BAB I PENDAHULUAN. atau keadaan patologis (Dorland,1994) tungkai bawah yang terdiri dari tulang tibia dan

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh: IDA WAHYU NINGSIH J KARYA TULIS ILMIAH

Oleh : DWI BRINA HESTILIANA J

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN POST

BAB I PENDAHULUAN. secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW

KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. paling umum. Sebagian besar cedera pada tangan merupakan cedera

Oleh: JOHANA SYA BANAWATI J KARYA TULIS ILMIAH

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disebabkan karena kecelakaan yang tidak terduga. kecelakaan lalu lintas adalah fraktur.

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan lalu lintas adalah fraktur yang lebih dikenal dengan patah tulang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. osteoporosis, biasanya dialami pada usia dewasa dan dapat juga disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. sendi secara pasif maupun aktif karena keterbatasan sendi, fibrosis jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, berpengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleknya masalah dibidang kesehatan yang timbul dewasa ini, disertai

Di susun oleh : ARFIAN EKA NUGRAHA J

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi sehat jasmani, rohani, dan sosial. Tidak hanya bebas dari

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASKA OPERASI FRAKTUR OLECRANON DEKSTRA DENGAN PEMASANGAN WIRE DI RSAL DR. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan tindakan operasi pemasangan Plate and Screw, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. lalu lintas yang cukup tinggi. Data Kepolisian RI tahun 2009 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. atau permukaan rawan sendi. Karena tulang dikelilingi oleh struktur jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Bangsa Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh: ILSA ROVIATIN AGUSTINA J Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS POST OPERASI FRACTURE COLLES DISERTAI DISLOKASI ULNA DEXTRA DI RST Dr.

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI CLOSE FRAKTUR RAMUS PUBIS DEXTRA DAN SINISTRA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 2 yaitu fraktur terbuka, yaitu jika patahan tulang itu menembus kulit. fragmen tulang tidak berhubungan dengan dunia luar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit pada anggota gerak yang disebabkan oleh traumatik. Trauma merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hidup dalam masyarakat.pembangunan kesehatan, yaitu: menggerakkan. memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang

PENATALAKSANAAN INFRA MERAH, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST ORIF CLOSED FRAKTUR ANTEBRACHII DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST ORIF FRAKTUR CRURIS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pembangunan di bidang industri yang sangat maju yang

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyembuhan (kuratif) dan upaya pemulihan (rehabilitatif), yang

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia. Maka Islam menegaskan perlunya

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J

BAB I PENDAHULUAN. industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASCA GIPS FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka untuk mewujudkan pembangunan nasional bidang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan pembangunan disegala

BAB I PENDAHULUAN. bebas dari penyakit, cacat, bahkan kelemahan maka dalam sistem kesehatan. menyeluruh, dan dapat terjangkau masyarakat luas.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST ORIF CLOSE FRAKTUR CLAVICULA DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSO PROF. DR. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya hubungan (diskontinuitas) tulang radius dan

BAB I PENDAHULUAN. karena musibah yang diberikan oleh-nya hendaknya tidak mudah berputus asa,

BAB I PENDAHULUAN. trauma atau aktifitas fisik dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada. dan terjadi fraktur radius 1/3 (Thomas, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kondisi dimana terjadi kerusakan bentuk dan fungsi dari tulang tersebut yang. dapat berupa patahan atau pecah dengan serpihan.

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR COLLUM FEMORIS DEXTRA DENGAN PEMASANGAN AUSTION MOORE PROTHESIS DI RS ORTHOPEDI SURAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI DENGAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS FRAKTUR SUBTROCHANTOR FEMUR SINISTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses penurunan tensil strength dan stiffnes jaringan kolagen yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dan kemajuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FRAKTUR FEMUR 1/3 PROXIMAL DEXTRA DI PUSKESMAS KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit (preventive),

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS PASKA OPERASI FRAKTUR TIBIA-FIBULA 1/3 DISTAL

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya

PENGARUH KONTRAKSI KONSENTRIK TERHADAP PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI LUTUT PASKA OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat progresif, dimana keilmuan khususnya dibidang kesehatan akan

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS FRAKTUR COLUMN FEMUR DEXTRA DI RUMAH SAKIT ORTOPEDHI Dr. SOEHARSO SURAKARTA TAHUN 2015

