Vol. 2, No. 3, September 2017 e-issn: ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH VARIASI SUDUT TERHADAP KOEFISIEN KERUGIAN PADA PENGGABUNGAN PIPA CABANG

INFO TEKNIK Volume 10 No. 1, Juli 2009 (56-60) ANALISIS KOEFISIEN KERUGIAN PADA PERCABANGAN PIPA

KAJI EKSPERIMENTAL KOEFISIEN KERUGIAN PADA PERCABANGAN PIPA DENGAN SUDUT 45 0, 60 0 DAN 90 0

JURNAL ANALISIS LAJU ALIRAN PADA PIPA BERCABANG DENGAN SUDUT 90 0 ANALYSIS OF THE FLOW RATE IN THE PIPE BRANCHED AT AN ANGLE OF 90 0

STUDI EKSPERIMENTAL PENGUKURAN HEAD LOSSES MAYOR (PIPA PVC DIAMETER ¾ ) DAN HEAD LOSSES MINOR (BELOKAN KNEE 90 DIAMETER ¾ ) PADA SISTEM INSTALASI PIPA

Analisa Rugi Aliran (Head Losses) pada Belokan Pipa PVC

KERUGIAN-KERUGIAN PADA PIPA LURUS DENGAN VARIASI DEBIT ALIRAN

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk

PENGARUH DEBIT ALIRAN TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA

PENGARUH REYNOLD NUMBER ( RE ) TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA ( BERJARI JARI DAN PATAH )

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI).

ANALISA DISTRIBUSI KAPASITAS ALIRAN FLUIDA DI DAERAH PERCABANGAN PADA SISTEM PERPIPAAN

ANALISIS DEBIT FLUIDA PADA PIPA ELBOW 90 DENGAN VARIASI DIAMETER PIPA

JURNAL. Analisis Penurunan Head losses Pada Belokan 180 Dengan Variasi Tube Bundle Pada Diameter Pipa 2 inchi

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. beroperasi maksimal dan tahan dioperasikan dalam jangka waktu yang lama, hal ini tidak

BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL

PERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM PENGUJIAN HEADLOSS ALIRAN FLUIDA TAK TERMAMPATKAN. Dwi Ermadi 1*,Darmanto 1

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

Model Matematika dan Analisanya Dari Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih di Suatu Kompleks Perumahan

Panduan Praktikum 2012

Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram

PADA INSTALASI ALAT PENGUJI ALIRAN FLUIDA CAIR SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan)

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

Journal of Mechanical Engineering Learning

Analisa Pengaruh Penambahan Serat Bambu dan Serat Kelapa Terhadap Nilai Minor Losses pada Pipa Spiral Lengkung

JUDUL TUGAS AKHIR ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI

Analisa Pengaruh Penambahan Rambut dan Serat Pisang Terhadap Nilai Minor Losses pada Pipa Spiral Lengkung

SEMINAR NASIONAL ke8tahun 2013 : RekayasaTeknologiIndustridanInformasi

Analisa Pengaruh Variasi Sudut Sambungan Belokan Terhadap Head Losses Aliran Pipa

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 1, Januari 2013 PERANCANGAN ALAT UJI GESEKAN ALIRAN DI DALAM SALURAN

STUDI DISTRIBUSI TEKANAN ALIRAN MELALUI PENGECILAN SALURAN SECARA MENDADAK DENGAN BELOKAN PADA PENAMPANG SEGI EMPAT

STUDY EKSPERIMENTAL PERILAKU ALIRAN FLUIDA PADA SAMBUNGAN BELOKAN PIPA

Analisis Aliran Fluida Terhadap Fitting Serta Satuan Panjang Pipa. Nisa Aina Fauziah, Novita Elvianti, dan Verananda Kusuma Ariyanto

Journal of Mechanical Engineering Learning

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN INTALASI ALAT TEST PENYEMPROTAN INJEKTOR MOBIL TOYOTA AVANZA 1.3 G (1300 cc) ENGINE TIPE K3-VE DENGAN KAPASITAS 40 LITER/JAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kecepatan dan Kapasitas Aliran Fluida. Penentuan kecepatan di sejumlah titik pada suatu penampang

