BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hand sanitizer berbahan aktif ekstrak kulit buah matoa konsentrasi 0,5%

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terkumpul dilakukan pengolahan serta analisis data dengan hasil sebagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. banyak 2-3 kali lipat dibandingkan dengan negara maju (Simadibrata &

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dengan konsentrasi 25%, 50%

IV. Hasil dan Pembahasan. A. Hasil penelitian. kamboja putih (Plumeria acuminataw.t.ait ) terhadap hambatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. dengan dunia luar adalah tangan. Hal tersebutmemudahkan terjadinya kontak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Aktivitas antimikroba pada ekstrak sambiloto terhadap pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental laboratoris post test with control group design. 1. Populasi : Mahasiswa Pendidikan Dokter Angkatan 2013.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Rerata Zona Radikal. belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap bakteri penyebab

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jamur Candida albicans diperoleh data yang menunjukkan bahwa F hitung > F tabel

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemanfaatan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan berkembang dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) Daun Belimbing Wuluh mengandung flavonoid, saponin dan tanin yang

I. PENDAHULUAN. antara lain: disebabkan oleh penyakit infeksi (28,1 %), penyakit vaskuler

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. orang di seluruh dunia, mulai dari anak kecil sampai orang dewasa. Menurut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak kulit buah dan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experiment dengan

The Effectiveness of Putri Malu s Leaves (Mimosa Pudica Linn) Gel Extract as Handsanitizer

BAB 1 PENDAHULUAN. 2008). Tanaman ini sudah banyak dibudidayakan di berbagai negara dan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Tanaman ini termasuk jenis tumbuhan dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pertumbuhan Candida albicans Pada Plat Resin Akrilik telah dilakukan bulan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daya antibakteri

BAB I PENDAHULUAN. Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yan memiliki rasa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

HASIL. (%) Kulit Petai 6.36 n-heksana 0,33 ± 0,06 Etil Asetat 0,32 ± 0,03 Etanol 70% 12,13 ± 0,06

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menyebabkan infeksi karena jamur banyak ditemukan (Nasution, 2005).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Identifikasi Tanaman Manggis (Garcinia mangostana)

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Total Bakteri Daging Sapi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kondisi ini dapat tercapai dengan melakukan perawatan gigi yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap efektivitas hand hygiene berdasarkan angka kuman di RSUD Kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kalangan masyarakat. Kebutuhan akan perawatan ortodonti saat ini meningkat

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan menambah bahan tertentu(rachmawati & Triyana, 2008).

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Untuk mengetahui efek pemberian ekstrak mengkudu terhadap daya

I. PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5)

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk mencegah penyakit infeksi (Levinson, 2008). kesehatan (Barbacane, 2004; Goldman, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan di kedokteran gigi adalah hydrocolloid irreversible atau alginat

Pengaruh Antibakteri Ekstrak Kulit Batang Matoa (Pometia pinnata) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus secara In vitro

Deteksi Efektifitas Bahan Antiseptik Melalui Pengukuran Tegangan Permukaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. graveolens L.), kemangi (Ocimum bacilicum L.) serta campuran keduanya. terhadap pertumbuhan Candida albicans in vitro yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Peubah* Konsumsi Ekstrak Daun Konsumsi Saponin

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan ancaman yang besar untuk umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. folikel rambut dan pori-pori kulit sehingga terjadi peradangan pada kulit.

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan tanaman herbal sebagai alternatif pengganti obat masih sebagian


BAB V PEMBAHASAN. fagositosis makrofag pada kelompok perlakuan (diberi ekstrak daun salam)

membunuh menghambat pertumbuhan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Ekstrak Daun Meniran (Phyllanthus niruri, L.) Terhadap. Pertumbuhan Staphylococcus aureus.

I. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mamalia. Beberapa spesies Candida yang dikenal dapat menimbulkan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah demam berdarah, diare, tuberkulosis, dan lain-lain (Darmadi, 2008)

EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI GEL ANTISEPTIK EKSTRAK METANOL KULIT BATANG TANJUNG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Metanol Daun Kenikir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. S.Thypi. Diperkirakan angka kejadian ini adalah kasus per

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan penyebab yang banyak menimbulkan kesakitan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. edible coating pada fresh-cut Apel Manalagi. CMC yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mulut. Ketidakseimbangan indigenous bacteria ini dapat menyebabkan karies gigi

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 5 HASIL PENELITIAN

PERBEDAAN EFEKTIFITAS OBAT KUMUR HERBAL DAN NON HERBAL TERHADAP AKUMULASI PLAK DI DALAM RONGGA MULUT

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pemberian ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.)

I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengobatan tradisional sebagai alternatif lain pengobatan. Hal ini

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dunia setelah Brazil (Hitipeuw, 2011), Indonesia dikenal memiliki tanaman-tanaman

Analisis Fitokimia (Harborne 1987) Uji alkaloid. Penentuan Bakteriostatik Uji flavonoid dan senyawa fenolik. Penentuan Bakterisidal

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 0,1%, usia tahun 0,4 %, usia tahun 1,8%, usia tahun 5,9%

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. FORMULASI SEDIAAN GEL ANTISEPTIK FRAKSI POLAR DAUN KESUM (Polygonum minus Huds) OLEH SYARI WAHYUNI ANSIAH I

PENGARUH METODE HAND WASH TERHADAP PENURUNAN JUMLAH ANGKA KUMAN PADA PERAWAT RUANG RAWAT INAP DI RSKIA PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Streptococcus sanguis merupakan bakteri kokus gram positif dan ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan

PENDAHULUAN. terdiri atas penyakit bakterial dan mikotik. Contoh penyakit bakterial yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. perendam daging ayam broiler terhadap awal kebusukan disajikan pada Tabel 6.

BAB V HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan sebanyak tujuh plate dengan inkubasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI EKSTRAK DAUN BELUNTAS

LAMPIRAN 1. Alur pikir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Kondisi ini akan lebih diperparah lagi akibat penjualan. pengawetan untuk menekan pertumbuhan bakteri.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. lumut. Tumbuhan lumut merupakan sekelompok tumbuhan non vascular yang

Jatmiko Susilo, Oni Yulianta W., Elitia ABSTRACT

Transkripsi:

33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata angka kuman gel hand sanitizer berbahan aktif ekstrak kulit buah matoa konsentrasi 0,5% dan 1%, Carbopol 940,Gliserin, TEA, danaquadest, dan nilai kontrol positif pada telapak tangan tangan subjek ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 1 Rata-rata angka kuman pada telapak tangan subjek padanilai kontrol dan sesudah menggunakan hand sanitizerekstrak kulit buah matoa No Rata Rata Jumlah Angka Kelompok Bakteri Telapak Tangan 1 Kontrol Positif 236 ± 55,31 2 Ekstrak Kulit Buah Matoa 319 ± 33,78 Konsentrasi 0,5% 3 Ekstrak Kulit Buah Matoa Konsentrasi 1,0% 483 ± 49,02 Pada Tabel 3 memperlihatkan rata rata angka kumanyang didapat pada penelitian ini dengan hitungan akhir yaitu pada kontrol positif adalah 29500 CFU/cm 2, pada hand sanitizer ekstrak kulit buah matoa konsentrasi 0,5% adalah 39875 CFU/cm 2, dan pada hand sanitizer ekstrak kulit buah matoa konsentrasi 1% adalah 60375 CFU/cm 2. Angka kuman terbanyak didapatkan pada kelompok hand sanitizer ekstrak kulit buah matoa konsentrasi 1% dengan jumlah angka bakteri sebesar 60375 CFU/cm 2.