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST ORIF FRAKTUR INTERTROCHANTOR FEMUR SINISTRA DI RS ORTOPEDI PROF. Dr. R. SOEHARSO SURAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI POS OP FRAKTUR CRURIS 1/3 DISTAL SINISTRA DENGAN MODALITAS TERAPI LATIHAN

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dibahas tentang anatomi sendi ankle, yang meliputi tulang

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan manusia. Banyak anak-anak dibawah umur yang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat

BAB I PENDAHULUAN. subyektif, setiap orang memiliki arti sehat masing-masing. Berdasarkan

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR KOMPRESI VERTEBRA THORAKAL XII LUMBAL 1 dengan FRANKLE A

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA POST ORIF PEMASANGAN PLATE AND SCREW PADA FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD SRAGEN

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : AJENG PUSPITASARI PUTRI J

BAB I PENDAHULUAN. memajukan pembangunan dibidang kesehatan. Dalam pembukaan UUD 1945

BAB 1 PENDAHULUAN. penatalaksanaanpatah tulang, sebab seringkali penanganan patah tulang ini. kekerasan yang timbul secara mendadak (Syaiful, 2009).

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASCA OPERASI FRAKTUR COLLUM FEMORIS SINISTRA DENGAN PEMASANGAN AUSTIN MOORE PROTHESE DI RS. ORTHOPEDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan

FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA

BAB I PENDAHULUAN. patah dapat berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung (Sjamsuhidajat,

PENATALAKSANAAN PADA POST OPERASI FRAKTUR COLLUM FEMUR SINISTRA

BAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang (Helmi,2012). Klasifikasi

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DEXTRA 1/3 TENGAH DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREWS

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST OPERASI FRAKTUR INTERTROCHANTER FEMUR DEXTRA DI RSO.PROF.DR.R.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST FRAKTUR 1/3 DISTAL FIBULA SINISTRA DENGAN PEMASANGAN WIRE DI RSUD SUKOHARJO.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FRACTURE CAPUT HUMERI DISERTAI DISLOKASI SHOULDER DEXTRA DENGAN MODALITAS INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST ORIF FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

FETAL DISTRES FAKULTAS. Oleh : J

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST ORIF FRACTURE SUPRACONDILER HUMERI SINISTRA DENGAN MODALITAS INFRA MERAH DAN

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATIONPASCA FRACTURECRURIS 1/3 DISTAL DEXTRA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. motorik maupun sensoris. Di Amerika sekitar 8000 kasus spinal cord injury (SCI)

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI POST OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION FRAKTUR RADIUS ULNA 1/3 DISTAL SINISTRA DI RST SOEJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk salah satunya di bidang kesehatan. Pembangunan di bidang

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST SECTIO CAESARIA AKIBAT PRE EKLAMPSI BERAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang

BAB I PENDAHULUAN. yang penyebabnya adalah virus. Salah satunya adalah flu, tetapi penyakit ini

Fraktur terbuka dibagi menjadi 3 derajat yang ditentukan oleh berat ringannya luka dan berat ringannya fraktur.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUSPOST OPERATIF FRAKTUR PATELLA SINISTRADI RSUD DR.SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

1. tipe IIIA : jaringan lunak cukup menutup tulang yang patah. Fraktur bersifat segmental atau komunitif hebat.

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST FRAKTUR 1/3 DISTAL FIBULA SINISTRA DENGAN PEMASANGAN WIRE DI RSUD SUKOHARJO

