BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 meter, dapat hidup dengan baik di daerah dingin atau dataran tinggi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanaman ini adalah hutan sekunder dengan kondisi tanah lembap. Di wilayah

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Produk kosmetik sangat diperlukan manusia, baik laki-laki maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bunga kana adalah sejenis tanaman perdu, tumbuh tegak dengan tinggi

merupakan campuran dari beragam senyawa kimia, beberapa terbuat dari sumbersumber alami dan kebanyakan dari bahan sintetis (BPOM RI, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik memiliki sejarah panjang dalam kehidupan manusia. Berdasarkan hasil penggalian arkeologi, diketahui bahwa kosmetik telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TIPE RAUT MUKA. A. Tipe Raut Muka

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Salah satu dari sekian banyak kosmetik yang sering digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

I. PENDAHULUAN. Saat ini kosmetik merupakan suatu kebutuhan yang sangat diperlukan, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman bayam merupakan sayuran daun yang sudah lama dikenal dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak jagung dan sirup, sedangkan di

BAB I PENDAHULUAN. kepala, kecuali pada bibir, telapak tangan dan telapak kaki. Batang-batang

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

BAB VII TYPE RAUT MUKA DAN KOSMETIKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanamannya berbentuk rumput, batangnya pendek, dan akar tunggangnya

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya usia kulit akan mengalami proses penuaan. Penuaan disebabkan oleh berbagai faktor

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lobak mulai dikenal bangsa China sekitar tahun 500 SM. Lobak sering

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tabir surya. kulit terhadap sinar matahari sehingga sinar UV tdk dpt memasuki kulit (mencegah gangguan kulit karena radiasi sinar )

Tabir surya. kulit terhadap sinar matahari sehingga sinar UV tdk dpt memasuki kulit (mencegah gangguan kulit karena radiasi sinar )

2. STRUKTUR RAMBUT. Gambar 1.2 Struktur Rambut Sumber web :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berabad abad yang lalu. Pada abad ke 19, pemakaian kosmetik mulai. besaran pada abad ke 20 (Tranggono, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. Kecantikan identik dengan penampilan diri dan merupakan aset berharga

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Wajah Geriatri. Mahasiswa dapat :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EFEK PEMBERIAN AIR PERASAN WORTEL (Daucus carota L) UNTUK MEMPERTAHANKAN KADAR VITAMIN A DALAM PENGASINAN TELUR SKRIPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

BAB I BENGKUANG (Pachyrhizus erosus)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kacang hijau (Phaseolus radiatusl.) merupakan salah satu komoditas

Media Informasi Tentang Sayuran Wortel

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (GROOMING KECANTIKAN) 1.Kompentensi: Make up sehari-hari.

KULIT. Kulit adalah lapisan paling luar tubuh yang terdiri dari selsel hidup dan merupakan lapisan tipis yang penting bagi tubuh.

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

TINJAUAN PUSTAKA. dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA Botani

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai jenis kulit, warna kulit, iklim, cuaca, waktu penggunaan, umur dan jumlah

Kingdom : Plantae. Divisi : Spermatophyta. Class : Dicotyledoneae. Ordo : Cistales. Famili : Caricaceae. Genus : Carica. Spesies : Carica papayal.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Wajah Panggung. Mahasiswa dapat :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. batang, benang sari kuning kehijauan, kelopak hijau, mahkota lonjong berwarna

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Sediaan perawatan dan pembersih kulit adalah sediaan yang digunakan untuk maksud

BAB I PENDAHULUAN. kekeringan, keriput sampai kanker kulit (Tranggono dan Latifah, 2007).

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

BAB I PENDAHULUAN. terkena polusi dan zat zat yang terdapat di lingkungan kita. Kulit merupakan

1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Putri. Mahasiswa dapat :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Sebagai pelindung utama tubuh dari kerusakan fisika, kimia dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

Kulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi seluruh tubuh manusia. Berat kulit diperkirakan sekitar 7 % dari berat tubuh total.

