BATIK DALAM TRADISI KEKINIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal

BAB 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari :

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

PENDAHULUAN Latar Belakang

SAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA HARI BATIK NASIONAL PEKALONGAN, 3 OKTOBER 2011

BISNIS BATIK ONLINE STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Mata Kuliah Lingkungan Bisnis : AKHMAD DAHLAN NIM :

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan teknik resist menggunakan material lilin. Kata batik berasal dari

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti buddhayah, yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik

Gambar sampul adalah hasil modifikasi gambar yang diambil dari kratonpedia.com

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

PENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 yang memberikan dampak sangat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Seiring dengan perkembangan zaman, desain kebaya

INDUSTRI BATIK : KREATIFITAS DAN MODERNITAS

MUSEUM BATIK JAWA TENGAH DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul MONUMEN BATIK SOLO Monumen Batik : Solo :

BAB I PENDAHULUAN. Selain keberagaman kebudayaan Indonesia, juga dikenal sebagai negara

1.6 Manfaat a. Melestarikan batik sebagai warisan kekayaan budaya indonesia. b. Menambah pengetahuan masyarakat tentang batik.

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral and

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata dasar manfaat yang berarti guna, faedah, sedangkan memanfaatkan

2015 KEARIFAN LOKAL PADA JENIS DAN MOTIF BATIK TRUSMI BERDASARKAN NILAI-NILAI FILOSOFIS MASYARAKAT CIREBON

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut mata pencaharian, tenaga kerja, dan pendapatan masyarakat

PENGENALAN TEKNOLOGI DASAR (PTD)

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dari gagasan simbol-simbol dan nilai-nilai yang mendasari hasil karya dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggiana Puspa Dewi, 2014 Ayo, Menari Jaipong Dengan Nyi Iteung

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat

BAB I PENDAHULUAN.

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

Bangga Menggunakan Batik Tulis. PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Total Penjualan di Negara Tujuan Ekspor Batik (Liputan 6.com, 2013) Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MUSEUM BATIK TULIS BAKARAN DI KOTA PATI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

PELESTARIAN BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI KALANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat meningkatkan ekonomi dengan cara melakukan pemasaran lebih luas,

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PERESMIAN ACARA PESONA BATIK PESISIR UTARA JAWA BARAT. Di Hotel Sari Pan Pasific. Tanggal, 19 Mei 2016.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

Kerajinan dan Wirausaha Tekstil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik

BAB I PENDAHULUAN. tertentu ( diakses pada tanggal 12 Maret 2014).

PENGEMBANGAN PRODUK DAN STRATEGI PEMASARAN BAHAN BUSANA BATIK BANTULAN DENGAN STILASI MOTIF ETHNO MODERN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Dari segi peristilahan, kata potensi berasal dari bahasa Inggris to patent yang

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya tersebut mempunyai ciri khas yang berbeda-beda sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman budaya inilah yang mampu membuat bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terkenal sebagai salah satu negeri terbesar penghasil kain tenun tradisional yang

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang dikagumi dunia.

MUSEUM BATIK DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi jalan dan bertahannya perusahaan. Persaingan yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik ialah seni kerajinan yang ada sejak zaman kerajaan Majapahit abad

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis dari bab ke bab berikutnya yang. terurai diatas, dapat disimpulkan bahwa pembagian jenis ragam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

PERKEMBANGAN MOTIF BATIK TULIS JETIS SIDOARJO ( ) Oleh: Desty Qamariah 1. Kata Kunci: Perkembangan, Motif, Batik Tulis, Jetis Sidoarjo.

VHANY AGUSTINI WITARSA, 2015 EKSPLORASI APLIKASI ALAS KAKI YANG TERINSPIRASI DARI KELOM GEULIS

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

Bab 2 DATA DAN ANALISIS. Data dan sumber informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

Transkripsi:

