BAB I PENDAHULUAN. dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Hidup Hedonis

BAB I PENDAHULUAN. maupun elektronik, maka telah menciptakan suatu gaya hidup bagi masyarakat. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakses informasi melalui media cetak, TV, internet, gadget dan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Internet dan media sosial sangat membantu suatu produk menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini. Globalisasi adalah ketergantungan dan keterkaitan antar manusia dan antar bangsa

REISHANI MARHA SHAFWATI, 2015 PENGARUH TEMAN SEBAYA (PEER GROUP) TERHADAP GAYA HIDUP HEDONISME DIKALANGAN PELAJAR

I. PENDAHULUAN. Pola hidup mengacu pada cara-cara bagaimana menjalani hidup dengan cara yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai calon-calon intelektual yang bersemangat, penuh dedikasi, enerjik, kritis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan gaya hidup. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Hidup Hedonis. Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. orang dengan orang lain, yang berfungsi dalam interaksi dengan cara-cara yang

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja pun kehidupan untuk berkumpul bersama teman-teman tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era-modernisasi negara Indonesia pada saat ini sudah

I. PENDAHULUAN. adil atau tidak adil, mengungkap perasaan dan sentimen-sentimen kolektif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai media massa baik media cetak maupun media elektronik telah

Jurnal SPIRITS, Vol.5, No.2, Mei ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan termasuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier, kebutuhan yang pertama yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Masa remaja merupakan masa untuk mencari identitas/ jati diri.

I. PENDAHULUAN. manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang membedakan individu satu dengan individu lain dalam persoalan gaya hidup.

BAB I PENDAHULUAN. menurutnya akan menyalahi aturan yang dibuat oelh orang tuanya.

BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Lalu apa saja ciri-ciri sifat Hedonic Consumption? Ciri-ciri itu diantaranya sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masa peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman saat ini telah banyak mempengaruhi seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. transisi, dimana terjadi perubahan-perubahan yang sangat menonjol dialami. fisik dan psikis. Sofyan S.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat mempengaruhi diri dan pola perilaku manusia. Tidak jarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

BAB II KERANGKA TEORI. Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. moral dan sebaliknya mengarah kepada nilai-nilai modernitas yang sarat dengan

BAB I PENDAHULUAN. cepat serta menghasilkan sumber pendapatan yang cukup besar bagi negara. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja yang berlangsung antara tahun merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Gaya hidup secara luas didefenisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Remaja berasal dari bahasa latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswa. 1. Pengertian Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Suatu keluarga itu dapat berbeda dari keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Gaya hidup menurut Kotler (2002) adalah pola hidup seseorang di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Gaya hidup sebagai ciri modernisai yang populer pada zaman sekarang ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia semakin maju terlihat dari gedung-gedung yang menjulang tinggi di

BAB 1 PENDAHULUAN. Pulau Jawa merupakan kepulauan yang berkembang dengan pesat, khususnya kota Jakarta. Berdasarkan Undang-Undang no.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Sarlito (2013) batasan umum usia remaja adalah tahun

HILANGNYA KEDUDUKAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Terkadang dalam prakteknya, anak tidak selalu memahami arti. mendengarkan ceramah dari guru, mengerjakan tugas, dan belajar

BAB I PENDAHULUAN. daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil pembahasan pada bab IV, oleh peneliti rumuskan suatu. kesimpulan, kesimpulan umum dan kesimpulan khusus.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia yang semakin besar menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab 1. Pendahuluan. Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh

BUDAYA HEDONISME TERHADAP MORAL REMAJA

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa, dimana individu berjuang untuk tumbuh menjadi sesuatu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. remaja yang mempunyai tujuan ideologi yang sama. Hal ini biasanya

I. PENDAHULUAN. proses interaksi sosial. Soekanto (2009:55) menyatakan bahwa, Interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. keamanan yang akan membantu proses belajar seorang siswa. Pada. kenyataannya setiap sekolah yang ada di Indonesia belum bisa

