ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADA KOPI TRADISIONAL DAN KOPI SAMBUNG DI DESA LUBUK KEMBANG, KEC. CURUP UTARA, KAB. REJANG LEBONG

dokumen-dokumen yang mirip
Reza Raditya, Putri Suci Asriani, dan Sriyoto Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHATANI TEMBAKAU MAESAN 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

ANALISIS USAHATANI KOPI DI DESA PIRIAN TAPIKO KECAMATAN TUTAR KAB.POLEWALI MANDAR. Rahmaniah HM.,SP, M.Si

e-j. Agrotekbis 2 (2) : , April 2014 ISSN :

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI KELAPA DALAM DI KECAMATAN TUNGKAL ILIR KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT JURNAL FEBRIANTIKA FITRI

ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME

SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

EFISIENSI USAHA PEMBIBITAN ITIK MODERN DAN TRADISIONAL PADA SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN LEBONG

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

ANALISIS PENDAPATAN PETANI KARET POLA SWADAYA DI KECAMATAN PANGKALAN KURAS KABUPATEN PELALAWAN

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

Analisis Sensitivitas Produksi Kopi Sambung

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG DAUN DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT

Sosio Ekonomika Bisnis Vol 18. (1) 2015 ISSN ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN JANGKAT KABUPATEN MERANGIN

Asda Rauf; Amelia Murtisari Jurusan Agribisnis Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

AGRITECH : Vol. XVIII No. 2 Desember 2016: ISSN :

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KELAPA SAWIT POLA SWADAYA DI DESA PEMATANG SIKEK KECAMATAN RIMBA MELINTANG KABUPATEN ROKAN HILIR

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL KELAPA SAWIT RAKYAT

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN PETANI JAGUNG DI SEKITAR WADUK KEDUNG OMBO KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

ANALISIS SENSITIVITAS PENDAPATAN USAHATANI KAKAO DI DESA BURANGA KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PADI LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKO-MUKO, PROVINSI BENGKULU. Ahmad Damiri dan Herlena Budi Astuti

DAMPAK BANTUAN PUPUK, BENIH, DAN PESTISIDA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETANI PADI

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN

PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA KOPI BUBUK ROBUSTA DI KABUPATEN LEBONG (STUDI KASUS PADA USAHA KOPI BUBUK CAP PADI)

Perbandingan Pendapatan antara Usahatani Kopi dan Usahatani Jeruk di Desa Serai Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Risiko Usahatani Kedelai Di Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas. Abstract

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI POLA DIVERSIFIKASI DENGAN MONOKULTUR PADA LAHAN SEMPIT

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN KARANGANYAR COST AND REVENUE ANALYSIS OF RICE FARMING IN KARANGANYAR REGENCY

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN DAN PROSPEK USAHATANI KOPI RAKYAT DI DESA SUMBERBULUS KECAMATAN LEDOKOMBO KABUPATEN JEMBER

Jurnal Media Agribisnis Vol. 2 No. 1 Tahun 2017 Hal Media Komunikasi Hasil Penelitian Bidang Ilmu Agribisnis ISSN

KAJIAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADA PROGRAM GERNAS KAKAO DI SULAWESI TENGGARA

ANALISIS PERBANDINGAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH

ANALISIS FINANSIAL PERKEBUNAN GAMBIR RAKYAT DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT. Vera Anastasia

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA

ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI

226 ZIRAA AH, Volume 32 Nomor 3, Oktober 2011 Halaman ISSN

PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA TAGAWITI KECAMATAN ILE APE KABUPATEN LEMBATA

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di

ANALISIS PEMASARAN KOPI DI KECAMATAN BERMANI ULU RAYA KABUPATEN REJANG LEBONG

ANALISIS USAHATANI SAYURAN

ANALISIS USAHATANI JAGUNG

ANALISIS USAHATANI PALA DI KAMPUNG TALAWID KECAMATAN KENDAHE KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE ABSTRACT

ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI KAKAO DAN USAHATANI LADA DI DESA LAMONG JAYA KECAMATAN LAEYA KABUPATEN KONAWE SELATAN

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

DAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

Hasil rata-rata (Rp/PT) , , ,04

ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Refa ul Khairiyakh. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

Kelayakan Ekonomi Teknologi Petani Pada Usahatani Bawang Merah Varietas Sumenep (Studi Kasus di Desa Rajun Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep)

e-j. Agrotekbis 1 (3) : , Agustus 2013 ISSN :

ANALISIS PENDAPATAN PETANI TOMAT PADA LAHAN SAWAH DI DESA TOSURAYA SELATAN KECAMATAN RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA. Welson Wangke Benu Olfie L.

