PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 03 TAHUN 2016 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG

Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas Terkait Akreditasi PAUD dan PNF

PANDUAN PELAKSANAAN SUPERVISI SATUAN PAUD DAN DIKMAS

Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas dalam Penguatan dan Pemanfaatan Hasil Akreditasi

KEBIJAKAN DITJEN PAUD DAN DIKMAS DALAM PENGEMBANGAN MUTU SATUAN PENDIDIKAN PAUD DAN DIKMAS

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

Kebijakan Program Pendataan Dapodik PAUD dan Dikmas

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MUSI RAWAS

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL KABUPATEN BANJAR.

PROGRAM BANTUAN PENYELESAIAN TESIS (S2) BAGI PTK PAUDNI KERJASAMA DIREKTORAT P2TK-PAUDNI DAN PPS UM TAHUN 2011 A. MAKSUD DAN PENGERTIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN BUPATI PIDIE NOMOR : 09 TAHUN 2016 TENTANG

D I R E K TO R AT J E N D E R A L P E N D I D I K A N A N A K U S I A D I N I D A N P E N D I D I K A N M A S YA R A K AT, K E M D I K B U D R I

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PENYELENGGARAAN PROGRAM SARJANA (S-1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

Panduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan bagi. Penyelenggara Program Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Tahun 2017

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG

OLEH: Dra. Budi Sri Hastuti M.Pd Kabid Pengembangan Sumber Daya PP PAUD dan Dikmas Jateng

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PAMONG BELAJAR

Kebijakan Program Pendataan Dapodik PAUD dan Dikmas

PETUNJUK TEKNIS KERJASAMA PENYELENGGARAAN APRESIASI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL DI PROVINSI TAHUN 2015

MEKANISME AKREDITASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL TAHUN 2018

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA SATUAN PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2013 TENTANG

PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI PEMETAAN MUTU TAHUN 2016

PETUNJUK TEKNIS APRESIASI LAYANAN PENDIDIKAN MASYARAKAT MELALUI LOMBA KELEMBAGAAN (PKBM DAN SPNF SKB)

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 16 TAHUN 2016

2015, No menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Su

GRAND DESAIN SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL BANTUAN SOSIAL DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH TAHUN 2013

Kebijakan Program Pendataan Dapodik PAUD dan Dikmas

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

PENDATAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NON-FORMAL, DAN INFORMAL TAHUN 2014

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF TENAGA LAPANGAN DIKMAS (TLD)/ FASILITATOR DESA INTENSIF (FDI) Lampiran 3

2 Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Perencanaan Pelaksanaan Akreditasi PAUD dan PNF Tahun 2018

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jl. Jenderal Sudirman, Senayan JAKARTA Telepon Laman : kemdikbud.go.id

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 39

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAABLIK INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 35 TAHUN 2018 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN MELALUI JALUR PENDIDIKAN

PETUNJUK TEKNIS LAYANAN TERPADU DI UNIT PELAKSANA TEKNIS BIDANG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT

2017, No Kebudayaan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. Mengingat : 1. Un

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG

Lampiran 3 PERNYATAAN PENERIMAAN DANA BANTUAN INSENTIF BAGI PENGELOLA PKBM DAN PENGELOLA TBM TAHUN 2012

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN SRAGEN

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 7 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 78 TAHUN 2016

MONITORING DAN EVALUASI

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS PENGUATAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA SATUAN PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

RENCANA STRATEGIS. Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung. Tahun (Perubahan)

Pendidikan Kecakapan Kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia. Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2005 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN NON FORMAL

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD DAN PNF TAHUN 2018 BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG

PANDUAN PERMOHONAN AKREDITASI PROGRAM DAN SATUAN PAUD DAN PNF TAHUN 2016

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 67/Permentan/OT.140/11/2007. TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Dl SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas

KEGIATAN SOSIALISASI PROGRAM PENDIDIKAN KELUARGA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

KATA PENGANTAR. Direktur Pembinaan Kursus dan Kelembagaan Ditjen PNFI Depdiknas

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

Transkripsi:

MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 03 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SUPERVISI PADA SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2016

