Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

dokumen-dokumen yang mirip
INTUISI JURNAL ILMIAH PSIKOLOGI

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Jurnal Bimbingan Konseling

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Jurnal Bimbingan Konseling

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurnal Bimbingan Konseling

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Journal of Mechanical Engineering Learning

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Bernardus Widodo, S.Pd.,M.Pd

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

KETERAMPILAN MEMBERI RESPON KONSELOR SEBAYA BERKARAKTER MELALUI STRATEGI BMB3 DI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

MODEL LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SIMULASI BERTINGKAT UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN INTERPERSONAL SISWA SMK

Jurnal Bimbingan Konseling

FEKTIVITAS PENGEMBANGAN MODUL PERKULIAHAN DASAR ELEKTRONIKA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PENGEMBANGAN JOB SHEET MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PRAKTIK SISWA KELAS X DKV DI SMK NEGERI 5 YOGYAKARTA

Unnes Physics Education Journal

Indonesian Journal of History Education

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Journal of Mechanical Engineering Learning

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

Unnes Physics Education Journal

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2 PAYAKUMBUH By:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Marliani, 2013

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

Naskah Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Srata-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Amelia Atika 1,Kamaruzzaman 2

Imam Mahadi Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Edu Elektrika Journal

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Fashion and Fashion Education Journal

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling Oleh Sugiyatno, M.Pd Prodi Bimbingan dan Konseling FIP UNY

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL MELALUI PEER COUNSELING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PONTIANAK

Automotive Science and Education Journal

PENGARUH LATIHAN KETERAMPILAN DASAR KOMUNIKASI KONSELING TERHADAP PENGUASAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PEMBIMBING DI SMA/SMK SE KOTA MAKASSAR

Economic Education Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

Automotive Science and Education Journal

Economic Education Analysis Journal

UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Adanya kebutuhan akan layanan bimbingan yang berkaitan dengan karakteristik dan masalah perkembangan siswa

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

UPAYA MENINGKATKAN RESILIENSI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK HOME ROOM PROGRAM PADA MAHASISWA SEMESTER VI PROGRAM STUDI BK FKIP UNISRI

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Jurnal Bimbingan Konseling. Model Konseling Kelompok Teknik Self Instruction untuk Meningkatkan Self Confidence Siswa SMP

STUDI DESKRIPTIF TENTANG MODEL EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI DI KABUPATEN BANTUL

PELATIHAN PEER COUNSELING PADA REMAJA DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK (PSAA) TUNAS BANGSA PATI

Peningkatan Keterampilan Praktek Pengalaman Lapangan melalui pelatihan Bimbingan Klasikal

Profil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior

UPAYA MENINGKATKAN ORIENTASI KARIER MELALUI LAYANAN INFORMASI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PENYULUHAN TENTANG CARA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DENGAN FUN GAME PADA MUSYAWARAH GURU BIMBINGAN DAN KONSELING MTS KOTA BANJARMASIN

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI GURU SD DI KOTA SEMARANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya mampu menciptakan individu yang berkualitas dan

Journal of Mechanical Engineering Learning

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA MELALUI LAYANAN INFORMASI

KOMPETENSI ALUMNI PG PAUD FIP UNNES DI LEMBAGA PENDIDIKAN

Economic Education Analysis Journal

Transkripsi:

