BAB IV ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL PADA BANK MANDIRI SYARIAH KCP BATANG

dokumen-dokumen yang mirip
STIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Operasional

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

- 1 - UMUM. Mengingat

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Pedoman Penerapan Manajemen Risiko pada Aktivitas Pelayanan Jasa Bank melalui Internet (Internet Banking)

Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem

2016, No Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f, perlu

LAMPIRAN IX SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN

MITIGASI RISIKO KEAMANAN SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN RISIKO. 1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi;

Matriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /SEOJK.03/2017 TENTANG PEDOMAN STANDAR SISTEM PENGENDALIAN INTERN BAGI BANK UMUM

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/15/PBI/2007 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

2 d. bahwa untuk mengelola eksposur risiko sebagaimana dimaksud dalam huruf a, konglomerasi keuangan perlu menerapkan manajemen risiko secara terinteg

Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional. 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer. telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat

KEBIJAKAN DAN KERANGKA MANAJEMEN RISIKO

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN TINGKAT RISIKO PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN SENDIRI

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI



SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2015 TENTANG PENILAIAN TINGKAT RISIKO PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

COSO ERM (Enterprise Risk Management)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/7/PBI/2005 TENTANG PENYELESAIAN PENGADUAN NASABAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 65 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. sehat (Good Corporate Governance) pada setiap aktivitas bisnis yang

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2016 TAHUN 2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 11/10 /DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N

BAB III PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO MENURUT KETENTUAN PBI 13/23/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

BAB 5 PENUTUP. Pendidikan Kabupaten Brebes, maka efektivitas untuk 5 (lima) unsur SPIP pada

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24/POJK.04/2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FUNGSI-FUNGSI MANAJER INVESTASI

BAB IV ANALISIS DATA. a. Permasalahan yang Terdapat Pada UKM. perdagangan dan industri rumah tangga.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

No. 13/ 28 /DPNP Jakarta, 9 Desember 2011 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Penerapan Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2017

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian dan Landasan Syariah Manajemen Risiko Operasional. 1. Pengertian Manajemen Risiko Operasional (Operasional Risk)

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

GUBERNUR BANK INDONESIA,

Syarat dan Ketentuan Umum Layanan PermataMobile berbasis SMS dari PermataBank

LAMPIRAN VII SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

PENGAMBILAN RESIKO. Kode Mata Kuliah : OLEH Endah Sulistiawati, S.T., M.T. Irma Atika Sari, S.T., M.Eng.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/10 /PBI/2003 TENTANG PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM KEGIATAN PENYERTAAN MODAL GUBERNUR BANK INDONESIA,

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

ADDENDUM PERJANJIAN PEMBUKAAN REKENING EFEK REGULER PT BCA SEKURITAS ( BCAS )

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2014 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM SESUAI PROFIL RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH

PENILAIAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BANK SYARIAH BUKOPIN SEMESTER I TAHUN 2014

TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN INKLUSI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

Yth. Direksi/Pengurus Pelaku Usaha Jasa Keuangan, baik yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional maupun secara syariah,

(Disampaikan oleh Direktorat Hukum Bank Indonesia)

DAFTAR ISI. Daftar isi 1

-2- mengingat hal ini merupakan salah satu pemenuhan tingkat kepatuhan Bank terhadap standar internasional. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pener

Proses. Lampiran 1: Pembiayaan PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar. Tahap Awal Dokumentasi Monitoring dan Pembinaan Permohonan

V PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN (PPATK)

Standar Internasional ISO 27001

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

Lamp. SE No.5/22/DPNP tanggal 29 September Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern bagi Bank Umum

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

STANDAR PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

2017, No menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Prinsip Kehati-hatian dalam Kegiatan Penyertaan Modal; Mengingat : 1. Undang-Undan

SISTEM PENGENDALIAN KECURANGAN (FRAUD CONTROL SYSTEM) KEP DIREKSI NO: KEP/04/012015

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR:9/1/PBI/2007 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

BAB 1 PENDAHULUAN. sistematis serta mengevaluasi pengendalian intern dalam perusahaan. Namun pada. penyimpangan-penyimpangan dalam perusahaan.