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

Bahan Pemutih (Bleaching Agent)

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih

Shampoo Shampoo basah Shampoo kering Bentuk : Bentuk : Jenis :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

KOSMETOLOGI. = Berasal dari bahasa yunani Cosmein = berias

BAB VIII TATA RIAS KOREKTIF

BAB I PENDAHULUAN. dan Latifah, 2007; Bariqina dan Ideawati, 2001). Batang-batang rambut

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. zaman dahulu jus buah dijadikan minuman raja-raja untuk menjaga kesehatan

Hubungi Kami: LINE : brtcofficial. SMS Pin BB : : 2AF92EE7

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Wajah Foto. Mahasiswa dapat :

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (GROOMING KECANTIKAN) 1.Kompentensi: Perawatan Wajah untuk diri sendiri.

Laboratorium Farmasetika

MERIAS WAJAH PENGANTIN UNTUK BENTUK WAJAH BULAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab II Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

TINJAUAN PUSTAKA. Buah labu kuning atau buah waluh (Jawa Tengah), labu parang (Jawa Barat),

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

MENGINDENTIFIKASI TANGAN, KAKI DAN KUKU

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Tanaman Pisang. Menurut Cronquist (1981) Klasifikasi tanaman pisang kepok adalah sebagai. berikut: : Plantae

BAB I PENDAHULUAN. Produktivitas tanaman ditentukan oleh interaksi antara lingkungan dan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wortel Wortel termasuk tanaman tak berkayu, hidup semusim, tinggi mencapai 1 meter, dapat hidup dengan baik di daerah dingin atau dataran tinggi. Batangnya pendek, basah, merupakan sekumpulan tangkai daun yang keluar dari ujung umbi bagian atas. Daun majemuk, tangkai melebar, ujung meruncing, pangkal berlekuk. Bunga membentuk seperti payung, memiliki mahkota berbentuk bintang, berwarna putih. Biji kecil, bulat, lonjong, warna putih. Akarnya akar tunggang menjadi besar berbentuk umbi, berdaging, warna kuning kemerahan (Sunanto, 2002). Tumbuhan wortel membutuhkan sinar matahari dan dapat tumbuh pada semua musim. Bentuk wortel sangat beragam, itu dikarenakan perbedaan iklim dan kelembaban tanah di berbagai negara berbeda. Cahyono (2002), membedakan wortel menjadi tiga jenis yaitu, jenis Imperator, jenis Chantenay, dan jenis Nantes (Dwicahya, 2010). Pembentukan karoten dipengaruhi oleh suhu dan optimum pada suhu 16-25ºC, dapat lebih rendah pada suhu di bawah atau di atas kisaran tersebut. Pembentukan pigmen terjadi setelah pertumbuhan umbi sehingga umbi muda berwarna pucat. Dengan pertumbuhan yang terus berlangsung, karoten terakumulasi dan mencapai konsentrasi maksimum setelah tanaman berumur sekitar 90-120 hari (Rubatzky dan Yamaguchi, 1997).

Wortel dapat dipanen setelah 100 hari tergantung dari jenisnya. Pemanenan tidak boleh terlambat karena umbi akan semakin mengeras sehingga tidak disukai oleh konsumen. Wortel selain dikenal sebagai tanaman sayuran, tetapi juga bermanfaat sebagai tanaman berkhasiat obat yang dapat digunakan untuk mengobati beberapa jenis penyakit, tidak hanya itu wortel juga dapat di gunakan untuk kecantikan (Sunanto, 2002; Tim Penulis PS, 1992). 2.1.1 Sistematika tumbuhan Dalam sistematika tumbuhan, wortel diklasifikasikan sebagai berikut (Rukmana, 1995): Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta : Dicotyledoneae : Apiales : Apiaceae : Daucus Spesies : Daucus carota, L. 2.1.2 Kandungan kimia dan gizi Wortel merupakan sumber beta-karoten yang merupakan bahan utama pembentuk vitamin A di dalam tubuh, karena kandungannya mencapai 7.000 mikogram dalam 100 gram wortel. Kadar energi wortel relatif rendah sehingga baik bagi orang yang berdiet rendah kalori. Kandungan gizi lainnya dalam wortel diantaranya protein, lemak, karbohidrat, serat kasar, kalsium, fosfor,