IJGC 5 (3) (2016) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk PENGEMBANGAN MODEL PEER COUNSELING SEBAGAI MEDIA PENGALA- MAN PRAKTIK KONSELING Muslikah, Sigit Hariyadi, Zakki Nurul Amin Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Juli 2016 Disetujui Agustus 2016 Dipublikasikan September 2016 Keywords: Peer Counseling, Media, Counseling Practice Experience Abstrak Pengalaman praktik merupakan komponen penting dari program pendidikan konselor. Melalui pengalaman praktik konseling mahasiswa calon konselor diberikan pengalaman menerapkan kecakapan, pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh dalam perkuliahan. Peer Counseling adalah bagaimana keterlibatan remaja dalam kelompok teman sebaya memberikan masukan secara khusus bagi perkembangan kepribadian dan perkembangan sosial remaja. Dengan demikian, peer counseling dapat dimanfaatkan dalam proses perkuliahan sehingga calon konselor lebih optimal dalam memperoleh pengalaman praktik yang tetap tersupervisi oleh konselor professional. Penelitian ini bertujuan mengembangkan sebuah model peer counseling sebagai media pengalaman praktik konseling mata kuliah keterampilan dasar konseling. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan. Subjek penelitian adalah mahasiswa BK FIP UNNES. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, angket dan telaah atau studi dokumen. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif model Miles dan Huberman. Hasil penelitian berupa praktik konseling mata kuliah keterampilan dasar konseling meliputi : (a) rasional, (b) Pengertian, (c) Tujuan, (d) asumsi, (e) materi-materi, (f) tahapan penyelenggaraan peer counseling, (g) evaluasi dan indikator keberhasilan dan fungsi anggota kelompok, (h) tahapan pelaksanaan layanan, (i) evaluasi dan tindak lanjut. Berdasarkan hasil uji validasi ahli diperoleh bahwa model layak dan dapat digunakan. Abstract Practical experience is an important component of counselor education program. Through the experience student counseling practice, counselor candidate given the experience to apply the skills and knowledge they acquired in the lecture. Peer Counseling in this research defined as the involvement of youth in peer groups to provide particular input for the development of personality and social of adolescents. Thus, peer counseling can be utilized in the process of lectures, so counselors candidate can be optimized to obtain practical experience supervised by a professional counselor. This research aims to develop a peer counseling model as an experience counseling practice media in basic skills counseling subject. The design used is research and development. Subjects were students of BK FIP UNNES. Data collected through in-depth interviews, questionnaires and document studies. Data analysis technique used is interactive model of Miles and Huberman. Results of the research is a model of peer counseling as an experience counseling practice media in basic skills of counseling subject include: (a) rational, (b) Definition, (c) Interest, (d) assuming, (e) materials, (f) the stages of peer counseling implementation, (g) the evaluation and succes indicators, and function of group members, (h) the phase of the service, (i) the evaluation and follow-up. Based on results expert validation obtained that the model is feasible and can be applied. 2016 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Gedung A2, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50229 E-mail: ika.konselor@gmail.com, sigit.hariyadi@mail.unnes.ac.id, zakki.nurul.amin@gmail.com ISSN 2252-6374

49 Muslikah, Sigit Hariyadi dan Zakki Nurul Amin/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: 5(3) (2016) PENDAHULUAN Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan undang-undang di atas, maka pendidikan di Indonesia ini tidak hanya memprioritaskan perkembangan aspek kognitif atau pengetahuan peserta didik, namun juga tetapi perkembangan individu sebagai pribadi yang unik secara utuh. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dalam keseluruhan sistem pendidikan khususnya di sekolah; guru sebagai salah satu pendukung unsur pelayanan pendidikan yang mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung pelayanan layanan bimbingan pendidikan di sekolah, dituntut untuk memiliki wawasan yang memadai terhadap konsep-konsep dasar bimbingan dan konseling di sekolah. Keberadaan konselor dipertegas dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator, dan instruktur (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6) Salah satu kompetensi profesional konselor adalah menguasai konsep dan praktik dalam konseling. Hal ini terutama sebagai upaya mengidentifikasi masalah siswa sebagai landasan berpikir dan bekerja dalam pelayanan bimbingan dan konseling agar setiap siswa sebagai subjek pelayanan memperoleh kesejahteraan (student welfare). Oleh sebab itu, mahasiswa perlu diberikan pengalaman praktik konseling yang memadai. Pemberian pengalaman praktik merupakan komponen penting dari program pendidikan konselor (Myrick & Kelly,1971). Melalui pengalaman praktik konseling ini mahasiswa calon konselor diberikan pengalaman menerapkan kecakapan, pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh dalam perkuliahan (Dimick & Krause, 1980), sehingga mereka dapat berkembang menjadi konselor yang efektif. Keterampilan Dasar Konseling adalah salah satu mata kuliah yang membekali calon konselor dalam melakukan praktik konseling. Namun, pada kenyataannya, pengalaman praktik konseling dalam mata kuliah keterampilan Das- ar Konseling di LPTK masih mengalami banyak kendala. Kendala tersebut, antara lain terbatasnya waktu yang tersedia untuk praktik pada jam perkuliahan sehingga hanya beberapa mahasiswa saja yang bisa praktik, selain itu terbatasnya dosen yang berperan sebagai supervisor mahasiswa. Hal ini akan membuat kualitas mahasiswa dalam praktik menjadi kurang optimal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guna menangani masalah tersebut diantarany adalah Peer Counseling atau tutor sebaya. Peer counseling merupakan salah satu pemberian layanan konseling yang diberikan oleh teman yang usianya sebaya dibawah supervisi konselor profesional. Memperkuat pendapat tersebut Tindall dan Gray (dalam Suwarjo, 2008) mendefinisikan Peer counseling (konseling sebaya) sebagai suatu ragam tingkah laku membantu secara interpersonal yang dilakukan oleh individu nonprofesional yang berusaha membantu orang lain. Istilah sebaya menunjuk kepada pengertian bahwa seseorang yang menjalankan peranan membantu itu adalah yang usianya kurang lebih sama dengan yang dilayani (Tindall dan Gray, 1985). Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikemukakan beberapa unsur penting dalam pengertian peer counseling yaitu (1) sebagai usaha pemberian bantuan interpersonal, (2) dilakukan oleh nonprofessional atau paraprofessional, (3) pemberi dan penerima bantuan usianya relatif sama, (4) pelaksanaannya di bawah konselor yang berkualifikasi. Surya (1990) mengemukakan bahwa keterlibatan remaja dalam kehidupan kelompok sebaya memberikan manfaat yang dapat diraih bagi remaja secara individu, manfaat yang dimaksud adalah sebagai berikut :(1) Memberikan rasa aman, (2) Memberikan hiburan yang menyenangkan, (3) Memberikan pengalaman pergaulan yang cocok dengan orang lain. Berdasarkan pendapat tersebut dipahami keuntungan lain dari model peer kounseling adalah bagaimana keterlibatan remaja dalam kelompok teman sebaya memberikan masukan secara khusus bagi perkembangan kepribadian dan perkembangan sosial remaja. Pendapat diatas diperkuat dengan apa yang dijelaskan oleh Aihie (2009) yang menyatakan bahwa konseling kelompok sebaya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri positif pada remaja. Dengan demikian, peer counseling dapat dimanfaatkan dalam proses perkuliahan sehingga calon konselor lebih optimal dalam memperoleh pengalaman praktik yang tetap tersupervisi oleh konselor professional. Walaupun demikian sebagai tenaga yang belum

