BAB 1 PENDAHULUAN. (Ujiyantho dan Pramuka, 2007) dalam Putri dan Yuyetta (2013). Dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. bagi pihak pihak yang berkepentingan atau pemakai laporan keuangan. Pihakpihak

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan selama periode tertentu yang memuat informasi-informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja seseoarang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang baik akan menjadi informasi dalam pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. mencurahkan perhatian terhadap CG. Skandal-skandal korporasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan pada perusahaan mengenai praktik earnings management yang

BAB I PENDAHULUAN. transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan (agen dan pemilik). Dalam teori keagenan (agency theory) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2013) tujuan laporan keuangan. pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Selain itu, laba juga. dilakukan adalah manajemen laba.

BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus

ISNI WIYATMI B

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pihak - pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan (principal dan. menyebabkan munculnya hubungan agensi antara principal (pemegang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan pasar modal pada beberapa tahun terakhir di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi banyak pihak.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan laporan keuangan untuk pihak pihak yang berkepentingan seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengungkapan informasi secara terbuka mengenai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bersaing guna mempertahankan efisiensi dan kelangsungan usahanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara. kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Informasi tersebut berisikan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan tersebut dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia wajib

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan didirikan dengan tujuan yang jelas yaitu untuk memperoleh

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan yang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan pasar modal di Indonesia pada masa

BAB I PENDAHULUAN. harus terus meningkatkan eksistensinya agar dapat bertahan. Perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Peranan bank yang utama yaitu memobilisasi dana dari masyarakat

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai alat untuk refleksi diri tentang kinerja dan kondisi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. Penipuan dan skandal keuangan yang dilakukan oleh perusahaan Toshiba,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam. bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan. mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan ekonomi. (Standar Akuntansi Keuangan, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. keuangan juga harus memenuhi karakteristik kualitatif sehingga laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat utama para manajer untuk. menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk melaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangannya dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. (manajer). Proksi Discretionary Accrual (DA) merupakan salah satu cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Upaya manajer perusahaan untuk mempengaruhi informasi-informasi

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba merupakan sekumpulan angka yang berisi informasi, dimana laba juga merupakan bagian penting dari

BAB I PENDAHULUAN. adalah laporan keuangan. Laporan keuangan selain merupakan media

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri yang bergerak di bidang keuangan (sektor perbankan),

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan antara pemegang saham (principal) dengan manajemen sebagai agen.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum manajemen laba didefinisikan sebagai upaya manajer

BAB I PENDAHULUAN. memahami corporate governance. Jensen dan Meckling (1976) dalam Muh.

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba, karena perusahaan besar harus memenuhi ekspektasi dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan investor dalam menilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dari kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan keuangan ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas audit yang baik ditandai dengan adanya pelatihan serta keahlian industri

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah laporan keuangan. Sebuah perusahaan secara periodik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan pengolahan atau manufaktur adalah perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengambil keputusan. Kewenangan ini akan membawa konsekuensi logis yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan era globalisasi di Indonesia saat ini, banyak perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Selain itu, bank juga dikenal

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham) sebagai prinsipal. Manajer sebagai agent memiliki asimetri

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan tentunya dapat mengurangi kualitas keputusan yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan keagenan merupakan kontrak antara pemilik perusahaan (principal)

BAB I PENDAHULUAN. Peran laporan keuangan tidak hanya berlaku di internal suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah laba, karena laba mengandung informasi potensial yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. investor atau pihak lain untuk mengetahui aktivitas ekonomi yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No.1 (2012) laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemegang saham dan calon investor untuk mengambil keputusan dalam

BAB II LANDASAN TEORI. principal (pemilik usaha). Di dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan di Indonesia dewasa ini mulai

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari laporan keuangan telah dijelaskan dalam Statement of