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

PT Bank OCBC NISP, Tbk Anti Money Laundering & Counter Financing Terrorism KUTIPAN KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME

I. PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SECARA UMUM. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dari masing-masing pilar tersebut diuraikan sebagai berikut:

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 1 /PBI/2011 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL PADA BANK MANDIRI SYARIAH KCP BATANG A. Penyebab Manajemen Risiko Operasional pada Bank Syariah Mandiri KCP Batang Dalam dunia perbankan, risiko operasional melekat di setiap aktivitas bank, yakni melekat pada aktivitas perkreditan, treasuri dan investasi, operasional dan jasa, pembiayaan perdagangan, pendanaan dan instrumen utang, teknologi sistem informasi dan sistem informasi manajemen, dan pengelolaan sumber daya manusia. Berdasarkan definisi, maka manajemen risiko operasional yang dapat menyebabkan kerugian Bank Syariah Mandiri KCP Batang, bisa berasal dari faktor yaitu: 1. Proses Internal Bank Syariah Mandiri KCP Batang menggunakan berbagai proses internal yang diperlukan untuk menjual produk dan jasa kepada nasabah. Dalam setiap langkah proses internal, dapat terjadi potensi risiko operasional. Seperti terjadi, salah kirim dokumen kepada nasabah yang tidak berhak, kesalahan proses pembukaan rekening dan transaksi nasabah, terlambat melakukan penyesuaian terhadap perubahan kebijakan, kenaikan volume transaksi yang tidak terduga mengakibatkan kesalahan dalam penanganan transaksi dan bisnis, produk yang beragam. 49

50 Sumber risiko yang lain adalah kelemahan dalam proses internal seperti ketidakpatuhan terhadap ketentuan internal maupun eksternal, kesalahan dalam produk atau bisa pula kesalahan dalam berhubungan dengan nasabah, proses dokumentasi yang buruk dan lain-lain. Untungnya Bank Syariah Mandiri KCP Batang dapat mengelola dan mengendalikan kelemahan dalam proses internal dengan baik, dengan mengikuti kebijakan dan proses penerapan manajemen risiko. 2. Manusia Risiko operasional yang disebabkan oleh faktor manusia juga bisa disebabkan oleh pelatihan dan manajemen yang tidak memadai, kesalahan manusia, pemisahan tugas atau wewenang yang tidak memadai, ketergantungan terhadap orang-orang penting tertentu, integritas dan kejujuran yang rendah. Risiko-risiko operasional, bisa lebih diperburuk oleh kualitas pelatihan yang tidak memadai, kontrol yang tidak memadai dan kualitas sumber staf yang buruk. Dan faktor-faktor yang dilakukan secara sengaja ataupun tidak disengaja oleh faktor manusia dapat menyebabkan: a) Kesalahan manusia seperti kesalahan melaksanakan transaksi dan prosedur. b) Penyelewengan pekerja, seperti fraud dan trading yang tidak sah atau diluar kewenangan.

51 c) Hal-hal lainnya yang terkait dengan pekerja, seperti perselisihan ketenagakerjaan, kekurangan pekerja, perekrutan pekerja dan pemutusan hubungan kerja, kecelakaan kerja. Bank Syariah Mandiri KCP Batang telah melakukan pelatihan kerja karyawan sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Untuk meminimalisir terjadinya risiko operasional yang disebabkan oleh faktor manusia. 3. Sistem dan Teknologi Semakin meningkatnya ketergantungan Bank Syariah Mandiri KCP Batang terhadap teknologi informasi merupakan salah satu sumber utama risiko operasional. Kerusakan data baik karena sengaja maupun tidak merupakan penyebab umum kesalahan operasional yang mengakibatkan kerugian yang harus ditanggung. Risiko operasional yang dapat disebabkan oleh penggunaan teknologi informasi antara lain: a) Permasalahan umum teknologi, seperti kesalahan operasional terkait dengan teknologi, penggunaan teknologi oleh orang yang tidak berwenang dan penyalahgunaan teknologi. b) Permasalahan hardware, seperti kegagalan perlengkapan dan ketidakcukupan atau ketidaktersediaan hardware yang diperlukan. c) Permasalahan pengamanan atau security, seperti pembobolan (hacking), kegagalan firewall dan gangguan eksternal. d) Permasalahan software, seperti virus komputer. e) Permasalahan sistem, seperti kegagalan sistem dan pemeliharaan sistem.