50 Muslikah, Sigit Hariyadi dan Zakki Nurul Amin/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: 5(3) (2016) professional, konselor sebaya bekerja di bawah supervise konselor professional (Shertzer & Stone, 1981). Gagasan utama dalam tulisan ini adalah suatu kerangka kerja terpadu sebagai acuan proses konseling dalam membimbing mahasiswa sedemikian rupa sehingga mampu menguasai kompetensi professional sebagai seorang konselor. Berdasarkan hal itu melalui penelitian ini peneliti mencoba mengembangkan sebuah model konseling mata kuliah keterampilan dasar konseling. Guna menjawab gagasan tersebut maka melalui penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana kebutuhan mahasiswa dan dosen pengampu mata kuliah KDK terhadap pengalaman praktik konseling. Tujuan kedua yaitu untuk mengetahui bagaimana hasil validasi ahli terhadap praktik konseling. METODE PENELITIAN penelitian ini menggunakan desain penelitian pengembangan. Ada beberapa tahapan penelitian yang dilaksanakan untuk mengembangkan model peer counseling sebagai pengalaman praktik konseling. Tahapan pertama adalah asesmen kebutuhan, tahap kedua dari penelitian ini adalah penyusunan desain hipotetik, tahap ketiga dalam penelitian ini adalah pengujian validasi desain hipotetik model konseling. Uji validasi yang dilakukan adalah uji validasi ahli dan tahap terakhir dari penelitian ini adalah uji lapangan terbatas (preliminary field test). Dalam penelitian ini penelitian hanya dilakukan sampai dengan tahap ke 3 dikarenakan beberapa keterbatasan dan kendala yang ada. Subjek penelitian adalah mahasiswa Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data wawancara mendalam (in-depth interview), angket dan telaah atau studi dokumen. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian di tahun ini adalah model analisis interaktif model Miles dan Huberman. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini menyajikan potret yang menarik mengenai penyelenggaraan praktik konseling terbatas dalam mata kuliah keterampilan dasar konseling. Kesadaran akan pentingnya latihan praktik konseling pada dasarnya dimiliki oleh semua mahasiswa dan dosen pengampu mata kuliah, tetapi kesadaran ini tidak selaras dengan kondisi nyata di jurusan BK yang sangat terbatas dalam ahli atau pihak yang bisa mensupervisi secara profesional. Dari data pada tabel 1 salah satu temuan menarik disini adalah pada indikator partner yang paling disukai mahasiswa untuk berlatih dalam praktik konseling yaitu sebesar 56,25% mahasiswa mengaku lebih suka dengan teman sebaya; 15,63% dengan dosen pengampu mata kuliah; 6,25% dengan ahli atau klien langsung; dan sisanya dengan orang lain. Hal tersebut, diakui dosen pengampu mata kuliah mahasiswa lebih antusias dan tidak terlalu tegang ketika praktik konseling dilakukan dengan teman sebaya dalam bentuk peer counseling. Relevan dengan di atas di atas, terdapat beberapa hal yang diharapkan oleh mahasiswa dan dosen pengampu mata kuliah agar penyelenggaraan praktik konseling konseling dapat berjalan dengan baik. Pertama, adanya pelatihan intensif dan tersupervisi yang memadai (54,55%). Kedua, pemanfaatan teman sebaya dalam praktik peer counseling sehingga lebih terbuka dan nyaman dalam berlatih (45,45%). Ketiga, tersedianya sarana dan prasarana penunjang misalnya contoh video praktik (31,82%). Terakhir, dukungan dari dosen dan teman sebaya saat berlatih konseling (9,01%). Dari data penelitan yang ada dan kajian teoritik yang telah dijelaskan sebelumnya Tabel 1: Gambaran kebutuhan pemanfaatan teman sebaya sebagai media pengalaman praktik konseling No Pernyataan % 1 Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan target tujuan 40,90 2 Kebutuhan mahasiswa sebagai calon konselor untuk berlatih intensif 36.36 3 Kebutuhan supervisi yang memadai dalam praktik konseling terbatas 31,81 4 Pemanfaatan teman sebaya dalam praktik konseling perkuliahan KDK 31,81 5 Kenyamanan dan keterbukaan dalam latihan konseling 9,09