BATIK DALAM TRADISI KEKINIAN Oleh: Arsianti Latifah, S.Pd., M. Sn. PENDAHULUAN Ketika 30 September 2009 batik secara resmi menjadi daftar warisan budaya oleh UNESCO, dan ditindak lanjuti oleh pemerintah dengan menetapkan Hari Batik Nasional setiap tanggal 2 Oktober, maka sudah sepantasnya generasi muda mulai turut serta dalam melestarikan budaya bangsa yang adiluhung tersebut. Jika dahulu tradisi membatik dianggap sebagai tradisi keraton yang hanya bisa dilakukan di dalam keraton dan hasilnya untuk pakaian raja, keluarga dan para pengikutnya, yang menjadi simbol feodalisme Jawa. Dimana feodalisme Jawa nampak pada jenis-jenis batik yang hanya boleh dipakai oleh raja dan para bangsawan yang membedakan dengan batik yang digunakan oleh orang kebanyakan atau rakyat jelata. Maka seiring pergeseran zaman, lambat laun kini kerajinan batik yang disebut dengan batik tulis ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pakaian rakyat yang sangat digemari, baik pria maupun wanita. Jika semula batik hanya dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kain mori. Maka pada era dewasa ini batik yang sudah menjadi kain tradisional Indonesia yang diaplikasikan di atas bahan lain seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Disamping itu, cara pembuatannya juga mengalami perubahan, selain batik tulis, kini juga ada batik cap, batik printing, dan sablon. Perkembangan lebih jauh, ketika batik sebagai tradisi yang memiliki makna simbolis dan nilai kearifan budaya lokal yang harus terus hadir dalam era globalisasi yang notabene sangat kompleks dengan budaya massa yang bergelut dengan teknologi informasi dan komunikasi yang sedemikian luas. Zaman teknologi masuk sebagai teknologi informasi dan komunikasi dalam zona teknologi tinggi, dan dianggap sebagai teknologi paling maju sering dianggap sebagai yang paling memiliki potensi untuk pertumbuhan di masa depan. Lantas yang menjadi wacana adalah ketika posisi batik yang merupakan warisan budaya adiluhung para leluhur mengharuskan tetap eksis dalam era modern yang sarat dengan teknologi informasi dan komunikasi.

TRADISI BATIK MODERN Berangkat dari pemahaman batik yang memiliki pengertian dari bahasa Jawa amba yang berarti menulis dan tik yang berarti titik, yang berarti melukis di atas kain mori dengan alat canting yang menggunakan malam/lilin (Soekamto, 1984: 9). Pengertian lain kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan malam (wax) yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye), atau dalam bahasa Inggrisnya wax-resist dyeing (www.wikipedia.com). Pengertian batik di atas merupakan proses bagaimana motif batik dituangkan di atas kain mori baik itu secara batik tulis maupun batik cap (cetakan), karena memang esensi batik yang sebenarnya adalah melalui proses tutup celup. Yang menjadi permasalahan ketika proses batik tutup celup tidak lagi dilakukan manakala motif batik dituangkan melalui proses printing. Tetapi belakangan justru batik printing melalui industri yang sifatnya pabrikan justru merajai pasaran. Mengamati perkembangan batik yang terjadi di lapangan hendaknya dapat disikapi secara positif meski kini batik tulis tidak sebanyak dulu ketika para pendahulu kita banyak berkarya melalui batik tulis. Dahulu ketika batik (sebut saja baju batik) identik dengan acara resmi seperti pesta pernikahan, rapat, dan sebagainya, kini batik telah mengalami perkembangan dengan dipakainya baju batik untuk seragam sekolah, seragam kantor, bahkan pada acara-acara yang lebih santai misal untuk jalan-jalan santai yang tentunya desain disesuaikan. Dengan kepopuleran batik seiring perkembangan trend kehidupan ini bisa dipastikan ketika ada pernyataan bahwa tidak salah lagi jika di setiap lemari pakaian bisa dipastikan selalu ada kain batik di dalamnya. Gambar : Fashion batik Sumber: http://fbbl.blogspot.com

Kepopuleran batik ternyata tidak hanya di Indonesia, kini bahkan telah merambah dunia internasional, baik itu berwujud kain batik tulis asli buatan tangan sampai batik produksi industri dengan berbagai model dan berbagai bentuk, dari fashion, aksesoris, perlengkapan interior, dan sebagainya. Munculnya berbagai ragam motif, pola hiasan, ragam dan coraknya yang dikembangkan dari motif batik pakem tradisional sempat diklaim oleh negara tetangga kita, yakni Malaysia yang menyatakan bahwa batik adalah budaya yang berasal dari negaranya. Menanggapi klaim tersebut, pemerintah Indonesia pun pada akhirnya berinisiatif untuk mendaftarkan batik ke UNESCO. Dalam rangka mendapat pengakuan sebagai warisan budaya dunia, pemerintah Indonesia harus melewati berbagai proses yang panjang. Hasilnya, pada tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO mengukuhkan batik Indonesia sebagai global cultural heritage (warisan budaya dunia) yang berlangsung di Perancis. Harapan dan tujuan pemerintah dan para pihak yang terkait dengan dikukuhkannya batik ini adalah memperkuat legitimasi Indonesia dalam pengembangan batik sebagai salah satu warisan budaya. Selanjutnya, pemerintah Indonesia menetapkan tanggal 2 Oktober menjadi Hari Batik Nasional, dan mengajak masyarakat untuk memakai batik. Ini dilakukan sebagai wujud kebanggaan bangsa Indonesia terhadap batik yang telah mendapat pengakuan dunia dan menjadi warisan budaya yang patut dikembangkan. Hal ini juga membuktikan bahwa batik adalah milik Indonesia yang kaya akan nilai budaya dan filosofi yang tinggi. Kepedulian pemerintah dalam memperjuangkan batik Indonesia sehingga batik mendapat pengukuhan dari UNESCO tidak terlepas dari esensi kultural dan historis batik Indonesia. Nilai budaya dari batik antara lain terkait dengan hal pembuatan, ekspresi seni, simbolisme ragam hias, dan identitas budaya daerah. Gambar : Bus dengan sentuhan batik Sumber: http://wartakota.co.id

