BAB I PENDAHULUAN. syariah membawa konsekuensi adanya penghapusan bunga secara mutlak. 1. Firman Allah swt. dalam surah Ali Imran ayat 130:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. lalu di Indonesia dengan konsep perbankan, baik yang berbentuk konvensional

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional. Kegiatan utama dari perbankan syariah adalah

diinginkan nasabah kepada pihak lainnya seperti kepada supplier yang Baitul māl wa tamwīl (BMT) Amanah Ummah cabang Sukoharjo

BAB I PENDAHULUAN. lebih lagi menyangkut lembaga perekonomian umat Islam. Hal ini karena agama

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Perbankan Syariah, Prenadamedia Group, Jakarta, 2011, hlm 29-30

maka dalam bab ini penulis akan menganalisis praktek denda pada pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. melalui jasa kredit yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Adapun salah satu ukuran keberhasilan suatu bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lembaga Keuangan Syariah secara informal dimulai sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia, (diakses pada 15 November 2015). 3

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

RESCHEDULING PEMBIAYAAN MURA<BAHAH MUSIMAN

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk berkomunikasinya antar anggota keluarga dan juga. sebagai tempat berkumpulnya sebuah keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan dan kecukupan dalam keuangan, maka masyarakat dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

BAB I PENDAHULUAN. koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas. kekeluargaan (Sholahuddin dan Hakim, 2008: 179).

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi syariah yang berlandaskan nilai Al-Qur an dan Al-Hadis. ditugaskan oleh Allah SWT untuk mengelola bumi secara amanah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang

BAB I PENDAHULUAN. informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil. Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) sudah diatur peraturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah menjelaskan, praktik perbankan syari ah di masa sekarang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan permodalan tidak mudah diperoleh. 1. Mudharabah BMT Bina Umat Sejahtera Semarang (Universitas Negeri Semarang, 2007)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Unit Usaha Syariah (UUS) dengan total Aset sebesar Rp. 57 triliun (Republika :

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak hanya lembaga keuangan perbankan, namun juga dijalankan oleh lembaga

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. usaha yang dibiayainya. Risiko ini dapat diatasi dengan cara memberikan

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (fala>h{). Fala>h{

ANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB

BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Hal ini terlihat dari unsur-unsur yang dicapai dari inti agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem ekonomi Islam menghendaki terjadinya transaksi-transaksi yang

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan paling strategis bagi pendorong

BAB I PENDAHULUAN. jasa dalam skala industri kecil, menengah sampai besar dengan peraturan pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi suatu negara secara keseluruhan tidak dapat

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

BAB I PENDAHULUAN. ini. Hal ini tidak terlepas dari keinginan umat Islam di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan alternatif lembaga keuangan

Rizky Andrianto. Evony Silvino Violita. Program Studi Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Abstrak

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga

PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. memang bidang utama usahanya adalah menyediakan fasilitas pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah merupakan organisasi profit oriented business yang tidak

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatannya dibidang keuangan, menarik uang dari dan. menyalurkannya kedalam masyarakat. 1

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam. memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. syariah yang kegiatan utamanya menghimpun dana dan menyalurkannya. Lembaga ini biasa di sebut dengan Koperasi Syariah.

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB I PENDAHULUAN menyebabkan banyak bank yang menjalankan prinsip syariah. Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional yang terbagi menjadi dua macam yaitu perbankan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia dewasa ini berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, UPP-AMP YKM, Yogyakarta, 2002, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, Perbankan Syariah di Indonesia. mengalami perkembangan yang cukup pesat dan signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadikan manusia dengan berbagai naluri, di antaranya naluri hidup

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

BAB I PENDAHULUAN. 1 Priyono dan Teddy Candra, Esensi Ekonomi Makro, Surabaya: Zifatama Publisher,

BAB I PENDAHULUAN. sektor perbankan. Berdasarkan sistem operasionalnya, perbankan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam sisi pemenuhan kebutuhan hidup menggunakan seluruh

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan perbankan. Prinsip utama yang diikuti oleh bank syariah adalah larangan praktik riba dalam berbagai bentuk transaksi, melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan yang sah dan upaya menyuburkan zakat sebagai alat distribusi kekayaan. Keharaman bunga dalam syariah membawa konsekuensi adanya penghapusan bunga secara mutlak. 1 Firman Allah swt. dalam surah Ali Imran ayat 130: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan 2 Teori profit and loss sharing (PLS) dibangun sebagai tawaran baru di luar sistem bunga yang cenderung tidak mencerminkan keadilan (dzalim) karena memberikan diskriminasi terhadap pembagian risiko maupun untung bagi para pelaku ekonomi. PLS merupakan kontrak bisnis di mana keuntungan atau 11 Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah Menanamkan Nilai dan Praktik Syariah dalam Bisnis Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 11. 2 Tim Penerjemah Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra, 1989), hlm. 435. 1

