fisik, mental dan rohaniah manusia demi

dokumen-dokumen yang mirip
KOMPLEK OLAH RAGA DI TANGGERANG

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini perlu mendapatkan perhatian yang besar, baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui olahraga dapat

BAB I PENDAHULUAN. kota hingga desa hampir selalu ada sarana bermain tenis meja. Sekarang ini,

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip

SURVEY PENYERANGAN PERTANDINGAN BOLA BASKET ANTAR KELAS DALAM TURNAMEN SMKN 1 PANGGUNGREJO CUP SMKN 1 PANGGUNGREJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam salah satu cabang olahraga, ada permainan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran. dalam pembinaan dan peningkatan olahraga khususnya cabang bolavoli.

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

BAB I PENDAHULUAN. potensi jasmani, rohani dan sosial (Toho dan Ali, 2007: 2). Dari pengertian

SEMARANG INLINE SPEED SKATE AREN

SURVEI SARANA PRASARANA OLAHRAGA DENGAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENJASORKES SMP NEGERI KECAMATAN DAMPAL SELATAN KABUPATEN TOLITOLI ARMAN ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha orang dewasa secara sengaja menuju kedewasaan baik

I. PENDAHULUAN. usaha yang dapat mendorong membangkitkan, mengembangkan dan membina

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, manusia kurang menyadari bahwa pentingya aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan oleh George Hancock di kota Chicago pada tahun Softball di

BAB I PENDAHULUAN. tetap dapat menempatkan diri pada kedudukannya yang mulia dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian prestasi dibidang olahraga didukung oleh penerapan ilmu pengetahuan

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani ditandai dengan proses mempelajari gerak

IV.B.8. Urusan Wajib Pemuda dan Olahraga

I. PENDAHULUAN. UU RI NO 3 tahun 2005 BAB II pasal 4 sistem keolahragaan nasional

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

SKRIPSI. Oleh : DWI SUSILO NPM

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang

SKRIPSI. Oleh : MURYANTO NPM : PROGAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya olahraga itu sendiri. Menurut Sumarjo (2002) yang dikutip Deva

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan. Didalam hidup manusia dituntut untuk dapat menjaga

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hampir semua negara menaruh perhatiannya terhadap olahraga. Hal ini

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan motoriknya sehingga memberikan kemudahan

R. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

8. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kelayakan Proyek Ketersediaan Fasilitas Olahraga Di Atambua

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menyenangkan dan sangat menggairahkan, tidak ada batasan. menunjang permainan tenis menjadi lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas olahraga. Ada beberapa tujuan olahraga yang dibagi sesuai kebutuhannya,

lain adalah untuk mendapatkan kesenangan, memenuhi hasrat bergerak Dalam kehidupan modern ini manusia tidak dapat dipisahkan dengan PENDAHULUAN BAB I

BAB I PENDAHULUAN. kalangan masyarakat dan sekarang ini banyak pemain yang berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Siti Ratna Komala,2014

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata

BAB I PENDAHULUAN. bulutangkis yang dilakukan. Olahraga bulu tangkis dapat dimainkan mulai dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

SMPIT AT TAQWA Beraqidah, Berakhlaq, Berprestasi

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. FIDE (Federation Internasional Des Echecs). Hingga sekarang FIDE. mencapai 156 federasi dari seluruh dunia.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara

ANGGARAN DASAR KLUB BOLA BASKET COUGAR (COUGAR BASKETBALL CLUB)

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Kemajuan olahraga dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki tersebut. Apabila tidak dikembangkan, maka akan

PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA PRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu wujud yang bisa mengembangkan sumber daya manusia serta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia dewasa ini. Dalam era modernisasi tenis lapangan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pedidikan jasmani pada dasarnya bagian integral dari pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profil kondisi fisik adalah keadaan atau potensi dan gambaran dalam diri

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah SatuSyarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. pembinaan warga masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan. pembangkitan motivasi harus dimulai pada usia dini.

BAB I PENDAHULUAN. Aquatic Arena di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

ARTIKEL SKRIPSI PALVAN TRI ANGGARA JAYA NPM: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh seluruh rakyat di dunia. Di Indonesia khususnya di Provinsi

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA OLAH RAGA DI KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini, gerakan-gerakan yang terkandung didalam olehraga atletik adalah gerakan yang biasa

I. PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang

BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Data

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN MUSI BANYUASIN

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari. masyarakat, di desa maupun di kota sering kali dijumpai orang yang

REDESAIN STADION DAN SPORT HALL JATIDIRI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Lapangan

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN UMUM OLAHRAGA PERMAINAN 2.1. OLAHRAGA PERMAINAN 2.1.1- Pengertian Pengertian olahraga menurut keputusan Jendral Olahraga no. Direktur 057 tahun 1968 adalah kegiatan manusia yang wajar sesuai dengan kodrat Ilahi untuk mendorong, mengembangkan dan membina potensipotensi fisik, mental dan rohaniah manusia demi kebahagiaan dan kesejahteraan pribadi serta masyarakat. Sedangkan olahraga permainan adalah olahraga yang umumnya dimainkan dengan menggunakan suatu alat/peralatan baik alat/peralatan utama maupun bantu, oleh dua orang/kelompok pemain atau lebih yang saling berhadapan. 2.1.2. Kebijaksanaan KONI Pusat KONI berdiri tanggal 21 Desember 1966, dengan berazaskan Kebesaran dan Keagungan Olahraga sesuai dengan norma-norma yang terkandung dalam filsafat Pancasila. 1). Tujuan KONI. (1). Membentuk manusia Indonesia seutuhnya sehat dan segar baik jasmani maupun rohani sehingga mampu berkarya dan 7

8 berpartisipasi dalam pembangunan. (2). Membina dan menjadikan manusia Indonesia mampu berprestasi dalam bidang olahraga Nasional dan Internasional. (3). Memupuk dan membina persahabatan antar bangsa. 2). Pembinaan (1). Motivasi - Meningkatkan ketrampilan atlit / olahragawan (kemampuan) untuk target kejuaraan Nasional, Pekan Olahraga Nasional (PON). - Memasyarakatkan olahraga khususnya dalam cabang olahraga permainan. (2). Pembinaan langsung - Meningkatkan prestasi atlit - meningkatkan pengetahuan atlit - Pengadaan sarana dan prasarana (yang bersifat in door dan out door). - Mencari bibit-bibit baru. - Mendatangkan pelatih yang berkualitas dari luar negri (bila diperlukan). (3). Pembinaan bersifat tidak langsung - Pembinaan organisasi - Pemassalan (sering mengadakan pertandingan-pertandingan atau kejuaraan yang bersifat lokal, regional dan nasional).

9 Dari kebijaksanaan KONI diatas, bahwa tidak hanya faktor manusia dalam meningkatkan prestasi namun saran dan prasarana mutlak menjadi faktor penentu. 2.1.3. Kebijaksanaan Pemerintah Kebijaksanaan pembangunan nasional di bidang olahraga diarahkan pada usaha penggalian, pembinaan, pemupukan dan pengembangan serta peningkatan pendidikan olahraga baik itu di sekolah, perguruan tinggi maupun masyarakat serta lingkungan kedinasan, maka upaya penyediaan, pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang kegiatan pembinaan dan pengembangan olahraga. 2.2. GEDUNG OLAHRAGA SEBAGAI WADAH KEGIATAN OLAHRAGA RUANG TERTUTUP. 2.2.1. Pengertian Gedung dapat diartikan sebagai wadah, tempat, ruang, tempat berlindung dari cuaca. Selanjutnya di sebut gedung olahraga tertutup. Olahraga diartikan sebagai kegiatan manusia dalam mengembangkan dan membina potensi, mental dan rohaniah manusia demi kebahagiaan dan kesejahteraan pribadi serta masyarakat. Kata "Olah" artinya mengolah, meramu, mengurus, memasak atau

10 mematangkan, menyusun serta membina/potensi. Kata "raga" artinya fisik-tubuh manusia. Dari pengertian tersebut maka dapat dijabarkan bahwa kegiatan tersebut dapat berupa; jalan, lari, lompat, lempar, berguling, berputar, memukul, mendorong, menarik dan sebagainya yang sesuai dengan kodrat alami manusia yang telah dikaruniakan Tuhan. 2.2.2. Fungsi dan Status Kelembagaan (1) Fungsi : Gedung olahraga sebagai wadah pembinaan dan pengembangan olahraga berfungsi : 1. Sebagai sarana pembinaan dan peningkatan prestasi olahragawan, serta meningkatkan daya apresiasi olahraga masyarakat. Sehingga dimungkinkan terciptanya iklim bagi kehidupan olahraga. 2. Merupakan media pertemuan antara tuntutan perkembanagan kebutuhan dan kehidupan berolahraga di dalam masyarakat luas. Atau dengan kata lain, gedung olahraga merupakan media komunikasi antara olahragawan dengan masyarakat penggemarnya. (2) Status Kelembagaan Sesuai dengan pola pembinaan dan peningkatan prestasi olahraga melalui latihan secara

11 teratur dan penyelenggaraan pertandingan secara periodik, maka dalam hal ini koordinasi berada di bawah KONI (Lembaga Penanggung Jawab Pembinaan Olahraga Prestasi). 2.2.3. Identifikasi Kegiatan (1) Unsur Pelaku dan Sifat Kegiatan 1. Kegiatan latihan - Merupakan kegiatan pembinaan dalam rangka peningkatan prestasi olahragawan. - Kegiatan ini melibatkan beberapa unsur: a. Unsur olahragawan yang berlatih. b. Unsur pelatih. c. Unsur pengelola. 2. Kegiatan pertandingan - Merupakan kegiatan untuk prestasi, baik tingkat lokal, regional maupun tingkat nasional. - Kegiatan ini melibatkan unsur pelaku: a. Unsur olahragawan yang bertanding. b. Unsur pelatih/offisional. c. Unsur wasit/juri. d. Unsur penonton. e. Unsur pengelola. (2) Bentuk dan Waktu Kegiatan 1. Kegiatan latihan - Mempunyai kegiatan secara teratur /

12 terjadwal. - Kegiatan dilakukan pada siang dan sore hari (setiap hari). - Hari Minggu kegiatan dilakukan pada pagi hari sampai sore hari. 2. Kegiatan pertandingan - Mempunyai bentuk kegiatan secara periodik, kadang-kadang insidentil. - Kegiatan dilakukan sesuai dengan jenis olah raganya. (3) Kegiatan dan Pengelompokan Kegiatan 1. Kegiatan olahraga 1) Kegiatan latihan Merupakan kegiatan pembinaan untuk menuju pada peningkatan prestasi, terutama cabang-cabang olahraga yang ditampung. Kegiatan latihan ini diadakan secara teratur dan meliputi: a. Kegiatan latihan teori/dasar -Kegiatan teori oleh pelatih meliputi: * Dasar-dasar permainan * Stamina * Kemampuan individual * Strategi dan taktik permainan - Merupakan kegiatan komunikasi 2 arah.

13 - Merupakan kegiatan melihat dan mendengar. b. Kegiatan latihan permainan Kegiatan penerapan teori dan ketahanan serta kemampuan bermain, meliputi: - Kemampuan individual - Permainan team 2) Kegiatan pertandingan Merupakan kegiatan uji coba untuk prestasi. (4) Kegiatan Non Olahraga Merupakan kegiatan penunjang pengelolaan kegiatan utama, yang meliputi: 1. Kegiatan pengendalian - Kegiatan pengelolaan - Kegiatan jadwal - Kegiatan bersifat koordinatif 2. Kegiatan administrasi - Kegiatan personalia dan keuangan - Kegiatan dokumentasi - Kegiatan hubungan luar 3. Kegiatan penunjang lain - Kegiatan reporting - Kegiatan perlengkapan/gudang - Kegiatan pelayanan/service - Kegiatan pemeliharaan.