34 Antara kelompok subjek yang masuk dalam golongan kontrol positif dan kelompok subjek yang menggunakan hand sanitizer ekstrak kulit buah matoa 0,5% dan 1% dianalis menggunakan One Way Anova dan menunjukkan perbedaan rerata bakteri yang signifikan, hal ini ditunjukkan oleh nilai p 0,029 (p < 0,05). Akan tetapi perbedaan itu menjadi tidak bermakna karena hasil rerata bakteri yang diperoleh mengalami peningkatan bukan penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa hand sanitizer ekstrak kulit buah Pometia pinnata tidak efektif dalam menurunkan angka kuman pada telapak tangan (H1 dan H2 ditolak). Dari data tes normalitas menggunakan Shapiro Wilk didapatkan hasil bahwa seluruh variabel memeiliki nilai signifikansi p 0,22 (> 0,05 = normal). Dengan demikian, untuk membandingkan antara kontrol positif, F1, dan F2 bisa dilakukan dengan uji One Way Anova. Uji tersebut berguna untuk uji hipotesis, menguji apakah ada perbedaan rata-rata tiga kelompok dengan membandingkan varians. dengan membandingkan varians itu kita bisa mengetahui apakah terdapat perbedaan atau tidak. Hasil uji One Way Anova didapatkan hasil bahwa hubungan efektivitas handsanitizer ekstrak kulit buah matoa konsentrasi 0,5% dengan angka kontrol positif yang sudah ditetapkan adalah tidak ada perbedaan jumlah rerata kuman antar kedua variabel tersebut karena nilai signifikansi menunjukan nilai lebih dari 0,05 (0,323). Dan untuk nilai signifikansi antara handsanitizer ekstrak kulit buah matoa konsentrasi 1% terhadap nilai kontrol positif yang sudah ditetapkan adalah 0,027, sehingga

35 terjadi perbedaan rerata kuman diantara dua variabel tersebut. Namun demikian, perbedaan tersebut tidak bermakna karena berbanding terbalik dengan hipotesis yang sudah ada. Untuk nilai signifikansi pada rerata kuman setelah menggunakan handsanitizer ekstrak kulit buah matoa konsentrasi 0,5% pada terhadap rerata setelah menggunakan handsanitizer ekstrak kulit buah matoa konsentrasi 1% adalah 0,078. Dari nilai signifikansi dapat disimpulkan bahwa kedua jenis sediaan handsanitizer tersebut tidak ada perbedaan jumlah rerata kuman.

36 B. Pembahasan Hand sanitizer ekstrak kulit buah Pometia pinnata tidak efektif dalam menurunkan angka kuman pada telapak tangan. Hal tersebut karena terjadi peningkatan angka kuman pada kelompok yang menggunakan hand sanitizer. Menurut Leifert dan Cassells(2001) kontaminasi oleh mikroba merupakan salah satu masalah seriusdan merupakan penyebab utama.selain kontaminasi, efektivitas antiseptik dapat dipengaruhi oleh kandungan yang terdapat didalamhand sanitizer. Hal tersebut besar kemungkinan terjadi karena pada proses pembuatannya harus menggunakan prinsip steril. Cara peenyimpanan hand sanitizer juga perlu diperhatikan tingkat sterilnya karena dapat mempengaruhi hand sanitizer itu sendiri. Salah satu contonya adalah ketika hand sanitizer itu disimpan dalam kondisi yang terlalu lembab akan meningkatkat pertumbuhan kuman pada hand sanitizer tersebut. Hal lain yang dapat mempengaruhi hasil adalah tingkat konsentrasi hand sanitizer yang belum bisa mencapai taraf menekan angka kuman telapak tangan, oleh karena itu diperlukan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang telah dilakukan Faustina and Santoso (2014) meneliti tentang daya anti bakterial kulit buah matoa. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Faustina and Santoso (2014) didapatkan bahwa kulit buah matoa menunjukkan adanya kandungan tannin, saponin danalkaloid di dalam kulit buah matoa.

