BAB I PENDAHULUAN. Ibadah Haji merupakan ibadah yang Allah wajibkan bagi umat Islam. Allah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. penutup rukun-rukun Islam. karena itu, bila ada orang Islam yang tergolong

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No 13 Tahun Dalam undang-undang ini disebutkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh umat Islam yang memenuhi kriteria istitha ah, antara lain mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan ibadah haji yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu lembaga yang sah dan memiliki kewenangan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PELAKSANAAN BIMBINGAN IBADAH HAJI DI PEDESAAN (Studi Kasus pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al-Madinah Boja)

MODEL KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN IBADAH UMRAH PADA PT AN-NAMIRA ALMA MULIA KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. beragama Islam terbesar di dunia. Terkait dengan penyelenggaraan ibadah

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IBADAH UMROH. kapan saja di luar batas waktu haji (bulan-bulan haji).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dimungkinkan karena seiring dengan perkembangan zaman yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. dua hal, yaitu rukun islam dan rukun iman. Rukun islam ada lima, dan

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

MANAJEMEN KEPALA MADRASAH DALAM PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

Bulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 -

(Kertas soalan ini mengandungi 3 soalan dalam 3 halaman bercetak)

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENYELENGGARAAN BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KEMENAG KABUPATEN SEMARANG DAN DI KBIH NU AL-NAHDHIYYAH SEMARANG

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 POLANHARJO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. muslim yang memenuhi syarat isti tha ah sekali seumur hidupnya. Rukun Islam kelima

BAB I PENDAHULUAN. yang paling sempurna. Berbagai macam rezeki Allah dilimpahkan kepada

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

ISLAM IS THE BEST CHOICE

BAB I PENDAHULUAN. Rukun Islam adalah pokok-pokok utama ajaran islam. Kita semua sebagai

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah firman Allah yang berfungsi sebagai mukjizat (bukti. kebenaran atas kenabian Muhammad) yang diturunkan kepada Nabi

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

PENGERTIAN TENTANG PUASA

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGANTAR EDISI PRAKTIS

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya pada tanggal 1 Rabi ul Akhir 1402 H, bertepatan dengan tanggal 26 Januari 1982 M, setelah :

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masjid adalah rumah Allah yang dibangun agar umatnya selalu mengingat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PUNISHMENT DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAH DI DAYAH DARUL MUTA ALIMIN SKRIPSI. Diajukan Oleh :

UPAYA-UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN AKHLAK SISWA KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH BANGUNJIWO

Kajian Bahasa Arab KMMI /12 Shafar 1433 H 1

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I.

UNTUK KALANGAN SENDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Informasi tidak hanya di dapatkan di dalam buku, akan tetapi internet

UPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENDISIPLINKAN SISWA DI MAN 2 MODEL BANJARMASIN OLEH ANNISA DAMAYANTI

Konsisten dalam kebaikan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI SHALAT KEPADA SISWA SMAN DI KOTA BANJARMASIN

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN)

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

IMPLIKASI KEBIJAKAN SEKOLAH GRATIS TERHADAP EKSISTENSI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SWASTA ISLAM DI SURAKARTA TAHUN

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang Islami dalam aspek sumber. (wawancara dengan dr. Ismanto tenaga medis di RSI Pati, 17 Maret 2014).

TEORI KONVERGENSI DAN RELEVANSINYA DENGAN HADITS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG FITRAH MANUSIA

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

PERAYAAN NATAL BERSAMA

KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU SMPNU 06 KEDUNGSUREN KALIWUNGU SELATAN KENDAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

Pengertian Istilah Hadis dan Fungsi Hadis

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Umum (Perum). Perusahaan tersebut milik pemerintah (BUMN), berada

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P IV )

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S-1) Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI)

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar dibandingkan dengan negara-negara muslim lainnya. Haji

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

BAB I PENDAHULUAN. guru harus memiliki kemampuan profisional. Salah satu kemampuan profesional

Dr. Marzuki, M.Ag. Dosen PKn dan Hukum FIS UNY BAB V KERANGKA DASAR AJARAN ISLAM

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Sugiarto Nim

BAB I PENDAHULUAN. shalat dan puasa. Namun ada juga yang berdampak secara sosial, seperti halnya

PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN PADA BIMBINGAN IBADAH HAJI DI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) AR-RAHMAH MUHAMMADIYAH KENDAL

Amalan Setelah Ramadhan. Penulis: Al-Ustadz Saifuddin Zuhri, Lc.