Lampiran IV PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT NOMOR 03 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SUPERVISI PADA SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT CONTOH PEMBENTUKAN TIM PELAKSANA SUPERVISI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN MUTU PAUD DAN DIKMAS TAHUN 2016. 1. TIM INTI Pengarah : Pejabat Eselon II/III*) Penanggungjawab : Pejabat Eselon III/IV*) Ketua Pelaksana : Pejabat Eselon IV Sekretaris : Pamong Belajar (terseleksi) Bendahara : Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) Anggota : Staf (terseleksi) 1 orang Pamong Belajar (terseleksi) 3 orang Mitra PAUD dan Dikmas 1 orang, 2016 Pejabat Eselon II/III*). NIP. *) PP/BP PAUD dan Dikmas 2. TIM PELAKSANA Penanggungjawab : Kepala SKB/Satuan PAUD dan Dikmas Ketua : Pamong Belajar (terseleksi) Sekretaris : Staf (terseleksi) Anggota : 1. Pamong Belajar (terseleksi) 2 orang 2. Mitra PAUD dan Dikmas (terseleksi) 1 orang.., 2016 Kepala SKB/Satuan PAUD dan Dikmas...... KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E Lantai III, Senayan, Jakarta 10270 Telepon 021-5725061, Fax 021-5725484 Tromol Pos : 1303 Kode Pos 10013 Laman : www.paud-dikmas.kemdikbud.go.id PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 03 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SUPERVISI PADA SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Menimbang : untuk mengopmalkan supervisi pada satuan pendidikan nonformal dalam rangka penjaminan mutu pendidikan nonformal oleh Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (BP-PAUD dan Dikmas) serta Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PP-PAUD dan Dikmas), perlu ditetapkan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Dirjen PAUD dan Dikmas) tentang Petunjuk Teknis Supervisi Pada Satuan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. 20 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 1

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2015; 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan yang diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2010; 4. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan; 6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat; 8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat; 9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 49 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Nonformal; 10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 tahun 2013 tentang Pendirian Satuan Lampiran III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT NOMOR 03 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SUPERVISI PADA SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT Format Laporan Untuk Hasil Supervisi pada Satuan Pendidikan PAUD dan Dikmas LAPORAN HASIL TIM PELAKSANA SUPERVISI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN MUTU SATUAN PENDIDIKAN PAUD DAN DIKMAS NAMA SATUAN PENDIDIKAN : ALAMAT : NAMA DAN NOMOR KONTAK : WAKTU PELAKSANAAN SUPERVISI : REKAP HASIL PELAKSANAAN SUPERVISI SEBAGAI BERIKUT: NO STANDAR INDIKATOR 1 Standar Kompetensi Lulusan 2 Standar Isi 3 Standar Proses 4 Standar PTK 5 Standar Pengelolaan 6 Standar Sarpras 7 Standar Pembiayaan 8 Standar penilaian pendidikan Jumlah TERCAPAI HASIL PEMETAAN TIDAK TERCAPAI CATATAN...,...2016 Ketua Tim Pelaksana Supervisi, 2 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 19

Lampiran II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT NOMOR 03 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SUPERVISI PADA SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DIAGRAM ALIR PELAKSANAAN SUPERVISI DITJEN PAUD DAN DIKMAS Pendidikan Nonformal; 11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 84 tahun 2014 tentang Pendirian Satuan Pendidikan Anak Usia Dini; 12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 tahun 2016 tentang Alih fungsi Sanggar Kegiatan Belajar Menjadi Satuan Pendidikan Nonformal Sejenis. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TENTANG PETUNJUK TEKNIS SUPERVISI PADA SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT. Pasal 1 PP-PAUD dan Dikmas serta BP-PAUD dan Dikmas selaku Unit Pelaksana Teknis Ditjen PAUD dan Dikmas melaksanakan supervisi pada satuan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. Supervisi dilakukan berdasarkan Petunjuk Teknis Supervisi pada Satuan PAUD dan Dikmas sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang dak terpisahkan dari peraturan Dirjen PAUD dan Dikmas ini. Pasal 2 Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada saat ditetapkan. Ditetapkan tapkan di Jakarta pada tanggal 20 April 2016 Direktur Jenderal, Harris Iskandar 18 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 3

