BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari Tahun Berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Selain perusahaan, opini audit digunakan pihak luar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu alat ukur untuk melihat baik atau buruknya kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan (Yendrawati dan Rokhman, 2008). Laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. independen mengalami peningkatan. Laporan keuangan merupakan salah satu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Teori keagenan (Agency Theory) menjadi dasar bagi perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan seperti manajemen, investor, kreditor, pemerintah, dan lain-lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara manajer (agent) dengan investor (principal). Terjadinya konflik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan informasi yang relevan dan tepat waktu dalam setiap pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan keuangan, menuntut perusahaan untuk menyajikan laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar pengambilan keputusan (Daniswara dan Kiswara, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. posisi keuangan (Fujianti, 2015). Laporan keuangan juga menunjukkan hasil

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting

BAB V PENUTUP. tinggi kepemilikan saham manajerial maka financial distress semakin rendah. Jensen

BAB I PENDAHULUAN. manajemen mendapatkan informasi yang bermanfaat. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pasar modal yang diperkuat dengan sistem otomatisasi

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam setiap pembuatan keputusan yang dilakukan perusahaan Go Public di. operasi perusahaan Husnan, (dalam Kusumo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. pada manajemen menjadi lebih besar sehingga menimbulkan konflik. pembentukan komite audit. Sesuai dengan peraturan BAPEPAM, Kep-

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan dasar untuk menyusun perencanaan kegiatan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengambil keputusan. Laporan keuangan sebaiknya disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULUAN. Pengawas Pasar Modal) IX.1.5,Kep 29 /PM/2004 tanggal 22 desember 2003, UKDW

PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP KETERLAMBATAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN PERUSAHAAN SKRIPSI

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN KUALITAS GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. kinerja suatu perusahaan. Laporan keuangan merupakan informasi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tentang suatu perusahaan semakin tinggi. Laporan keuangan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kapasitasnya dalam mempengaruhi pengambilan keputusan (Hanafi dan Halim, 2005). Maka dari

BAB I PENDAHULUAN. investasi pada saat ini, para investor memerlukan lebih banyak informasi yang relevan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. tugas-tugas tertentu bagi prinsipal, prinsipal menutup kontrak untuk memberi imbalan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. perusahaan (Sijabat, 2007). Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. opini audit wajar dengan pengecualian (qualified audit opinion) dan opini audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (stakeholders) sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk. yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal.

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan. mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan laporan keuangan penting bagi para pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan dibuat untuk kepentingan investor dan kreditor dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akuntansi menghasilkan laporan kegiatan ekonomi dari suatu entitas yaitu

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai komite audit ini didasari oleh teori keagenan (agency

BAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring

PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA PIAGAM KOMITE AUDIT TELKOM GROUP

BAB I PENDAHULUAN. Investor sebagai pemilik modal yang berperan penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dapat tertutupi hanya dengan mengandalkan sumber daya internal. Salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Referensi-Referensi Penunjang dan Jurnal

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan perusahaan diperlukan oleh sejumlah besar pemakai

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aspek dan implikasi hubungan keagenan dalam praktik bisnis perusahaan.

dapat menciptakan kepercayaan pemegang saham kepada perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan kegiatan operasinya untuk mencapai beberapa

II. LANDASAN TEORI. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, serta

BAB I PENDAHULUAN. manajemen yang bertanggung jawab sebagai pengambilan keputusan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi Manajer maupun Stakeholder. Sehingga pada

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik).

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi (Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang memadai diberikan oleh perusahaan karena mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan perusahaan (Yustini dan Cholis, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bersaing guna mempertahankan efisiensi dan kelangsungan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan Enron. Kasus Enron berdampak sangat luas terhadap. pihak mengalami kecemasan bahwa skandal-skandal tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. switching dalam memprediksi audit delay. Teknik analisis data yang digunakan

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemikiran mengenai corporate governance berkembang dengan bertumpu pada teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan di Indonesia dewasa ini mulai

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi utamanya yakni compliance function