Pengaturan kerugian gesek Jaringan pipa, nominal (in) : ½ B, ¾ B, 1 B, 1 1/4 B,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

Studi Eksperimental Tentang Head Loss Pada Aliran Fluida Yang Melalui Elbow 90

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN PIPA TERHADAP BESARNYA HEADLOSSES SISTEM PERPIPAAN DI KAPAL

ALIRAN PADA PIPA. Oleh: Enung, ST.,M.Eng

POLITEKNOLOGI VOL. 15 No. 3 SEPTEMBER 2016 ABSTRACT ABSTRAK

KOEFISIEN RUGI-RUGI SUDDEN EXPANSION PADA ALIRAN FLUIDA CAIR

Pendahuluan. Krida B et al., Analisis Penurunan Head Losses... Bagus Krida Pratama Mahardika 1, Digdo Listyadi Setiawan 2, Andi Sanata 2

REKAYASA INSTALASI POMPA UNTUK MENURUNKAN HEAD LOSS

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN OSBORNE REYNOLDS APPARATUS PIPA HORIZONTAL

KOEFISIEN GESEK PADA RANGKAIAN PIPA DENGAN VARIASI DIAMETER DAN KEKASARAN PIPA

PENGGUNAAN TEKNOLOGI POMPA TANPA MOTOR (HYDRAM PUMP) UNTUK MEMBANTU IRIGASI PERSAWAHAN DI PROPINSI LAMPUNG

BAB IV PENGUKURAN KEHILANGAN ENERGI AKIBAT BELOKAN DAN KATUP (MINOR LOSSES)

ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA TERTUTUP

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

ANALISA PRESSURE DROP DALAM INSTALASI PIPA PT.PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA DENGAN PENDEKATAN BINGHAM PLASTIC

PERBANDINGAN KINERJA POMPA REKONDISI TIPE VERTIKAL API 610 OH-4 MODEL 3900L DI PT.Y DENGAN CAE

Pengaruh diffuser pada flens isap dan lock nut Impeller berbentuk tirus terhadap karakteristik pompa sentrifugal

Analisa Tekanan Air Dengan Methode Pipe Flow Expert Untuk Pipa Berdiameter 1, ¾ dan ½ Di Instalasi Pemipaan Perumahan

JURNAL RONA TEKNIK PERTANIAN ISSN :

Simulasi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melewati Silinder Teriris Satu Sisi (Tipe D) dengan Variasi Sudut Iris dan Sudut Serang

KARAKTERISTIK ALIRAN FLUIDA PADA LENGKUNGAN S (DUA ELBOW 90 ) DENGAN VARIASI JARAK ANTARA ELBOW DAN ARAH KELUARAN

Pengaruh Diameter Gelembung Hidrogen Terhadap Penurunan Tekanan (Pressure Drop) Pada Saluran Tertutup Segi-Empat

I. PENDAHULUAN Saat ini Negara berkembang di dunia, khususnya Indonesia telah membuat turbin air jenis mini dan mikro hydro yang merupakan salah satu

JURNAL. Analisa Head Losses Akibat Perubahan Diameter Penampang, Variasi Material Pipa Dan Debit Aliran Fluida Pada Sambungan Elbow 900

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

ANALISA PERHITUNGAN EFISIENSI CIRCULATING WATER PUMP 76LKSA-18 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP MENGGUNAKAN METODE ANALITIK

MENENTUKAN NILAI KOEFISIEN GESEK PADA PIPA DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI MICROSOFT VISUAL BASIC. Irsan Mustafid Halomoan

ANALISIS FAKTOR GESEKAN PADA PIPA HALUS ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN

ANALISIS KERUGIAN HEAD PADA SISTEM PERPIPAAN BAHAN BAKAR HSD PLTU SICANANG MENGGUNAKAN PROGRAM ANALISIS ALIRAN FLUIDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR ISI iv. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR NOTASI... xiii

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS BAB II

Judul: IMPLEMENTASI POLA ALIRAN STEADY UNSTEADY PEMODELAN FISIK PADA SALURAN KACA DI LABORATORIUM KEAIRAN UNESA

TUGAS AKHIR (ME ) STUDI TEKNIS EKONOMIS ANTARA MAIN RING SISTEM DENGAN INDEPENDENT SISTEM BALLAST PADA KAPAL TANKER MT YAN GT