1. PENDAHULUAN. Arus modernisasi dan globalisasi membawa dampak massal, yang sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat

BAB I PENDAHULUAN. anugerah manusia sebagai mahluk sosial, baik secara internal ( sosial untuk

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi di bidang komunikasi semakin maju pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling

BAB I PENDAHULUAN. tentunya. Salah satu dampak negatif dari era globalisasi adalah munculnya gaya

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Pentingnya kehidupan keluarga yang sehat atau harmonis bagi remaja

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial. Pada kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang ada pada dirinya. Tuhan telah memberikan kekurangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Erni Purnamasari, 2015 PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dibidang fashion semakin meningkat. Gaya hidup berbelanja. hanya bagi perempuan saja, laki-laki bahkan tidak

KENAKALAN REMAJA DAN PENANGANANNYA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain, maka mereka

BAB I PENDAHULUAN. Masalah penyalahgunaan Narkoba di Indonesia saat ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pola perilaku konsumsi masyarakat. Globalisasi merupakan

PERAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PEMBENTUKAN MORAL SISWA DI SMP NEGERI 5 PAREPARE. Kata Kunci: Peran Teman Sebaya Terhadap Pembentukan Moral Siswa

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. maupun mentalnya. Dalam hal ini dia membutuhkan sekali orang yan mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Universitas Negeri Medan sebagai lembaga pendidikan tinggi memiliki

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA HIDUP CLUBBING DENGAN RELIGIUSITAS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 5 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keluarga, masyarakat, sekolah dan kelompok sebaya.

BAB I PENDAHULUIAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkat. Remaja menjadi salah satu bagian yang sangat penting terhadap

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang, pesta-pora, dan pelesiran merupakan tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan bagi orang lain atau tidak. Mereka beranggapan hidup ini hanya sekali, sehingga mereka merasa ingin menikmati hidup senikmatnikmatnya.di dalam lingkungan penganut paham ini, hidup dijalanani dengan sebebas-bebasnya demi memenuhi hawa nafsu yang tanpa batas. Saat orang sudah terbiasa dengan gaya hidupnya yang mewah sulit untuk orang mengubah hidupnya menjadi sederhana. Hedonisme dikembangkan oleh dua orang filosof Yunani, Epicurus (341-270 SM) dan Aristippus of Cyrine (435-366 SM).Mereka berdualah yang dikenal sebagai perintis paham Hedonisme.Sebenarnya, dua filosof ini menganut aliran yang berbeda. Bila Aristippus lebih menekankan kepada kesenangan badani atau jasad seperti makan, minum, seksualitas, maka Epicurus lebih menekankan kepada kesenangan rohani seperti bebas dari rasa takut, bahagia, tenang batin, dan lain sebagainya. Namun, kedua-duanya berpendapat sama yaitu kesenangan yang diraih adalah kesenangan yang bersifat privat atau pribadi 1. 1 http://muslimabipraya.wordpress.com/2008/06/04/gaya-hidup-hedonisme/badan Koordinasi Dakwah Islam /28-maret-2012- pukul 19.00 WIB 1