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

Hukum Mengubah Nazar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

JABATAN PELAJARAN TERENGGANU SUMATIF 2 SIJIL PELAJARAN MALAYSIA 2013 PENDIDIKAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

ADAB DAN DOA SAFAR YANG SHAHIH

BAB I PENDAHULUAN. banyak para bisnisman yang persaingan secara tidak sehat dengan cara saling

BAB I PENDAHULUAN. menghayati kandungan isinya. Buta aksara membaca al-qur an ini

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemampuan. Rukun Islam dimaksud mencakup syahadat, shalat, puasa, zakat

BAB 13 SALAT JAMAK DAN QASAR

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibadah Haji merupakan ibadah yang Allah wajibkan bagi umat Islam. Allah jadikan ibadah ini sebagai salah satu dari lima pondasi (rukun), dan Ibadah Haji merupakan sebuah ibadah yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW, dalam hadits yang shahih: ب ن ي الا س لا م ع ل ى خ م س : ش ه اد ة أن لا إل ه إلا االله و أن م ح م د ا ر س ول االله و إق ام الص لا ة و إي ت ا ء الز ك اة و ص و م ر م ض ان و ح خ ب ي ت االله الح ر ام Artinya: Islam di bangun di atas lima (rukun): (1) Persaksian bahwasanya tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar kecuali hanya Allah dan persaksian bahwasanya Muhammad adalah Rasulullah, (2) Mendirikan shalat, (3) Menunaikan zakat, (4) Berpuasa pada bulan Ramadhan, dan (5) Menunaikan ibadah haji ke Baitullah Al-Haram. (H.R Bukhari). Al Quran, As Sunnah, ijma para ulama menetapkan bahwasanya Haji, merupakan fardhu ain bagi muslimin dan muslimat yang sanggup mengerjakannya. Haji menurut bahasa, ialah menuju ke suatu tempat berulang kali atau menuju kepada sesuatu yang dibesarkan. Baitullah adalah suatu tempat yang didatangi manusia pada setiap tahun. Lazimnya mereka yang sudah pernah mengunjungi Baitullah, timbul keinginannya untuk kembali lagi yang kedua kalinya. Maka makna Haji menurut syara ialah : mengunjungi Baitullah dengan sifat yang tertentu, di waktu yang tertentu, disertai oleh perbuatan-perbuatan yang tertentu pula.

2 Oleh karena para muslim mengunjungi Baitullah Al-Haram berulang kali pada tiap-tiap tahun dinamakan ibadah tersebut dengan Haji, atau nusk (ibadah), atau karena Baitullah merupakan tempat yang dibesarkan, maka pekerjaan mengunjunginya dinamakan dengan haji. Pelayanan Ibadah Haji merupakan salah satu tanggung jawab Kementerian Agama. Bagi sebagian orang, keberhasilan kinerja Kementerian Agama kerap hanya diukur sejauh mana departemen ini sukses melayani pengelolaan ibadah tahunan tersebut. Bila dianggap gagal maka dapat dipastikan jutaan jari telunjuk menuding Kementerian Agama (Nahar, 2009: vii). Pikiran seperti itu tentu tidak benar, akan tetapi juga tidak bisa disalahkan. Orang akan tetap mudah melihat kinerja Kementerian Agama dari pelayanan ibadah haji. Karena pelayanan ibadah haji ini dilakukan rutin setahun sekali dengan lokasi dan waktu tertentu, kegiatan penyelengaraan ibadah haji bersifat masif melibatkan banyak pihak, bersifat lintas Kementerian dan swasta, dan juga melibatkan jumlah anggaran besar. Dari alasan di atas sudah cukup menjadikan Kementerian Agama sebagai sasaran kritik banyak pihak. Secara singkat dapat dikatakan manajemen haji diperlukan untuk terciptanya penyelenggaraan dan pelayanan haji yang efektif, efisien dan rasional ( Nahar, 2009: 159). Kementerian Agama sebagai salah satu penyelenggara ibadah haji, telah mempunyai acuan, yaitu undang-undangan no 2 tahun 2009 perubahan atas undang - undang no 13 tahun 2008 tentang penyelenggaraan ibadah haji yang menjelaskan bahwa ibadah haji merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi

3 pembinaan, pelayanan dan perlindungan pelaksanaan ibadah haji. Kementerian Agama mempunyai tujuan penyelenggaraan ibadah haji adalah untuk memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya melalui sistem dan manajemen penyelenggaraan yang baik agar pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan aman, tertib, lancar dan nyaman sesuai dengan tuntunan Agama serta jema ah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai dengan tuntunan Agama secara mandiri sehingga diperoleh haji mabrur (pasal 2 UU no 2 tahun 2009 tentang penyelenggaraan ibadah haji). Agar tujuan pelaksanaan Ibadah Haji selalu sukses dan mencapai target yang dicapai, maka perlu adanya suatu manajemen, baik manajemen bidang pelayanan, penyuluhan dan bimbingan, manasik dan sebagainya. Sehingga apa yang menjadi cita-cita para jama ah dalam menunaikan Ibadah Haji bisa diperoleh secara sempurna dan memuaskan. Kompleksitas permasalahan dalam Penyelenggaraan Haji dari tahun ke tahun, menuntut lahirnya sistem manajemen yang mampu mengakses segenap fungsifungsi manajerial seperti perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, serta adanya pengawasan guna mencapai penyelenggaraan haji yang aman, lancar, dan nyaman, tertib teratur, dan ekonomis. Kementerian Agama Kabupaten Kendal menerapkan Manajemen Haji ini agar dapat mengelola Jama ah Haji supaya menjadi Haji yang mandiri. pelayanan Haji di Kementerian Agama Kabupaten Kendal diselengarakan oleh Seksi penyelenggaraan Haji dan Umrah (Gara Hajum).

4 Untuk melaksanakan tugas pelayanan Perhajian, Seksi Gara Haji dan Umrah Kementerian Agama Kabupaten Kendal secara Struktural memanfaatkan seksi yang ada dibawah kordinasi Seksi Gara Haji dan Umrah sesuai tugas dan fungsinya masing-masing. Dalam menyusun rencana pelayanan Haji selalu di upayakan untuk mengacu kepada peraturan perundangan yang ada baik dari Kementerian Agama Pusat maupun dari Kementerian Daerah. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mengadakan penelitian yang berjudul Persepsi Jama ah Haji tentang Kualitas pelayanan Ibadah Haji di Kementerian Agama Kabupaten Kendal Tahun 2013 B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah tersebut di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana Persepsi Jama ah Haji tentang Kualitas Pelayanan Ibadah Haji di Kementerian Agama Kabupaten Kendal Tahun 2013? 2. Apa Faktor pendukung dan penghambat pelayanan Ibadah Haji di Kementerian Agama Kabupaten Kendal Tahun 2013? C. Tujuan dan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui Persepsi Jama ah Haji tentang Kualitas Pelayanan Ibadah Haji di Kementerian Agama Kabupaten Kendal Tahun 2013.

5 b. Untuk mengetahui Faktor Pendukung dan Penghambat pelayanan Ibadah Haji di Kementerian Agama Kabupaten Kendal Tahun 2013. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Memberi masukan dalam rangka penyusunan teori dan konsep-konsep baru terutama untuk mengembangkan di bidang ilmu Agama Islam yang berkaitan dengan manajemen dakwah. b. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan masukan untuk perbaikan penyelenggaraan ibadah Haji di Kementerian Agama Kabupaten Kendal pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya. Untuk menjadikan pelaksanaan penyelengaraan ibadah haji yang dapat dipertanggung jawabkan.

6 D. Tinjauan Pustaka Sebagai bahan kajian pustaka, dan juga menghindari kesamaan pembahasan orang lain penulis akan memberikan hasil penelitian terdahulu sebagai berikut : Adnin Mufattahah (2009): Manajemen penyelengaraan bimbingan ibadah Haji pada kelompok bimbingan ibadah Haji (KBIH) Nahdlatul Ulama kota Semarang skripsi ini menjelaskan tentang bagaimana Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Nahdlatul Ulama Kota Semarang dalam penyelenggaraan bimbingan ibadah haji baik bimbingan selama di tanah air sampai di tanah suci hingga bimbingan di tanah air pasca ibadah haji selalu menerapkan fungsi-fungsi manajemen di dalam pengelolaannya. Hal itu terbukti, KBIH NU Kota Semarang selalu membuat perencanan di setiap kegiatan, baik bimbingan di tanah air maupun bimbingan di tanah suci. Perencanaan yang telah dibuat, tidak hanya sekedar perencanaan saja tetapi juga diaplikasikan/diimplementasikan, Fungsi pengawasan juga sudah diterapkan oleh pengurus, hal itu terbukti adanya penilaian dan evaluasi di setiap pasca kegiatan terhadap program yang direncanakan dan diimplementasikan. Salah satu bentuk adanya evaluasi yang dilakukan oleh KBIH NU Kota Semarang adalah KBIH NU Kota Semarang selalu membuat laporan kegiatan kepada Departemen Agama Wilayah Jawa Tengah setelah ibadah haji selesai. KBIH NU Kota Semarang di dalam menjalankan organisasi juga menerapkan fungsi pengawasan/evaluasi. Karena pengawasan penting bagi suatu organisasi. Dan hal itu tebukti KBIH NU Kota Semarang selalu meninjau kembali proses yang telah