22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

Analisis Usahatani Kakao Pola Swadaya Di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI SAWI (Kasus: Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan) JURNAL ILMIAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

Suheli, M. dkk., Analisis Kelayakan Usahatani...

22 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman ISSN

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN ESTIMASI PENDAPATAN USAHATANI BUAH NAGA DI DESA GIRIWINANGUN KECAMATAN RIMBO ILIR KABUPATEN TEBO

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PENGGARAP PADA USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KALEKE KECAMATAN DOLO BARAT KABUPATEN SIGI

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN

PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI KARET (Hevea brasilineensis) KLON UNGGUL DAN KLON LOKAL DI KECAMATAN BIREM BAYEUN KABUPATEN ACEH TIMUR

PENGELOLAAN USAHA TANI JAHE PUTIH DI KELURAHAN SEMPAJA KECAMATAN SAMARINDA UTARA KOTA SAMARINDA

Kata Kunci : biaya, pendapatan, karet rakyat, kelapa sawit rakyat

JIIA, VOLUME 1 No. 3, JULI 2013

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA. Mawardati*

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AYAM KAMPUNG DI DISTRIK SEMANGGA KABUPATEN MERAUKE. Ineke Nursih Widyantari 1) ABSTRACT

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN

Jurnal Agrisistem, Desember 2012, Vol. 8 No. 2 ISSN

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI BROKOLI (Brassica oleracea L.) DI DESA MUARA PERIKAN KECAMATAN PAGARALAM SELATAN KOTAMADYA PAGARALAM

Transkripsi:

ISSN: 141-8837 ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADA KOPI TRADISIONAL DAN KOPI SAMBUNG DI DESA LUBUK KEMBANG, KEC. CURUP UTARA, KAB. REJANG LEBONG (FARMING INCOME ANALYSIS ON TRADITIONAL AND GRAFTING COFFEE IN THE LUBUK KEMBANG VILLAGE SUBDISTRICT NORTH CURUP, DISTRICT OF REJANG LEBONG) Dori Suhendra, Muhammad Nurung, Reswita Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT This research was conducted in the Desa Lubuk kembang, Kec. Curup Utara, Kab. Rejang Lebong, Prov. Bengkulu. The purpose of this study are: 1) to calculate revenue on the traditional coffee farming and grafting coffee farming and ) to determine the condition of efficiency in traditional coffee farming and grafting coffee farming and their difference. The amount of 68 farmers of coffee were chosen by using the accidental sampling method. The respondents of farmers group consist of 34 farmers. Data analysis used descriptive analysis. The results of this research showed that the average income of traditional coffee farming is Rp. 7,369,461,00/hectar/year, while the average farm income of grafting coffee farming of Rp. 18,79,149/hectar/ year. The average value of R/C ratio in traditional coffee farming was 3.37, while in grafting coffee farming was 3.85. These indicataed that coffe farming, both on traditional coffee farming and grafting coffee farming, were eficient. Keywords: traditional coffee farming, grafting coffee farming, revenue, efficiency, costrevenue ratio PENDAHULUAN Produksi kopi Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan kendati peningkatan yang terjadi tidak begitu besar (BPS Pusat, 010a). Pulau Sumatera merupakan produsen terbesar produksi kopi nasional yang tersebar Provinsi Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Nangroe Aceh Darussalam. Dan sebagian lagi tersebar di Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Flores. Di Propinsi Bengkulu, luas areal perkebunan kopi mencapai 14.510 hektar yang tersebar di beberapa kabupaten dengan hasil produksi mencapai AGRISEP Vol. 11, No. 1, Maret 01, Hal: 61-68 61