2 Gaya hidup hedonisme wujud dari ekpresi atau prilaku yang di miliki oleh remaja untuk mencoba suatu hal yang baru. Dimana remaja tersebut lebih mementingkan kesanangan dari pada melakukan hal yang lebih positif. Hedonisme sebagai fenomena dan gaya hidup sudah tercermin dari prilaku mereka sehari-hari. Remaja sangat antusias terhadap adanya hal yang baru. Gaya hidup hedonisme sangat menarik bagi mereka, dimana prilaku pada remaja hanya menginginkan kesenangan. Perilaku tersebut lama kelamaan mengakar dalam kehidupan masyarakat termasuk para remaja yang pada akhirnya menjadi seperti sebuah budaya bagi mereka tingkat pengetahuan dan pendidikan juga sangat berpengaruh pada pembentukan sikap mental para remaja. Tapi sayangnya kadang semua hal itu terkalahkan dengan rendahnya cara berfikir mereka dalam menyikapi berbagai persoalan. Banyak diantara para remaja yang melarikan diri dari masalah dengan berhura-hura, kebiasaan seperti inilah yang kemudian menjadi kebudayaan di kalangan remaja. Mereka cenderung hanya ingin bersenang-senang dengan teman-temannya dan mereka tidak mau belajar, apa bila mereka di nasehati maka mereka akan marah dan tidak terima, mereka menganggap bahwa mereka yang benar. Mereka cenderung tidak pernah memanfaatkan waktunya dengan baik karna waktunya habis untuk bermain dan bersenang-senang. Keluarga merupakan salah satu sumber yang menyebabkan kenakalan remaja. Hal ini disebabkan karena anak tersebut hidup dan berkembang dari pergaulan keluarga yaitu antara orang tua dengan anak, bapak dengan ibu, anak dengan anggota keluarga lain yang tinggal bersama. Sebagai orang tua sangatlah

3 penting untuk mengawasi anaknya agar tidak terjerumus dengan pergaulan yang tidak baik. Mengingat banyak sekali faktor yang mendorong kenakalan remaja yang berasal dari lingkungan keluarga seperti contoh kurangnya mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orang tua maka seorang anak akan mencari kasih sayang di luar rumah, seperti dikelompok kawan-kawannya sedangkan tidak semua teman-temannya mempunyai keluakuan baik, maka peran orang tua untuk memberikan kasih sayang juga perhatian itu sangat penting. Selain memberikan kasih sayang kepada anaknya peran orang tua juga harus bisa menjaga keluarga agar utuh dan interaksi diantara anggota keluarga berjalan dengan baik, karna faktor tidak harmonisnya keluarga itu juga bisa menjadi penyebab kenakalan si anak karna seorang anak tidak akan merasa nyaman apabila berada di dalam rumah, apabila ibu dan ayah sering bertengkar, pertengkaran biasanya terjadi karna ketidak samanya pendapat maka anak tersebut akan merasa ragu akan kebenaran yang harus ditegakan. Seperti yang kita ketahui kenakalan remaja banyak sekali penyebabnya dari faktor orang tua, faktor yang ada didalam diri anak itu sendri, faktor masyarakat atau lingkungan, faktor yang berasal dari sekolah, dan faktor perkembangan jaman atau semakin canggihnya teknologi. Sekarang ini perkembangan jaman dan juga perkembangan teknologi yang semakin berkembang itu sangat mempengaruhi untuk mendorong remaja untuk melakukan gaya hidup hedonisme, dimana mengutamakan kesanangan, kepuasan, juga rasa ingin tahu atau mencoba hal-hal yang baru yang membuat hati senang dan tidak peduli akan lingkungan disekitar, baik itu yang dilakukan positif

4 maupun negatif. Hedonisme sebagai fenomena dan gaya hidup sudah tercermin dari perilaku mereka sehari-hari. Mayoritas pelajar berlomba dan bermimpi untuk bisa hidup mewah. Berfoya-foya dan nongkrong di kafe, mall dan plaza.ini merupakan bagian dari agenda hidup mereka. Gaya hidup merupaan gambaran bagi setiap orang dimana seberapa besar nilai moral orang tersebut dalam masyarakat disekitarnya. Gaya hidup juga sangat berkaitan erat dengan perkembangan zaman dan teknologi.semakin bertambahnya zaman dan semakin canggihnya teknologi, maka semakin berkembang luas pula penerapan gaya hidup oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Gaya hidup juga dapat memberikan pengaruh positif atau negatif bagi yang menjalankannya, itu tergantung pada bagaimana orang tersebut. Menurut Amstrong, gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.lebih lanjut Amstrong menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal) 2. Saat ini yang sangat mempengaruhi gaya hidup adalah remaja hampir di setiap kota para remaja sekarang ini berlomaba-loba untuk menunjukan bahwa dirinya bisa mengikuti mode yang sekarang sedang tren, Salah satu contoh gaya hidup para remaja yang mengikuti mode tren sekarang dalam kehidupan sehari- 2 http://fokreninlove.blogspot.com/2011/04/gaya-hidup-hedonis-remaja modern.html / 30-maret- 2012- pukul 19.00 WIB.