kerugian yang mungkin timbul dari kegiatan bisnis tersebut akan ditanggung bersama-sama. 3 Secara umum produk bank syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: produk penghimpunan dana, produk penyaluran dana, dan produk yang berkaitan dengan jasa yang diberikan bank syariah kepada nasabah. Pada produk pembiayaan bank syariah pada dasarnya memiliki kekhususan sendiri di mana transaksi berjalan tidak didasarkan pada bunga, tetapi menggunakan pola bagi hasil, seperti mudharabah, musyarakah dan murabahah. Mudharabah merupakan perjanjian bagi hasil antara pemilik modal dengan pengusaha yang memiliki keahlian atau pengalaman dalam pengelolaan sebuah proyek. Di sini pemodal tidak diperbolehkan mengelola usaha namun sekedar pengusulan dan pengawasan. Bila usaha ini mengalami kerugian akan ditanggung sepenuhnya ditanggung pemilik modal kecuali ada penyelewengan dari pengusaha. Musyarakah merupakan perjanjian kerjasama antara dua pihak atau lebih pemilik modal untuk membiayai suatu usaha, keuntungan dibagi sesuai dengan perjanjian namun kerugian juga dibagi berdasarkan modal masing-masing. Murabahah merupakan persetujuan jual beli dengan harga sebesar harga pokok ditambah keuntungan yang disepakati bersama. 4 Menurut penelitian Indrianawati, et.al., dilihat dari jenis akadnya, secara umum menurut Bank Indonesia dalam laporan penyaluran pembiayaan 3 Indrianawati, et. al., Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah pada Perbankan Syariah, Ekonomika-Bisnis Vol. 6 No.1 Bulan Januari Tahun 2015. hlm. 55. 4 Farida Yulianti, Apresiasi Nasabah Terhadap Perbankan Syariah di Kota Banjarmasin, Jurnal SPREAD, Volume 2 Nomor 1, April 2012, hlm. 46. 2

perbankan syariah masih didominasi oleh akad murabahah (jual beli), sedangkan akad mudharabah masih menunjukkan porsi yang kecil. Secara teori seharusnya pembiayaan dengan sistem bagi hasil ini mengalami kenaikan, karena pada dasarnya pembiayaan inilah yang dianggap paling sesuai dengan semangat yang ada pada ekonomi Islam, di samping pembiayaan dengan sistem bagi hasil inilah yang memiliki potensi untuk dapat menghasilkan keuntungan tinggi bagi semua pihak. 5 Ditengah berkembangnya industri perbankan syariah, namun rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) industri ini meningkat tajam. Hingga tengah tahun pertama 2015, NPF perbankan syariah mencapai 4,7%, naik hampir 0,83% dari semester pertama 2014 yang sebesar 3,9%. Di mana NPF yang mencapai 4,7% itu sudah hampir mendekati ambang batas (level maksimum) yang sebesar 5%. Jika dirunut lebih dalam, pembiayaan yang seret berasal dari sektor non Usaha Kecil Menengah (UKM). Sektor ini menyumbang 57% pembiayaan non lancar perbankan syariah atau senilai Rp 5,5 triliun. Sedangkan, sektor UKM berkontribusi 42,78% atau setara Rp 4,15 triliun. Secara total, nilai kredit macet perbankan syariah sebesar Rp 9,7 triliun. 6 Dalam character risk terdapat kerugian usaha yang yang diakibatkan oleh kelalaian nasabah dalam akad pembiayaan. Kelalaian yang dilakukan oleh nasabah dapat terjadi karena faktor kesengajaan nasabah maupun ketidak 5 Indrianawati, et. al., op. cit. hlm. 55. April 2016). 6 http://marketeers.com/article/kredit-macet-bank-syariah-melambung-tinggi.htm (20 3