Lampiran I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT NOMOR 03 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SUPERVISI PADA SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya pasal 60 ayat (1), mengamanatkan bahwa akreditasi dilaksanakan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal pada seap jenjang dan jenis pendidikan. Pada pasal 2 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yang diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 disebutkan bahwa untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi, dan serfikasi. Arnya, seap program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal harus dikembangkan agar mencapai Standar Nasional Pendidikan (SNP). Berdasarkan data dari Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Nonformal (BAN PAUD dan PNF), saat ini terdapat beberapa satuan PAUD dan Dikmas yang sudah memperoleh akreditasi, yaitu: (1) sebanyak 32 (0,3%) dari 9.372 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM); (2) sebanyak 345 (1,7%) dari 19.325 Lembaga Kursus dan Pelahan (LKP); (3) sebanyak 36.561 (19,2) dari 190.160 lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD); dan (4) sebanyak 46 Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dari 426 UPTD SKB telah beralih menjadi satuan pendidikan. Data di atas menunjukkan bahwa masih sedikit satuan pendidikan PAUD dan Dikmas yang memenuhi SNP. Oleh karena itu, program supervisi dalam rangka pengembangan mutu sesuai dengan SNP BAB IV PENUTUP Pusat Pengembangan PAUD dan Dikmas, dan Balai Pengembangan PAUD dan Dikmas merupakan ujung tombak penjaminan mutu PAUD dan Dikmas. Melalui kegiatan supervisi yang dilakukan, kedua instusi itu diharapkan mampu mendorong pengelola satuan PAUD dan Dikmas serta pendidik dan tenaga kependidikan untuk melakukan proses pengelolaan manajerial satuan PAUD dan Dikmas. Dengan demikian pihak-pihak yang telah disupervisi dapat menjadi lebih kreaf, inovaf, mampu memecahkan masalah. Dalam melaksanakan tugas supervisi pengembangan mutu satuan PAUD dan Dikmas, PPPAUD dan Dikmas serta BPPAUD dan Dikmas hendaknya bekerjasama dengan berbagai pihak agar pelaksanaan kegiatan supervisi dapat berjalan lancar dan memperoleh hasil seper yang diharapkan. Selanjutnya, hasil tersebut diharapkan mampu membangkitkan semangat pengelola satuan PAUD dan Dikmas untuk memenuhi SNP dalam mengelola lembaganya. 4 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 17

menjadi sangat penng untuk dilakukan. Ditjen PAUD dan Dikmas memiliki delapan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang bertugas melaksanakan pengembangan model dan mutu Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. Untuk mencapai delapan Standar Nasional Penididkan, seap UPT berperan akf dalam mengembangkan mutu satuan pendidikan PAUD dan Dikmas yang dikelolanya. Karena masih banyaknya satuan pendidikan yang belum terakreditasi, UPT Pusat dan daerah bertanggung jawab untuk bersama-sama memberikan bimbingan dan pembinaan pada satuan pendidikan. B. Tujuan Petunjuk Teknis pelaksanaan supervisi dalam rangka pengembangan mutu satuan pendidikan PAUD dan Dikmas diterbitkan untuk menjadi panduan bagi seap Unit Pelaksana Teknis (UPT) dalam melaksanakan supervisi pada seap satuan pendidikan PAUD dan Dikmas. 16 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 5

A. Hasil Supervisi BAB IV HASIL SUPERVISI DAN PEMANFAATAN Dengan telah diterbitkannya petunjuk teknis supervisi diharapkan pelaksanaan supervisi pendidikan pada satuan pendidikan PAUD dan Dikmas menjadi lebih bermakna, yaitu: 1. Sejumlah perubahan dari indikator mutu dalam delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang belum terpenuhi menjadi terpenuhi. 2. Meningkatnya kualitas/kelayakan seap satuan pendidikan PAUD dan Dikmas yang dapat memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP). 3. Kemampuan para pendidik dan tenaga kependidikan dalam penyelenggaraan pembelajaran dan pengelolaan satuan pendidikan PAUD dan Dikmas lebih kompeten. B. Pemanfaatan Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan supervisi dalam rangka pengembangan mutu adalah seap satuan pendidikan yang sudah memenuhi indikator dalam delapan standar nasional pendidikan dapat mengajukan akreditasi ke BAN PNF. Selain itu, satuan pendidikan yang sudah disupervisi layak diprioritaskan untuk memperoleh bimbingan dan fasilitas dari berbagai pihak. 6 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 15

BAB II SUPERVISI SATUAN PAUD DAN DIKMAS A. Pengeran dan Tujuan Supervisi Satuan PAUD dan Dikmas 1. Pengeran Supervisi pendidikan adalah pembinaan berupa tuntunan menuju perbaikan situasi pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Supervisi dalam rangka pengembangan mutu adalah upaya dari UPT PAUD dan Dikmas untuk memberikan tuntunan atau pembinaan bagi seap satuan pendidikan PAUD dan Dikmas agar mencapai standar nasional pendidikan. Supervisi ini termasuk dalam bentuk supervisi lembaga yang menyangkut objek pengamatan sehingga supervisor fokus pada aspek-aspek yang ada dalam ketercapaian indikator SNP pada satuan pendidikan. 2. Tujuan Tujuan supervisi dalam rangka pengembangan mutu satuan pendidikan PAUD dan Dikmas di antaranya adalah sebagai berikut: a. meningkatkan kinerja peserta didik agar dapat belajar dengan penuh semangat sehingga dapat mencapai prestasi belajar secara opmal; b. meningkatkan mutu kinerja pendidik dan tenaga kependidikan sehingga berhasil membantu dan membimbing peserta didik dalam mencapai prestasi belajar yang diharapkan; c. meningkatkan keefekfan kurikulum, proses, dan materi pembelajaran sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik dalam proses pembelajaran di seap satuan pendidikan; d. meningkatkan keefekfan dan keefisiensian sarana dan prasarana yang ada untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik; 14 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 7