KARYA TULIS ILMIAH. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASCA PEMASANGAN PLAT AND SCREW FRACTUR CRURIS 1/3 TENGAH SINISTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemajuaan teknologi dan informasi yang berkembang pesat menimbulkan dampak positif maupun negative terhadap manusia.dampak positif yang muncul misalnya adanya kemudahan alat transportasi darat sehingga dapat menunjang efektifitas dan efisiensi waktu dalam kehidupan masarakat Tapi di sisi negatifnya maka akan mengakibatkan kemacetan yang sangat padat dan tingkat kecelakaan yang tinggi, misalnya kecelakaan lalu lintas yang sering menyebabkan fraktur. Fraktur yang biasanya terjadi yaitu fraktur tibia 1/3 proximal sinistra. Fraktur adalah suatu diskontinuitas susunan tulang yang disebabkan karena trauma atau keadaan patologis (Dorland,1994) tungkai bawah yang terdiri dari tulang tibia dan fibula (Ahmad Ramali, 1987). Hal ini bisa disebabkan karena: (1) trauma tunggal, (2) trauma yang berulang-ulang, (3) kelemahan abnormal pada tulang atau fraktur patologic (Apley,1995). Macam macam fraktur menurut (Manjoer, 2000) yaitu; 1. komplit / tidak komplit a. Fraktur komplit, bila garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua kortek tulang seperti terlihat pada foto rongent b. Fraktur tidak komlit, bila garis patahn tidak melalui seluruh penampang tulang, seperti : 1) Hair line fraktur (patah retak rambut) 2) Bukle fraktur atau torus frakture, bila terjadi lipatan dari suatu korteks dengan kompresi tulang sepingiola dibawahnya, biasanya pada distal radius anak-anak

2. bentuk garis patah yang hubunganya dengan mekanisme trauma a. Garis patah melintang : trama angulasi langsung. b. Garis patah oblik : trama angulasi. c. Garis patah sepiral : trauma rotasi. d. Fraktur kompresi : trauma aksial-fleksi pada tulang spongiosa. e. Fraktur avulasi : trama tarikan / teraksi pasa insersinya di tulang misalnya fraktur patella 3. Jumlah garis patah a. Fraktur komunitif : garir patah lebih dari satu dan berhubungan b. Fraktur segmental : garis patah lebih dari satu tapi tidak berhubungan.bila dua garis patah maka disebut juga fraktur bifokal c. Fraktur multiple : garis patah lebih dari satu tapi pada tulang yang berlainan tempatnya, misalnya fraktur femur, fraktur kruris tulang belakang. 4. bergeser / tidak bergeser a. Fraktur undisplaced (tidak bergeser), garis patah komplit tapi tidak bergeser, periosteumnya masih utuh. b. Fraktur displaced (bergeser) terjadai pergeseran fragmen-fregmen fraktur yang juga disebut lokasi fragmen, terbagi : 1) Dislokasi ad longitodinam cum contractionum (pergeseran searah sumbu dan overleping) 2) Dislokasi ad axiam (pergeseran yang membentuk sudut) 3) Dislokasi ad latus (pergeseran dimana kedua fragmen saling menjauhi)

5. Terbuka / tertutup Komplikasi- tanpa komplikasi, bila ada harus disebut. Komplikasi dapat berupa komplikasi dini atau komplikasi lambat, lokal atau sistemikoleh atau akibat pengobatan Data yang diperoleh dari RSO Prof. Dr. Soeharso menunjukkkan bahwa pada tahun 2002 sebanyak 863 orang dengan fraktur tibia 74 orang, pada tahun 2003 sebanyak 830 orang dengan penderita frktur tibia 66 orang, pada tahun 2004 sebanyak 889 orang dengan fraktur tibia sebanyak 54 orang dan pada tahun 2005 terdapat pasien fraktur sebanyak 6643 orang dengan fraktur tibia sebanyak 1613 orang. Berdasarkan data di atas maka apabila tidak tertangani dengan baik maka akan menimbulkan dampak negatif yaitu penderita fraktur tidak dapat kembali ke aktivitasnya seperti semula dan akan terus hidup dengan bantuan orang lain. Penanganan fraktur ada 2 macam yaitu secara operatif dan non operatif. Penanganan fraktur secara operatif yaitu dengan incisi dan salah satunya dengan pemasangan internal fiksasi Fisioterapis berperan dalam memelihara, memperbaiki dan mengembalikan kemampuan fungsional penderita seperti semula. Tingkat gangguan akibat terjadinya fraktur tibia 1/3 proximal dapat digolongkan ke dalam berbagai tingkat dari impairment atau sebatas kelemahan yang dirasakan misalnya adanya nyeri, bengkak yang menyebabkan keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS) dan terjadinya kelemahan otot. Dampak selanjutnya functional limitation atau fungsi yang terbatas, misalnya keterbatasan fungsi dari tungkai untuk jongkok, berdiri dan berjalan serta aktifitas sehari-hari seperti aktifitas perawatan diri yang meliputi memakai celana, mandi, ke toilet dan sebagainya.