5 hari adalah masalah berpakaian. Masalah berpakaian para remaja masa kini selalu dikaitkan dengan perkembangan zaman. Karena, sebagian remaja Indonesia khususnya, dalam berpakaian selalu mengkuti mode yang berlaku. Bahkan, di stasiun-stasiun tv banyak ditampilkan contoh gaya hidup dalam berpakaian para remaja yang mengikuti mode trem sekarang. Otomatis bukan hanya remaja Metropolitan saja yang mengikuti mode tersebut, tetapi juga orang-orang yang berada dalam perkampungan atau pedalaman. Dimana para remaja tersebut bisa meengikuti mode orang jaman sekarang karna selain perkembangan zaman juga kecangihan teknologi yang semakin meluas baik itu di perkotaan ataupun perkampungan. Seperti kita lihat bukan hanya dikota besar saja gaya hidup hedonisme sudah menjamaur bahkan skarang mencapai seluruh pelosok kota. Kota Bandung sebagai salah satu kota yang mengikuti budaya hedonisme di mana para remaja berlomba-loba mengikuti tren yang sedang berkembang sekarang, terlihat sekali apabila hari libur tiba atau hari weekend kota Bandung sangat ramai dengan aktivitas belanja, wisata kuliner dan menikmati keindahan kota Bandung, hal itu tidak heran apa bila liburan tiba kota bandung sangat padat dengan aktifitas orang untuk bersenag-senang. Bukan hanya tempat-tempat belanja, wisata kulinernya saja bandung terkenal juga dengan kehidupan gemerlapnya malam, bandung terkenal juga dengan gaya hidup gelamor dan bersenang-senang dengan banyaknya tempat-tempat dugem (dunia gemerlap). Hal tersebut mendorong remaja kota bandung ingin mencoba sesuatu yang beda, rasa ingin tahu dan juga ingin merasakan serta terdorongnya akan perubahan jaman yang semakin maju.

6 Sejak mudahnya akses jalan dari Jakarta menuju kota badung maka para remaja baik itu dari kota bandung atau kota lainnya seperti Jakarta sangat mudah untuk menghabiskan hari libur atau weekend untuk berada di kota bandung. Sebagian besar remaja kota bandung sangat memperhatikan penampilan dan bagaimana mereka berteman atau bergaul dengan teman-temannya. Dimana budaya hedonisme uang merupakan segala-galanya, kesenangan dan hiburan yang dicari berlandaskan materi. Budaya ini sangat tren sekali, masyarakat sudah berubah menjadi masyarakat yang berorientasi hanya kepada materi semata. Terbukti dengan munculnya bermacam-macam FO (Factory Outlet) di bandung, munculnya tempat-tempat hiburan malam, tempat karaoke dan lain-lain. Masyarakat hedonisime, cenderung konsumtif. Mereka ingin membeli apa saja yang baru dan menjadi tren. Yang dijadikan pedoman tren mereka adalah seseorang yang mereka idolakan seperti selebritis. Mereka meniru, memuja, dan ingin mirip dengan orang yang mereka puja, mereka akan melakukan apa saja untuk dapat menjadi seperti itu. Sehingga mereka mulai kehilangan jati diri masing-masing. Selain itu para remaja kota bandung ini cenderung ingin menjadi sesuatu yang beda dari remaja-remaja kota lain baik itu cara gaya hidup, cara berpakaian, cara berpenampilan, juga cara bagaimana mereka ingin di kenal dan akui sebagai remaja yang mengikuti tren. Bukan hanya tren saja yang mereka tiru juga berdampak pada cara tingkah laku yang meniru masyarakat barat yang individual, cuek tidak menghiraukan orang lain dan juga cara bicara.