ISSN: 141-8837 60.790,08 ton per tahun (BPS, 010b). Sebagian besar produksi kopi (Coffea Spp) dihasilkan oleh petani perkebunan rakyat. Hampir seperempat produksi kopi tersebut dihasilkan oleh Kabupaten Rejang Lebong yakni: 14.377 ton dengan total luas areal perkebunan tanaman kopi 36.34 hektar sehingga daerah ini dijadikan rujukan pengembangan tanaman kopi. Desa Lubuk Kembang yang terletak di Kec. Curup Utara merupakan salah satu daerah penghasil kopi di Kab. Rejang Lebong. Hal ini ditandai dengan mayoritas penduduk yang berusahatani kopi (Coffea Spp) dan menjadikan usahatani kopi sebagai mata pencaharian pokok bagi mereka yang tinggal didesa ini. Salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya produksi kopi adalah perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi budidaya kopi sambung selama dasawarsa terakhir ini khususnya di Kab. Rejang Lebong mampu menggerakkan kesadaran petani kopi di wilayah ini bahwa kopi merupakan tanaman tahunan yang prospektif. Selama ini budidaya usahatani kopi dilakukan dengan cara-cara tradisional dimana produksi kopi yang diperoleh petani tidak memberikan produktivitas optimal bagi petani. Penggunaan metode sambung mampu meningkatkan produktivitas tanaman kopi di daerah Kab. Rejang Lebong. Metode kopi sambung adalah salah satu contoh dari pemanfaatan tanaman kopi yang tidak produktif untuk peningkatan produksi dengan menggunakan rekayasa secara fisiologi dengan tunas tanaman atas (entres) yang lebih produktif yang bertujuan untuk meningkatkan hasil produksi. Melalui usahatani kopi sambung diharapkan mampu menaikan hasil produksi kopi, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan efisiensi usahataninya. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk: (1) menghitung pendapatan pada usahatani kopi tradisional dan usahatani kopi sambung, () menghitung nilai efisiensi pada usahatani kopi tradisional dan usahatani kopi sambung, (3) mengkaji perbedaan pendapatan dan efiensi antara usahatani kopi tradisional dan usahatani kopi sambung. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian dan Pengambilan Responden Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lubuk Kembang, Kec. Curup Utara, Kab. Rejang Lebong karena di wilayah ini banyak petani yang melakukan usahatani kopi menggunakan sistem kopi tradisional dan kopi sambung. Penelitian menggunakan metode survai terhadap kedua kelompok petani kopi tersebut (Nazir, 1999). Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel secara kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dijadikan sebagai resonden, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono,1999). Jumlah responden ditetapkan 6 Dori Suhendra, Muhammad Nurung, Reswita. Analisis pendapatan...

ISSN: 141-8837 sebanyak 34 petani untuk masing-masing kelompok petani, sehingga total respondennya berjumlah 68 petani. Metode Analisa Data Untuk menganalisis pendapatan usahatani kopi di daerah penelitian, baik usahatani kopi tradisional maupun usahatani kopi sambung, dilakukan penghitungan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: Pd TR TC ( 1,) TR(1,) TC(1,) ( 1,) Y(1,).PY(1,) ( 1,) FC(1,) VC(1,) dimana : Pd 1 Pendapatan rata-rata usahatani kopi tradisional (Rp/Ha/tahun) Pd Pendapatan rata-rata usahatani kopi sambung (Rp/Ha/tahun) TR 1 Total penerimaan usahatani kopi tradisional (Rp/Ha/tahun) TR Total penerimaan usahatani kopi sambung (Rp/Ha/tahun) TC 1 Biaya total pada usahatani kopi tradisional (Rp/Ha/tahun) TC Biaya total pada usahatani kopi sambung (Rp/Ha/tahun) FC1 Biaya tetap usahatani kopi tradisional (Rp/Ha/tahun) FC Biaya tetap pada usahatani kopi sambung (Rp/Ha/tahun) VC1 Biaya variabel pada usahatani kopi tradisional (Rp/Ha/tahun) VC Biaya variabel pada uasahatani kopi sambung (Rp/Ha/tahun) Y 1 Output (produksi) usahatani kopi tradisional (Kg/tahun) Y Output (produksi) usahatani kopi sambung (Kg/tahun) Py1 Harga output usahatani kopi tradisional (Rp/kg) Py Harga output usahatani kopi sambung (Rp/kg) Analisis efisiensi usahatani kopi pada kedua kelompok petani digunakan analisa R/C rasio (Revenue Cost Ratio) atau dikenal sebagai perbandingan nisbah antara penerimaan dan biaya (Soekartawi, 005), secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: R C ratio ( 1, ) FC Py 1, 1,. Y 1, VC 1, Kriteria yang digunakan (a) apabila R/C rasio = 1, maka usahatani yang dilakukan tidak mengalami kerugian atau tidak mengalami keuntungan (impas), (b) apabila R/C rasio > 1, maka usahatani yang dilakukan sudah efisien AGRISEP Vol. 11, No. 1, Maret 01, Hal: 61-68 63