52 f) Permasalahan telekomunikasi, seperti jaringan telepon, faksimili dan email. 4. Kejadian Eksternal Meskipun Bank Syariah Mandiri KCP Batang cenderung memiliki kontrol yang kecil atau bahkan tidak mampu mengontrol sama sekali terhadap kejadian eksternal, namun kejadian eksternal tetap perlu dikelola. Risiko operasional yang disebabkan oleh faktor eksternal dapat terjadi karena perubahan perundang-undangan yang tidak terduga, seperti perubahan undang-undang hak-hak konsumen. Contoh lain adanya ancaman-ancaman fisik, seperti perampokan bank, serangan teroris dan bencana alam. B. Manajemen Risiko Operasional di Bank Syariah Mandiri KCP Batang 1 Risiko operasional adalah potensi timbulnya kerugian atau hilangannya kesempatan untuk memperoleh keutungan akibat ketidakcukupan atau kegagalan proses internal, sumberdaya manusia, infrastruktur sisten dan adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional bank. Maka dari itu Bank Syariah Mandiri KCP Batang melakukan proses manajemen risiko operasional. Kerangka manajemen risiko operasional di Bank Syariah Mandiri KCP Batang, didasari oleh adanya definisi risiko operasional yang dicakup secara keseluruhan dengan jelas. Dengan demikian manajemen risiko berfungsi sebagi filter atau memberi peringatan dini terhadap kegiatan usaha yang 1 Data diperoleh dari Bank Mandiri Syariah KCP Batang pada Tanggal 19 Maret 2015

53 dijalankan oleh Bank Syariah Mandiri KCP Batang. Bank Syariah Mandiri KCP Batang menerapkan kerangka yang dimaksud meliputi proses Identifikasi, Penilaian, Pemantauan dan Pengendalian, dengan penjelasan secara garis besar sebagai berikut: 1. Identifiksi Risiko Operasional Secara rinci risiko operasional yang dihadapi dalam menjalani aktifitas dan transaksi yang dilakukan Bank Syariah Mandiri KCP Batang timbuk dalam bentuk-bentuk sebagi berikut: a. Risiko Sumberdaya Manusia Kerugian yang timbul disebabkan oleh inkompetensi, kelalaian, atau tindakan yang dilakukan berupa kewenangan yang sah oleh kru bank. b. Risiko Proses Kerugian yang timbul diakibatkan oleh ketidakcukupan proses, kesalahan penerapan proses atau kelemahan pelaksanaan kontrol dalam proses transaksi/aktifitas. c. Risiko Teknologi Kerugian yang diakibatkan oleh sistem, kesalahan progam, kesalahan informasi dan kesalahan informasi. Selanjutnya dilakukan identifikasi terhadap faktor penyebab timbulnya risiko operasional yang melekat pada seluruh aktivitas fungsional, produk, proses dan sistem informasi yang berdampak negatif terhadap pencapaian sasaran organisasi bank. Hasil identifikasi tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk:

54 a. Memperbaiki kualitas alur kerja b. Mengurangi kerugian karena kegagalan proses c. Mengubah budaya kerja d. Menyediakan sistem peringatan dini terhadap gangguan suatu sistem atau manajemen. 2. Pengukuran Risiko Operasional Tujuan pengukuran risiko operasional adalah untuk menentukan tingkat dan kecenderungan risiko operasional, sesuai dengan ketentuan yang tercantum di dalam Bank Indonesia No. 5/8/PB/2003 dan surat edaran Bank Indonesia No. 5/21/DPNP (tentang penerapan manajemen risiko operasional). Adapun metode yang digunakan Bank Syariah Mandiri KCP Batang dalam pengukuran risiko operasional adalah dengan menentukan tingkat dan kecenderungan risiko operasional disusun dengan cara melakukan valuasi terhadap probabilitas terjadinya risiko operasional pada setiap aktivitas yang berpotensi menimbulkan terjadinya bentukbentuk risiko operasional. Risiko operasional diukur berdasarkan dua faktor, yaitu risiko yang melekat pada suatu aktivitas (inherent risk) dan sistem pengendalian risiko (risk control system). Penilaian terhadap risiko interen didasari pada pengamatan terhadap kejadian risiko operasional, terutama frekuensi dan dampak dari kejadian tersebut.