7 dilaksanakan dan mengevaluasi prestasi kerja pengurus serta menerapkan tindakan-tindakan korektif, baik dalam proses perekrutan, bimbingan di tanah air (sebelum ibadah haji), bimbingan di tanah suci (pelaksanaan ibadah haji) serta bimbingan di tanah air (pasca ibadah haji). Siti Zulaikha (2010): Peningkatan Jumlah Calon Jama ah Haji di Kelompok Ibadah Haji (KBIH) Melalui Strategi Pemasaran sekripsi ini menjelaskan tentang 1. Strategi pemasaran yang dilakukan KBIH Multazam memanfaatkan jamaah haji yang sudah mengikuti bimbingan untuk menginformasikan keunggulankeunggulan KBIH Multazam kepada calon jamaah haji lain sehingga calon jamaah haji tersebut dapat tertarik untuk mengikuti bimbingan di KBIH Multazam. KBIH Multazam juga mengedarkan pamflet dan brosur untuk menarik minat calon jamaah haji. 2. Strategi pemasaran di KBIH Al-Thoyyibah selain memanfaatkan para jamah haji yang sudah pernah mengikuti bimbingan di KBIH ini, KBIH Al- Thoyyibah juga menggunakan media internet dalam memasarkan KBIH. Hal ini cukup memberikan dampak yang signifikan dalam mewujudkan proses pemasaran KBIH secara profesional dan proporsional. Hingga sekarang dapat dilihat bahwa semakin lama semakin banyak calon jamaah haji yang mengikuti bimbingan. Dari studi yang dilakukan, baik melalui studi dokumentasi serta melalui serangkaian wawancara dan dilanjutkan dengan proses analisis sedemikian rupa akhirnya dapat disimpulkan sebagai berikut : Pertama, perencanaan strategi

8 pemasaran KBIH Multazam yaitu dengan berupa pengadaan rapat secara berkala dalam satu bulan sekali. Rapat ini dilakukan di rumah ketua KBIH. Hasil dari rapat ini adalah nantinya akan dibawa dalam sebuah program kerja KBIH. Hal serupa dilakukan juga oleh KBIH Al-Thoyyibah dengan adanya rapat rutin pengurus setiap satu bulan sekali untuk menentukan strategi-strategi pemasaran guna pengembangan KBIH. Jika diperhatikan secara lebih dalam kedua KBIH ini telah melakukan proses rencana pengembangan. Rencana pengembangan adalah rencana yang digunakan untuk menunjukkan arah tujuan lembaga. Dalam proses rapat yang dilakukan kedua KBIH tersebut dapat dilihat bahwa rencana pengembangan telah dilakukan untuk memajukan lembaga tersebut. Strategi pemasaran yang telah ditentukan bersama itulah yang menjadi sebuah bukti bahwa rencana pengembangan lembaga telah dilakukan. Siti Suhartatik (2006) : Manajemen Manasik Haji Departemen Agama Kota Semarang Tahun 2003-2005. Penelitian tentang bagaimana penyelenggaraan manasik haji Departeman Agama Kota Semarang tahun 2003-2005,kemudian sejauh mana penerapan fungsi-fungsi manajemen dakwah dalam penyelenggaraan manasik haji Departemen Agama Kota Semarang. Jeneis penelitian kualitatif yang penelitianya lebih menekankan analisisnya pada proses deduktif dan induktif, dengan metode pengumpulan data kepustakaan (Library Research) dan data lapangan (Field Research) yang meliputi dokumentasi, observasi dan wawancara. metode analisis data yang digunakan oleh penulis adalah metode analisis kualitatif deskriptif dengan beracuan pada pola pikir induktif. Hasil dari penelitian ini bahwa, di dalam pelaksanaan penyelenggaraan bimbingan haji Departemen