besi, natrium, kalium, vitamin A,D,E,K serta vitamin C. Kandungan kimia umbi akar wortel ini berupa alkaloid daukina, dausina, daukosterina, minyak atsiri, limonena, pirolidina. Sedangkan bijinya mengandung asam tiglat, azaron dan bisabol (Khomsan, 2009). 2.2 Beta Karoten Karoten menghasilkan warna jingga sampai merah. β-karoten mempunyai sifat tidak larut dalam air tetapi larut dalam lemak dan pelarut organik lainnya. Hal ini disebabkan karena karoten mempunyai struktur nonpolar. β karoten mempunyai sejumlah keistimewaan diantaranya sebagai antioksidan yang dapat menyerang radikal bebas. β-karoten berfungsi sebagai prekursor vitamin A yang disebut sebagai provitamin A yang mempunyai kemampuan untuk dikonversikan menjadi vitamin A dua kali lebih besar daripada jenis karoten lainnya. Diketahui bahwa dalam 1 μg karoten wortel segar terdapat 0,92 μg β-karoten (Hidayat dan Saati, 2006). 2.3 Kulit Kulit adalah organ terbesar dari tubuh, meliputi wilayah yang sangat besar. Kulit memiliki variasi ketebalan di berbagai bagian tubuh. Kulit yang paling tebal terdapat pada telapak kaki dan telapak tangan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif. Sel-sel kulit yang

tertipis terdapat dibagian wajah, hal ini penting diketahui untuk menggunakan kosmetik (Young, 1972; Wasitaatmadja, 1997). Kulit tersusun atas 3 lapisan utama yaitu: 1) Lapis epidermis atau kutikel; 2) Lapis dermis (korium, kutis vera, true skin); dan 3) Lapis subkutis (hipodermis). Dari sudut kosmetik, epidermis merupakan bagian kulit yang menarik karena kosmetik dipakai pada epidermis itu. Meskipun ada beberapa jenis kosmetik yang digunakan sampai ke dermis, namun tetap penampilan epidermis yang menjadi tujuan utama (Tranggono dan Latifah, 2007; Wasitaatmadja, 1997). Dengan kemajuan teknologi, dermis menjadi tujuan dalam kosmetik medik. Lapisan dermis jauh lebih tebal daripada epidermis. Lapis subkutis merupakan kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya (Tranggono dan Latifah, 2007; Wasitaatmadja, 1997). 2.4 Kosmetika Penggolongan kosmetik menurut kegunaannya bagi kulit, antara lain (Tranggono dan Latifah, 2007): a. Kosmetik perawatan kulit (skin-care cosmetics) Jenis ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit, termasuk di dalamnya, yaitu: kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser), kosmetik untuk melembabkan kulit (moisturizer), kosmetik pelindung kulit dan kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit (peeling).

b. Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up) Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit sehingga menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek psikologis yang baik, seperti percaya diri (self confidence). Dalam kosmetik riasan, peran zat warna dan zat pewangi sangat besar. 2.5 Kosmetika Dekoratif Kosmetik dekoratif untuk kulit, rambut dan pelengkap lainnya, misalnya bibir dan kuku yang ada di pasaran, bertujuan untuk meningkatkan atau melindungi dan menjaga kesehatan. Berbagai macam persiapan untuk meningkatkan dan mengubah penampilan serta menutupi cacat. Untuk kosmetika rias kulit wajah terdiri dari: a) Bedak (skin/face powder); b) Compact rouge; c) Rouge cream; d) Fluid rouge; dan e) kamuflase (theater). Perbedaan antara kosmetika tersebut terletak pada bahan dasar dan zat warna. Konsentrasi zat warna dan bahan dasar akan menentukan bentuk dan daya rias suatu kosmetika rias (Butler, 2000; Wasitaatmadja, 1997). Dalam kosmetik dekoratif, peran zat warna dan zat pewangi sangat besar. Tujuan penggunaan zat warna ini cendrung untuk menutupi hal-hal yang dapat mengurangi kecantikan, misalnya garis-garis penuaan ditutupi, rambut putih disemir, warna bibir dipersegar, kuku dicat, alis dan bulu mata dibuat lebih hitam dan lain-lain. Karena itu, dibutuhkan kosmetik dekoratif