55 Daftar aktivitas masing-masing bentuk risiko operasional yang dimaksud disusun dua level yaitu aktivitas dan sub aktifitas sebagai berikut: a. Risiko Sumber Daya Manusia 1) Transaksi tanpa otoritas 2) Pencurian b. Risiko Proses 1) Risiko Model/Metodologi 2) Kesalahan c. Risiko Transaksi 1) Risiko eksekusi transaksi 2) Kompleksitas produk 3) Kesalahan pembukuan transaksi 4) Kesalahan penyelesian 5) Risiko dokumentasi/kontrak d. Risiko Kontrol Operasi 1) Pelampauan limit 2) Risiko keamanan sistem 3) Risiko volume e. Risiko Teknologi 1) Kerusakan sistem 2) Kesalahan progam

56 3) Risiko imformasi 4) Risiko komunitas Frekuensi adalah seberapa sering Bank Syariah Mandiri KCP Batang terjadi kesalahan risiko operasional terjadi di masa lalu dan bagaimana trend di masa depan. Sedangkan dampak adalah seberapa besar kerugian yang diderita oleh Bank Syariah Mandiri KCP Batang, ketika kejadian risiko operasional tersebut terjadi di masa lalu atau di masa depan. Berdasarkan kedua faktor penilaian tersebut, akan di dapat klasifikasi kejadian risiko operasional sebagai berikut: a) Events b) Terdapat penyebab timbulnya kejadian c) Terdapat dampak kerugian baik keuangan maupun non keuangan d) Dapat diprediksi kejadian di kemudian hari. Pelaksanaan sistem pengendalian risiko yang memadai akan mempengaruhi tingkat risiko yang melekat, sehingga akan diperoleh nilai risiko residual yang minimal. Disamping melakukan penilaian diatas, Bank Syariah Mandiri KCP Batang juga mengumpulkan data kerugian operasional yang akan digunakan dalam mengukur kegiatan operational. Selanjutnya data tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk menghitung kebutuhan modal Bank Syariah Mandiri KCP Batang untuk menutup risiko operasional.

57 3. Pemantauan Risiko Operasional Bank Syariah Mandiri KCP Batang melakukan pemantauan/pengawasan risiko operasional secara berkelanjutan terhadap seluruh eksposur risiko operasional serta kerugian yang dapat ditimbulkan oleh aktivitas fungsional. Setiap aktivitas fungsional harus melakukan review terhadap faktor-faktor penyebab timbulnya risiko operasional serta dampak kerugian. Satuan kerja yang ditunjuk oleh pimpinan harus menyusun laporan mengenai kerugian risiko operasional dan menyampaikan laporan tersebut kepada pimpinan Bank Syariah Mandiri KCP Batang. Pemantauan risiko operasional yang dilakukan Bank Syariah Mandiri KCP Batang secara periodik, baik dengan cara menyampaikan laporan-laporan maupun dengan melakukan review atas keputusan maupun ketetapan yang diambil sebelumnya. Review dilakukan terhadap limit risiko operasional. 4. Pengendalian Risiko Operasional Pengendalian risiko operasional dilakukan dengan cara menerapkan limit risiko operasional dengan menggunakan instrumeninstrumen mitigasi risiko operasional seperti: a. Asuransi b. Outsouring

58 c. Penerapan sistem pengawasan dan pengadilan sistem internal dalam setiap transaksi finansial d. Mengunakan formulir dokumentasi bernomor dan tercatat yang terkait dengan transaksi finansial. Beberapa risiko operasional secara proses memang tidak memungkinkan untuk dilakukan intervensi untuk pencegahan atau perbaikan situasi. Pengendalian risiko operasional didalam manajemen akan mudah meminimalisir kerugian. Pengendalian risiko operasional yang dapat dilakukan Bank Syariah Mandiri KCP Batang: a) Penerimaan Risiko Penerimaan risiko dilakukan untuk perbaikan situasi yang pernah terjadi. Dengan demikian potensi risiko yang ada memang harus di ambil untuk memanfaatkan kesempatan bisnis. Namun, bukan berarti penerimaan risiko adalah strategi kontrol ketat. Misalnya Bank Syariah Mandiri KCP Batang menempatkan server sistem informasi di basement dengan alasan efisiensi ruangan. Maka risiko banjir atau over heating tidak dapat dihindari. Dalam hal ini, maka kontrol terhadap suhu ruangan dan kemungkinan terjadinya banjir harus dilaksanakan dengan ketat. b) Penghindaran Risiko Penghindaran Risiko dilakukan untuk mencegah organisasi Bank Syariah Mandiri KCP Batang, mengalami suatu risiko operasional yang tidak dapat diterima (unacceptable) atau mencegah dilakukannya