9 Agama Kota Semarang dalam memanfaatkan dan memperhatikan fungsi-fungsi manajemen diantaranya planing, organizing, actuating, dan controling agar dapat mempermudah dalam pelayanan bimbingan pada jamaah. Meskipun fungsi-fungsi manajemen telah diterapkan dengan baik, tetapi dalam pelaksanaanya masih ditemukan Kendala-Kendala selama proses bimbingan manasik haji. Adapun masalah yang sering muncul adalah dalam hal pengelompokan kelompok bimbingan yang dikarnakan sikap kurang disiplin dari jamaah haji dan juga karena fasilitas yang kurang memadai. Berdasarkan hasil pengamatan penulisan terhadap skripsi sebelumnya, yang dimaksud dengan penelitian Persepsi Jama ah Haji tentang Kualitas Pelayanan Ibadah Haji di Kementerian Agama Kabupaten Kendal Tahun 2013 adalah penelitian tentang persepsi jama ah haji tentang kualitas pelayanan, proses penyiapan pelayanan haji, pelayanan pra haji, pemberangkatan dan pemulangan jama ah haji dan pelayanan pasca haji di Kantor Departemen Agama Kabupaten Kendal Tahun 2013, di situlah letak perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya dan dapat diartikan bahwa penelitian yang akan peneliti lakukan dengan penelitian-penelitian sebelumnya dan atas pertimbangan-pertimbangan bahwa di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kendal ini belum ada penelitian yang berkaitan dengan manajemen pelayanan jama ah haji.

10 E. Metodologi Penelitian 1. Jenis penelitian Jenis penelitian dari skripsi ini adalah penelitian kualitatif. Maksud dari penelitian kualitatif ini adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur prosedur statistik atau dengan cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Penelitian kualitatif ini dapat menunjukkan pada penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, juga tentang fungsionalisasi pergerakan pergerakan sosial atau hubungan kerabatan (Corbin,1997;11). Penelitian dengan pendekatan kualitatif ini lebih menekankan analisisnaya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dengan melakukan logika ilmiah (Azwar,1997:5). 2. Sumber Data Peneliti mengambil sumber data dari lapangan (field research) dan data kepustakaan (library research) sebagai jenis datanya sebagai berikut : a. Sumber data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukur atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Azwar, 1998: 91). Dalam hal ini yang digunakan sumber data primer adalah perwakilan Jama ah Haji Kabupaten Kendal tahun 2013. Serta kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh dan Staf Seksi Penyelenggara Haji.

11 b. Data skunder yaitu sumber data tertulis yang merupakan sumber data yang tidak bisa diabaikan, karena melalui sumber data tertulis akan diperoleh data yang dapat dipertanggung jawabkan faliditasnya (Moleong, 2004: 113). Data yang diperoleh bisa berupa arsip, dokumentasi, visi dan missi, struktur organisasi serta program kerja yang ada di Kementerian Agama Kabupaten Kendal. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Observasi adalah sebuah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati secara langsung terhadap objek yang diteliti dan mencatat dengan sistematis fenomena-fenomena yang diteliti (Koentjoroningrat, 1990: 173). Dalam observasi ini peneliti menggunakan pendekatan alamiah, maksudnya observasi dilakukan tanpa adanya campur tangan sama sekali dari pihak peneliti. Peneliti tidak terlibat secara langsung dalam objek observasi. Objek observasi adalah fenomena-fenomena yang dibiarkan terjadi secara ilmiah (Azwar, 2009:19). Teknik ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data tentang kegiatan pelayanan Jamaah Haji di Kementerian Agama Kabupaten Kendal.