ISSN: 141-8837 dan mengalami keuntungan, dan (c) apabila R/C rasio < 1, maka usahatani yang dilakukan tidak efisien dan tidak menguntungkan. Dimana R/C Rasio (1) = Efisiensi usahatani kopi tradisional dan R/C Rasio () = Efisiensi usahatani kopi sambung. Keadaan Usahatani Kopi HASIL DAN PEMBAHASAN Sebagian besar penduduk Desa Lubuk Kembang menggantungkan hidupnya pada sektor perkebunan kopi karena iklim di daerah ini sangat cocok untuk syarat tumbuh tanaman kopi. Usahatani kopi merupakan usahatani yang telah dilakukan secara turun temurun sejak dulu. Jenis tanaman kopi yang diusahakan adalah kopi Robusta (Coffea Ccrephora). Pengusahaaan tanaman kopi di daerah ini belum intensif dan masih dilakukan secara sederhana. Bibit yang digunakan merupakan bibit lokal yang diambil tanpa melalui proses penyeleksian terlebih dahulu. Tanaman yang ada saat ini merupakan tanaman kopi yang sudah tua. Bahkan dari hasil pengamatan diketahui bahwa tidak sedikit petani yang membiarkan saja tamanan kopinya, mereka hanya datang sesekali dan pada saat waktu panen tiba. Usahatani kopi sambung di daerah ini dimulai sekitar akhir tahun 005. Pada mulanya hanya beberapa petani yang mencobanya, namun beberapa tahun belakangan banyak petani yang menggunakan sistem tanam kopi sambung karena hasil yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan dengan sistem tanam kopi tradisional. Jika sistem tanam tradisional hanya mampu panen kali setahun, maka sistem tanam kopi sambung mampu panen sampai 6 kali setahunnya. Proses sambung dimulai dengan menentukan bibit tunas batang atas (entress) yang diperoleh dari batang atas tunas air (waterloot) batang kopi. Tunas air untuk dijadikan entress sebanyak atau 3 ruas. Ruas pertama harus dibuang, yang paling baik dan paling mudah tumbuh adalah ruas kedua dan ketiga dari ujung tunas air. Petani di daerah umumnya menggunakan cara spleet-ent (tehnik menyambung menggunakan celah) dan plak-ent (teknik menyambung dengan dilekatkan). Teknik sambung yang paling baik adalah pada batang kopi yang telah berumur di atas 0 tahun karena sistem perakarannya telah baik sehingga daya serap nutrisi dari tanah pun sangat baik, tetapi banyak juga petani yang melakukan sambung tanaman kopi mereka di bawah umur 0 tahun. Tanaman kopi tradisional yang hanya dikunjungi jika pada saat musim panen saja dan dibiarkan hingga saat musim panen tahun depan. Akan tetapi tanaman kopi sambung harus dirawat secara intensif dan daiawasi secara ketat karena selain batangnya yang pendek dan berbuah lebat sehingga sangat memungkinkan terjadinya pencurian buah kopi pada sistem usahatani kopi sambung. 64 Dori Suhendra, Muhammad Nurung, Reswita. Analisis pendapatan...