Sejalan dengan usaha pemerintah dalam rangka untuk terus melestarikan usaha mempertahankan batik sebagai warisan budaya bangsa, kini berbagai upaya telah dilakukan, antara lain dengan mengaplikasikan motif batik pada berbagai sektor. Sebut saja dari dunia otomotif alat transportasi seperti busway, kereta api, mobil, bahkan motor. Gambar : Kereta Argo Parahyangan Rahayuning Bawono Sumber: http://wartakota.co.id Kereta yang mengaplikasikan motif batik ini diusung oleh PT Kereta Api sebagai upaya lebih mendekatkan batik kapada masyarakat. PT Kereta Api meluncurkan kereta bermotif batik yang pertama. Kereta Argo Parahyangan jurusan Jakarta-Bandung yang bermotif batik ini diluncurkan di Stasiun Besar, Bandung dan pada badan kereta kelas eksekutif itu terdapat tulisan yang bertajuk Rahayuning Bawono yang memiliki pengertian keselamatan bagi dunia. Motif yang diterapkan adalah perpaduan motif batik asal Pekalongan, Cirebon, dan Pacitan ini ditempel di gerbong kereta dengan medium stiker. Pihak PT KA dalam hal ini memberikan sentuhan lain pada pelayanan kerata selain tentunta sebagai upaya turut serta melestarikan batik Indonesia. Bahkan MURI menganugerahi gelar sebagai kereta api pertama dengan motif batik. Tidak hanya kereta api, di dunia otomotif pun tak kalah semangatnya dalam menciptakan iklim membudayakan batik di kalangan pecinta otomotif. Sebagai contoh sebut saja sebuah perusahaan otomotif dunia bahkan mengaplikasikan motif batik pada body mobil yang menjadikan lebih memperlihatkan tradisi budaya tersebut dan tidak tanggung-tanggung yang merancang batik pada body mobil tersebut adalah desainer kenamaan Indonesia yaitu

Carmanita yang mengaplikasikan motif batik di atas mobil Mercedes yang diberi judul Melukis Batik diatas Mobil Mercedes. Gambar : Mercedes bermotif batik karya desainer Carmanita Sumber: http://jakartaevent.files.wordpress.com Para pecinta motor pun tak kalah jeli dalam menangkap wacana batik sebagai produk warisan budaya leluhur. Hal ini nampak semakin beragamnya variasi-variasi yang diterapkan pada motor. Gambar : Harley Davidson Kyai Perkoso Sumber: http://2.bp.blogspot.com

Gambar : Harley Davidson Kyai Perkoso Sumber: http://dishub-diy.net Pecinta motor atau yang sering disebut bikers ini bahkan sangat antusias ketika melakukan variasi pada tampilan visual motornya melalui pengaplikasian batik. Nampak jelas sebuah usaha yang luar biasa ketika sebuah Harley Davidson menjelma menjadi Kyai Perkoso (nama pemberian Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X). Pada motor ini motif batik yang diaplikasikan antara lain motif jlamprang dibuat di tengah tangki, di bagian frame juga dibuat hiasan strip yang motifnya disadur dari roda kereta kencana Kraton Yogyakarta, dan berbagai motif batik lainnya. Tidak hanya aplikasi motif batik, terdapat juga motif Kalamakara yang terinspirasi dari relief Candi Prambanan. Kalamakara adalah raksasa bertaring, bermata lebar, berambut gimbal, kadang berambut api, biasanya ditempatkan di tempat- tempat suci sebagai penolak bala (http://dishub-diy.net). Tak ketinggalan pula berbagai aksesoris para bikers juga tak luput dari perhatian untuk turut andil nguri-uri budaya luhur melalui pengaplikasian berbagai motif batik. Tampak pada pelindung kepala/helm yang full variasi berisikan motif-motif tradisional.