51 Muslikah, Sigit Hariyadi dan Zakki Nurul Amin/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: 5(3) (2016) Berdasarkan hasil penelitian pengembangan praktik konseling pada mata kuliah keterampilan dasar, maka diperoleh beberapa simpulan. Pertama, dari asesmen yang dilakukan diketahui pelaksanaan pembelajaran mata kuliah keterampilan dasar konseling selama ini kurang begitu efektif dan terdapat beberapa kendala aninilah yang menjadi latar belakang kuat dikembangkannya model peer counseling sebagai media pengalaman praktik konseling pada mata kuliah keterampilan dasar. Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan up to date, peneliti mengumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan praktik konseling pada mata kuliah keterampilan dasar yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Pemberian pengalaman praktik merupakan komponen penting dari program pendidikan konselor (Myrick & Kelly,1971). Melalui pengalaman praktik konseling ini mahasiswa calon konselor diberikan pengalaman menerapkan kecakapan, pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh dalam perkuliahan (Dimick & Krause, 1980), sehingga mereka dapat berkembang menjadi konselor yang efektif. Peer counseling merupakan salah satu pemberian layanan konseling yang diberikan oleh teman yang usianya sebaya dibawah supervisi konselor profesional. Aihie (2009) menyatakan bahwa konseling kelompok sebaya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri positif pada remaja. Dengan demikian, peer counseling dapat dimanfaatkan dalam proses perkuliahan sehingga calon konselor lebih optimal dalam memperoleh pengalaman praktik yang tetap tersupervisi oleh konselor professional. Program peer counseling merupakan salah satu bentuk yang dapat dikembangkan menjadi pengalaman praktik konseling. Ide ini didasari dari hasil penelitian di atas sebagai berikut. Pertama adanya kebutuhan pelatihan intensif dan tersupervisi sementara kondisi perkuliahan kekurangan tenaga yang mensupervisi praktik konseling dan terbatasnya waktu kuliah untuk latihan praktik. Kedua, partner yang paling disukai mahasiswa untuk berlatih dalam praktik konseling yaitu dengan teman sebaya. Ketiga, melalui media program peer counseling, waktu praktikum relatif lebih luang, sebab peer counseling bisa dilaksanakan di dalam dan di luar perkuliahan. Selaras dengan kondisi di atas, mahasiswa sangat berharap bisa mendapatkan pelatihan intensif dan tersupervisi dalam praktik konseling serta bisa mendapatkan berbagai kelengkapan instrumen yang mendukung praktik konseling. Temuan ini mengindikasikan bahwa model peercounseling sangat dibutuhkan calon konselor. Kesadaran calon konselor tentang pentingnya latihan praktik konseling intensif dan tersupervisi melalui keterlibatan teman sebaya merupakan potensi penerimaan model peer counseling sebagai media pengalaman praktik konseling. Berdasarkan pada tujuan dari penelitian ini maka berikut akan dibahas secara lebih eksplisit tentang produk yang dikembangkan dalam penelitian pengembangan ini yaitu model konseling pada mata kuliah keterampilan dasar. Teori yang mendasarinya adalah teori yang berkaitan dengan peer counseling. Berdasarkan kajian teori yang dipaparkan sebelumnya, pengambangan model peer counseling sebagai media pengalaman praktik konseling pada mata kuliah keterampilan dasar juga memiliki makna, tujuan, dan materi, yang sama dengan model pembelajaran keterampilan dasar konseling yang sudah ada. Perbedaan yang ada dalam model pengembangan pembelajaran ini dengan model pembelajaran sebelumnya adalah pada pelaksanaan tahapan pembelajaran yang ada. Model peer counseling sebagai media pengalaman praktik konseling pada mata kuliah keterampilan dasar juga merupakan model pembelajaran yang menekankan praktik pembelajaran pada umumnya. Akan tetapi pada model yang dikembangkan tahapan yang ada meliputi diskusi kelompok terbimbing, pelatihan program peer counseling baik melalui kelompok besar dan kecil serta proses pengorganisasian pelaksanaan program peer counseling Tujuan dari pengembangan model layanan ini adalah untuk dapat mengefektifkan secara lebih optimal tercapainya tujuan dan kompetensi dari pembelajaran sudah ada sebelumnya yaitu anggota atau mahasiswa dapat belajar berpartisipasi aktif dan berbagi pengalaman dalam upaya pengembangan wawasan, sikap dan atau ketrampilan yang diperlukan dalam upaya pengembangan pribadi. Selain itu tujuan tambahan lain yang diperoleh dalam pengembanan model ini adalah mengembangkan kompetensi sosial seperti kepedulian dan kebersamaan dengan mahasiswa lain. Tujuan lain yang ingin dicapai adalah membangun komunitas peer counseling di jurusan yang siap mendampingi teman sebayanya dalam memanfaatkan pelayanan Bimbingan Konseling. SIMPULAN

