PUBLIKASI KARYA ILMIAH HUBUNGAN POLA KONSUMSI IKAN TERHADAP KADAR KOLESTEROL PADA LANSIA DI POSYANDU AISYIYAH CABANG SOLO UTARA RANTING BANYUANYAR

dokumen-dokumen yang mirip
Kata kunci : Pola konsumsi ikan, oily fish, non oily fish, kadar kolesterol

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (lansia) memiliki berbagai perubahan fungsi organ, salah

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana manusia akan kehilangan daya imunitasnya

BAB I PENDAHULUAN. Serat dibutuhkan untuk mendukung tingkat kesehatan yang optimal. Serat merupakan komponen makanan yang penting terutama untuk

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda gangguan metabolisme lipid (dislipidemia). Konsekuensi

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Ilmu Gizi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

ABSTRAK. PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tenggara. RSUD Dr. Moewardi memiliki beberapa program

BAB I PENDAHULUAN. utama kematian di negara dengan pendapatan rendah dan menengah

SKRIPSI. Oleh : RINI J Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh. ijazah S1 Ilmu Gizi

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR LDL, HDL, DAN RASIO LDL/HDL PADA DEWASA MUDA YANG BEROLAHRAGA TIPE AEROBIK CUKUP DAN TIDAK CUKUP

HUBUNGAN ASUPAN ASAM LEMAK JENUH, TAK JENUH DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD DR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang

BAB I PENDAHULUAN. infeksi dan kekurangan gizi telah menurun, tetapi sebaliknya penyakit degeneratif

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan Cross-

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN POLA ASUPAN MAKANAN PUASA RAMADHAN DENGAN KADAR KOLESTEROL PADA KARYAWAN DENGAN OBESITAS DI PT. TIGA SERANGKAI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

BAB I PENDAHULUAN. dalam darah dengan bantuan lipoprotein juga merupakan hasil konvert kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. epidemiologi di Indonesia. Kecendrungan peningkatan kasus penyakit

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

HUBUNGAN ASUPAN ASAM LEMAK JENUH DAN TAK JENUH DENGAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD DR. MOEWARDI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru-paru, otot dan sendi.

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

A.A Sagung Ika Nuriska 1, Made Ratna Saraswati 2

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. psikologis, dan perubahan kondisi sosial. 2 Kondisi ini membuat kebutuhan asupan gizi lansia perlu diperhatikan untuk mencegah risiko

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN KOLESTEROL TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES

B A B I P E N D A H U L U A N

PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) RAWAT JALAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ASUPAN MAGNESIUM DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI PENDERITA ANEMIA DI SUKOHARJO SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

POLA ASUPAN KOLESTEROL MINGGUAN DAN KADAR KOLESTEROL PADA LANSIA POSYANDU WARAS DI DESA KRAJAN KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO

THE RELATION OF OBESITY WITH LDL AND HDL LEVEL AT PRECLINIC STUDENT OF MEDICAL FACULTY LAMPUNG UNIVERSITY 2013

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Nesti Rahmawati 1, Setyaningrum Rahmawaty 2, Elida Soviana 3

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PUBLIKASI ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah Diploma III Gizi

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Ahli Madya Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya usia, banyak perubahan yang akan

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

: Food Intake, Physical Activity, Hormonal Contraceptive, Fishermen, Adult Women PENDAHULUAN

AYU CANDRA RAHMAWATI J

HUBUNGAN ASUPAN SERAT DAN VITAMIN E DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONERRAWAT JALAN DI RSUD Dr.

HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN D, GAYA HIDUP DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR 25(OH)D SERUM PADA PEREMPUAN USIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik. adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sugondo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Tempat Penelitian dan Subyek Penelitian

ABSTRAK EFEK SEDUHAN TEH OOLONG TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERISTAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J

HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent

PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS SEDANG TERHADAP KADAR KOLESTEROL PADA WANITA USIA PRODUKTIF

BAB I PENDAHULUAN. kelompok usia lanjut (usila/lansia) (Badriah, 2011). Secara alamiah lansia

Transkripsi:

PUBLIKASI KARYA ILMIAH HUBUNGAN POLA KONSUMSI IKAN TERHADAP KADAR KOLESTEROL PADA LANSIA DI POSYANDU AISYIYAH CABANG SOLO UTARA RANTING BANYUANYAR Disusun Oleh: AURULIA BANUAR ANGGARIANTI J 310 110 017 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016 i