ISSN: 141-8837 Biaya Usahatani Kopi Faktor produksi pertanian adalah semua pengorbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan produk dengan baik (Hernanto, 1989). Penggunaan faktor produksi pada kegiatan usahatani kopi meliputi: lahan, pupuk Urea, pupuk KCL, pestisida Gramaxon, pestisida Ramboo, pestisida Boomber, tenaga kerja dalam keluarga, tenaga kerja luar keluarga, dan upah penggilingan. Biaya produksi merupakan hal yang sangat penting karena akan mempengaruhi produksi yang dihasilkan.. Biaya produksi yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi: biaya pupuk, biaya pestisida, biaya tenaga kerja, biaya penggilingan, biaya pajak lahan, dan biaya penyusutan alat. Gambaran biaya produksi pada usahatani kopi disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Rata-rata penggunaan biaya produksi pada usahatani kopi (Rp/th) Faktor Produksi Usahatani Kopi Tradisional Usahatani Kopi Sambung UT/Tahun Ha/Tahun UT/Tahun Ha/Tahun Luas Lahan 0,96 1,00 0,74 1,00 Pupuk Urea 9.35,94 96.00,98 5.941,18 341.81,41 Pupuk KCl 38.35,9 39.88,43 11.13,35 151.530,0 Pest. Gramaxon 16.176,47 16.850,49 19.117,65 5.834,66 Pest. Ramboo 5.94,1 5.514,71 3.308,8 4.471,38 Pest. Boomber 5.661,76 5.897,67 4.63,35 6.59,93 TK Dalam Kel..136.360,9.5.375,30 3.310.000,00 4.47.97,97 TK Luar Kel. 315.588,4 38.737,75 563.381,90 761.36,89 Penggilingan 74.897,06 86.351,10 49.661,76 665.759,14 BiayaVariabel.884.566,17 3.004.756,43 4.758.176,01 6.49.967,58 Pajak Lahan 4.88,35 5.085,78 4.044,1 5.465,03 Penyusutan Alat 99.51,05 103.386,51 110.854,5 149.803,41 Biaya Tetap 104.133,40 108.47,9 114.898,64 155.68,43 Total Biaya.988.699,57 3.113.8,7 4.873.074,65 6.585.36,01 Sumber: Data primer diolah, 010 Luas lahan berpengaruh terhadap besar kecilnya biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh petani untuk menghasilkan produksi. Rata-rata luas lahan petani kopi tradisional dan petani kopi sambung di daerah penelitian adalah 0,96 Ha dan 0,74 Ha. Untuk membandingkan biaya, penerimaan, dan pendapatan usahataninya, baik kopi tradisional maupun kopi sambung, dikonversikan dalam satuan lahan 1 Ha. Total biaya yang dikeluarkan oleh petani kopi sambung lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan petani kopi tradisional yaitu 6.585.36,00/Ha/tahun, sedangkan petani kopi tradisional adalah Rp. 3.113.9,00/Ha/tahun. Biaya AGRISEP Vol. 11, No. 1, Maret 01, Hal: 61-68 65

ISSN: 141-8837 tetap yang dikeluarkan oleh petani kopi tradisional adalah Rp. 108.47,00/Ha/tahun (3,48% dari total biaya), sedangkan petani kopi sambung sebesar Rp. 155.68,00/Ha/tahun (,36% dari total biaya). Adapun biaya variabel yang dikeluarkan oleh petani kopi tradisional adalah Rp. 3.004.756,00/Ha/tahun (96,5% dari total biaya), sedangkan petani kopi sambung sebesar Rp. 6.49.968,00/Ha/tahun (97,64% dari total biaya). Kajian lebih detail memperlihatkan bahwa petani kopi sambung lebih intensif dalam pemeliharaan usahataninya, dimana biaya tenaga kerja sebesar Rp. 5.34.300,00 yang jauh lebih besar dibandingkan petani kopi tradisional sebesar Rp. 3.873.38,00. Biaya tenaga kerja merupakan biaya terbesar yang harus dikeluarkan petani kopi, baik petani kopi tradisional maupun petani kopi sambung. Biaya ini untuk membayar berbagai kegiatan, antara lain: pemupukan, penyiangan, pemangkasan, pemberantasan hama dan penyakit, pemetikan, pengangkutan, pengeringan dan penyimpanan. Petani kopi sambung juga mengeluarkan biaya pemupukan (Urea dan KCl) yang lebih besar daripada petani kopi tradisional yakni Rp. 493.343,00/Ha/tahun atau 7,47% dari total biaya dibandingkan dengan Rp. 136.09,00?Ha/tahun (4,37%). Pemeliharaan kebun kopi yang lebih intensif mengakibatkan petani kopi sambung lebih sedikit mengeluarkan biaya untuk pembelian obat-obatan dibandingkan dengan petani kopi tradisional, yakni 0,56% dibanding 0,91% dari seluruh total biaya. Sementara itu, biaya yang dikeluarkan untuk penggilingan kopi yakni sebesar Rp. 665.759,00/tahun (10,115 dari total biaya) bagi petani kopi sambung dan Rp. 86.351,00/tahun (9,0%) bagi petani kopi tradisional. Penerimaan, Pendapatan dan R/C Ratio Usahatani Kopi Tingkat penerapan teknologi dalam bidang pertanian merupakan salah satu faktor yang menentukan tinggi rendahnya produksi hasil pertanian. (Soekartawi,005). Sebagian besar petani di daerah penelitian menjual hasilnya dalam bentuk kopi berasan (mark kopi) kepada pedagang pengumpul (toke kopi) yang telah menjalin kerja sama dalam kurun waktu yang lama, sedangkan sebagian kecil petani menjual dalam bentuk biji kopi kering. Penerimaan dapat dihitung melalui perkalian antara jumlah total produksi (Kg) dan harga kopi berasan (Rp/Kg) yang berlaku pada saat bertransaksi penjualan. Sementara itu, pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan total biaya. Rata-rata produksi, penerimaan dan pendapatan usahatani kopi disajikan pada Tabel. Tabel menunjukkan bahwa rata-rata jumlah produksi kopi beras pada usahatani kopi tradisional sebesar 953 Kg/Ha/tahun dengan penerimaan sebesar Rp. 10.48.690,00/tahun (harga kopi beras Rp. 11.000,00/kg), sehingga pendapatan usahatani kopi tradisional sebesar Rp. 7.369.4618,00/tahun. Sementara itu, rata-rata jumlah produksi kopi beras pada usahatani kopi sambung sebesar.81 Kg/Ha/tahun dengan penerimaan sebesar Rp. 5.377.385,00/tahun, sehingga pendapatan usahatani kopi sambung sebesar Rp. 18.79.149,00/tahun. Perbedaan pendapatan pada kedua kelompok petani kopi 66 Dori Suhendra, Muhammad Nurung, Reswita. Analisis pendapatan...