59 aktivitas lain yang mungkin dapat menambah eksposur risiko operasional sebelumnya. Tindakan ini tentu saja dapat mengurangi tingkat aktivitas bisnis atau malah menghentikan bisnis sama sekali. c) Risiko Transfer Tidak seperti penghindaran risiko yang mengeliminir risiko operasional, pada strategi risiko transfer masih melekat pada aktivitas operasional Bank Syariah Mandiri KCP Batang, Akan tetapi, ada pihak lain yang akan mengambil alih risiko tersebut. Bank Syariah Mandiri KCP Batang menggunakan asuransi dan perusahaan jasa outsourcing dalam melaksanakan risiko transfer. d) Risiko Mitigasi Risiko mitigasi dapat memperkecil kerugian yang dipicu oleh eksternal maupun kejadian di internal Bank Syariah Mandiri KCP Batang. Misalnya, kerugian akibat gangguan listrik atau kegagalan telekomunikasi dapat dimitigasi dengan menyediakan fasilitas back up yang serupa, seperti genset atau alternatif operator jaringan telekomunikasi. 5. Pengukuran Risiko Operasional Pengukuran dilakukan dengan dimensi kemungkinan kejadian (probabilitas) dan besarnya dampak. Selanjutnya mendeteksi kecukupan kontrol internal bank untuk mencegah penyimpangan/kegagalan yang terjadi, menerapkan kontrol/pengendalian risiko operasional yang tepat

60 untuk mengelola risiko operasional agar tetap berada dalam tingkatan toleransi risiko operasional. Kejadian kerugian adalah suatu kejadian yang memicu terjadinya kerugian. Suatu kejadian kerugian harus dapat didefinisikan dengan jelas, dan harus dapat dipastikan bahwa kejadian tersebut sudah teridentifikasi. Dan dilakukan rencana tindakan berlanjut yang diperlukan sebagai berikut: a. Identifikasi Database Umumnya difokuskan pada risiko-risiko yang memiliki dampak yang besar terhadap kemampuan bank dalam menjaga kelangsungan bisnis dan operasional. Mengindentifikasi data base akan mendapatkan manfaat antara lain dapat memantau dan memprediksi eksposur risiko operasional, mengidentifikasi perubahan profit risiko operasional dan memberikan masukan/pertimbangan kepada Audit Intern dalam menyusun perencanaan audit. b. Pengukuran Database Kerugian risiko operasional harus dicatat dalam suatu database dengan tujuan untuk memudahkan pengelolaan data kerugian secara terstruktur dan konsisten, serta untuk memastikan bahwa semua kejadian yang menimbulkan kerugian telah ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga penerapan manajemen risiko operasional bank dapat berjalan secara efektif dan efisien.

61 c. Mengelola Database Kerugian risiko operasional harus dicatat dalam suatu database dengan tujuan untuk memudahkan pengelolaan data kerugian secara terstruktur dan konsisten, serta untuk memastikan bahwa semua kejadian yang menimbulkan kerugian telah ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga penerapan manajemen risiko operasional bank dapat berjalan secara efektif dan efisien. Salah satu contoh pengelolan data base adalah rasio transaksi harian pada teller, memantau kesalahan transaksi teller. Jika hasil pemantauan menunjukkan rendah atau menurunnya aktifitas transaksi, namun pada data kerugian tercatat banyak kesalahan transaksi teller, hal ini mengindikasikan bahwa batasan nilai (parameter) yang digunakan mengalami kesalahan. Dari beberapa jenis risiko yang dapat menghambat penerapan manajemen risiko, risiko operasional menjadi fokus penting Bank Syariah Mandiri KCP Batang. Dalam penerapan sistem manajemen risiko operasional, langkah dan strategi yang dilakukan sudah tepat karena melalui prosedur dan metodologi. Dalam pelaksanaannya proses indentifikasi risiko dilaksanakan dengan melakukan analisis terhadap karateristik risiko yang ada pada aktivitas fungsional, risiko operasional dari produk dan kegiatan usaha. Risiko operasinal mencakup lima hal yaitu risiko reputasi, risiko

