18

BAB III METODE PENELITIAN. Kedaton Bandar lampung semester 1 tahun ajaran pada materi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research),

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani

Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament untuk Meningkatkan Respon dan Hasil Belajar PKn Siswa

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom

Transkripsi:

30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode Classroom Action Research ( Penelitian Tindakan Kelas ) yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut. Pada awalnya penelitian tindakan menjadi salah satu model penelitian yang dilakukan pada bidang pekerjaan tertentu dimana peneliti melakukan pekerjaannya, baik di bidang pendidikan, kesehatan maupun pengelolaan sumber daya manusia. Salah satu contoh pekerjaan utama dalam bidang pendidikan adalah mengajar di kelas, menangani bimbingan dan konseling, dan mengelola sekolah. Dengan demikian yang menjadi subyek penelitian adalah situasi di kelas, individu siswa atau di sekolah. Para guru atau kepala sekolah dapat melakukan kegiatan penelitiannya tanpa harus pergi ke tempat lain seperti para peneliti konvensional pada umumnya. Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan

31 yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik. Dalam konteks pekerjaan guru maka penelitian tindakan yang dilakukannya disebut Penelitian Tindakan Kelas, dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut. Tindakan yang secara sengaja dimunculkan tersebut diberikan oleh guru atau berdasarkan arahan guru yang kemudian dilakukan oleh siswa. Dalam hal ini arti Kelas tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, yaitu kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama juga (Suharsimi: 2005). 3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2011 di kelas VIII A SMP Negeri 1 Rajabasa Lampung Selatan. 3.3 Subyek dan Objek Penelitian 1. Subyek a. Subyek Penelitian. Subjek yang diambil dalam penelitian ini yaitu kelas VIII A SMP Negeri 1 Rajabasa pada semester ganjil tahun ajaran 2011/2012 yang terdiri dari 40 siswa, 21 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Siswa akan dibagi dalam 10 kelompok belajar, yang masing-masing beranggotakan 4 orang siswa. Kelompok

32 yang dibentuk adalah kelompok heterogen baik jenis kelamin maupun kemampuan akademis. b. Guru Pendidikan Kewarganegaraan Adalah guru yang mengajar Pendidikan Kewarganegaraan di Kelas VIII A sebagai Kolabolator 2. Objek Objek dalam penelitian ini adalah proses peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan kemampuan guru dalam penerapan model pembelajarn kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) 3.4 Faktor yang Diteliti Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah : 1. Pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil (antara 3-4 siswa) dimana masing-masing anggota kelompok tersebut bertanggung jawab terhadap keberhasilan diri dan anggota lainya, anggota kelompok dipilih berdasarkan perbedaan kemampuan akademik. Dan diakhiri pelajaran diadakan suatu pertandingan atau tournament. 2. Motivasi belajar, adalah suatu daya penggerak baik yang berasal dari individu maupun yang berasal dari luar individu yang mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas guna mencapai tujuan yang di inginkan. Indikatornya meliputi durasi kegiatan (berapa lama kemampuan pengguna waktu untuk melakukan kegiatan), frekuensi kegiatan (berapa selang kegiatan itu dilaksanakan dalam periode waktu tertentu), presistensi (ketepatan pada tujuan

33 kegiatan belajar), ketabahan, keuletan, kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan, target, cita-cita, pengorbanan untuk mencapai tujuan, arah sikap untuk mencapai tujuan. 3. Kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). 3.5 Operasional Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang bersifat siklus dan terdiri dari empat rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu a. Planning b. Acting c. Observasi dan d. Reflecting Sesuai dengan model yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robbin Mc Taggart dalam Arikunto (2006:16) Rangkaian rencana penelitihan tindakan dalam penelitihan ini dapat digambarkan sebagai berikut.