ISSN: 141-8837 dikarenakan perbedaan produk yang dihasilkan dalam setahunnya. Total produksi dari petani kopi sambung ternyata,4 kali dari produksi dari petani kopi tradisional. Hal ini disebabkan kopi sambung mampu dipanen sebanyak 6 kali/tahun, sedangkan kopi tradisional hanya mampu dipanen sebanyak kali/tahun. Tabel. Rata-rata produksi, penerimaan dan pendapatan pada usahatani kopi (Rp/tahun) Uraian Usahatani Kopi Tradisional Usahatani Kopi Sambung UT/Tahun Ha/Tahun UT/Tahun Ha/Tahun Produksi (Kg) 914,85 953 1.688.81 Penerimaan (Rp) 10.063.38,35 10.48.689,95 18.779.64,71 5.377.384,74 Total Biaya (Rp).988.699,57 3.113.8,719 4.873.074,65 6.585.36,014 Pendapatan (Rp) 7.074.68,78 7.369.461,3 13.906.190,06 18.79.148,73 R/C Ratio 3,37 3,37 3,85 3,85 Sumber: Data primer diolah, 010 Revenue cost ratio (R/C ratio) merupakan perbandingan (nisbah) antara penerimaan usahatani dan biaya usahatani. Dapat dikemukakan bahwa usahatani kopi di daerah penelitian, baik kopi tradisional maupun kopi sambung, cukup menguntungkan yang terlihat dari rata-rata dari nilai R/C ratio yang lebih besar dari 1. Pada usahatani kopi tradisional nilainya sebesar 3,37, sedangkan pada usahatani kopi sambung sebesar 3,85. Artinya jika petani mengeluarkan biaya sebesar Rp. 1 juta, maka petani tersebut akan memperoleh penerimaan Rp. 3,37 juta pada usahatani kopi tradisional dan Rp. 3,85 juta pada usahatani kopi sambung. Berdasarkan angka-angka itu, dapat diindikasikan bahwa usahatani kopi sambung lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan usahatani kopi tradisional. Simpulan SIMPULAN DAN SARAN 1. Rata-rata pendapatan usahatani kopi tradisional sebesar 7.369.461,00/ ha/tahun, sedangkan usahatani kopi sambung sebesar Rp. 18.79.149,00/Ha/tahun.. Rata-rata R/C ratio usahatani kopi tradisional sebesar 3,37, sedangkan usahatani kopi sambung sebesar 3,85. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani pada kedua kelompok petani kopi sama-sama efisien, dengan perbedaan nilai sebesar 0,48. AGRISEP Vol. 11, No. 1, Maret 01, Hal: 61-68 67

ISSN: 141-8837 Saran Proses difusi tentang budidaya kopi sambung perlu dilakukan secara terus menerus agar pendapatan petani kopi lebih meningkat di masa mendatang. DAFTAR PUSTAKA [BPS]. 010a. Data Tanaman Perkebunan Di Indonesia. http ://bps.go.id/ (Diakses 18 Maret 010. 010b. Topografi Rejang Lebong. Badan Pusat Statistik kabupaten rejang Lebong. Hermanto, F. 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya, Jakarta. Nazir, M. 1999. Metode Penelitian. Cetakan ke-4. Ghalia Indonesia, Jakarta. Soekartawi. 005. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit Alfabeta, Bandung. 68 Dori Suhendra, Muhammad Nurung, Reswita. Analisis pendapatan...