ALIRAN MELALUI PIPA 15:21. Pendahuluan

PERENCANAAN INSTALASI PEMIPAAN DENGAN MENGGUNAKAN METHODE PIPE FLOW EXPERT. ABSTRACT

OLEH : AHMAD FARHUN (D )

SISTEM PENDISTRIBUSIAN DEBIT AIR BERSIH PADA GEDUNG BERTINGKAT

RANCANG BANGUN PERANGKAT UJI RUGI-RUGI HEAD DENGAN FLUIDA KERJA AIR (H 2 O) DAN ANALISISNYA. Oleh : Tris Sugiarto ABSTAK

BAB II LANDASAN TEORI

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

ANALISA DISTRIBUSI TEKANAN UDARA YANG MELEWATI ELBOW 90 0 Yuspian Gunawan 1, Muhammad Hasbi 2, Muh. Sakti Jaya 3

KAJI EKSPERIMENTAL RUGI TEKAN (HEAD LOSS) DAN FAKTOR GESEKAN YANG TERJADI PADA PIPA LURUS DAN BELOKAN PIPA (BEND)

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4

Transkripsi:

PENELITIAN KERGIAN ENERGI PADA SAMBNGAN PIPA T 90 0 Salimin Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, niversitas Halu Oleo Jln. H.E.A Mokodompit, Kampus Bumi Tridarma Andonohu, Kendari 9 E-mail; Ir.salimin@gmail.com Abstrak Aliran gabungan dan percabangan adalah suatu proses tak mampu balik di mana didalam aplikasi teknis akan dapat menurunkan kemampuan kerja.dengan jalan mengukur kerugian tekanan pada aliran gabungan dan percabangan maka diperoleh kerugian head dan koefisien kerugian. Bentuk penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan 4 jenis ukuran pipa dengan variasi Bilangan Reynolds (Re) 009 sampai 155781, Hasil penelitian menunjukkan bahwa aliran pertemuan total koefisien kerugian K tot(1,7mm) = (,176 0,164), K tot(19,1mm) =(,86 0,515), K tot(5,4mm) =(,66 0,47), K tot8,1mm (,89 0,508 ). Kerugian Head total H T1,7mm = (0,789 0,101) mh O, H T19,1mm (0,97 0,446) mh O, H T5,4mm (1,1 0,498 ) mh O, H T8,1mm ( 1,004 0,9 ) mh O. Aliran percabangan K tot1,7mm = (,98 0,74 ), K tot19,1mm = (6,0 1,455), K tot5,4mm = (8,664,098 ), K tot8,1mm = ( 1,985,9 ), Kerugian Head total H T1,7mm = ( 1,08 0,96 ) mh O, H T19,1mm (0,94 0,404 ) mh O H T5.4 mm = ( 0,90 0,40 ) mh O, H T8,1mm = ( 0,577 0,411) mh O. Kata kunci: Koofisien kerugian, kerugian head, aliran kombinasi dan cabang. Abstract The combination and branching flow is a irreversible process in which the irreversibility in technical application will decrease the system performance.the way to discover the pressure loss at the combination and branching flow is by measuring the head loss and coefficient of loss. The experiment used 4 kinds of pipe with the variation of Reynolds (Re) from 009 to 155781. The results of the study indicate the meeting flow: Total coefficient of loss, K tot(1,7mm) = (,176 0,164), K tot(19,1mm) =(,86 0,515), K tot(5,4mm) = (,66 0,47).K tot8,1mm = (,89 0,508), Total Head Loss H T1,7mm = (0,789 0,101)mH O, H T19,1mm (0,97 0,446)mH O, H T5,4mm = (1,1 0,498)mH O, H T8,1mm = (1,004 0,9 )mh O branching flow; total coefficient loss, K tot(1,7mm) = (,98 0,74) K tot(19,1mm) = (6,0 1,455) K tot (5,4mm) = (8,664,098), K tot8,1mm = (1,985,9). Total Head Loss H T1,7mm = (1,08 0,96)mH O, H T19,1mm = (0,94 0,404)mH O, H T5,4mm = (0,90 0,40)mH O, H T8,1mm = (0,577 0,411)mH O Key words : coefficient of loss, Head Losses, combination and branching flow 1. Pendahuluan Dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia dan industri tentang penggunaan air bersih,maka dibutuhkan alat atau media guna mendistribusikan air tersebut diantaranya penggunaan pipa. Pada th 1850 seorang peneliti berkebangsaan Jerman telah melakukan penelitian aliran dalam pipa meneliti rugi pada hulu pipa, yang kemudian dilanjutkan oleh Insinyur Perancis, Henry Darcy pada tahun 1857 yang melakukan eksperimen aliran pipa dan pertama kalinya mengungkap efek kekasaran pada hambatan pipa yang dikenal dengan persamaan Darcy-Weisbach. Kemudian Osborne Reynold melakukan eksperimen melalui 1