12 b. Interview (wawancara) Interview adalah sebuah percakapan antara dua orang atau lebih yang pertanyaannya diajukan oleh peneliti kepada subyek atau kelompok subyek penelitian untuk dijawab (Sudarwin, 2002: 130). Peneliti dalam hal ini berkedudukan sebagai interviewer, mengajukan pertanyaan, menilai jawaban, meminta penjelasan, mencatat dan menggali pertanyaan lebih dalam. Di pihak lain, informan menjawab pertanyaan, memberi penjelasan dan kadang-kadang juga membalas pertanyaan (Hadi, 2004: 218). Metode ini dipergunakan untuk mendapatkan data dan menggali data tentang sesuatu yang berkaitan dengan pelayanan ibadah haji yang telah dilakukan di Kementerian Agama Kabupaten Kendal pada tahun 2013 Dalam wawancara ini peneliti menggunakan wawancara terstruktur yaitu wawancara yang terdiri dari suatu daftar pertanyaan yang telah direncanakan dan telah disusun sebelumnya. Semua informan yang diwawancarai diajukan pertanyaan-pertanyaan yang sama, dengan kata-kata dan dalam tata urutan secara uniform. Di samping itu sebagai bentuk pertanyaannya, digunakan wawancara terbuka yaitu terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang sedemikian rupa bentuknya sehingga responden atau informan diberi kebebasan untuk menjawabnya. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah perwakilan jama ah haji tahun 2013 Kabupaten Kendal. dan kepala gara haji dan umroh Kementerian Agama Kabupaten Kendal, Staf gara haji

13 c. Dokumentasi Dokumentasi adalah cara mengumpulkan data dari data-data tertulis yang dalam pelaksanaannya untuk menyelidiki tanda-tanda tertulis seperti: buku-buku, dokumen, majalah, satuan catatan harian, notulen rapat dan sebagainya (Arikunto, 2002: 200). Teknik ini digunakan untuk mendapatkan suatu data dari dokumen-dokumen atau arsip-arsip yang ada di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kendal. Sumber yang utama didapat dari Kementerian Agama Kabupaten Kendal, khusunya seksi Gara Haji dan Umrah. 4. Teknik Analisi Data Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2007: 248). Tahapan analisis data merupakan tahapan yang paling penting dan menentukan pada tahapan ini data dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikaian rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian (Koentjoroningrat, 1994: 269).

14 Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif artinya data yang diperoleh kemudian disusun dan digambarkan apa adanya, yaitu hanya merupakan penyajian fakta tanpa melakukan penyajian hipotesis, semata mata untuk memberikan gambaran dari sudut individu, secara objektif berdasarkan kerangka tertentu yang telah dibuat dengan ungkapan ungkapan kalimat sehingga dapat dijadikan kesimpulan logis terhadap permasalahan yang diteliti (Arikunto, 2006: 202). F. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika yang penulis susun menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian Pendahuluan, bagian Isi dan bagian Penutup. Adapun bagian-bagian tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: Bagian pendahuluan, terdiri dari Halaman Judul, Halaman Persetujuan pembimbing, Halaman Pengesahan, Motto, Halaman Persembahan, Pernyataan, Abstraksi, Kata Pengantar, Daftar Isi. Selanjautnya halaman isi, berisi lima bab terdiri dari Bab I. Pendahuluan, yang meliputi; latar belakang, Rumusan masalah, Tujuan dan penelitian, Kajian pustaka, metode penelitian, Sistematika penulisan skripsi. Bab II. Merupakan konsep dasar dan kerangka teoritik penelitian. yaitu konsep dasar ibadah haji dan pelayanan ibadah haji, pengertian haji, hukum Haji, syarat dan rukun Haji, pengertian persepsi.

15 Bab III. Gambaran umum Kementerian Agama Kabupaten Kendal dan hasil kerja pelayanan ibadah haji tahun 2013 di Kementerian Agama Kabupaten Kendal meliputi sub-sub antara lain: Sejarah berdirnya Kementerian Agama Kabupaten Kendal, Visi dan Misi, struktur organisasi Kementerian Agama Kabupaten Kendal, Seksi Gara Haji Kementerian Agama Kabupaten Kendal, tugas-tugas Gara Haji. Proses Pelayanan jama ah Haji di Kementerian Agama Kabupaten Kendal dari pendaftaran, pemberangkatan sampai perpulangan, pendukung dan Penghambat didalam proses pelayanan Jama ah Haji di Kementerian Agama Kabupaten Kendal Tahun 2013. Bab IV tentang analisis dari data-data yang telah di kumpulkan, disini akan di bahas tentang analisis persepsi Jama ah Haji tentang kualitas pelayanan di Kementerian Agama Kabupaten Kendal, dan analisis faktor pendukung dan penghambat pelayanan jama ah Haji di Kementerian Agama Kabupaten Kendal tahun 2013. Bab V merupakan bab penutup yang meliputi : Kesimpulan, dan saran-saran. Kemudian bagian penutup berisi Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran, dan biodata penulis.