sengajaan yang dilakukan oleh nasabah. Dalam akad murabahah tentunya kerugian tersebut akan ditanggung oleh shohibul mal jika kerugian tersebut tidak diakibatkan oleh kelalaian mudharib dengan sengaja. Dalam akad pembiayaan pada bank syariah, bank bertindak sebagai shohibul mal tentunya tidak mau mengalami kerugian dalam pembiayaan. Untuk memastikan nasabah tetap menjalankan kewajibannya dalam akad pembiayaan tersebut, bank menentapkan harus adanya jaminan (colleteral). Dari hasil observasi awal yang penulis lakukan pada Bank BRI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin, menurut pihak bank syariah tersebut kelalaian nasabah banyak terjadi karena adanya kesengajaan dari pihak nasabahnya sendiri. 7 Kelalaian nasabah sendiri bisa terjadi karena faktor kesengajaan maupun bukan kesengajaan oleh nasabah sendiri. Dewan Syariah Nasional (DSN) telah menetapkan prosedur terhadap akad pembiayaan yang bermasalah dalam fatwa DSN No. 17 Tahun 2000 Tentang Sanksi atas Nasabah Mampu untuk Menunda-nunda Pembayaran, Fatwa DSN No. 47 Tahun 2005 Tentang penyelesaian Piutang Murabahah Bagi Nasabah tidak Mampu membayar, Fatwa DSN No. 48 Tahun 2005 Tentang Penjadwalan Kembali Tagihan Murabahah dan Fatwa DSN No. 49 Tahun 2005 Tentang Konversi Akad Murabahah. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin mengetahui bagaimana penilaian pihak bank yang berwenang dalam melakukan akad pembiayaan khususnya pembiayaan murabahah mengenai kelalaian yang dilakukan 7 Muhammad Hasby M. Kom, Pegawai Bank BRI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin, Wawancara Pribadi, Banjarmasin, 21 Februari 2016. 4

nasabah baik yang kelalaian yang disengaja oleh nasabah maupun kelalaian yang tidak disengaja oleh nasabah dalam akad pembiayaan serta apakah aplikasi yang dilakukan oleh pihak bank syariah sudah sesuai dengan fatwa DSN, sehingga penulis tertarik membuat karya ilmiah yang berjudul Penilaian Pihak Bank terhadap Kelalaian Nasabah dalam Akad pembiayaan pada Bank Syariah di Kota Banjarmasin. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dibuat rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana penilaian pihak bank syariah terhadap pembiayaan bermasalah yang diakibatkan oleh kelalaian nasabah pada bank syariah di kota Banjarmasin? 2. Bagaimana implementasi fatwa DSN terhadap pembiayaan bermasalah yang diakibatkan oleh kelalaian nasabah pada bank syariah di kota Banjarmasin? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Penilaian pihak bank syariah terhadap pembiayaan bermasalah yang diakibatkan oleh kelalaian nasabah pada bank syariah di kota Banjarmasin. 5

2. Implementasi fatwa DSN terhadap pembiayaan yang bermasalah yang diakibatkan oleh kelalaian nasabah pada bank syariah di kota Banjarmasin. D. Kegunaaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut: 1. Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk lebih memahami bagaimana cara menganalisis dan memecahkan masalah yang nyata melalui teori yang didapatkan dalam kuliah mengenai penilaian pihak bank terhadap kelalaian nasabah dalam akad pembiayaan pada bank syariah di kota Banjarmasin. 2. Bagi kalangan akademik, diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau bahan kajian dan sebagai acuan untuk mengetahui penilaian pihak bank terhadap kelalaian nasabah dalam akad pembiayaan pada bank syariah di kota Banjarmasin. 3. Sebagai kontribusi pengetahuan dalam memperkaya khazanah perpustakaan IAIN Antasari Banjarmasin pada umumnya dan khususnya Fakultas Syariah serta pada pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan hasil penelitian ini. 6

E. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam menginterpretasikan judul serta permasalahan yang akan penulis teliti dan sebagai pegangan agar lebih fokusnya kajian lebih lanjut, maka penulis membuat definisi operasional sebagai berikut: 1. Penilaian adalah proses pengumpulan informasi dan membuat keputusan berdasarkan informasi itu. 8 Yang dimaksud penilaian dalam penelitian ini adalah pengumpulan informasi dari terjadinya kelalaian nasabah dalam akad pembiayaan di bank syariah sampai solusi yang dilakukan oleh pihak bank syariah terhadap kelalaian nasabah tersebut. 2. Pihak bank di sini adalah pegawai atau karyawan bank syariah yang berwenang dalam melakukan akad pembiayaan. 3. Kelalaian nasabah, kelalaian berasal dari kata lalai yang berarti kurang perhatian. 9 Sedangkan nasabah yaitu pihak yang menggunakan jasa bank 10. Yang dimaksud dengan kelalaian nasabah disini adalah kelalaian nasabah dalam membayar angsuran yang menjadi kewajibannya baik karena faktor disengaja maupun force majeur. 8 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke-3, (Jakarta, Balai Pustaka 2001), hlm. 86. 9 Farida Yulianti, Apresiasi Nasabah terhadap Perbankan Syariah di Kota Banjarmasin, Jurnal SPREAD-April 2012. Volume 2 Nomor 1, h. 46 10 Ibid., 7