Dengan penanganan pasca operasi akibat fraktur ini, timbul beberapa gangguan yaitu adanya rasa nyeri, bengkak, keterbatasan gerak, penurunan kekuatan otot dan mengalami gangguan fungsional transfer-ambulasi. Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu modalitas fisioterapi, yaitu terapi latihan. Terapi latihan tersebut yaitu: (1) static contraction untuk mengurangi nyeri (Kisner,1996), menurut Appley (1995) static contraction dapat meningkatkan tonus otot dan membantu mengurangi nyeri, (2) active exercise dapat digunakan untuk memelihara lingkup gerak sendi (Kisner,1996), active exercise menurut Appley (1995) bahwa latihan gerak aktif membantu memompa keluarnya cairan oedem, mencegah perlengketan jaringan lunak dan membantu penyembuhan fraktur, (3) passive exercise dapat digunakan untuk memelihara dan mengembalikan lingkup gerak sendi (Kisner, 1996), (4) hold relaxed dapat digunakan untuk meningkatkan lingkup gerak sendi (Wahyono, 2002), menurut Knott (1965) pada kondisi fraktur hold relaxed bertujuan untuk memberikan rileksasi otot dan meningkatkan luas gerak sendi, (5) latihan jalan untuk memperbaiki aktifitas fungsional jalan dengan menggunakan alat bantu adaptasi seperti : kruk, walker dan lain-lain. Dengn melihat data yang terjadi dari tahun ke tahun maka penulis terinspirasi untuk mengambil karya tulis ilmiah yang berjudul PLF fisioterapi pada kondisi fraktur tibia 1/3 proximal sinistra guna melengkapi tugas akhir untuk menyelesaikan jenjang Diploma III B. RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah yang berjudul PLF fisioterapi pada kondisi fraktur tibia 1/3 proximal sinistra yang penulis kemukakan antara lain : 1. apakah ada pengaruh IRR dalam mengurangi nyeri? 2. apakah ada pengaruh static contraction dalam mengurangi nyeri? 3. Apakah ada pengaruh active exercise dalam meningkatkan lingkup gerak sendi?

4. Apakah ada pengaruh passive exercise dalam meningkatkan lingkup gerak sendi? 5. Apakah ada pengaruh hold relaxed dalam meningkatkan lingkup gerak sendi? 6. Apakah ada pengaruh latihan jalan dalam meningkatkan kemampuan fungsional? C. TUJUAN PENULISAN Tujuan penulisan karya tulis ilmiah diantaranya terdiri dari 2 hal yaitu tujuan umum dan tujuan kusus 1. Tujuan umum Untuk mengetahui penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi post oprasi fraktur tibia 1/3 proximal dengan pemasaangan plat and screw di poli RSUD seragen 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh IRR dalam mengurangi nyeri b. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh static contraction dalam mengurangi nyeri c. Untuk mengetahui Apakah ada pengaruh active exercise dalam meningkatkan lingkup gerak sendi d. Untuk mengetahui Apakah ada pengaruh passive exercise dalam meningkatkan lingkup gerak sendi e. Untuk mengetahui Apakah ada pengaruh hold relaxed dalam meningkatkan lingkup gerak sendi f. Untuk mengetahui Apakah ada pengaruh latihan jalan dalam meningkatkan aktifitas fungsional 1. Bagi Institusi. a. Bagi Rumah Sakit D. MANFAT

Memberikan masukan pada tim kesehatan Rumah Sakit RSUD Sragen. dalam memberikan penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi fraktur tibia 1/3 proximal khususnya. b. Pendidikan Ahli Madya Fisioterapi Memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu pengetahuan khususnya fisioterapi tentang penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi fraktur tibia 1/3 proximal khususnya. c. Bagi Diri Sendiri Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis dalam memberikan dan menyusun penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi fraktur tibia 1/3 proximal serta sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir pendidikan Ahli Madya Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Surakarta. d. Bagi Masarakat Umum Sebagai tambahan ilmu tentang gejala klinis yang terjadi pada penderita fraktur tibia 1/3 proximal sehingga diharapkan mereka mampu menjaga keadaan tubuhnya agar tetap terpelihara kesehatannya, mampu mengatasinya, dan memeriksakan diri kerumah sakit