PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE STRUKTUR ANALITIK SINTETIK (SAS)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting karena menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang disusun guna

2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. dasar manusia. Pendidikan pada masa kini merupakan hal pokok yang wajib untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Taman Kanak kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan. formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. antisipasi kepentingan masa depan (Trianto, 2009:1).

BAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 1 ayat (1) (dalam Samino, 2010:36) menyebutkan bahwa pendidikan

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN TEBAK NAMA DI TK AISYIYAH CABANG BLIMBING POLOKARTO SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi dasar dari kemajuan suatu bangsa, tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai suatu pandangan hidup untuk mengembangkan karakterkarakter

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan

2013 PENGGUNAAN MEDIA LAGU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA DALAM MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang dalam mencapai tujuan kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk Pendidikan anak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam undang-undang No. 20

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Adi Setiawan Nurpratama, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari membaca mempunyai makna yang. penting. Membaca bukan saja sekedar memandangi lambang-lambang tertulis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa berarti terampil menyimak (mendengarkan), terampil berbicara,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. di tengah-tengah pergaulan masyarakat, warga bangsa, serta warga dunia. Melalui

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA DINI MELALUI METODE IQRO

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan yang disusun guna meningkatkan kemajuan pendidikan. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hal-hal berikut. Pertama, guru dapat menumbuhkan rasa memiliki, mencintai,

BAB I PENDAHULUAN. bahwa masih sangat banyak tantangan dan hambatan dalam pelaksanaan. pendidikan untuk memperbaiki kinerjanya.

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dibekali kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal. Kurikulum TK

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan terjun ke masyarakat. keterampilan yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas I MIS Sinoutu Melalui Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa salah satu pembelajaran yang diterapkan di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah tonggak keberhasilan suatu bangsa. Suatu bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan anak usia dini. Di dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun. bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun.

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Salah

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional menyebutkan bahwa sistem pendidikan nasional harus dapat memberi

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia dan Matematika di SD memiliki peranan

SKRIPSI Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: Rita Kusumawardani A

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aktivitas yang melibatkan kemampuan kognitif, afektif, maupun. UUD 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada materi yang terdapat dalam kurikulum tersebut. Strandar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Salah satu

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana karakteristik dari negara tersebut. Pendidikan merupakan kunci untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kegiatan yang kompleks, berdimensi luas, dan

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Melalui Strategi Bimbingan Langsung Pada Siswa Kelas 1 SD Inpres 2 Lambunu

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi sesuai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. kelak di kehidupan yang akan datang. Harapan dan cita-cita para orang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

BAB I PENDAHULUAN. agar siswa dapat mencapai tujuan-tujuan pendidikan secara efektif. Mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Sejalan dengan ungkapan di atas, Nasucha (2009:1) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan lajunya perkembangan zaman, pemerintah telah menetapkan suatu acuan baru tentang tujuan pendidikan untuk diterapkan demi terciptanya sumber daya manusia yang melek ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional terungkap bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dipelukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (Undang-Undang Sisdiknas, 2003:3) Dengan lahirnya undang-undang tersebut, telah membawa dampak positif terhadap perubahan kurikulum pembelajaran di Sekolah Dasar (SD), yang dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar merupakan praktek pengembangan potensi siswa, yang dihadapkan pada sejumlah mata pelajaran, dengan tujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai bekal meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, dan berguna bagi dirinya dan masyarakat. Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap lembaga pendidikan formal merupakan suatu keharusan guna menyampaikan berbagai ilmu pengetahuan. Muchlisoh (1992:39) menyatakan bahwa: Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar meliputi pengembangan materi, sumber belajar, dan pengembangan keterampilan berbahasa. Sedangkan tujuannya adalah berorientasi pada cara penggunaan bahasa, yang melibatkan empat aspek keterampilan berbahasa yaitu (1) keterampilan menggunakan bahasa lisan yakni mendengarkan dan berbicara, (2) keterampilan menggunakan bahasa tulis yakni membaca dan menulis (mengarang). 1