$!hllso3a.l}try AdB'Bh!6ned FllehukfulrlffiMd!rnd,$slll!@,{&{v1 ).zg.ryl

HUBUNGAN POLA KONSUMSI IKAN TERHADAP KADAR KOLESTEROL PADA LANSIA DI POSYANDU ASIYIYAH CABANG SOLO UTARA RANTING BANYUANYAR Aurulia Banuar Anggarianti (J 310 110 017) Pembimbing : Setyaningrum Rahmawaty, A, M.Kes., PhD Elida Soviana, S.Gz., M.Gizi Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta 57102 Email : auruliab@gmail.com ABSTRAK HUBUNGAN POLA KONSUMSI IKAN TERHADAP KADAR KOLESTEROL PADA LANSIA DI POSYANDU AISYIYAH CABANG SOLO UTARA RANTING BANYUANYAR Pendahuluan : Konsumsiikan dapat menurunkan kadar kolesterol, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa konsumsi ikan 1 kali/minggu sebanyak 100 gram dapat menurunkan kadar kolesterol. Tujuan : Mengetahui hubungan pola konsumsi ikan meliputi jenis, jumlah dan frekuensi terhadap kadar kolesterol pada lansia. Metode penelitian : Penelitian ini menggunakan metodecross sectional dengan melibatkan 42 lansia yang berusia 46-75 tahun di Posyandu Lansia Aisyiyah Cabang Solo Utara Ranting Banyuanyar. Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling. Data pola konsumsi ikan didapatkan dengan menggunakan semi quantitative food frequency questionnaire dan kadar kolesterol darah lansia didapatkan dengan cara mengambil sampel darah kapiler menggunakan metode electrode-based biosensor. Hasil :Dari 42 responden, 34 (80,95%) responden mengkonsumsi ikan dan 8 (19,06%) responden tidak mengkonsumsi ikan. Dari 34 responden yang mengkonsumsi ikan, sebanyak 22 (64,7%) responden mengkonsumsi non oily fish, jumlah konsumsi ikan (median ± IQR) 8,23 ± 11,46, frekuensi konsumsi ikan (median ± IQR) 2,5 ± 5,25 dan kadar kolesterol (median ± IQR) 247 ± 47. Hasil uji korelasi menunjukkan tidak terdapat hubungan jenis konsumsi ikan dengan kadar kolesterol (p= 1,00); jumlah konsumsi ikan terhadap kadar kolesterol (p= 0,060) sedangkan untuk frekuensi konsumsi ikan (p=0,201). Kesimpulan : Pola konsumsi ikan yang sesuai tidak selalu mempengaruhi kadar kolesterol pada lansia di Posyandu Lansia Aisyiyah Cabang Solo Utara Ranting Banyuanyar. Kata kunci : Pola konsumsi ikan, oily fish, non oily fish, kadar kolesterol iii

ABSTRACTS RELATIONSHIP BETWEEN CONSUMPTION PATTERN OF FISH WITH PLASMA CHOLESTEROL IN ELDERLY AT POSYANDU AISYIYAH CABANG SOLO UTARA RANTING BANYUANYAR Background : Fish consumption may degrade cholesterol plasma. The research has shown that consumption 1 time/week as much as 100 grams can decrease cholesterol plasma. Objective : The present study aimed to assess the relationship between the consumption of fish including type, number,and frequency with cholesterol levels in elderly. Research Methods : a cross sectional study was conducted in a consecutive sampling of 42 elderly aged 46-75 years in Posyandu Aisyiyah Cabang Solo Utara Ranting Banyuanyar. An average of semi quantitative food frequency questionnaire to obtain consumption of fish. Plasma cholesterol was taken using electrode-based biosensor method. Results : of 42 participants 34 (80,95%) participants was fish eater and 8 (19,06%) participants was non fish eater. Thirty four participants which is fish eater 22 (64,7%) participants was consumption non oily fish, average of fish consumption(median ± IQR) 8,23 ± 11,46, frequency of fish consumption (median ± IQR) 2,5 ± 5,25 and plasma cholesterol (median ± IQR) 247 ± 47. There was no relationship between fish type with plasma cholesterol (p=1,00), no relationship between number of fish consumption with plasma cholesterol (p=0,060) as well as frequency fish consumption with plasma cholesterol (p=0,201). Conclusions : consumption of fish appropriate not always adequately impact to cholesterol plasma in elderly at Posyandu Lansia Aisyiyah Cabang Solo Utara Ranting Banyuanyar. Keywords level : Fish Consumption, oily fish, non oily fish, total cholesterol PENDAHULUAN Lanjut usia (lansia) memiliki berbagai perubahan fungsi organ, salah satunya yaitu terjadi penurunan elastisitas pada pembuluh darah, yang diakibatkan oleh pengendapan bahanbahan yang bersifat ateroskerotik diantaranya adalah kolesterol (Almatsier, 2011). Hiperkolestrolemia pada masyarakat perkotaan perlu mendapatkan perhatian khusus, sebab prevalensi hiperkolesterolemia yang terjadi pada wilayah perkotaan sebesar 39,5%. Angka tersebut tergolong tinggi dibandingkan dengan prevalensi hiperkolesterolemia pada wilayah pedesaan sebesar 32,1% (Riskesdas, 2013). iv

Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang memiliki manfaat yang sangat berguna. Manfaat yang dimiliki dengan mengkonsumsi ikan diantaranya menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah serta memperkecil risiko serangan jantung. Ikan memiliki kandungan lemak yaitu asam lemak omega-3 dan omega-6 yang tinggi (Kaplan, 1994). Asam lemak omega-3 dapat menurunkan kadar kolesterol dengan cara meningkatkan konsentrasi High Density Lipoprotein (HDL) dan meningkatkan diameter partikel HDL. Konsentrasi HDL yang meningkat di dalam darah akan mempermudah kolesterol untuk dapat diedarkan kembali ke hati untuk di metabolisme kembali. Asam lemak omega-3 mengurangi proinflamasi sitokin yang berperan sebagai mediator dan pengatur imunitas, inflamasi dan hematopoesis dari sel yang terlibat dalam terjadinya aterosklerosis (Bowman et al, 2006). Survey pendahuluan yang dilakukan pada bulan Mei 2015 di Dinas Kesehatan Kota Surakarta didapatkan data cakupan pelayanan kesehatan pada lansia di wilayah Solo Utara tahun 2012 sebesar 51,975%, tahun 2013 sebesar 67,48% dan tahun 2014 sebesar 60,295% sedangkan di wilayah Solo Selatan pada tahun 2012 sebesar 55,6%, tahun 2013 sebesar 81,45% dan tahun 2014 sebesar 61,373. Angka ini menggambarkan cakupan pelayanan kesehatan lansia di Solo Utara selama 3 tahun terakhir lebih rendah dibandingkan dengan Solo Selatan. Survey pendahuluan dilakukan di Puskemas Banjarsari dan Puskesmas Gambirsari, puskesmas ini merupakan puskesmas yang berada di wilayah Aisiyah cabang Solo Utara. Berdasarkan hasil survey pendahuluan tersebut didapatkan data jumlah lansia yang mengalami hiperkolesterolemia dalam sebulan memiliki rata-rata sebesar 77,27%. Sedangkan data jumlah non lansia yang mengalami hiperkolesterolemia dalam sebulan memiliki rata-rata sebesar 22,72%. Angka tersebut mengambarkan bahwa lansia yang mengalami hiperkolesterolemia lebih tinggi dibandingkan dengan usia yang belum lansia. Tingkat konsumsi ikan masyarakat kota Solo adalah 3,8 kg ikan selama setahun, hal ini tergolong rendah dibandingkan dengan target tingkat konsumsi ikan Indonesia sebesar 31,64 kg per orang dalam setahun. Kadar kolesterol darah dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor v