BAB I PENDAHULUAN. badan regulasi pasar modal (Bapepam). Tujuan laporan keuangan adalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan go public di Indonesia menjadikan laporan keuangan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat pada masa yang akan datang. Persaingan terjadi dalam penyediaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dari kinerja perusahaan (Hery, 2013:19). Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Konsep utama teori ini menjelaskan tentang adanya hubungan antara pihak yang memberi wewenang atau yang sering disebut sebagai principal dengan pihak yang menerima wewenang atau yang sering disebut agen. Pihak yang memberi wewenang dalam hal ini adalah investor yang akan menanamkan modal kepada pihak yang menerima wewenang atas modal tersebut atau dalam hal ini yaitu manajer. Bentuk ikatan antara seorang calon investor kepada manajer perusahaan dalam hal ini adalah bentuk kerjasama (Kontrak). Hubungan keagenan antara investor dengan manajer merupakan timbal balik antar pihak yang terdiri dari satu atau lebih orang (principal) yang saling terlibat dengan pihak lain (agen) untuk melakukan kegiatan atas nama principal dengan cara mendelegasikan otoritas untuk melakukan pengambilan keputusan kepada agen (Jensen dan Meckling, 1976). Terkait penyatuan kepentingan pemegang saham, debtholders, dan manajemen yang notabene merupakan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap tujuan perusahaan, seringkali menimbulkan masalah-masalah. Konflik tersebut muncul karena kepentingan pemilik 8

9 yang lebih berorientasi pada keuntungan jangka panjang. Sedangkan manajemen cenderung untuk memaksimalkan keuntungan jangka pendek. Untuk itu diperlukan proses monitoring oleh pihak manjemen. Proses monitoring yang dilakukan terhadap tindakan yang dilakukan oleh manajemen akan menimbulkan biaya yang seharusnya dikeluarkan. 2. Komite Audit Komite audit merupakan komite yang dibentuk dalam rangka membantu tugas dan tanggung jawab dewan komisaris dengan tugas dan tanggung jawab utama untuk memastikan prinsip-prinsip corpotare governance terutama transparansi dan disclousure diterapkan secara konsisten dan memadai oleh para eksekutif (Tjager., 2003). Menurut Khomsiyah (2005) menyebutkan bahwa tujuan utama dari pembentukan komite audit dalam perusahaan adalah untuk meningkatkan efektifitas, akuntabilitas, transparansi, dan objektifitas dewan komisaris dan dewan direksi perusahaan. Komite audit bertugas memberikan masukan kepada dewan komisaris atas laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh direksi kepada dewan komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas dewan komisaris (Peraturan Bapepam No. KEP-29/PM/2004). Tugas dari komite audit diatas menunjukkan bahwa peran sentral komite audit sebagai pengawas sistem keuangan dan transparansi pelaporan perusahaan sangat ditentukan oleh keberhasilan komite audit dalam menjalankan tugasnya.

10 Berdasarkan tugas dari komite audit yang sentral dalam menentukan keterbukaan pada laporan keuangan, pada penelitian ini karakteristik komite audit diproksikan ke dalam beberapa hal yang terkait, yaitu Ukuran Komite Audit, Independensi Komite Audit, Kompetensi Komite Audit, Frekuensi Rapat Komite Audit. Ukuran komite audit berhubungan dengan jumlah anggota komite audit. Independensi komite audit berhubungan dengan seberapa besar keterlibatan anggota komite audit dengan aktivitas perusahaan. Aktivitas dari komite audit diwujudkan melalui frekuensi rapat komite audit dalam satu tahun. Sedangkan kompetensi yang dimiliki oleh anggota komite audit berhubungan dengan pengetahuan akuntansu, keuangan dan audit serta pengalaman dalam tata kelola perusahaan. 3. Opini Auditor Akuntan publik bertugas memberikan assurance terhadap kewajaran laporan keuangan yang disusun dan diterbitkan oleh manajemen. Assurance terhadap laporan keuangan tersebut, diberikan akuntan publik melalui opini akuntan publik. Menurut Mulyadi (2002) ada lima jenis pendapat akuntan, yaitu: 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) 2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (unqualified opinion with explanatory language); 3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion); 4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion);