34 Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS III Pelaksanaan Pengamatan? Gambar 2. Model Penelitian Tindakan (Arikunto, 2006:16)

35 3.6 Teknik Pengumpulan Data Salah satu cara untuk melengkapai penelitian ini dengan menggunakan teknik pengumpulan data, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lengkap yang nantinya dapat mendukung keberhasilan penelitian. Usaha untuk mengumpulan data penelitian ini, maka digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut. 1. Teknik pokok a. Tes Tes disajikan dalam bentuk pertandingan antar kelompok. Pertandingan ini diadakan setiap akhir siklus, setelah 1 atau 2 kali pertemuan kelompok, untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Untuk mengetahui hasil motivasi belajar tersebut dapat dilihat dari jumlah point-point yang diperoleh setiap anggota kelompok. Penentuan point yang diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok didasarkan pada jumlah kartu yang diperoleh seperti yang ditunjukan pada table berikut : Tabel 3 :Perhitungan Point Permainan Untuk Empat Pemain Pemain Dengan Point Bila Jumlah Kartu Yang Diperoleh Top Score 40 High Middle Score 30 Low Middle Score 20 Low Score 10 Tabel 4 :Perhitungan poin permainan untuk tiga pemain Pemain Dengan Poin jumlah kartu yang diperoleh Top Score 60 Middle Score 40 Low Score 20 Menurut Slavin,1995:90

36 Dalam penelitian ini,observasi digunakan untuk mengamati aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran selama penelitian sebagai upaya untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan.data diperoleh dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dengan menggunakan tanda checklist ( ). Adapun kisi-kisi instrumen observasi aktifitas siswa adalah sebagai berikut. Tabel 5: Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Siswa No. Indikator 1 Kemampuan Mengajukan Pertanyaan 2. Kemampuan Menjawab Pertanyaan 3. Kemampuan Mengemukakan Pendapat 4. Kemampuan Memberikan Argumentasi 5. Kemampuan memberikan kritik 6. Kemapuan Berfikif Jumlah Skor Persentase (%) Kategori Skor 1 2 3 Keterangan : 1 : Tidak Aktif, 2 : Kurang Aktif, 3: Aktif b. Observasi Peneliti melakukan observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru berdasarkan skenario model pembelajaran yang telah disiapkan, dengan Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) 2. 2. Teknik Penunjang Pembuatan Rencana Program Pembelajaran (RPP) dan Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) 1.

37 3.7 Teknik Analisis Data 1. Data Kualitatif Data kualitatif diperoleh dari data aktifitas siswa, dimana siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Dalam hal ini, data kualitatif menggunakan metode focus group discussion, dimana setiap kelompok diberikan pertanyaan yang telah dibuat oleh peneliti sesuai dengan materi yang diberikan. Focus group discussion adalah suatu metode riset yang oleh Irwanto (1981:1) didefinisikan sebagai suatu proses pengumpulan informasi mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok. (Setiap siswa diamati aktivitasnya secara klasikal dalam setiap pertemuan dengan memberi tanda checklist ( ) pada lembar observasi yang telah disediakan sesuai dengan indikator yang telah ditentukan. Indikator siswa dikatakan aktif jika lebih dari atau sama dengan 75% frekuensi yang ditetapkan perindikator dilakukan siswa.setelah selesai diobservasi dihitung jumlah aktivitas yang dilakukan siswa, lalu dipersentasikan. Data pada siklus I dan II diolah menjadi persentase aktivitas siswa. Seorang siswa dikategorikan aktif apabila minimal 75% dari jenis kegiatan yang ada dilakukan. Jadi, siswa dikatakan aktif jika telah melakukan 5 indikator aktivitas dari 6 indikator aktivitas yang ada. Pemilihan persentase keaktifan siswa didukung oleh Arikunto (1989 : 17) yaitu: a. 81%-100% adalah aktivitas siswa sangat baik a. 61%-80% adalah aktivitas siswa baik b. 41%-60% adalah aktivitas siswa cukup