endogen yang terdiri dari usia, jenis kelamin, faktor genetik dan faktor eksogen yang terdiri dari obesitas, aktifitas fisik, asupan lemak jenuh, asupan kolesterol, diabetes dan obat (Guyton, 2007). Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti ingin mengetahui hubungan pola konsumsi ikan terhadap kadar kolesterol pada lansia di Posyandu Aisyiyah Cabang Solo Utara. METODE PENELITIAN Jenispenelitian ini adalah penelitian observational dengan pendekatan cross sectional, pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus 2015, di posyandu lansia Aisyiyah Cabang Solo Utara. Responden Sebanyak 42 lansia terlibat dalam penelitian ini yang diambil dengan teknik consecutive sampling, dimana semua subjek yang memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi. Total responden terdiri dari 34 responden yang mengkonsumsi ikan dan 8 responden yang tidak mengkonsumsi ikan. Pola Konsumsi Ikan Pengumpulan data pola konsumsi ikan dalam penelitian ini didapatkan dengan cara wawancara langsung dengan responden menggunakan semi quantitativefood frequency questionnaire selama satu tahun terakhir yang terdiri dari jumlah ikan yang dikonsumsi, frekuensi makan ikan dan jenis ikan yang dikonsumsi. Kadar Kolesterol Kadar Kolesterol didapatkan dengan cara mengambil sampel darah kapiler pasien 1-2 hari setelah dilakukan wawancara. Menggunakan alat easy touch dengan metode electrode-based biosensor. Analisis Data Analisis data disajikan dalam tabel distribusi dan variabel yang diteliti meliputi pola konsumsi ikan yang terdiri dari jenis ikan yang dikonsumsi, jumlah konsumsi ikan dan frekuensi konsumsi ikan, variabel kadar kolesterol darah pada lansia. Untuk mendeskripsikan data yang diperoleh berupa data distribusi dan presentase. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Fisher s Exactdan RankSpearman s. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Sampel Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah lansia yang berada di Posyandu Lansia Aisyiyah cabang Solo Utara Ranting Banyuanyar yang sesuai dengan vi

kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditentukan oleh peneliti. Sesuai dengan hasil penelitian diperoleh data responden penelitian meliputi distribusi berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan pengetahuan gizi dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1 Karakteristik Responden (n=34) Karakteristik N Persentase (%) Usia Lansia Awal 10 29,41 Lansia Akhir 12 35,29 Manula 12 35,29 Jenis Kelamin Laki laki 11 32,4 Perempuan 23 67,6 Tingkat Pendidikan Tidak sekolah 8 23,5 Sekolah dasar 13 38,2 SMP 4 11,8 SMA 8 23,5 Perguruan tinggi 1 2,9 Pekerjaan Tidak bekerja 13 38,2 Swasta 15 44,11 PNS/pensiunan 2 5,9 Lain lain 4 11,76 Pendapatan Kurang dari UMR 20 58,8 UMR 14 41,2 Pengetahuan Gizi Kurang 5 14,7 Baik 29 85,3 Jumlah Konsumsi Ikan Mean 12,71 gr/hari Median 8,23 gr/hari Frekuensi Konsumsi Ikan Mean 3,68 kali/minggu Median 2,5 kali/minggu Kadar Kolesterol Mean 253,06 mg/dl Median 47 mg/dl Berdasarkan Tabel 1. Kategori umur pada penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu lansia awal (46-55 tahun), lansia akhir (56-65 tahun) dan manula (>65 tahun). Pada penelitian ini sebagian besar responden penelitian berada pada kelompok lansia akhir (56 65 tahun) dan manula sebanyak 12 orang (35,29%) dan respondenpada penelitian ini yang berjenis kelamin perempuan sebanyak23 orang (67,6%) dan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 11 orang (32,4%). Pada penelitian ini responden sebagian besar memiliki tingkat pendidikan sekolah dasar sebanyak 13 orang (38,2%)Responden pada penelitian ini sebagian besar memiliki pekerjaan swasta sebanyak 15 orang (44,11%) dan tidak bekerja sebanyak 13 orang (38,2%). Pada penelitian ini sebagian besar responden memiliki pendapatan kurang dari UMR sebanyak 20 orang (58,8%) dan pendapatan sesuai UMR sebanyak 14 orang (41,2%). Responden pada penelitian ini sebagian besar memiliki pengetahuan gizi yang baik vii