11 5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion). Perusahaan yang menerima pendapat qualified opinion akan menunjukkan audit delay yang lebih panjang dibandingkan dengan perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion (Carslaw dan Kaplan, 1991). 4. Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Timeliness didefinisikan sebagai suatu pemanfaatan informasi oleh pengambil keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitas atau kemampuannya untuk mengambil keputusan. Ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan dianggap dapat menentukan keputusan bisnis dari berbagai pihak. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa informasi yang dibutuhkan para pengambil keputasan, misalnya para investor yang memerlukan informasi secara cepat dan tepat untuk menentukan arah investasinya. Menurut Khomsiyah (2005) ketepatan waktu perusahaan dalam menyampaikan laporan keuangan diharapkan dapat menghasilkan suatu keputusan yang cermat dan tepat berdasarkan informasi keuangan yang didapatkan. Hendriksen dan Breda (2000) menyatakan bahwa informasi tidak dapat relevan jika tidak tepat waktu, yaitu hal itu harus tersedia bagi pengambil keputusan sebelum kehilangan kapasitasnya untuk memengaruhi keputusan. Oleh karena itu, ketepatan waktu adalah batasan penting pada publikasi laporan keuangan. Jika ditemukan penundaan yang tidak

12 semestinya dalam pelaporan tersebut, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Hal ini menunjukan jika ketepatan waktu pada laporan keuangan yang disajikan dalam kurun waktu teratur, memperlihatkan perubahan keadaan perusahaan yang mungkin akan memengaruhi pemikiran jangka panjang investor dan keputusan pemakainya Wijaya (2012). Ketepatan waktu didefinisikan sebagai keterlambatan waktu pelaporan dari tanggal laporan keuangan sampai dengan tanggal melaporkan, menurut IAI (2002) bahwa suatu perusahaan sebaiknya mengeluarkan laporan keuangannya paling lambat empat bulan setelah tanggal neraca. Apabila terjadi keterlambatan dalam penyampaian pelaporan keuangan, maka akan dikenakan sangsi administrasi dan denda sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan pasar modal. B. Pengembangan Hipotesis 1. Ukuran Komite Audit dan Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dewan direksi yang bertugas melaksanakan pengawasan independen atas proses laporan keuangan dan audit ekstern. Perusahaan yang terdaftar di bursa efek untuk menunjuk komite audit yang terdiri dari sekurang-kurangnya tiga orang anggota yang meliputi satu orang komisaris independen dan dua orang anggota lainnya berasal dari luar emiten untuk melaksanakan

13 Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit (Peraturan Bapepam No. IX.I.5). Penelitian Nor et al. (2010), Islam et al. (2012), dan Wijaya (2012) berhasil membuktikan adanya pengaruh ukuran komite audit terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sedangkan Tinambunan, Zulfikar, dan Ibrani (2013) serta Purwati (2006) tidak menemukan adanya pengaruh ukuran komite audit terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Semakin banyaknya jumlah anggota komite audit maka cenderung untuk memiliki kekuatan yang lebih besar (Abawayya, 2010), menerima lebih banyak sumber daya (Hoitash, 2007), serta berhubungan positif dengan kualitas pelaporan keuangan (Abawayya, 2010). Jumlah komite audit di Indonesia yang banyak memunculkan pendapat bahwa semakin banyak anggota komite audit akan meningkatkan kualitas dan ketepatan pelaporan keuangan. H 1 : Ukuran komite audit berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. 2. Independensi Komite Audit dan Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Peraturan pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja Komite Audit menyebutkan bahwa anggota Komite Audit sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota yang berasal dari luar Emiten atau Perusahaan Publik. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga independensi dari Komite Audit itu sendiri. Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (2001) juga

14 mensyaratkan bahwa Komite Audit beranggotakan satu atau lebih anggota Dewan Komisaris, ini berarti bahwa syarat minimal adalah dua anggota Komite Audit yang berfungsi sebagai ketua dan anggota Komite Audit. Penelitian lain yang dilakukan Afifiy (2009) dan Savitri (2010) menemukan bahwa proksi independensi memiliki pengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sementara itu Purwati (2006), Nor et al. (2010), Islam et al. (2012), dan Wijaya (2012) menemukan bahwa independensi komite audit tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Tinambunan, Zulfikar, dan Ibrani (2013) menemukan bahwa independensi tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan. Standar yang baru yang ditetapkan oleh NASDAQ, yaitu perusahaan harus memiliki Komite Audit sedikitnya 3 anggota, dimana semua anggota tidak boleh memiliki hubungan dengan perusahaan karena akan mengganggu independensi mereka dari manajemen dan perusahaan. Peraturan baru ini sebagai respon atas permintaan Stock Exchange Committe (SEC) untuk meningkatkan efektivitas Komite Audit dalam rangka pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance). Salah satu parameter terlaksananya good corporate governance yaitu meningkatnya integritas pelaporan keuangan perusahaan. Integritas pelaporan keuangan perusahaan dapat dilihat dari ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.