2 Agar siswa memiliki keterampilan berbahasa yang baik, maka pembelajaran bahasa Indonesia harus relevan dengan standar kompetensi bahan kajian bahasa Indonesia kurikulum 2004 yang memuat empat aspek keterampilan berbahasa yaitu: (1) keterampilan membaca; (2) keterampilan menyimak; (3) keterampilan menulis; (4) keterampilan berbicara. Keempat aspek ini merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan satu sama lain. Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada materi membaca permulaan. Pembelajaran membaca harus mendapat porsi yang lebih dari pembelajaran bahasa yang lainnya, sebab dewasa ini berbagai macam informasi dapat diperoleh melalui bacaan, dan harus disikapi dengan modal kecerdasan, keterampilan yang dimiliki siswa. Keterampilan membaca yang terdapat dalam pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek keterampilan yang harus dimiliki siswa. Membaca permulaan merupakan membaca tahap awal yang diberikan di kelas I dan II SD. Subana (Tt:236) berpendapat bahwa kepandaian membaca dan menulis merupakan dasar bagi anak untuk memperluas ilmu pengetahuan dan mengembangkan pribadinya pada masa selanjutnya. Harjasujana (1996:4) mengemukakan bahwa: Membaca merupakan kemampuan yang kompleks. Membaca bukanlah kegiatan memandangi lambang-lambang semata-mata. Bermacam-macam kemapuan dikerahkan oleh seorang pembaca agar dia mampu memahami materi yang dibacanya. Pembaca berupaya supaya lambang-lambang yang dilihatnya itu menjadi lambang-lambang yang bermakna baginya. Keterampilan membaca merupakan bekal ilmu yang sangat berharga praktis dan logis, yang harus dimiliki oleh setiap orang, dan sebagai alat untuk membukakan jendela informasi di era globalisasi ini. Apabila banyak membaca, otomatis akan menambah perbendaraan kata, menambah pengetahuan, melatih alat ucap, melatih daya nalar, serta memberi tanggapan terhadap isi yang dibacanya. Oleh karena itu, membaca dijadikan sebagai topik utama dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada penelitian ini. Secara spesifik pembelajaran membaca di Sekolah Dasar difokuskan pada membaca permulaan, karena

3 membaca permulaan merupakan awal seseorang untuk bisa membaca dengan baik dan benar. Dari hasil observasi di SD Negeri Galumpit, selain menghadapi permasalahan siswa baru, pada proses belajar mengajar membaca permulaan berlangsung ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh guru. Hal ini biasa terjadi pada siswa kelas I Sekolah dasar (SD). Dari penilaian hasil observasi, ratarata hampir 70% siswa tidak dapat membaca dengan baik dan benar. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata siswa kurang memuaskan yaitu 50 jauh dari nilai ideal yang diharapkan yaitu 70. Permasalahan membaca ini timbul karena latar belakang siswa yang berbeda-beda, ada yang berasal dari lingkungan keluarga dan ada yang berasal dari lingkungan sekolah (Taman Kanak-kanak), serta rendahnya minat siswa dalam belajar membaca karena malas atau masih senang bermain-main. Selain itu juga metode yang digunakan oleh guru kurang bisa merangsang siswa untuk aktif dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya aspek membaca. Dengan ditemukannya permasalahan-permasalahan di atas maka guru dituntut untuk mencari solusi yang terbaik dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, diantaranya dengan mempergunakan salah satu metode yang dianggap cocok dengan memperhatikan tingkat kelas, situasi dan kondisi lingkungan siswa tanpa mengabaikan faktor-faktor lainnya. Untuk mengatasi masalah yang dihadapi guru pada waktu pembelajaran membaca, maka peneliti tertarik melakukan penelitian untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa dengan menggunakan metode Struktur Analitik Sintetik (SAS). Dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui hasil belajar membaca siswa sebelum maupun sesudah diterapkan metode SAS, maka peneliti perlu melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Untuk itu peneliti mengambil judul skripsi Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa dengan Menggunakan Metode Struktur Analitik Sintetik (SAS) (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas I Sekolah Dasar Negeri Galumpit Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta).