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan catatan ringkas yang berisi informasi keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu yang merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang diberikan oleh pemilik. Salah satu jenis laporan keuangan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode tertentu adalah laporan laba rugi (Ujiyantho dan Pramuka, 2007) dalam Putri dan Yuyetta (2013). Dalam Laporan Keuangan, laba akuntansi dianggap sebagai salah satu indikator utama kinerja keuangan perusahaan. Perilaku mengatur laba perusahaan sesuai dengan keinginan manajemen ini dikenal dengan istilah manajemen laba (earnings management ). Menurut Schipper (1989) dalam Wiryadi dan Sabrina (2013) Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses penyusunan pelaporan keuangan eksternal, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi, pihak yang tidak setuju, mengatakan bahwa hal ini hanyalah upaya untuk memfasilitasi operasi yang tidak memihak dari sebuah proses. Manajemen laba timbul sebagai dampak persoalan keagenan yaitu ketidakselarasan kepentingan antara manajer (agent) dan pemilik perusahaan(principal) yang dikarenakan adanya asimetri informasi. Menurut Anthony dan Govindarajan (2001) dalam Wiryadi dan Sabrina (2013) menyatakan bahwa kondisi asimetri informasi muncul dalam 1

2 teori keagenan (agency theory), yaitu principal (pemilik/atasan) memberikan wewenang kepada agen (manajer/bawahan) untuk mengatur perusahaan yang dimiliki. Prinsipal tidak memiliki informasi yang mencukupi mengenai kinerja agen, prinsipal tidak pernah tahu pasti bagaimana usaha agen memberikan kontribusi pada hasil aktual perusahaan, situasi ini disebut sebagai asimetri informasi. Pentingnya informasi laba disadari oleh manajemen sehingga manajemen cenderung melakukan disfunctional behavior (perilaku tidak semestinya). Disfunctional behavior yang dipengaruhi oleh adanya asimetri informasi dalam konsep teori keagenan. Konflik keagenan akan muncul apabila tiap tiap pihak, baik principal maupun agent mempunyai perbedaan kepentingan dan ingin memperjuangkan kepentingan masing masing, sehingga pihak manajemen tidak selalu melakukan tindakan terbaik bagi pemilik. Manajemen juga mempunyai keinginan untuk meningkatkan kesejahteraannya, sedangkan pemegang saham mempunyai keinginan untuk meningkatkan kekayaannya dalam Fitria (2013). Manajemen laba dilakukan oleh manajer atau para pembuat laporan keuangan dalam proses pelaporan keuangan suatu organisasi karena mereka mengharapkan suatu manfaat dari tindakan yang dilakukannya Gumanti (2000) dalam Indriani (2010) dalam Wiryadi dan Sebrina (2013). Tindakan manajemen laba tersebut dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan apabila digunakan untuk mengambil keputusan, karena manajemen laba merupakan suatu bentuk manipulasi atas laporan keuangan

3 yang menjadi sasaran komunikasi antara manajer dan pihak eksternal perusahaan. Angka laba yang tersedia pada laporan keuangan selain memberikan informasi mengenai laba juga mempengaruhi pemakai informasi dalam pengambilan keputusan mengenai perusahaan, baik keputusan investasi maupun keputusan kredit. Informasi laba merupakan bagian dari laporan keuangan yang sering menjadi target rekayasa melalui tindakan yang mementingkan kepentingan sendiri (opportunistic) manajemen untuk memaksimalkan kepuasannya dalam Putri dan Yuyetta (2013). Terjadinya manajemen laba selain karena tindakan manajemen yang opportunistic, juga disebabkan karena kurangnya pengawasan dan kontrol pada perusahaan. Sikap opportunistic atau efisien para manajer dalam melakukan manajemen laba dapat dilihat dari kebijakan atau metoda-metoda yang digunakannya. Sistem atau metoda akuntansi yang dipilih untuk digunakan oleh manajer bisa berimplikasi terhadap besar kecilnya nilai penjualan dan pengakuan biayanya (Rustan, 2007) dalam Kusumawardhani (2012). Perilaku manajemen laba dapat dimaksimalkan melalui suatu mekanisme monitoring yang bertujuan untuk menyelaraskan berbagai kepentingan antara prinsipal dan agen. Pertama dengan memperbesar kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen (Jensen dan Meckling 1976) dalam Kusumawardhani (2012), sehingga kepentingan pemilik atau pemegang saham