7 Menurut Arthur T. Jersild cs. Dalam bukunya Child Psychology (1978). Pada fase perkembangan,kedudukan usia remaja dibagi beberpa fase yaitu sebagai berikut : 1. X 0 tahun : Permulaan kehidupan (masa konsepsi), proses kelahiran. masaprenatal ( dalam kandungan), 2. 0-1 tahun : masa bayi(infancy). 3. 1-5 tahun : masa kanak - kanak (early childhood). 4. 5 12 tahun : masa anak - anak (middle childhood). 5. 15-18 tahun : masa remaja (adolescence). 6. 18-25 tahun : masa dewasa awal (pre adulthood). 7. 25-45 tahun : masa dewasa (early adulthood). (sofyan, 2010 : 23) Menurut Dr. Zakiah Daradjat (1978) dalam bukunya Remaja & Masalahnya oleh Prof. DR. Sofyan s. Willis, M.PD. Mengungkapkan bahwa : Remaja adalah usia transisi. Seorang individu, telah meninggalkan usia kanakkanak yang lemah dan penuh kebargantungan, akan tetapi belum mampu ke usia yang kuat dan penuh tanggung jawab, baik baik terhadap dirinya maupun terhadap masyarakat. Banyaknya masa transisi ini bergantung pada keadaan dan tingkat sosial masyarakat dimana ia hidup. Semakin maju masyarakat semakin panjang usia remaja, karna ia harus mempersiapkan diri untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat yang banyak syarat dan tuntutanya.(sofyan, 2010 : 23)

8 Maka jika di kategorikan sebagai remaja yaitu pada usia 15 sampai dengan 18 tahun, maka dalam usia tersebut remaja termasuk dalam golongan pelajar menengah atas atau siswa siswi SMA, dan juga usia kuliah smester awal. Maraknya gaya hidup hedonisme dikalangan remaja tentu tidak lepas dari dampak positif dan negatif. Kegiatan hedon tentunya banyak orang yang berfikir bahwa gaya hidup tersebut lebih banyak mengandung dampak negatif, tetapi hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa ada pula dampak positifnya, dan dampak positif dari gaya hidup hedonisme terbagi dua, eksternal dan internal yaitu: Untuk dampak eksternal orang tersebut akan lebih terlihat royal atau saling berbagi terhadap orang lain (memberikan barang-barang atau hadih, mentraktir, menambah pemasukan bagi penjual barang). Hal tersebut dikarnakan gaya hidup yang konsumtif sehingga membantu perekonomian para pedagang, ataupun teman-temannya, karena orang yang memiliki gaya hidup hedonisme ingin terlihat lebih eksis atau menonjol dari lingkungan sekitarnya. Selain itu bagi diri sendiri atau internal dampak positif yang didapat dari gaya hidup hedonisme yaitu dapat mengurangi tingkat stress dengan cara bersenang-senang atau menghibur diri sendiri (wisata kuliner, shoping, traveling). Selain dampak positif juga terdapat dampak negative dari gaya hidup hedonisme yaitu terbagi dua eksternal dan internal : Untuk dampak negatif eksternal gaya hidup hedonisme orang tersebut cenderung ingin melakukan sesuatu hal yang baru dan mementingkan diri sendiri tanpa peduli orang lain walaupun hal tersebut melanggar aturan atau hukum serta mengganggu

9 ketentraman public atau masyarakat, contohnya: sering pulang larut malam, membawa minuman keras (mabuk-mabukan), mendengarkan musik terlalu keras, tidak bersosialisasi dengan masyarakat (asocial), cenderung berkelompok, terlalu cuek dengan aturan lingkungan. Dampak negatif internal dari gaya hidup hedon adalah: orang tejerumus kedalam pergaulan bebas seperti pergi ke klab malam atau ketempat dugem (dunia gemerlap), narkoba, sexs bebas, menghamburkan uang yang tidak jelas (boros), yang pada intinya merusak diri sendiri. Tentunya dengan melihat dampak positif dan negatif penulis tertarik untuk berusaha memahaminya lebih dalam agar dapat ditemukan solusi dari gaya hidup hedonisme tersebut, dengan melakukan penelitian ini harapan bagi peneliti adalah agar remaja masa kini tidak terpengaruh pada pola gaya hidup yang salah seperti halnya gaya hidup hedonisme dan agar tidak merugikan masyarakat sekitar dan menjadi remaja yang memiliki aturan dan norma-norma baik itu dilingkungan keluarga ataupun di lingkungan masyarakat sekitar. Agar remaja saat ini menerapkan gaya hidup hemat, lebih mengutamakan mengejar prestasi dibandingkan mengandalkan materi dan mengejar kesenangan. Bertolak dari latar belakang di atas, maka peneliti menganggat judul penelitian sebagai berikut : Gaya Hidup Hedonisme di Kalangan Remaja Kota Bandung.

10 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Pertanyaan Makro Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut, yaitu Bagaimana Gaya Hidup Hedonisme di Kalangan Remaja Kota Bandung?. 1.2.2 Pertanyaan Mikro 1. Bagaimana pola-pola tindakan hedonisme di kalangan remaja Kota Bandung?. 2. Bagaimana identitas hedonisme di kalangan remaja Kota Bandung?. 3. Bagaimana Fungsi interaksi hedonisme di kalangan remaja Kota Bandung?. 4. Bagaimana gaya hidup hedonisme di remaja kota bandung?. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian. Maksud dari penelitian ini untuk mengetahui fenomena gaya hidup hedonisme di kalangan remaja kota bandung. 1.3.2 Tujuan Penelitian. 1. Untuk mengetahui pola-pola tindakan hedonisme di kalangan remaja Kota Bandung?. 2. Untuk mengetahui identitas hedonisme di kalangan remaja Kota Bandung?. 3. Untuk mengetahui Fungsi interaksi hedon di kalangan remaja Kota Bandung?.

11 4. Untuk mengetahui gaya hidup hedonisme dikelangan remaja kota bandung?. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis Kegunaan dari penelitian ini peneliti berharap bahwa penelitian yang dilakukan dapat memberikan pengetahuan serta wawasan tambahan di dalam bidang kajian ilmu komunikasi, sehingga menjadi praktis bagi yang mebutuhkannya untuk di kembangkan di penelitian selanjutnya. 1.4.2 Kegunaan Praktis Kegunaan praktis dari penelitian ini yaitu agar dapat bermanfaat di dalam pengaplikasiannya baik itu bagi peneliti, mahasiswa, dan juga masyarakat luas sehingga dapat di gunakan untuk mengkaji masalah berkaitan dengan gaya hidup hedon. 1. kegunaan untuk peneliti Peneliti tentunya berharap dengan dilakukannya penelitian ini maka akan menambah pengetahuan yang bermanfaat di dalam penglap ikasiaya di masyarakat, serta menjadikan acuan untuk peneliti di dalam mengembangkan kemampuannya di dalam menganalisis sebuah permasalahan dan mencari jawaban mengenai sebuah masalah dalam

12 pembahasannya peneliti mengkaji bagaimana gaya hidup hedon di kalangan remaja kota bandung. 2. Kegunaan untuk akademik Dengan di adakannya penelitian ini peneliti berharap penelitian yang dilakukan bermanfaat dan berguna dalam mengembangakan ilmu yang sudah ada bagi para mahasiswa pada umumnya dan khususnya pada mahasiswa di Universitas Komputer Indonesia terutama pada bidang ilmu komunikasi, dan dapat menjadi sebuah literatur bagi peneliti yang ingin meneliti pada bidang kajian yang sama di dalam mengembangkan atau mengkaji ulang penelitian yang sudah ada. 3. Kegunaan untuk masyarakat Peneliti berharap hasil penelitian yang dilakukan akan menambah wawasan masyarakat atau informasi tentang gambaran gaya hidup hedon di kalangan remaja kota bandung.

13