pipa klasiknya pada tahun 188 yang memperlihatkan pentingnya bilangan Reynolds dalam aliran fluida. Sambungan pipa yang berfungsi untuk membelokan, membagi aliran menjadi bercabang dan menggabungkan aliran. Penggabungan aliran fluida pada percabangan sendiri adalah suatu proses irreversibel dimana irreversibilitas ini di dalam aplikasi teknik akan menurunkan unjuk kerja dari sistem. Selama fluida mengalir melalui pipa banyak terjadi rugi tekanan yang disebut rugi tekanan Major (Major Head loss) dan rugi tekanan Minor (Minor Head loss) (Mechanical Engineering Laboratory Spring Quarter, 00). Kerugian Major adalah rugi tekanan yang terjadi karena gesekan fluida dengan dinding sepanjang pipa dan kerugian Minor adalah kerugian akibat fluida melewati sambungan. Aliran turbulen mempunyai koefisien gesek yang lebih tinggi dibandingkan dengan aliran laminar, tingginya koefisien gesek berpengaruh secara langsung pada besarnya penurunan tekanan dan besarnya energi yang diperlukan untuk mengalirkan fluida (Indartono, 006). Apabila fluida mengalir melalui suatu percabangan maka akan terjadi separasi yang mengakibatkan terjadinya kerugian tekanan. Menurut Dwiyantoro (004), Adanya percabangan pada aliran fluida incompressible menyebabkan terganggunya aliran akibat separasi yang menyebabkan kerugian dari tekanan total. Aliran yang terjadi pada percabangan pipa mengakibatkan aliran menjadi turbulen dan separasi, sehingga koefisien gesek menjadi tinggi dan menyebabkan penurunan tekanan yang akan berpengaruh pada energi yang dibutuhkan oleh Pompa.. Tinjauan Pustaka Rugi Tekanan Mayor (Mayor Head Loss) Persamaan untuk rugi pipa : = (1) Persamaan ini adalah persamaan Darcy-Weisbach berlaku untuk aliran dalam pipa untuk aliran laminar dan turbulen. Koefisien gesek (f) untuk aliran laminar dihitung dengan : 64 f Re () Bilangan Reynolds di dalam sebuah saluran yang melewati saluran dapat dihitung melalui persamaan (Munson, 004) : D Re () Sedang untuk koefisien gesek aliran turbulen diperoleh dengan diagram Moody, adapun batasan bilangan Reynolds untuk aliran menurut (Olson, 199) adalah: R 000, aliran laminer R R e e e 00, aliran turbulen 000 00, aliran transisi Rugi Tekanan Minor (Minor Head Loss) ntuk sebuah sistem perpipaan, disamping kerugian Major yang dihitung untuk seluruh panjang pipa, ada pula yang disebut kerugian Minor yang disebabkan oleh (White, 1994) : a. Lubang masuk atau lubang keluar pipa. b. Pemuaian atau penyusutan tiba-tiba. c. Kelokan, siku, sambungan T dan suaian lain. d. Katup, yang terbuka atau sebagian tertutup. e. Pemuaian atau penyusutan berangsur. Kerugian head total dalam pipa adalah penambahan antara kerugian mayor dan kerugian minor yang dirumuskan : h L = h f + h m (4) Dari hasil eksperimen para ahli dengan fluida pada bilangan Reynolds yang tinggi memperlihatkan bahwa kerugian minor adalah sama dengan hasil kali energi kinetik