sebesar 85,3% dan responden yang memiliki pengetahuan gizi rendah sebesar 14,7%. Berdasarkan Tabel 2, dari 34 responden yang mengkonsumsi ikan diketahui bahwa lansia yang mengkonsumsi non oily fish lebih tinggi dengan persentase sebesar Berdasarkan Tabel 2 Pola Konsumsi Ikan (n=34) Variabel N Persentase (%) Jenis ikan Non oily fish 22 64,7 Oily fish 12 35,3 Jumlah konsumsi ikan Baik ( 14,29 gram/hari) 11 32,4 Kurang (< 14,29 gram/hari) 23 67,6 Frekuensi konsumsi ikan Baik ( 1 kali/minggu) 29 85,3 Kurang (<1 kali/minggu) 5 14,7 Kadar kolesterol Normal (<200 mg/dl) 0 0 Batas tinggi (200-239 mg/dl) 15 44,1 Tinggi( 240 mg/dl) 19 55,9 frekuensi konsumsi ikan 29 responden (85,3%) termasuk dalam kategori frekuensi konsumsi ikan baik dan 5responden (14,7%) memiliki frekuensi konsumsi ikan kurang. Berdasarkan WHO (2003) frekuensi konsumsi ikan 1 kali/minggu dapat mencegah 64,7% dan mengkonsumsi oily fishsebesar 35,3%. Berdasarkan jumlah konsumsi ikan11 responden (32,4%) termasuk dalam kategori jumlah konsumsi ikan baik, dan 23responden (67,6%) memiliki jumlah konsumsi ikan kurang. Berdasarkan WHO (2003) jumlah konsumsi ikan sebanyak 14,29 gram/hari dapat mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler pada seseorang. terjadinya penyakit kardiovaskuler pada seseorang. Berdasarkan kadar kolesterol sebagian besar responden memiliki kadar kolesterol tinggi sebanyak 19 orang (55,9%). Rata-rata kadar kolesterol pada lansia di Posyandu Aisyiyah Cabang Solo Utara sebesar 253,06 mg/dl. viii

Tabel 3 Gambaran Kadar Kolesterol berdasarkan Jenis Konsumsi Ikan Oily Non oily fish fish Total Sampel 12 30 Mean 244,75 250,70 Minimum 204 185 Maximum 336 360 Berdasarkan Tabel 3menunjukkan bahwa rata-rata kadar kolesterol pada lansia yang mengkonsumsi ikan oily fish lebih rendah (244,75 mg/dl) dibandingkan dengan lansia yang mengkonsumsi non oily fish (250,70 mg/dl). Berdasarkan data tersebut didapatkan hasil bahwa lansia yang mengkonsumsi oily fish memiliki nilai maximum (336 mg/dl) yang lebih rendah dibandingkan dengan lansia yang mengkonsumsi non oily fish (360 mg/dl). B. Analisis Uji Korelasi Hubungan Antara Jenis, Jumlah dan Frekuensi Konsumsi Ikan dengan Kadar Kolesterol pada Lansia Data pola konsumsi ikan yang terdiri dari jenis ikan, jumlah konsumsi ikan dan frekuensi konsumsi ikan sampel didapatkan dengan menggunakan semy quantitative food frequency quesionaireselama satu tahun terakhir. Data diambil sembelum dilakukannya pengecekan kadar kolesterol. Berdasarkan Tabel 4, hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 22 responden mengkonsumsi non oily fish dan terdapat 100% memiliki kadar kolesterol yang tinggi dan dari 12 responden yang mengkonsumsi oily fish terdapat 100% memiliki kadar kolesterol tinggi.. Hasil uji analisis Fisher s Exact didapatkan nilai p=1.00 (p>0,05) maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis konsumsi ikan terhadap kadar kolesterol pada lansia di posyandu Aisyiyah Cabang Solo Utara. Analisis jumlah konsumsi ikan dengan kadar kolesterol pada lansia dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut. ix

Tabel 4 Distribusi Kadar Kolesterol berdasarkan Jenis Konsumsi Ikan Jenis ikan Kadar Kolesterol Lansia Total p* value Normal Tinggi N % N % N % Non oily fish 0 0 22 100 22 100 1,00 Oily fish 0 0 12 100 12 100 * = Hasil uji analisis Fisher s Exact Berdasarkan Tabel 5 didapatkan rata-rata jumlah konsumsi ikansebesar 12,71 gr/haridengan nilai median 8,23 gr/hari dan nilai Inter-quartile range (IQR) yang merupakan nilai penyebaran data jumlah konsumsi ikan sebesar 11,46 gr/hari. Hasil uji analisis Rank Spearman didapatkan nilai p=0,060 (p>0,05) maka Ho ditolak. Sedangkan hasil uji korelasi antara jumlah konsumsi ikan terhadap kadar kolesterol pada lansia di Posyandu Aisyiyah Cabang Solo Utara. Berdasarkan Tabel 5 didapatkan rata-rata frekuensi konsumsi ikan 3,68 kali/bulandengan nilai median 2,5 kali/bulan dan nilai Inter-quartile range (IQR) yang merupakan nilai sebaran data frekuensi konsumsi konsumsi ikan sebesar 5,25 kali/bulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata kadar kolesterol lansia sebesar 253,06 mg/dl dan diketahui nilai Interquartile range (IQR) yang merupakan nilai penyebaran data kadar kolesterol sebesar 47 mg/dl. Hasil uji analisis Rank Spearman dan didapatkan nilai p=0,201 (p>0,05) maka Ho ditolak, sehingga tidak terdapat hubungan antara frekuensi konsumsi ikan terhadap kadar kolesterol pada lansia di Tabel 5 Distribusi Kadar Kolesterol berdasarkan Frekuensi Konsumsi Ikan Oily Fish Variabel Penelitian Mean Median IQR p* value Jumlah konsumsi ikan 12,71 8,23 11,46 0,060 gr/hari gr/hari gr/hari Frekuensi konsumsi ikan 3,68 2,5 5,25 0,201 kali/minggu kali/minggu kali/minggu Kadar kolesterol 253,06 mg/dl 247 mg/dl 47 mg/dl * = Hasil uji analisis Rank Spearman x