Sumber: http://fbbl.blogspot.com Gambar : Berbagai helm bermotif batik Sumber: http://kilaubiru.wordpress.com Tidak hanya dalam bidang otomotif, dunia teknologi informasi dan komunikasi juga tak luput dari perhatian dalam rangka usaha melestarikan budaya luhur tersebut. Ketika beberapa vendor lokal juga berupaya mengusung tema batik pada telepon seluler. Juga perusahaan elektronik yang mengangkat motif batik pada notebook sebagai produk special edition. Gambar : Telepon seluler mengusung tema batik Sumber: http://erryzaeri.blogspot.com

Sebuah vendor lokal tak ketinggalan juga dalam mengusung produk telepon seluler bertema batik sebagai langkah mengenalkan motif batik kepada konsumen agar mencintai budaya sendiri sekaligus upaya mempertahankan tradisi bangsa melalui alat telekomunikasi yang populer di kalangan masyarakat. Gambar : Mouse dengan sentuhan batik Sumber: http://kilaubiru.wordpress.com Aksesoris dari dunia komputer juga tak ketinggalan dalam mengusung tema batik pada tampilan mouse, yang tentu saja bertujuan lebih mendekatkan motif batik ini kepada para penggunanya. Berbagai wacana yang populer di kalangan masyarakat modern terkait dengan perkembangan teknologi informasi, komunikasi, perhubungan dan bidang lainnya, memiliki kesamaan visi dan misi dalam upayanya turut serta melestarikan budaya warisan para leluhur bangsa yang sangat adiluhung dengan mengusung berbagai tema motif batik dalam hasil produknya. Upaya ini tentunya sebagai semangat untuk tetap mencintai produk dan budaya bangsa. PENUTUP Sejarah batik di Indonesia yang awalnya memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu telah mengalami perjalanan yang sangat panjang dengan liku-liku yang sarat akan hantaman badai. Seperti kita

ketahui bersama adanya upaya dari berbagai pihak yang berlomba-lomba mengakui bahwa batik merupakan kebudayaan asli negaranya, meskipun teknik membatik sebenarnya telah dikenal sejak ribuan tahun yang silam dan tidak ada keterangan sejarah yang cukup jelas tentang asal usul batik. Ada yang menduga teknik ini berasal dari bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan di Jawa setelah dibawa oleh para pedagang India. Meskipun pada saat ini batik bisa ditemukan di banyak negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Sri Lanka, dan Iran. Selain di Asia, batik juga sangat populer di beberapa negara di benua Afrika tetapi batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia, terutama dari Jawa. Berdasarkan sejarah, hal ini sebenarnya tidak perlu dirisaukan, apabila kita benarbenar mendalami tentang batik, dan kita yakin bahwa hanya batik Indonesialah yang benar. karena batik Indonesia selain mempunyai cirikhas yang memiliki spesifikasi keindahan visual tentang warna dan motifnya juga mempunyai keindahan spiritual yang sangat tinggi. Berkembangnya batik sebagai sebuah trend di berbagai kalangan masyarakat modern, baik itu tua muda, hingga beragam profesi dan latar belakang ekonomi, semakin meluweskan munculnya motif batik modern yang diaplikasikan ke berbagai sektor. Batik yang kini sudah dicanangkan dan diakui global sebagai milik bangsa Indonesia membutuhkan para generasi muda untuk bersungguh-sungguh turut serta melestarikan warisan budaya nenek moyang kita yang adiluhung. Tidak hanya memakai batik sekedar hanya hiasan berhura-hura di pesta atau upacara, tidak hanya sekedar menerapkan motif secara asal-asalan pada berbagai media, melainkan juga seharusnya menerapkan dan memahami makna luhur tak ternilai yang tersembunyi di balik motifnya. Akhirnya, melalui ragam aplikasi motif batik di berbagai bidang mampu memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana melestarikan budaya warisan nenek moyang agar tetap eksis di tengah-tengah masyarakat modern, yang pada akhirnya pendidikan berkarakter seperti inilah yang akan mampu membentuk watak dan perilaku masyarakat untuk lebih mencintai budaya Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA Roojen, Pepin van. (2001), Batik Design, The Pepin Press, Amsterdam. Soedarso, Sp. (Ed). (1998), Seni Lukis Batik Indonesia: Batik Klasik Sampai Kontemporer, Taman Budaya Yogyakarta IKIP Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. Soekamto. (1984), Batik dan Membatik, CV Akadoma, Jakarta. NN. (2001), Batik Ragam Hias Nitik, Paguyuban Pecinta Batik Indonesia Sekar Jagad. INTERNET www.wikipedia.com (diunduh pd hari Senin, 9 Mei 2011) http://kilaubiru.wordpress.com (diunduh pd hari Kamis, 12 Mei 2011) http://erryzaeri.blogspot.com (diunduh pd hari Kamis, 12 Mei 2011) http://fbbl.blogspot.com (diunduh pd hari Kamis, 12 Mei 2011) http://dishub-diy.net (diunduh pd hari Kamis, 12 Mei 2011) http://2.bp.blogspot.com (diunduh pd hari Kamis, 12 Mei 2011) http://jakartaevent.files.wordpress.com (diunduh pd hari Kamis, 12 Mei 2011) http://wartakota.co.id (diunduh pd hari Kamis, 12 Mei 2011) :