persatuan berat dari fluida dengan koefisien kerugian : hm K (5) g Dimana: h m = Kerugian minor (m H O), K = koefisien kerugia g = gaya gravitasi (9,81 m/s ), = kecepatan aliran (m/s) Aliran Pertemuan (Combining) Gambar. Aliran pertemuan (Combining) Kerugian Head (Head Losses) khusus sambungan T (h T ) h ( ) T1 h1 f 1 f (6) h ( h f f ) (7) Koefisien kerugian (K) 1 K1 (8) g K (9) g Aliran Percabangan (dividing) Gamabar 4. Aliran percabangan (dividing) Kerugian Head (head losses) khusus sambungan pipa T (h T ) h ( ) T 1 h 1 f f 1 (10) h ( ) T h f f (11) Koefisien kerugian (K) ; 1 K 1 (1) g. Metode Penelitian Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Mekanika Fluida Jurusan Teknik Mesin niversitas Haluoleo, dengan terlebih dahulu, mempersiapkan alat penelitian berikut bahan yang akan digunakan. Bahan dan Peralatan Bahan dan peralatan yang akan digunakan adalah : Bahan penelitian fluida yang akan digunakan adalah air, dan alat instalasi penelitian tangki air, pipa uji, pompa, katub, manometer, stop watch, tangki penampungan dan gelas ukur. Prosedur Penelitian Adapun persiapan awal untuk melaksanakan penelitian ini adalah: a. Perencanaan dan perakitan alat Perancangan dan pembuatan alat dimaksudkan untuk mempermudah kelancaran penelitian. Pengumpulan data pembanding dan literature salah satu objek perencanaan serta pengadaan alat dan bahan yang diperlukan sudah siap, maka dilakukan pembuatan instalasi penelitian seperti pada gambar diatas. b. Sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu harus dilakukan pemeriksaan terhadap peralatan yang akan diuji sebagai berikut : 1. Mengisi kedua bak penampungan (tangki air) no. dan 4 dengan air

secukupnya dan memastikan pompa sentrifugal berjalan dengan baik.. Setelah tangki diisi air, Pompa dijalankan dan di periksa apakah semua komponen bekerja dengan baik. Setelah kondisi pompa dan aliran stabil maka mulai dilakukan eksperimen.. Memeriksa alat ukur tekanan Manometer apakah sudah bekerja dengan baik. 4. Memeriksa kembali semua sistem dan memastikan tidak ada kebocoran. Data Variabel Penelitian Variabel Penelitian Terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat, di mana masing-masing sebagai berikut: a. Variabel bebas (independent variable). Variabel bebas adalah variabel yang besarnya ditentukan sebelum penelitian. Besar variabel bebas diubah-ubah untuk mendapatkan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah laju aliran yang melewati pipa T. b. Variabel terikat (dependent variable) Variabel terikat adalah variabel yang besarnya tidak dapat ditentukan sebelum penelitian, tetapi besarnya tergantung dari variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat adalah Bilangan Reynolds (Re), koefisien kerugian (K)) dan besarnya head losses (h). Instalasi Penelitian Keterangan; 1. Bak penampungan bawah. Bak penampungan atas. Pipa distribusi 4. lubang taping pengukur tekanan manometer 5. Sambungan T 90 0 diameter dalam (d 1 =d =d ) 6. Tangki pengukur aliran 7. Pipa pembuangan 4