15 H 2 : Independensi komite audit berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. 3. Kompetensi Komite Audit dan Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Berdasarkan Surat Edaran Bapepam No.SE.03/IPM/2002 pada butiran 51 mengatur bahwa persyaratan independensi keanggotaan Komite Audit adalah seorang dari Komite Audit memiliki latar belakang pendidikan akuntansi atau keuangan. Keterangan diatas sejalan dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance yaitu transparansi, dimana perusahaan wajib menyediakan informasi yang terbuka, tepat waktu serta jelas dan dapat diperbandingkan yang menyangkut keadaan keuangan, pengelolaan perusahaan dan kepemilikan perusahaan. Pelaksanaan prinsip transparansi ini dapat dilihat dari ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Purwati (2006) dan Wijaya (2012) menyatakan bahwa kompetensi komite audit berpengaruh negatif signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Namun Nor et al. (2010) dan Islam et al. (2012) menyatakan bahwa kompetensi komite audit tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Tinambunan, Zulfikar, dan Ibrani (2013) menunjukan hasil bahwa kompetensi komite audit tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan. H 3 : Kompetensi komite audit berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

16 4. Frekuensi Rapat Komite Audit dan Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pertemuan yang dilakukan oleh komite audit merupakan wahana bagi dewan dalam membahas proses pelaporan keuangan. Pada pertemuan ini terjadi proses pengawasan pelaporan keuangan (Nor et al., 2010). Pertemuan tersebut harus dilakukan secara teratur agar pemberitahuan atas isu yang menjadi pembahasan, dan mencatat kesimpulannya dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dapat menemukan hasil secara maksimal. Berdasarkan Peraturan Bapepam No. IX.I.5 menyebutkan bahwa komite audit dapat melakukan pertemuan sekurang-kurangnya sama dengan ketentuan rapat dewan komisaris yang ditentukan dalam anggaran dasar perusahaan. Komite audit biasanya perlu untuk mengadakan pertemuan tiga sampai empat kali dalam satu tahun untuk melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya (FCGI, 2002). Jumlah pertemuan yang sering dapat membuat komite audit cenderung memperoleh informasi dan pengetahuan tentang isu akuntansi atau audit secara tepat dan mengarahkan sumber daya audit internal dan eksternal dalam mengatasi masalah ketepatan waktu. Hal ini sesuai bahwa ketika frekuensi rapat dalam komite audit secara sering cenderung meningkatkan jumlah informasi yang didapat dalam mengatasi ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan perusahaan.

17 Penelitian pernah dilakukan oleh Nor et al. (2010) dan Islam et al. (2012), Tinambunan Zulfikar, dan Ibrani (2013) menyatakan bahwa frekuensi rapat komite audit berpengaruh negatif signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sementara itu penelitian lain yang dilakukan oleh Wijaya (2012) menyatakan bahwa frekuensi rapat komite audit tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. H 4 : Frekuensi rapat komite audit berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. 5. Opini Audit dan Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Hilmi dan Ali (2008) menyatakan bahwa perusahaan yang mendapatkan unqualified opinion cenderung akan tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya dan cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya apabila mendapat opini selain unqualified opinion. Hal ini menunjukkan bahwa laporan keuangan yang memperoleh unqualified opinion akan lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya dibandingkan dengan perusahaan yang memperoleh opini selain unqualified opinion. H 5 : Opini auditor berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. C. Kerangka Pemikiran Penelitian untuk meneliti sejauh mana pengaruh ukuran komite audit, independensi komite audit, kompetensi komite audit, frekuensi rapat komite

18 audit, opini audit terhadap ketepatan waktu pelaporan yang ada dalam perusahaan dilihat dari sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel Independen Variabel Dependen Ukuran Komite Audit Independensi Komite Audit Kompetensi Komite Audit Frekuensi Rapat (+) (+) (+) (+) (+) Ketepatan Waktu Pelaporan Opini Audit Gambar 1 Kerangka Penelitian