dalam bentuk lipstik, rouge, bedak, maskara dan sebagainya (Tranggono dan Latifah, 2007). Sedikit persyaratan untuk kosmetik dekoratif antara lain adalah warna yang menarik, bau yang harum menyenangkan, tidak lengket, tidak menyebabkan kulit tampak berkilau dan sudah tentu tidak merusak atau menganggu kulit, rambut, bibir, kuku dan lainnya. Kosmetika dekoratif dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu (Tranggono dan Latifah, 1997): 1. Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan pemakaiannya sebentar, misalnya bedak, lipstik, eye-shadow, pemerah pipi dan lain-lain. 2. Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu lama baru luntur, misalnya kosmetik pemutih kulit, cat rambut, pengriting rambut dan preparat penghilang rambut. 2.6 Bedak Bedak adalah jenis kosmetik yang telah digunakan sejak lama untuk tujuan membuat wajah agar lebih menarik dan menutupi bintik-bintik dan noda. Namun, seiring perkembangan zaman, tujuan utama bedak kini dapat menghapus kilau minyak karena keringat dan sebum dan menjaga riasan dapat bertahan lebih lama. Dengan penambahan warna seperti warna merah muda, bedak juga dapat digunakan untuk memberikan kesan halus untuk warna kulit atau efek yang sama seperti pewarna pipi (Mitsui,1997).

Suatu bedak harus mencapai efek cukup buram untuk dapat menutupi atau menyamarkan kekurangan pada kulit wajah, tapi hal ini tidak harus memberikan efek seperti topeng. Selain itu, bedak harus bersifat cukup tahan lama sehingga tidak dibutuhkan pembedakan berulang kali. Hal-hal yang harus diperhatikan seperti warna dari kulit yang juga menggambarkan aktivitas biologis dari jaringan epidermis dan dapat merupakan indikasi bagi seorang wanita yang normal pada umumnya. Hidung yang merah, mungkin merupakan gambaran dari pembuluh darah. Titik merah pada pipi yang sangat merah, pancaran wajah yang pucat kekuningan, bintik-bintik hitam di bawah mata menunjukkan tanda-tanda tak bercahaya dan juga menunjukkan jalan hidup atau pola hidup dari orang tersebut (Balsam dan Sagarin, 1972). Hampir semua orang memiliki kerutan dan garis-garis yang menunjukkan perubahan pada usia, tanda lahir yang kecil, pembesaran poripori, bekas jerawat, luka akibat lesi kulit dan sebagainya. Kekurangankekurangan inilah yang ingin ditutupi oleh seorang wanita agar penampilannya lebih menarik. Efek penutupan ini dapat dicapai dengan penggunaan bedak wajah, make-up cair (seperti foundation, blush on, eye shadow) dan tambahan lainnya (Balsam dan Sagarin, 1972). Ada dua bentuk bedak wajah, yaitu: a. Bedak tabur (Loose powder) Bedak tabur merupakan produk bedak berupa bubuk di mana hampir semua bahan baku serbuk dan tidak ada minyak digunakan. Bedak tabur dapat mengurangi kilau pada wajah akibat kulit wajah yang berminyak dan juga