4. Hasil dan Pembahasan Dalam mengevaluasi data pengukuran dan perhitungan dengan mempelajari gejala yang terjadi, maka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dapat dianalisis sebagai berikut: 1. Delapan variasi debit aliran pada setiap cabang pada aliran pertemuan setiap bilangan Reynolds (Re) bervariasi antara 009 dan 155781 pada 64 pengujian menghasilkan nilai koefisien kerugian (K) antara 0,164 dan,89 serta Kerugian Head demikian pula pada aliran percabangan setiap bilangan Reynolds (Re) bervariasi antara 16954 dan 6618 menghasilkan nilai koefisien kerugian (K) antara 0,74 dan 1,985 Serta Kerugian Head antara 0,96.dan 0,577.karena arah aliran dari cabang 1- dibelokan akibat adanya tumbukan dari aliran langsung (cabang ) yang tidak mengalami perubahan arah.. Pada aliran pertemuan diperoleh laju aliran (Q) bervariasi antara 0,0008. Dan 0,0085 m /s pada 64 pengujian sedangkan percabangan menghasilkan laju aliran (Q) bervariasi antara 0,00106 dan 0,0016 m /s seiring dengan bertambahnya laju aliran serta diameter pipa yang dilalui oleh fluida dan berakibat pada perbedaan head disetiap cabang yang semakin kecil.. Berdasarkan pada koefisien kerugian diatas maka nilai koefisien kerugian total (K tot ) tertinggi pada aliran pertemuan sebesar,89 dan Kerugian Head total 1,1 mho Aliran Percabangan tertinggi sebesar K tot 1,985 Serta Kerugian head 1,08 mho Kesimpulan Dari hasil penelitian dan dianalisis, maka dapat disimpulkan : 1. Penelitian ini dilakukan pada Bilangan Reynolds (Re) 009-155781. Peningkatan laju aliran (Q) dan semakin besar ukuran diameter pipa untuk seksi 1,, dan pada aliran pertemuan dan aliran percabangan mengakibatkan turunnya nilai koefisien kerugian (K).serta Kerugian Head (H). Akibat perubahan arah aliran hasil penelitian nilai Koefisien kerugian (K) dan Kerugian Head (H) diperoleh : a. Aliran pertemuan: 0,017 m, K tot = (,176-0,164) 0,0191 m, K tot = (,86-0,515) 0,054 m, K tot = (,66-0,47) 0,081 m K tot = (,89 0,508) 0,017 m H Tot = (0,789 0,101) 0,0191 m H Tot = (0,97 0,446) 0,054 m H Tot = (1,1 0,498) 0,081 m H tot = (1,004 0,9) b. Aliran Percabangan; 0,017 m, K tot = (,98 0,74) 0,191 m, K tot = (6,0-1,455) 0,054 m, K tot = (8,664,098) 0,081 m, K tot =(1,985 -,9) 0,017 m, H Tot = (1,08 0,96) 0,0191 m H Tot = (0,94 0,404) 0,054 m H Tot = (0,90-0,400) 0,081 m H tot = (0,577 0,411) Saran ntuk penelitian lebih lanjut sedapat mungkin dilakukan dengan memvariasikan sudut cabang dan variasi diameter pipa agar dapat membandingkan koefisien keruagian yang terjadi terhadap perubahan aliran baik pada aliran pertemuan maupun aliran percabangan Daftar Pustaka. Arip Dwiyantoro, B., 004, Studi Ekperimental Tentang Pengaruh Protituding (Tonjolan) pada Pipa Lurus Bercabang 45 0 dan 60 0 terhadap Distribusi Kecepatan dan Tekanan Aliran, ITS, Surabaya. 5

Bird R. B., Stewart W. E. & lighfoat E. N., 1994, Transport Phenomena, John Willey & Sons, Singapore, Toronto. Costa N.P., Mania.R, 006. Edge Effects on the Flow Characteristics in a 90 deg Tee Junction, Journal of Fluids Engineering, Vol. 18, pp. 104:117, (Http://www.google.co.id). Daily James, W & Harleman Donald R. F., 1996. Fluid Dynamics, Addison- Wesley Publishing Company,inc. Miller S. Donald., Internal Flow Sistem, Vol-5, In the BHRA Fluid Engineering Series. Saleh M. Jamal. 00. Fluid Flow Handbook, McGraw-Hll, New York. Setyo Indartono, Y., 006, Meredam Turbulensi Membuat Air Mengalir (jauh) Lebih Cepat, Artikel Iptek, (Http://www.google.co.id) diakses 1 Maret 007). White Frank M, 1994. Fluid Mechanics, Third Edition, Mc Graw-Hill Book Company, N Miller S. Donald., Internal Flow Sistem, Vol-5, In the BHRA Fluid Engineering Series. MD Bassett, 001.Calculation of Steady Flow Pressure Loss Coefficients for Pipe Junctions, Proc Instn Mech Engrs Vol 15 Part C 6