4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas bahwa salah satu penunjang terhadap kemampuan membaca adalah diterapkan metode pembelajaran bagi siswa. Oleh karena itu dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah dengan diterapkannya metode SAS dalam membaca permulaan dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas I di SD Negeri Galumpit Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta? Untuk membatasi luasnya permasalahan dan untuk memudahkan proses penelitian selanjutnya, maka ditentukan beberapa pertanyaan sebagai fokus penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana proses pembelajaran membaca permulaan di kelas I SD Negeri Galumpit dengan menggunakan metode SAS? 2. Bagaimana kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SD Negeri Galumpit setelah menggunakan metode SAS? C. Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai penerapan metode SAS dalam pembelajaran membaca permulaan di kelas I SD Negeri Galumpit Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta. Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai oleh penulis adalah ingin mengetahui: 1. Penerapan metode SAS dalam proses pembelajaran membaca permulaan di kelas I SD Negeri Galumpit Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta. 2. Kemampuan membaca siswa setelah diterapkannya metode SAS pada pembelajaran membaca permulaan di kelas I SD Negeri Galumpit Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini:

5 1. Secara teoritis Sebagai acuan bagi penelitian-penelitian yang akan datang dan digunakan sebagai tolak ukur dalam keberhasilan proses pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa Indonesia. 2. Secara praktis - Bagi Guru: a. Untuk memperoleh gambaran tentang masalah yang sering ditemukan dalam pembelajaran membaca permulaan pada siswa kelas I dan cara menyelesaikan masalah yang dihadapi guru pada waktu proses belajar mengajar berlangsung. b. Menambah pengetahuan atau wawasan guru mengenai pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan metode SAS. - Bagi Siswa: a. Meningkatkan kemampuan membaca siswa dalam proses pembelajaran. b. Dalam waktu singkat siswa dapat membaca dengan baik dan benar sehingga memudahkan untuk mendikuti kegiatan belajat ke tahap selanjutnya. - Bagi Sekolah: Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk mengembangkan penggunaan metode SAS dalam pembelajaran bahasa Indonesia terutama dalam membaca permulaan pada siswa kelas I SD. E. Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan salah penafsiran terhadap masalah yang akan diteliti maka penulis mendefinisikan beberapa istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Kemampuan Membaca Permulaan Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan (KBBI, 1989:553). Membaca permulaan adalah kegiatan membaca pada tahap awal yang diberikan pada siswa di kelas I Sekolah Dasar. Sedangkan yang dimaksud

6 dengan kemampuan membaca permulaan adalah kesanggupan atau kemahiran yang dimiliki seseorang untuk melakukan kegiatan membaca pada tahap awal, yang biasanya diberikan pada siswa di kelas I Sekolah Dasar. 2. Metode SAS Metode SAS adalah suatu metode pembelajaran yang menguraikan sebuah kalimat menjadi kata, suku kata dan huruf kemudian dirangkaikan kembali dari huruf menjadi suku kata, kata dan kembali lagi menjadi sebuah kalimat. Jadi yang dimaksud dengan peningkatan kemampuan membaca permulaan siswa dengan menggunakan metode SAS adalah usaha guru/peneliti dalam rangka meningkatkan kemampuan membaca siswanya dengan menggunakan suatu metode pembelajaran SAS yang dianggap mampu membangkitkan minat membaca siswa sehingga siswa mampu membaca dengan baik dan benar. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam skripsi ini adalah: Bab I Pendahuluan, berisi (a) Latar Belakang, (b) Rumusan Masalah, (c) Tujuan Penelitian, (d) Manfaat Penelitian, (e) Definisi Operasional, (f) Sistematika Penulisan. Bab II Kajian Teoritik, berisi (a) Hakikat Membaca, (b) Pengertian Membaca, (c) Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (d) Metode Struktural Analisis Sintesis (Diambil dari Mudjiono, 1991). Bab III Metodologi Penelitian, berisi (a) Jenis Penelitian, (b) Desain Penelitian, (c) Prosedur Penelitian, (d) Lokasi dan Subyek Penelitian, (e) Data Penelitian, (f) Instrumen Penelitian, (g) Teknik Analisis data, (h) Indikator Keberhasilan Siswa. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi (a) Deskripsi Lokasi Penelitian, (b) Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, (c) Pembahasan hasil Penelitian.

7 Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi, berisi (a) Kesimpulan, (b) Rekomendasi.