mengurangi rasa lengket pada wajah serta menjaga riasan terlihat tetap baik dalam waktu lama dengan mengontrol pengeluaran keringat dan sebum di wajah. Pemakaian bedak tabur menggunakan puff agar bedak dapat tersebar merata pada wajah. Bahan baku dasar bedak tabur adalah talkum. Selain itu ditambahkan bahan-bahan lainnya seperti kaolin dan titanium oksida mempunyai kemampuan menutupi yang baik, zink stearat dan zink miristat untuk adhesi yang baik, serta kalsium karbonat dan magnesium karbonat untuk menyerap keringat dan sebum. Pigmen pewarna dan pigmen mutiara biasanya digunakan untuk meningkatkan warna kulit (Mitsui, 1997). b. Bedak kompak (Compact powder) Bedak kompak yang perkenalkan di Amerika pada tahun 1930 telah mencapai popularitasnya dikarenakan penggunaannya yang sangat mudah dan penyimpanan yang nyaman. Bedak kompak adalah bubuk yang dikompres menjadi padatan. Penggunaan bedak kompak biasanya dengan memakai spons bedak. Bedak kompak harus dapat menempel dengan mudah pada spons bedak dan padatan bedaknya harus cukup kompak, tidak mudah pecah atau patah dengan penggunaan normal (Butler, 2000). Bahan baku dasar bedak kompak sama seperti bahan dasar bedak tabur namun, pada bedak kompak menggunakan pengikat agar bedak dapat dipress membentuk sebuah cake. Sifat dari pengikat yaitu, membantu dalam kompresi, adhesi dan mengembangkan pewarna. Jika tingkat pengikat yang terlalu besar, bedak akan semakin mengeras sehingga menyebabkan bedak menjadi sukar untuk dipoleskan pada wajah. Tingkat pengikat yang baik digunakan antara 3

hingga 10%, tergantung pada variabel formulasi. Pigmen pewarna dapat ditambahkan pada bedak kompak (Barel, et al., 2001). Bentuknya sangat padat, digunakan setelah pemakaian alas bedak. Bahan-bahan yang terkandung di dalamnya membuat bedak jenis padat ini cepat menyerap sekaligus mengurangi minyak. Bentuknya beragam, tidak mudah tumpah hingga praktis dibawa kemanapun. Sebaiknya dioleskan tipistipis saja (Anonim, 2010). 2.7 Komponen Utama dalam Sediaan Bedak Kompak Pada dasarnya bahan dasar yang terkandung dalam bedak kompak adalah identik dengan yang digunakan dalam bedak tabur. Namun, terdapat 2 karakteristik untuk bedak kompak yang mana tidak terdapat dalam bedak tabur, kemampuan mengikat dan mudah lepas. Dasar dari padatan bedak harus dapat dikempa dengan mudah, kemudian bersatu bersama dan tidak bergelombang atau retak di bawah kondisi penggunaan yang normal. Untuk mencapai kondisi ini bahan pengikat dibutuhkan. Bedak kompak juga harus memiliki sifat mudah lepas ketika digosokkan dengan spons bedak. Tekanan yang terlalu rendah akan menghasilkan padatan yang sangat mudah hancur; tekanan yang terlalu besar akan menghasilkan padatan yang keras yang mana tidak mudah terlepas (Anonim, 2010).

Komponen bedak yang digunakan adalah (Balsam dan Sagarin, 1972; Butler, 2000): a. Talkum Secara kimiawi, talkum adalah magnesium silikat (3MgO. 4SiO 2.H 2 O). Ini merupakan bahan dasar dari segala macam formulasi bedak modern, sifat dari talkum adalah mudah menyebar namun, mempunyai daya menutupi yang rendah. Untuk bedak wajah talkum harus putih, tidak berbau dan halus serta sifatnya yang sangat mudah menyebar adalah hal yang sangat dibutuhkan. Ukuran partikel dari talkum adalah salah satu kriteria untuk standar kualitasnya. Paling tidak 98% harus dapat melewati ayakan mesh 200 (tidak lebih besar dari 74 mikro). b. Kaolin Kaolin merupakan bahan dasar dari golongan silikiat. Kaolin memiliki kemampuan menutupi dan adhesi yang baik, dalam jumlah maksimal 25% kaolin dapat mengurangi sifat kilat talkum. Tidak semua aluminium silikat dapat diklasifikasikan sebagai kaolin, namun 3 kelompok di bawah ini secara khusus memiliki formula yang sama (Al 2 O 3. 2SiO 2. 2H 2 O) dan dapat disebut kaolin: nacrite, dickite, dan kaolinite. Karena kaolin higroskopis penggunaannya pada bedak wajah umumnya tidak melebihi 25%. c. Zink oksida Terdapat 2 bahan golongan oksida logam yang biasa digunakan dalam formulasi bedak wajah: zink oksida dan titanium dioksida. Penggunaan yang terlalu banyak bahan ini dapat menghasilkan efek seperti topeng dimana efek