37 Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri adalah menghambat enzim reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak dapat terbentuk (Nuria dkk., 2009). Tannin memiliki aktifitas antibakteri yang berhubungan dengan kemampuannya untuk menginaktifkan adhesin sel mikroba juga menginaktifkan enzim, dan menggangu transport protein pada pada lapisan dalam sel (Cowan, 1994). Menurut Sari dan Sari (2011), tanin juga mempunyai target pada polipeptida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang sempurna. Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati. Selain itu, kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas tanin. Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat besi untuk berbagai fungsi, termasuk reduksi dari prekursor ribonukleotida DNA. Hal ini disebabkan oleh kapasitas pengikat besi yang kuat oleh tanin (Akiyama dkk, 2001). Mekanisme kerja saponin sebagai antibakteri adalah menurunkan tegangan permukaan sehingga mengakibatkan naiknya permeabilitas atau kebocoran sel dan mengakibatkan senyawa intraseluler akan keluar (Nuria dkk., 2009). Menurut Cavalieri dkk., (2005), senyawa ini berdifusi melalui membran luar dan dinding sel yang rentan, lalu mengikat membran sitoplasma dan mengganggu dan mengurangi kestabilan itu. Hal ini menyebabkan sitoplasma bocor keluar dari sel yang mengakibatkan

38 kematian sel. Agen antimikroba yang mengganggu membran sitoplasma bersifat bakterisida. Perbedaan yang ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Faustina dan Santoso (2014) dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah peneliti membuat bentuk sediaan hand sanitizer gel ekstrak kulit buah matoa dengan menambahkan carbopol, gliserin, trietanolamin (TEA), dan akuades. Mekanisme kerja alkaloid sebagaiantibakteri adalah dengan cara mengganggu komponen penyusunpeptidoglikan pada sel bakteri sehingga lapisan dinding sel tidakterbentuk secara utuh, terganggunya sintesis peptidoglikan sehinggapembentukan sel tidak sempurna karena tidak mengandungpeptidoglikan dan dindingnya sel hanya meliputi membran sel.minyakatsiri memiliki aktivitas sebagai antibakteri dengan mekanismepengrusakan dinding sel bakteri (Cowan, 1999). Pada penelitian ini gel hand sanitizer ekstrak kulit buah matoa berfungsi sebagai tolak ukur kemampuan gel hand sanitizer dalam menurunkan angka kuman. Hasil penelitian ini menunjukkan gel ekstrak kulit buah matoa tidak menunjukkan daya antibakteri yang baik karena tidak mampu menurunkan angka kuman. Base gel berfungsi sebagai pembanding aktivitas dari substansi antibakterial yang dimiliki oleh ekstrak kulit buah matoa. Base gel sendiri terdiri dari carbopol, gliserin, trietanolamin (TEA), dan akuades. Terjadinya penurunan angka kuman pada base gel ini dikarenakan

39 komposisi base gel memiliki sifat antibakterial, diantaranya trietanolamin (TEA). Pada penelitian ini tidak didapatkan hasil penurunan bakteri, sehingga harapan fungsi base gel sendiri tidak didapatkan. Petrovic dkk., (2012) pada penelitiannya menyatakan bahwa trietanolamin memiliki daya antibakterial dan antifungal, dimana trietanolamin menunjukkan daya antibakterial yang rendah, akan tetapi ia memiliki aktivitas antifungal yang lebih baik dibanding anti bakterial. Perbedaan signifikan hanya dijumpai pada kelompok subjek kontrol dibandingkan dengan kelompok subjek hand sanitizer konsentrasi 1% (p 0,027). Akan tetapi perbedaan itu menjadi tidak bermakna karena terjadi peningkatan jumlah rerata kuman. Sementara itu, perbandingan lainnya tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat terjadi karena dosis ekstrak kulit buah matoa yang digunakan pada gel hand sanitizer ekstrak kulit buah matoa konsentrasi 0,5% dan 1% belum mampu menekan angka kuman telapak tangan. Selain hal tersebut, masih banyak faktor perancu yang harus dikendalikan untuk mencapai hasil yang optimal.