e. Meningkatkan kualitas pengelolaan satuan pendidikan, khususnya dalam mendukung terciptanya suasana kerja yang opmal; f. Meningkatkan kemampuan satuan pendidikan agar dapat memenuhi seluruh indikator standar nasional pendidikan sehingga dapat diakreditasi oleh BAN PAUD dan PNF. B. Ruang Lingkup Supervisi Satuan PAUD dan Dikmas 1. Sasaran Sasaran Supervisi adalah Satuan Pendidikan PAUD dan Dikmas yang menyelenggarakan program PAUD dan Dikmas serta memiliki Nomor Pokok Satuan Pendidikan Nasional (NPSN). Satuan dan program tersebut merupakan sasaran yang nannya layak untuk diajukan dalam akreditasi BAN PAUD dan PNF. Satuan pendidikan PAUD dan Dikmas tersebut di antaranya: a) PKBM; b) lembaga PAUD; c) Lembaga Kursus dan Pelahan; d) SKB yang sudah menjadi satuan pendidikan; dan e) Rumah Pintar. 2. Pelaksana Pelaksana supervisi satuan PAUD dan PNF adalah PP-PAUD dan Dikmas serta BP-PAUD dan Dikmas. Pelaksanaan supervisi dikoordinasikan dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Mitra PP-PAUD/BP-PAUD dan Dikmas. Struktur pelaksana supervisi dituangkan dalam Surat keputusan Kepala UPT. 3. Fokus Supervisi difokuskan pada: a. penilaian terhadap ketercapaian indikator SNP oleh seap satuan pendidikan; b. pemecahan terhadap masalah yang dihadapi oleh pendidik dan tenaga kependidikan dalam meningkatkan mutu pembelajaran; 6. Tahap Lanjutan Perawatan Hasil Supervisi a. Tim melakukan komunikasi dengan dinas pendidikan, penilik, dan satuan pendidikan agar memberikan bimbingan lanjutan dan memantau perkembangan pencapaian standar nasional. b. Anggota m dapat melakukan pembinaan lanjutan bila dirasa perlu. c. Hasil pemantauan terhadap perkembangan satuan pendidikan akan diarsipkan dalam dokumen daring (online). B. Pihak yang Terlibat dalam Supervisi dalam Rangka Pengembangan Mutu Pelaksanaan supervisi ke satuan pendidikan dapat melibatkan: 1. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota 2. Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) 3. Penilik PAUD,TK, dan PNF 4. Penilai (Assesor) PAUD dan/atau PNF 5. Organisasi Mitra PAUD dan Dikmas 6. Pamong Belajar 7. Pihak lain yang kompeten dengan permasalahan. Pihak yang terlibat dalam supervisi wajib memperhakan: 1. Permasalahan yang dihadapi oleh satuan pendidikan sasaran berdasarkan hasil pemetaan mutu. 2. Relevansi kompetensi yang dimiliki dengan permasalahan yang dihadapi oleh sasaran. 3. Kedekatan lokasi antara Tim Pelaksana dengan lokasi sasaran. 4. Pengalaman dalam melakukan pembinaan satuan pendidikan. 5. Anggaran yang dimiliki oleh seap UPT. Pihak yang terlibat dituangkan dalam surat tugas pelaksanaan supervisi di seap satuan pendidikan. 8 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 13

b. Tim supervisi lapangan menyiapkan bahan dan alat pelaksanaan supervisi dan skenario pemberian supervisi; c. Tim supervisi lapangan melakukan koordinasi dengan sasaran supervisi dan anggota m. 4. Tahap Pelaksanaan Supervisi a. Tim mengunjungi satuan pendidikan dan/atau mengumpulkan pendidik dan tenaga kependidikan di salah satu satuan pendidikan; b. Tim menjabarkan SNP dan hasil pemetaan terhadap hal-hal yang belum tercapai di seap satuan pendidikan dan memberikan solusi bagaimana cara mencapainya; c. Tim memberi contoh lalu melah dan menugasi tenaga pendidik/kependidikan untuk membuat/mengerjakan hal-hal yang diperlukan dalam upaya pemenuhan indikator dalam standar nasional yang belum tercapai (pelaksanaan dapat dilakukan dalam beberapa hari); d. Tim memberikan arahan akhir terkait dengan hal-hal yang belum terselesaikan. Selanjutnya m meminta para penilik untuk memberikan pembinaan berkelanjutan dan melaporkan hasilnya ke Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala UPT. 5. Tahap Penyusunan Laporan Pelaksanaan Supervisi a. Tim menyusun akvitas supervisi disertai hal-hal yang belum terselesaikan dan yang masih perlu dibina oleh Dinas Pendidikan agar mencapai SNP. b. Laporan disampaikan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota agar mendapatkan perhaan dan pembinaan lanjutan. c. Hasil pembinaan terkait dengan kondisi satuan pendidikan yang telah disupervisi akan disimpan dalam sistem daring (online). c. pemberian fasilitas terhadap satuan pendidikan agar siap diakreditasi. 4. Bentuk- Bentuk Supervisi Supervisi dalam rangka pengembangan mutu dapat dilakukan dengan cara: a. melakukan pembinaan secara langsung terhadap pendidik dan tenaga kependidikan agar dapat memecahkan masalah yang dihadapi; b. melakukan pertemuan kelompok (2 5 satuan pendidikan) yang melibatkan para pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki permasalahan yang relaf sama sehingga dapat mencari solusi bersama; c. pembimbingan melalui media daring (online) terhadap pendidik dan tenaga pendidikan yang sudah memiliki media daring; d. melakukan koordinasi dan komunikasi melalui media elektronik, misalnya dengan cara menelepon untuk menanyakan perkembangan suatu program di suatu wilayah. 5. Manfaat Supervisi Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan supervisi pendidikan adalah: a. membantu pendidik dan tenaga kependidikan di seap satuan pendidikan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran dan pengelolaannya; b. memberikan dukungan dan movasi bagi pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran; c. membangun komunikasi dan koordinasi yang lebih baik antara satuan pendidikan dengan UPT. C. Prinsip-prinsip Supervisi Satuan PAUD dan Dikmas Prinsip-prinsip yang perlu diterapkan oleh supervisor dalam 12 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 9

melaksanakan supervisi pengembangan mutu satuan PAUD dan Dikmas adalah sebagai berikut: 1. Ilmiah, arnya supervisi harus dilakukan dengan sistemas, teratur, terprogram, konnu, dan objekf; 2. demokras, arnya supervisor menjunjung nggi asas musyawarah, memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat, dan mau menerima pendapat orang lain; 3. kooperaf, arnya supervisor dan pendidik/tenaga kependidikan dapat mengembangkan usaha bersama untuk menciptakan situasi pembelajaran yang lebih baik; 4. konstrukf dan kreaf, arnya supervisor mampu membina pendidik dan tenaga kependidikan agar akf dan berinisiaf dalam menciptakan situasi pendidikan yang lebih baik. BAB III LANGKAH-LANGKAH SUPERVISI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN A. Prosedur 1. Tahap Pembentukan Tim In Supervisi di Seap UPT a. Kepala UPT membentuk m in di lingkup lembaga yang terdiri dari: Pengarah (Pejabat eselon II /kalau pimpinan eselon II), Penanggung jawab (pejabat eselon III), Ketua pelaksana (Pejabat eselon IV), sekretaris (pamong belajar/staf jenjang 6), Bendahara (BPP), dan 5 orang anggota (staf, pamong belajar, dan mitra dari luar UPT). Tim yang ditetapkan dituangkan dalam Surat Keputusan (SK) Kepala UPT. b. Kepala UPT melakukan rapat persiapan dan memberikan arahan tentang: 1) target supervisi; 2) waktu pelaksanaan; 3) proses pelaksanaan; dan 4) hasil yang diharapkan. 2. Tahap Koordinasi dengan Kabupaten/Kota a. Tim in supervisi menyusun rencana kerja dan mempelajari hasil pemetaan mutu. b. Tim in menyampaikan surat ke dinas pendidikan dan melakukan koordinasi tentang : (1) sasaran (sesuai sasaran pemetaan mutu); (2) daar m lapangan (penilik, SKB dan mitra); (3) waktu dan tempat pelaksanaan; dan (4) rencana supervisi; c. Tim supervisi in membentuk m pelaksana supervisi di seap lokasi yang melibatkan berbagai pihak, khususnya unsur daerah dan mitra. Tim tersebut dituangkan dalam SK Kepala UPT. 3. Tahap Orientasi Tim Lapangan a. Tim supervisi lapangan yang dibentuk mempelajari permasalahan yang dihadapi oleh seap satuan pendidikan yang menjadi sasaran supervisi; 10 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 11