38 c. 21%-40% adalah aktivitas siswa kurang d. 0%-20% adalah aktivitas siswa kurang sekali Menentukan persentase siswa aktif dengan menggunakan rumus : P = F x 100 % N Keterangan : P F = angka persentase = frekuensi aktivitas siswa N = jumlah individu (Sudijono, 1996) 2. Data Kuantatif Untuk mengetahui motivasi dan aktivitas belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournamen diambil dari pengamatan dalam kegiatan pembelajaran selama penelitian sebagai upaya untuk mengetahui kesesuain antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Data diperoleh dengan menggunakan lembar pengamatan motivasi dan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan tanda checklist ( ). Adapun kisi-kisi instrumen observasi pengamatan motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut : Tabel 6: Kisi-Kisi Observasi Motivasi Belajar Siswa NO INDIKATOR 1. Durasi Kegiatan 2. Frekuwensi 3. Presistensi 4. Keuletan/Kesulitan menghadapi rintangan 5. Arah Sikap Jumlah skor Persentase (%) Katagori Skor 1 2 3 Keterangan : 1. Rendah 2. Sedang 3. Tinggi

39 1.8 Prosedur Pelaksanaan Tindakan Tahap-tahap tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah: a. Tahap Prapenelitian 1. Memberikan tes awal yang skornya dijadikan skor awal dan selanjutnya akan digunakan untuk menentukan poin peningkatan individu. 2. Skor yang diperoleh dari tes awal diurutkan kemudian dilakukan pembentukan kelompok dengan pengaturan sehingga terbentuk kelompok yang heterogen baik dari jenis kelamin maupun kemampuan akademis. 3. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Kemmis & Stanggart (dalam As ari, 2003 7 dalam Winarti skips) yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu : (a) perencanaan, (b) pelaksanaan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi. Tahap-tahap tersebet akan membentuk siklus. Tahap-tahap dari tiap siklus diuraikan sebagai berikut : 1. Perencanaan Kegiatan dalam perencanaan ini : a. Mendiskusikan dan menerapkan pembelajaran yang akan diterapka dikelas sebagai tindakan dalam siklus 1 b. Menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) sesuai denga materi yang telah ditetapkan

40 c. Menyusun lembar kegiatan yang akan diberikan kepada siswa saat belajar dalam kelompok d. Mempersiapkan lembar observasi dan catatan lapangan e. Mempersiapkan perangkat pertandingan 2. Pelaksanaan Kegiatan ini berupa penerapan kegiatan pembelajaran yang telah disusu dalam rencana pembelajaran. Adapun urutan kegiatan secara garis besar adalah sebagai berikut : a. Penyajian Penyajian materi dilakukan secara klaksikal dalam waktu kurang lebih 1/3 dari waktu yang tersedia. Penyajian materi meliputi pokok-pokok materi secara garis besar. b. Belajar dalam kelompok Setelah penyajian materi dilakukan, siswa diberi lembar kerja yang berisi pertanyaan yang harus dijawab dalam kelompok. Setiap kelompok diberi lembar kerja dan dikerjakan secara kelompok c. Pertandingan Antar Kelompok Setelah siswa belajar antar kelompok, selanjutnya diadakan pertandingan antar kelompok yang merupakan salah satu langkah dalam pembelajaran Kooperatif Tipe TGT. Hasil pertandingan ini akan menentukan skor perkembangan individu dan juga menentukan kelompok terbaik yang berhak mendapatkan penghargaan.

41 d. Pemberian Penghargaan Setelah dilakukan perhitungan skor pertandingan, maka ditentukan poin peningkatan kelompok. Kelompok yang mendapatkan poin terbanyak diberi penghargaan dan mendapat predikat sebagai kelompok terbaik berdasarkan kriteria yang ada. Kelompok terbaik di umumkan kepada siswa pada akhir pertemuan di setiap siklus atau pada awal pertemuan berikutnya. 3. Pengamatan Obsevasi Pengamatan adalah kegiatan mendekontasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang dipersiapkan peneliti. 4. Refleksi Refleksi adalah kegiatan menganalisis, memahami dan membuat berdasarkan hasil pengamatan dan catatan lapangan. Refleksi dilakukan dengan mengamati hasil tes dan observasi serta menentukan perkembangan kemajuan dan kelemahan yang terjadi sebagai dasar perbaikan pada siklus berikutnya. 1.9 Kriteria Keberhasilan 1. Siswa Yang Memiliki Motivasi belajar 75% dari jumlah siswa. 2. Kemampuan guru dalam penerapan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) 75 %