62 kepatuhan, kepatuhan syariah, risiko transaksi, risiko strategis dan risiko hukum. 2 C. Pemaparan Manajemen Risiko Operasional Dalam operasional bank syariah mempunyai fungsi pokok dalam kaitan dengan kegiatan perekonomian masyarakat. Perbankan syariah melaksanakan pratik dengan menjalankan seluruh dasar pemerintah maupun larangan Al-Qur`an dan hadist serta akhlak muamalah yang telah dicontohkan oleh para ulama sebelumnya. Begitu pula yang terjadi pada bank syariah. Pada Bank Bank Syariah Mandiri KCP Batang terdapat nilai-nilai sebagai landasan bekerja secara tertulis maupun tidak tertulis. Salah satu landasan yang tertulis, dalam bentuk buku yang berjudul Memaknai Kerja. Maka dengan makna itu, bekerja di Bank Syariah Mandiri KCP Batang dengan sebuah bentuk ibadah yang terdiri dari dua alasan tujuan yaitu alasan duniawi dan akhirat. Oleh karenanya bekerja tidak hanya bertujuan mencari uang semata namun juga media dakwah dan jihad. 3 Rasulullah SAW bersabda: Jika keluar bekerja untuk anak-anaknya yang masih kecil, ia (berjihad) dijalan Allah. Jika keluar bekerja untuk orang tuanya yang sudah renta, ia (berjihad) dijalan Allah, (bahkan) jika bekerja untuk dirinya sendiri untuk menjaga kehormatan dirinya (tidak bergantung kepada orang lain) ia (juga berjihad) dijalan Allah. Namun jika bekerja karena riya` dan kesombongan, ia berada dijalan setan. 4 2 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Yogyakarta: EKONISIA, 2004 hal. 275 3 Yuslam Fauizi, Memaknai kerja. (Bandung: Mizan Pustaka, 2012) hal. 83 4 HR Al-Tabrani, Almu`jam Al-Kabir, No. Hadist 282

63 Bank Syariah Mandiri KCP Batang merupakan lembaga keuangan yang melakukan sistem operasionalnya berdasarkan syariah yang mana dalam menjalankan segala aktivitasnya sesuai yang diajarkan dan dipraktekan oleh Rasulullah SWA. Bank Syariah Mandiri KCP Batang berusaha memperkerjakan pegawainya yang profesional dan sepenuhnya mengerti operasional perbankan syariah. Sebagai bank yang beroperasi atas prinsip syariah Islam, Bank Syariah Mandiri KCP Batang menetapkan perusahaan yang mengacu kepada sikap ahlaqul karimah (perilaku mulia). Konsep manajemen risiko operasional yang berbasis syariah akan menjadi lebih baik, tentu saja bukan karena muslim. Ekonomi yang berbasis Islam bertujuan agar setiap manusia muslim memperoleh falah (kesuksesan dunia akhirat). Falah tersebut dapat diperoleh dengan menciptakan maslahah dalam tindakan ekonominya, maslahah tercipta jika tindakan ekonominya seorang individu mendapat manfaat dan berkah. Kesuksessan manajemen kepatuhan kuncinya ada pada manajemen teratas dari suatu organisasi yang mengajarkan perlunya budaya kepatuhan dari atas kebawah, dalam suatu komunikasi dan dilakukan dalam aktifitas keseharian. Hal ini wajib dilakukan sampai semua pekerja memahami budaya kepatuhan tersebut sehingga muncul akan risiko kepatuhan dan tercipta kontrol yang efektif untuk menanggulanginya.

64 Namun demikian, yang perlu dipahami betul adalah kepatuhan yang lahir dari sebuah tekanan yang semata-mata karena regulasi akan menghasilkan kepatuhan semu. Kepatuhan semu adalah kepatuhan yang terjadi karena tanpa adanya pengertian antara sesama karyawan dan akan sangat mudah untuk rekayasa (tidak patuh) manakala tekanan dan pengawasan mengendor. Oleh karena itu kepatuhan harus dibangun menjadi sebuah budaya dan menjadi mekanisme kerja individual. Dengan memaparkan tentang manajemen risiko operasional, maka dapat dilihat bahwa Bank Syariah Mandiri KCP Batang akan selalu berhadapan dengan risiko dengan kompleksitas yang beragam dan melekat pada kegiatan usahanya. Namun karena Bank Syariah Mandiri KCP Batang dapat mengelola risiko-risiko tersebut dengan baik, maka kerugian yang mungkin muncul dapat diminimalisir.