52 Muslikah, Sigit Hariyadi dan Zakki Nurul Amin/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: 5(3) (2016) tara lain, terbatasnya waktu yang tersedia untuk praktik pada jam perkuliahan sehingga hanya beberapa mahasiswa saja yang bisa praktik, selain itu terbatasnya dosen yang berperan sebagai supervisor mahasiswa. Kedua, hasil validasi ahli terhadap model konseling pada mata kuliah keterampilan dasar diperoleh hasil rata-rata sangat baik dan model fisibel dan atau layak untuk digunakan dengan sedikit perbaikan khususnya pada rasionel model dan tujuan yang perlu dipertegas agar lebih operasional dan nampak kekhasaan dari peer counseling itu sendiri DAFTAR PUSTAKA Aihie, Ose Ngozi. 2009. Effects of Peer Group Counseling and Sex On the Self -Concept of Secondary School Adolescents: Implications for Counseling. School of Education, College of Education, Ekiadolor Edo Journal of Counseling Vol. 2, No. 2, 2009 Dimick, K.M. & Krause, F.H. 1980. Practicum Manual for Counseling and Psychology (edisi keempat). Muncie, IN:Accelerated Development. Myrick, R.D. & Kelly, F.D. 1971. A Scale for Evaluating Practicum Supervision. Counselor Education and Supervision. 10:330-336 Shertzer, B & Stone, S.C. 1981. Fundamentals of Guidance. (edisi keempat). Boston: Houghton Mifflin Company. Suwarjo. 2008. Model Konseling Teman Sebaya Untuk Pengembangan Pengembangan Daya Lentur (Resilience): Studi Pengembangan Model Konseling Teman Sebaya Untuk Pengembangan Pengembangan Daya Lentur Anak Asuh Panti Sosial Asuhan Anak Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Disertasi : Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak Diterbitkan Tindall, J.A. & Gray, H.D. 1985. Peer Counseling: An in depth Look at Training Peer Helper (edisi kedua). Muncie, IN:Accelerated Development. UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional