BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah atau disingkat menjadi SPIP

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 pasal

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. SPIP. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

A. Latar Belakang Masalah

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance). Untuk mewujudkan tata. kelola tersebut perlunya sistem pengelolaan keuangan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Ditetapkannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

BERITA NEGARA. No.787, 2011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan.

BAB I PENDAHULUAN. transparan dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Otonomi Daerah di Pemerintahan Indonesia, sehingga setiap

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya tuntutan berbagai pihak terhadap wujud peningkatan kinerja,

LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan tentang pentingnya penelitian dilakukan. Bab ini meliputi

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR :32 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

IMPLEMENTASI SPIP BALITBANG KEMENTERIAN KEHUTANAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memuat tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi akan perwujudan dan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan Sub Sektor Peternakan di Provinsi Jawa Barat

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.16 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI PAKPAK BHARAT

BAB I PENDAHULUAN. komitmen Pemerintah Pusat dalam perbaikan pelaksanaan transparansi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu wujud keberhasilan pemerintah adalah dengan mewujudkan

SATUAN PEMERIKSAAN INTERN PADA BADAN LAYANAN UMUM. Muhadi Prabowo Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. kelola kepemerintahan yang baik (good governance government), yaitu

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas

MEMUTUSKAN KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA SOE TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN PENGADILAN AGAMA SOE.

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Birokrasi yang berbelit dan kurang akomodatif terhadap gerak ekonomi mulai

BAB I PENDAHULUAN. dengan prosedur penggajian yang ditetapkan. pemotongan gaji dan pembayaran gaji yang salah. Hal tersebut akan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA dan KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN Keadaan Ekonomi Daerah. Tabel 1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD. Realisasi Pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun tentang Keuangan Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BLITAR

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 51 TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Isu tentang sistem pengendalian internal pemerintahan (SPIP) mendapat

BUPATI BANDUNG BARAT

PERANAN APIP DALAM PELAKSANAAN SPIP

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dalam perwujudan good government governance di Indonesia

2012, No.51 2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Peme

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun

Apa sebenarnya SPI dan SPIP?

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsinya yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah ditetapkan.

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 5 TAHUN 2011

SPIP adalah sistem pengendalian intern diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan intern (internal audit) di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyatakan bahwa Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about

KEBIJAKAN PENERAPAN SPIP DALAM PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA. Disampaikan oleh: Kepala BPKP DALAM RAKER BNPB TAHUN FEBRUARI 2018

PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BAB I PENDAHULUAN

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

Nomor 61 Berita Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2010 WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR : 61 TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. manusia, sistem pengendalian internal (Windiatuti, 2013). daerah adalah (1) komiten pimpinan (Management Commitment) yang kuat

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan untuk dewan komisaris, manajemen, dan personel lain dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Pola-pola lama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 34i- TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Selama ini pemerintahan di Indonesia menjadi pusat perhatian bagi

Kemendagri REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 30 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang

INTEGRASI SPIP DAN QMS ISO 9001:2015 SEBAGAI KUNCI KEBERHASILAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI BADAN POM DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata disebabkan oleh buruknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mewujudkan suatu tata kelola pemerintahan yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Konsep good governance memiliki arti yang luas dan sering dipahami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, perkembangan sektor publik dewasa

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

Sistem Pengendalian Internal dan Pemeriksaan Pengelolaan Tanggungjawab Keuangan Negara. Oleh : Lutfi Harris, M.Ak., Ak. Satuan Pengawasan Internal

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Menimbang. Mengingat. Menetapkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah atau disingkat menjadi SPIP adalah sebuah proses yang terintegrasi dilaksanakan oleh seluruh unsur dalam suatu lembaga yaitu pimpinan beserta seluruh pegawainya dengan konsisten dan terus menerus dengan tujuan memberikan keyakinan yang memadai atas berjalannya kegiatan organisasi dengan efektif dan efisien, memiliki laporan keuangan yang dapat diandalkan, adanya sistem pengamanan aset yang memadai, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. SPIP hendaknya dilaksanakan oleh organisasi pemerintah baik pusat maupun daerah. Keandalan penyajian suatu laporan keuangan pemerintah dapat terwujud dengan menyelenggarakan SPIP dengan baik misalnya dengan menerapkan prosedur rekonsiliasi antara dua data transaksi keuangan yang dibuat oleh pengguna anggaran atau kuasa pengguna anggaran dengan yang dibuat oleh Bendahara Umum Negara ataupun daerah. Terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 tahun 2008 yang mengatur tentang SPIP mempertegas bahwa setiap entitas pelaporan dan akuntansi memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan pengendalian intern. PP tersebut mengacu pada Konsep dari Comitte of

2 Sponsoring Organizations (COSO) dalam mengatur kewajiban penyelenggaraan Pengendalian Internal. Definisi SPIP sesuai peraturan diatas adalah sistem pengendalian intern yang wajib untuk diselenggarakan secara masif dan terintergrasi di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Unsur-unsur SPIP terdiri atas lima bagian yang semuanya saling terhubung yaitu Lingkungan Pengendalian yang kondusif, Penilaian Risiko yang cukup dan memadai, Kegiatan Pengendalian untuk menghilangkan dampak atas risiko yang ada, Informasi dan Komunikasi antar elemen pelaksana kegiatan pengendalian serta Pemantauan Pengendalian oleh supervisor atau pimpinan entitas. Salah satu komponen penting dari unsur lingkungan pengendalian yang wajib ada dan harus dipelihara sehingga dapat menimbulkan perilaku positif dan kondusif adalah dengan adanya peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang efektif. Wujud nyata dari peran APIP yang efektif yaitu dengan adanya dukungan dari APIP tersebut bahwa instansi pemerintah dapat melaksanakan kegiatan dengan mengutamakan asas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas. APIP juga harus berperan nyata yaitu dengan mmengingatkan dan memberikan peringatan dini apabila ada risiko yang sekiranya dapat menghambat efektivitas penyelenggaraan kegiatan suatu instansi pemerintah serta dapat meningkatkan dan memelihara kualitas tata kelola fungsi dari instansi pemerintah tersebut terutama berkaitan dalam hal perwujudan transparansi pengelolaan keuangan daerah. Terwujudnya transparansi pengelolaan

3 laporan keuangan daerah merupakan suatu tolok ukur keberhasilan tata kelola pemerintahan yang baik dimana masyarakat meyakini bahwa pemerintah dapat mempertanggungjawabkan seluruh dana yang dipercayakan kepada mereka sehingga berdampak pada meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah. Upaya pemerintah pusat untuk memperkuat serta menunjang efektivitas penyelenggaraan SPIP salah satunya dilakukan dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2014 yang berisi tentang pembinaan SPIP oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Langkah yang dilakukan adalah dengan melakukan penilaian serta evaluasi atas penyelenggaraan SPIP yang dilakukan oleh instansi pemerintahan. Kegiatan ini dilakukan dengan bentuk penilaian maturitas level Penyelenggaraan SPIP yang mengacu pada Peraturan Kepala BPKP Nomor 4 Tahun 2016 yang berisi tentang pedoman untuk melakukan penilaian dan strategi peningkatan maturitas SPIP. Penilain maturitas level SPIP ini juga merupakan salah satu dari indikator kinerja utama bidang aparatur negara dan ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) untuk tahun 2015-2019. Target pemerintah tersebut adalah pencapaian level 3 tingkat maturitas SPIP dari skala 0-5 pada tahun 2019. Menilik kembali tujuan awal dari SPIP yang salah satunya adalah memberikan keyakinan yang memadai terhadap keandalan laporan keuangan, mardiasmo (2010) mengemukakan bahwa SPIP memiliki dua tujuan dasar yang paling utama yaitu berupa penguatan kualitas akuntabilitas keuangan negara dan

4 bagian utama dari reformasi birokrasi. Salah satu indikator yang menilai kualitas pelaporan keuangan pemerintah dapat tercermin dari opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas penyajian laporan keuangan pemerintah. Singkatnya semakin baik implementasi SPIP maka akan memberikan pengaruh positif pada kualitas Opini yang dikeluarkan oleh auditor BPK-RI terhadap laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Hal ini didukung juga oleh Mulyadi (2001) yang menyatakan bahwa setiap unsur dalam SPI harus menjadi acuan dan menjadi unsur utama dalam berbagai sistem akuntansi yang akan dirancang. Sejalan juga dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 yang menyatakan bahwa sistem akuntansi pemerintahan daerah hendaknya disusun berdasarkan pada prinsip pengendalian intern. Selain membuat pelaporan keuangan pemerintah juga diwajibkan untuk membuat pelaporan kinerja. Dalam hal penilaian kinerja pemerintah selalu mengutamakan prinsip efektif dan efisien sehingga hal ini sejalan dengan tujuan awal dari penyelenggaraan SPIP yaitu penyelenggaraan kegiatan organisasi yang efektif dan efisien, sehingga dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat penyelenggaraan SPIP suatu pemerintah akan membuat hasil evaluasi atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) menjadi semakin tinggi. McNally dalam artikelnya yang diterbitkan oleh COSO (2014) membahas tentang Penerapan SPI yang efektif dapat terlihat dari tingkat kematangan penerapan dalam suatu organisasi dan terlihat dengan adanya pengimplementasian seluruh unsur pengendalian intern dan prinsip dasarnya. Jika suatu pengendalian

5 intern telah diselenggarakan dengan baik maka pencapaian tujuan organisasi melalui penyelenggaraan sistem pengendalian intern yaitu kehandalan pelaporan keuangan, efektifitas dan efisiensi operasi organisasi, dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku akan tercapai. Penelitian oleh Dumitrascu Mihaela dan Savulescu Lulian di Romania (2012) tentang dampak dari penyelenggaraan pengendalian internal terhadap tata kelola perusahaan berkesimpulan bahwa good governance tidak dapat terwujud apabila tidak ada penyelenggaraan pengendalian internal yang baik pula. Kelemahan pengendalian internal akan berdampak pada risiko pencatatan atas transaksi akuntansi perusahaan dan juga memperbesar kemungkinan terjadinya fraud yang akan berakibat pada performa finansial dan kemampuan perusahaan dalam berkompetisi dengan perusahaan lain. Hal ini sejalan dengan Ishola, Abikoye, dan Olajide dalam penelitian yang berjudul Effect of Internal Control System in Nigeria Public Sector (2015) menyimpulkan bahwa penyelenggaraan SPI yang baik dapat mendeteksi dan mencegah adanya fraud. Penelitian tentang dampak dari penerapan SPIP di Indonesia telah dilakukan sebelumnya seperti penelitian oleh Widyaningsih, Aristanti, Alvian Triantoro, dan Lili Sugeng Wiyantoro (2011) yang berkesimpulan bahwa: suatu sistem akuntansi keuangan daerah yang berjalan dengan efektif akan dapat meningkatkan penyelenggaraan SPIP. Sistem akuntansi keuangan daerah yang efektif apabila didukung dengan sistem pengendalian intern yang baik pula maka akan dapat menghasilkan informasi laporan keuangan yang berkualitas. Pada akhirnya hal ini tentu akan mendorong peningkatan kualitas akuntabilitas

6 keuangan Pemerintah Daerah. Hasil dari penelitian oleh Laila (2009) menyatakan bahwa kualitas penerapan SPIP pada dua pemerintah daerah yang ditelitinya tidak secara langsung mempengaruhi opini atas laporan keuangan. Penelitian oleh Nur Azlina dan Ira Amelia (2014) berkesimpulan bahwa pengendalian intern mempengaruhi kinerja pemerintah daerah. Artinya semakin baik dan efektif pengendalian intern yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah, maka kinerja pemerintah tersebut juga akan semakin baik. Sejalan dengan hal diatas adalah penelitian oleh Tresnawati (2012) dengan hasil efektivitas pengendalian intern berpengaruh signifikan terhadap kinerja instansi pemerintah di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung. Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dengan judul Maturitas Level Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Opini atas Laporan Keuangan Pemerintah daerah, dan Hasil Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan. 1.2 Rumusan Masalah Mengacu pada PP nomor 60 tahun 2008 dan juga PP nomor 8 tahun 2006 maka Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana implikasi dari penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap kualitas laporan keuangan dan non keuangan atau dalam hal ini adalah kinerja pemerintah sehingga pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah "Apakah Pengaruh dari penyelenggaraan pengendalian intern suatu pemerintah daerah terhadap keandalan

7 laporan keuangan dan hasil evaluasi laporan akuntabilitas kinerja pemerintah tersebut?" 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh maturitas level sistem pengendalian intern pemerintah terhadap opini atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan Hasil Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah tersebut. 1.4 Manfaat Penelitian Setiap penelitian diharapkan dapat memberikan suatu kontribusi terhadap pengembangan pengetahuan, baik yang bersifat teoretis maupun praktik. Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut. 1. Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa pengetahuan tentang dampak pengendalian intern terhadap pelaporan keuangan dan kinerja suatu pemerintah daerah. 2. Praktik Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap praktik pembinaan SPIP yang seharusnya dilakukan, evaluasi atas pembinaan SPIP yang telah dilakukan selama ini dan pengetahuan bagi Aparat Pengawas Intern

8 Pemerintah tentang pentingnya penyelenggaraan SPIP di masing-masing instansi pemerintahannya. 1.5 Orisinalitas Penelitian Peneliti melakukan telaah atas penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan untuk mendapatkan data ataupun rujukan pendukung yang bisa melengkapi atau sebagai pembanding dalam menyusun skripsi ini sehingga hasilnya akan lebih memadai. Keterbatasan dari penelitian terdahulu yang hanya mengambil ruang lingkup satu atau dua pemerintah daerah menjadi ketertarikan tersendiri bagi peneliti untuk melakukan penelitian lebih luas. Penelitian ini akan dilakukan dengan memanfaatkan data sekunder dari BPKP, BPK, dan Kemenpan RB, meliputi 200 lebih pemerintah daerah yang telah dilakukan penilaian terhadap tingkat maturitas level SPIPnya dimulai dari tahun 2014 sehingga nantinya penelitian ini diharapkan akan memberikan gambaran tentang penyelenggaraan SPIP secara nasional dan dampaknya pada laporan keuangan serta laporan kinerja pemerintah daerah.