ini tidak diinginkan namun, bila terlalu sedikit membuat bedak tidak dapat menempel pada tubuh. Diketahui bahwa zink oksida memiliki beberapa sifat terapeutik dan membantu menutupi kecacatan pada kulit. Namun, penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan kulit kering. Seng oksida memiliki kecenderungan untuk mengepalkan partikel, oleh karena itu harus diayak sebelum pencampuran dengan bahan lain dalam formulasi. d. Magnesium karbonat Sifat yang baik dari magnesium karbonat membuat bahan ini biasa digunakan dalam bahan penyusun bedak. Magnesium karbonat memiliki sifat absorben yang baik dan terbukti memiliki sifat mendistribusi parfum yang baik. Penggunaan magnesium karbonat dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan kulit kering. e. Pengharum Pengharum merupakan konstituen penting dari kebanyakan bedak wajah. Tingkat aroma bedak wajah harus tetap rendah. Karena luas permukaan bedak yang besar, oksidasi produk wewangian dapat sangat mudah terjadi. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan wewangian yang dirancang khusus mengandung bahan yang tidak mudah teroksidasi. f. Zat warna Bahan pewarna adalah dasar dari bedak wajah yang menampilkan nuansa bayangan yang diinginkan. Pewarna digunakan dalam variasi yang berbeda baik pigmen organik ataupun anorganik. Jumlah dari pewarna yang dibutuhkan tergantung besarnya derajat tipe yang digunakan dalam formula.

Bahan pengopak dari oksida dan transparansi dari talkum sangat mempengaruhi jumlah pewarna yang diinginkan. g. Pengikat Beberapa jenis bahan pengikat yang digunakan dalam bedak wajah adalah bervariasi dan banyak. Oleh karena itu, terdapat 5 tipe dasar pengikat yang digunakan (Balsam dan Sagarin, 1972): 1. Pengikat kering Penggunaan dari pengikat kering seperti logam stearat (Zink atau Magnesium stearat) dibutuhkan untuk meningkatkan tekanan bagi kompaknya bedak kompak. 2. Pengikat minyak Minyak tunggal, seperti minyak mineral, isopropil miristat dan turunan lanolin, dapat digunakan untuk dicampurkan dalam formula sebagai pengikat. Penggunaan pengikat minyak ini banyak digunakan dalam formula bedak kompak. 3. Pengikat larut air Pengikat larut air yang biasa digunakan umumnya adalah larutan gum seperti tragakan, karaya, dan arab. Penambahan pengawet penting dalam medium gum dan juga dalam semua larutan pengikat dari tipe ini untuk mengatasi pertumbuhan bakteri. 4. Pengikat tidak larut air Pengikat tidak larut air digunakan secara luas dalam bedak kompak. Minyak mineral, lemak ester dari segala tipe dan turunan lanolin, dapat

digunakan dan dicampur dengan sejumlah air untuk membantu pembentukan bedak padat yang halus dan kompak. Penambahan bahan pembasah akan membantu untuk menyeragamkan distribusi kelembaban bedak. 5. Pengikat emulsi Karena kesulitan tercapainya keseragaman penggunaan pengikat tidak larut air dalam bedak kompak, peneliti telah mengembangkan bahan pengikat emulsi yang sekarang telah banyak digunakan. Emulsi memberikan distribusi yang seragam baik pada fase minyak maupun fase air, dimana hal ini penting dalam pengempaan serbuk. Pengikat emulsi tidak akan kehilangan kelembaban secepat pengikat tidak larut air. Penggunaan minyak dalam bentuk emulsi bertujuan untuk mencegah penggumpalan yang dapat terjadi ketika minyak tunggal digunakan sebagai pengikat dalam bedak wajah. h. Pengawet Tujuan penggunaan pengawet adalah untuk menjaga kontaminasi produk selama pembuatan dan juga selama digunakan oleh konsumen, dimana mikroorganisme dapat mengkontaminasi produk setiap kali penggunaannya, baik dari tangan atau dari alat yang digunakan. Bahan- bahan yang digunakan harus menunjukkan terbebas dari mikroorganisme. Oleh karena itu, ditambahkan pengawet untuk menghindari kemungkinan terjadi kontaminasi mikroba.