4. Akad adalah ikatan antara dua perkara, baik ikatan secara nyata maupun ikatan secara maknawi, dari satu segi maupun dari dua segi. 11 Sedangkan pembiayaan adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan satu janji pembayarannya akan ditangguhkan pada jangka waktu tertentu yang disepakati. 12 Yang dimaksud dalam akad pembiayaan disini adalah akad pembiayaan yang disepakati oleh pihak bank syariah dengan nasabah, namun terjadi masalah dalam pelunasan angsuran sesuai kesepakatan diakibatkan oleh kelalaian nasabah. F. Kajian Pustaka Berdasarkan hasil penelusuran yang penulis lakukan, penulis menemukan beberapa penelitian terdahulu yang membahas tentang soft skill mahasiswa di perguruan tinggi, di antaranya: penelitian yang dilakukan oleh Ummi Faozah, et. al., mengenai analisis penanganan pembiayaan bermasalah pada akad murabahah yang mengambil studi kasus pada KJKS BMT Amanah Ummah Kec. Karah Agung Surabaya. Dengan menggunakan analisis kualitatif, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah diakibatkan oleh ketidakmampuan nasabah dalam membayar angsuran yang ditentukan pada saat jatuh tempo serta keteledoran dan kurang telitinya pihak KJKS BMT dalam menganalisa calon nasabah yang akan mengajukan pembiayaan murabahah. Penanganan yang dilakukan oleh KJKS BMT Amanah Ummah adalah dengan melakukan pendekatan kembali kepada 80. 11 Wahbah Al-Juhaili, Al-Fiqh al-islami wa Adillatuh, (Beirut: Dar Al-Fikr, 1989), hlm. 12 Muljono, Teknik Penggawasan Pembiayaan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm.10. 8

nasabah dan menyelesaikannya dengan kekeluargaan supaya nasabah mau memperbaiki kesalahannya dan melunasi tanggungan yang belum dibayarkan sesuai syariah. 13 Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan, di mana pada penelitian ini membahas tentang penanganan terhadap akad pembiayaan bermasalah, sedangkan penelitian yang penulis lakukan meneliti mengenai penilaian yang diberikan pihak bank syariah terhadap kelalaian nasabah pada akad pembiayaan. Terakhir penelitian yang dilakukan oleh Komang Tri Wahyuni mengenai prosedur penyelesaian pembiayaan mikro bermasalah pada Bank Syariah Mandiri KCP Buleleng. Dengan menggunakan metode kualitatif, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyelesaian pembiayaan bermasalah pada Bank Syariah Mandiri KCP Buleleng dapat dilakukan dengan restrukturisasi pembiayaan, inovasi, kompensasi, likuidasi dan subrogasi serta penyelesaian pembiayaan pada pengadilan. 14 Sama seperti penelitian Ummi Faozah, et. al., bertujuan untuk mengetahui cara menangani penyelesaian akad pembiayaan bermasalah, jelas penelitian ini berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu ingin mengetahui bagaimana penilaian pihak bank syariah terhadap akad pembiayaan bermasalah. G. Sistematika Penulisan 13 Ummi Faozah, et. al., mengenai analisis penanganan pembiayaan bermasalah pada akad murabahah yang mengambil studi kasus pada KJKS BMT Amanah Ummah Kec. Karah Agung Surabaya. Jurnal Ekonomi Pembangunan. 14 Komang Tri Wahyun, prosedur penyelesaian pembiayaan mikro bermasalah pada Bank Syariah Mandiri KCP Buleleng, Vokasi Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No. 2 Tahun 2013. 9

Pembahasan dalam penelitian ini disajikan menjadi lima bab, yaitu bab I merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah yang menguraikan alasan memilih judul dan gambaran dari permasalahan yang diteliti. Permasalahan yang tergambarkan dirumuskan dalam perumusan masalah, setelah itu disusun tujuan penelitian yang merupakan substansi dari hasil yang diinginkan. Dalam bab ini juga dirumuskan signifikasi penelitian yang merupakan kegunaan atau manfaat dari hasil penelitian. Definisi operasional digunakan untuk membatasi istilah-istilah dalam penelitian yang bermakna umum dan luas. Kajian pustaka ditampilkan sebagai adanya informasi atau tulisan dari aspek yang lain dan kerangka pemikiran dibuat untuk menggambarkan rumusan masalah yang akan diteliti. Sedangkan sistematika penulisan merupakan tata cara penulisan penelitian yang bersifat sistematis serta terstruktur secara keseluruhan. Bab II berisi tentang landasan teori yang menjadi dasar pemikiran dalam mencari pembuktian dan solusi yang tepat untuk masalah yang akan diajukan. Bab III berisi metode penelitian yang terdiri dari metode dan jenis penelitian, lokasi penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data untuk menjelaskan metode yang digunakan untuk mengolah data yang sudah ada. Bab IV merupakan laporan hasil penelitian yang berisi tentang pemaparan dari hasil penelitian dan analisis data dari pengolahan data. Bab V penutup, yang terdiri dari kesimpulan dari hasil penelitian, serta saran sebagai bahan acuan bagi penelitian selanjutnya. 10