4 akan dapat disejajarkan dengan kepentingan manajer. Kedua, kepemilikan saham oleh institusional. Boediono (2005) dalam Fitria (2015) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial akan ikut menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan terhadap metode akuntansi yang diterapkan pada perusahaan yang mereka kelola. Secara umum dapat dikatakan bahwa persentase tertentu kepemilikan saham oleh pihak manajemen cenderung mempengaruhi tindakan manajemen laba. Melalui mekanisme kepemilikan institusional, efektivitas pengelolaan sumber daya manusia oleh manajemen dapat diketahui dari informasi yang dihasilkan melalui reaksi pasar atas pengumuman laba. Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi keuangan seperti perusahaan asuransi, bank, dana pensiun dan investment banking (Siregar dan Utama, 2005) dalam Putri dan Yuyetta (2013). Kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional dipercaya mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena adanya kontrol yang mereka miliki. Untuk dapat mengembalikan kepercayaan pihak pemakai laporan keuangan, sangat diharapkan kualitas audit yang baik (Lughiatno, 2010) dalam Christiani dan Nugrahanti (2014). Auditor merupakan pihak independen yang berperan untuk memeriksa pelaporan keuangan yang dilaporkan oleh manajemen sehingga dapat mengurangi manajemen laba dan meningkatkan kredibilitas

5 pelaporan keuangan perusahaan. Healy dan Palepu (2000) dalam Setiawan dan Siska (2013) menjelaskan bahwa independensi auditor sangat penting karena reputasi auditor akan mempengaruhi kredibilitas pelaporan keuangan dan turut menentukan kualitas audit. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa laporan keuangan perusahaan akan diaudit oleh auditor yang memiliki kualitas yang berbeda-beda. Ardiati (2005) dalam Christiani dan Nugrahanti (2014) menyatakan audit yang berkualitas tinggi (high-quality auditing) bertindak sebagai pencegah manajemen laba yang efektif, karena reputasi manajemen akan hancur dan nilai perusahaan akan turun apabila pelaporan yang salah ini terdeteksi dan terungkap. Ratmono (2010) dalam Christiani dan Nugrahanti (2014) menyatakan bahwa auditor yang berkualitas mampu mendeteksi tindakan manajemen laba yang dilakukan klien. Selain kepemilikan manajerial dan institusional, faktor lain yang mempengaruhi praktik manajemen laba yaitu ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan yang kecil dianggap lebih banyak melakukan praktik manajemen laba dari pada perusahaan besar. Hal ini dikarenakan perusahaan kecil cenderung ingin memperlihatkan kondisi perusahaan yang selalu berkinerja baik agar investor menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Sedangkan perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga mereka akan lebih berhati hati dalam melakukan pelaporan keuangan, sehingga perusahaan tersebut akan melaporkan kondisinya lebih akurat (Nasution dan Setiawan, 2007) dalam Fitria (2015).

6 Reputasi auditor sering digunakan sebagai proksi dari kualitas audit, namun demikian dalam banyak penelitian kompetensi dan indepedensi masih masih jarang digunakan untuk melihat seberapa besar kualitas audit secara aktual (Ruiz Barbadillo et, 2004) dalam setiarno (2006) dalam Setiawan dan Siska (2013). Reputasi auditor didasarkan pada kepercayaan pemakai jasa auditor bahwa auditor memiliki kekuatan monitoring yang secara umum tidak dapat diamati. DeAngelo (1981) dalam dalam Setyarno (2006) dalam Setiawan dan Siska (2013) menyatakan bahwa auditor skala besar memiliki insentif yang lebih untuk menghindari kritikan kerusakan reputasi dibandingkan pada auditor skala kecil. Auditor skala besar juga lebih cenderung untuk mengungkapkan masalah-masalah yang ada karena mereka lebih kuat menghadapi risiko proses pengadilan. Argumen tersebut berarti bahwa auditor skala besar memiliki insentif lebih untuk mendeteksi dan melaporkan masalah going concern kliennya. Penelitian ini berfokus pada struktur kepemilikan dan kualitas audit suatu perusahaan dalam meminimalisir praktik manajemen laba, oleh karena itu penelitian ini mengacu pada penelitian Putri dan Yuyetta (2013) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Bertentangan dengan hasil penelitian Fitria (2015) menunjukkan bahwa struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