Posyandu Aisyiyah Cabang Solo Utara. Menurut National Heart Foundation of Australia (2008) Oily fish adalah ikan yang memiliki kandungan lemak kurang dari 10% dan lebih banyak mengandung omega-3. Kandungan omega-3 pada ikan oily fish dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah dengan cara meningkatkan konsentrasi HDL dan meningkatkan partikel HDL (Bowman et al, 2006). Berdasarkan teori yang disampaikan Heslet (2007) usia lanjut memiliki kadar kolesterol lebih tinggi, hal ini disebabkan karena semakin bertambah umur seseorang maka aktifitas reseptor LDL makin berkurang sehingga pengaturan peredaran kolesterol dalam darah juga menurun. Faktor pola konsumsi ikan yang sangat berpengaruh terhadap pola konsumsi lansia di Posyandu Aisyiyah Cabang Solo Utara adalah faktor aksesbilitas. Masyarakat cenderung mengkonsumsi bahan makanan yang lebih dekat untuk didapatkan, masyarakat lansia lebih memilih bahan makanan yang tersedia di penjual keliling dibandingkan berbelanja di supermarket yang memiliki macam dan jenis bahan makanan yang lebih lengkap. Berdasarkan teori yang disampakan Suryana (2004) bahwa ketersediaan dan distribusi bahan pangan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap pola konsumsi masyarakat. PENUTUP Kesimpulan 1. Tidak terdapat hubungan antara jenis konsumsi ikan dengan kadar kolesterol pada lansia di posyandu Aisyiyah cabang Solo Utara. 2. Tidak terdapat hubungan jumlah konsumsi ikan dengan kadar kolesterol pada lansia di posyandu Aisyiyah cabang Solo Utara. 3. Tidak terdapat hubungan frekuensi konsumsi ikan dengan kadar kolesterol pada lansia di posyandu Aisyiyah cabang Solo Utara. Saran 1. Bagi Masyarakat Diharapkan lansia meningkatkan konsumsi ikan oily fish untuk mencegah terjadinya hiperkolesterolemia 2. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini dapat memberikan referensi untuk mengembangkan penelitian- xi

penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pola konsumsi ikan. WHO, 2003, Diet, Nutrition and The Prevention of Chronic Diseases, Geneva: World Health Organization. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S., Soetardjo, S., Soekatri, M. 2011. Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Bowman, B.A dan R.M. Russell. 2006. Present Knowledge in Nutrition. Washington DC: ILSI Press. Guyton, A.C dan Hall, J.E. 2007. Textbook of Medical Physiology. Philadelphia, PA USA: Elsevier Saunders. Heslet, L. 2007. Kolesterol yang Perlu Anda Ketahui. Kesaint Blanc. Jakarta. Kaplan. 1994. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. National Heart Foundation of Australia, 2008, Omega-3 : General, Australia: National Heart Foundation of Australia. Nichols, P.D., Petrie, James., Singh, Surinder. 2010. Long Chain Omega-3 Oils-An Update on Sustainable Source. Nutrients (2): 572-585. [RISKESDAS] Riset Kesehatan Dasar. 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Suryana, A, 2004, Ketahanan Pangan di Indonesia, Makalah pada Widyakarya nasional Pangan dan Gizi VIII, Jakarta, LIPI. xii