14 2.2.4. Pola Sirkulasi Ver)uvi\anq Service ~F~T 2-?tr\ino^-a.^ai,\ T" T 0\i\\racKa. T i _i i_ Ad m ini siras' T^" i F r _L PWa 2> Gambar 1 Pola Sirkuiasi 2.2.5. Pola dan Karakteristik Tata Ruang Dalam 1. Pola Ruang Dalam 1) Pola Konsentris (memusat) wnqnion ~~$ Ann: Gambar 2 Pola Ruang Dalam (memusat)

15 2) Pola Sektoral (tak simetris) PetWion ^ } > =-=* vtcm Gambar 3 Pola Ruang Dalam (tak simetris) 3) Pola Simetris? Wvior.ton /^\CZi\<\ Gambar 4 Pola Ruang Dalam (sim«tris) 2. Karakteristik Ruang - Ketinggian ruang (tuntutan satu/beberapa cabang/jenis permainan). - Ruang bebas dari komponen-komponen struktur utama (super struktur). - Kemiringan lantai penonton terhadap venues (arena). 2.2.6. Jenis dan Macam Olahraga Yang Diwadahi Untuk menentukan olahraga (jenis dan macam) olahraga yang diperioritaskan untuk diwadahi,

16 pertimbangan didasarkan pada: 1. Cabang olahraga yang bisa dilakukan pada ruang tertutup. 2. Cabang-cabang olahraga yang mempunyai jenis permainan hampir serupa. Dari pertimbangan diatas, maka cabang olahraga yang diprioritaskan pertama yang diwadahi dalam gedung olahraga meliputi: 1. Cabang olahraga jenis permainan jaring 1). Bulu tangkis (putra/putri). - Jumlah pemain minimal 2 (dua) orang dan maksimal 4 (empat), untuk tunggal dan ganda. - Media bermain lantai keras (beton, tegel, papan kayu. - Peralatan yang dipakai adalah raket, net dan suttle cock. - Wasit. 2). Bola volley (putra/putri). - Jumlah pemain 12 orang ( 2 team). - Media bermain tanah liat, lapangan keras (tegel, papan kayu dsb). - Peralatan yang dipergunakan adalah bola dan net. - Wasit. 3). Bola basket (putra/putri). - Jumlah pemain 10 orang (2 team).

17 - Media bermain lapangan keras (beton, tegel dsb). - Peralatan yang dipergunakan adalah bola dan hoce. 2. Cabang olahraga yang lain menyesuaikan, misal : - Tenis meja - Bridge - Bilyard - Tinju - Olah raga beladiri - Dan jenis / macam olahraga (ruang tertutup) yang sifatnya tidak permanen. 3. Kapasitas Minimal Lapangan permainan yang dimaksud adalah berupa suatu arena/lapangan yang dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis permainan olahragawan secara bersama-sama untuk olahraga tertentu, atau secara bergantian. Kapasitas Lapangan Didasarkan Atas: 1. Keragaman jenis olahraga yang diwadahi 2. Standar minimal 3. Tata ruang dalam penggunaan lapangan. Berdasarkan ketiga hal tersebut diatas dan hasil wawancara, bahwa standard minimal untuk lapangan permainan adalah: - 1 set lapangan bola basket - 1 set lapangan bola volley - 3 set lapangan bulu tangkis.

18 Sedangkan Pola Ruang Dalam menggunakan pola ruang dalam konsentris (memusat) yaitu dengan pertimbangan pemanfaatan ruang yang maksimal (untuk mengatasi kenaikan jumlah penonton yang datang)