7 Penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Yuyetta (2013) bahwa kualitas audit memiliki pengaruh terhadap manajemen laba. Bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Fitria (2015) menunjukkan bahwa kualitas audit tidak mempunyai pengaruh yang terhadap manajemen laba. Penelitian Fitria (2015) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Ini mengindikasikan bahwa perusahaan besar dengan aktivitas operasional yang sangat kompleks ternyata memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan praktik manajemen laba. Bertentangan dengan hasil penelitian Christiani dan Nurgrahanti (2014) yang menyatakan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Penelitian Setiawan dan Siska (2013) yang mendapatkan hasil reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Dalam penelitian terdahulu dinyatakan bahwa reputasi auditor mulai diragukan, terutama setelah terjadi skandal akuntansi berskala dunia, seperti Enron dan WorldCom pada awal tahun 2000 yang menyebabkan ditutupnya 1 dari 5 KAP terbesar di dunia (The Big 5) yaitu KAP Arthur Andersen. Hal ini juga berdampak pada auditor yang ada di Indonesia, sehingga kepercayaan publik mulai berkuran terhadap kinerja auditor. Hal ini membuat reputasi auditor menjadi cenderung setara dan tidak ada keistimewaan untuk auditor-auditor tertentu, sehingga hal ini tidak berpengaruh terhadap indikasi manajemen laba yang ada di perusahaan yang mereka audit.

8 Penelitian mengenai Struktur kepemilikan dan Kualitas audit, terhadap manajemen laba memunculkan hasil yang beranekaragam sehingga menarik untuk diteliti lebih lanjut. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Putri dan Yuyetta (2013) Penelitian ini terdapat beberapa perbedaan, diantaranya bahwa penelitian ini menambahkan variabel Ukuran Perusahaan dan Reputasi Auditor. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Struktur Kepemilikan, Kualitas Audit, Ukuran Perusahaan dan Reputasi Auditor Terhadap Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah struktur kepemilikan berpengaruh terhadap manajemen laba? 2. Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap manajemen laba? 3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba? 4. Apakah reputasi auditor berpengaruh terhadap manajemen laba? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:

9 1. Untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan terhadap manajemen laba. 2. Untuk mengetahui pengaruh kualitas audit terhadap manajemen laba. 3. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba. 4. Untuk mengetahui reputasi auditor terhadap manajemen laba. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan menghasilkan suatu yang bermanfaat. Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagi investor dan kreditor Sebagai stakeholder dari perusahaan publik yakni bermanfaat memberikan informasi pengaruh tingkat manajemen laba sehingga dapat menjadi informasi dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi. 2. Bagi perusahaan Dalam hal ini manajemen perusahaan manufaktur, yaitu memberikan masukan, sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan yang handal dan terbebas dari kecurangan akuntansi. 3. Bagi Penulis Bagi, penulis penelitian ini diharakan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan mengenai masalah manajemen laba.

10 4. Bagi Penelitian Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan para pembaca maupun sebagai salah satu bahan referensi atau pertimbangan dalam penelitian selanjutnya. E. Sistematika Penelitian Untuk mempermudah pemahaman dan untuk mencapai sasaran yang diinginkan, maka membahas mengenai pengaruh struktur kepemilikan, kualitas audit, ukuran perusahaan dan reputasi auditor terhadap manajemen laba pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2013-2015 dengan sistematik sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematik penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menguraikan mengenai tinjauan teoritis mengenai struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, kualitas audit, dan reputasi auditor terhadap manajemen laba. Selain itu juga dipaparkan mengenai penelitian dan kerangka pemikiran penelitian. BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, populasi dan sampel, metode pengambilan sampel, jenis dan sumber data dan teknik pengumpulan data, variabel penelitian dan definisi operasional, dan metode analisis data.

11 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Bab ini mencakup tentang gambaran umum penelitian, hasil analisis data, dan pembahasan tentang hasil analisis data. BAB V PENUTUP. Bab ini berisi tentang simpulan dari hasil penelitian yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya, keterbatasan dan saran.