BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal dewasa ini sudah semakin pesat, pasar modal telah menjadi salah satu wadah berinvestasi bagi para investor. Investor yang melakukan investasi pada pasar modal menuntut para investor untuk mengetahui informasi kinerja keuangan perusahaan untuk mengambil keputusan berinvestasi. Perusahaan yang telah terdaftar di pasar modal merupakan perusahaan-perusahaan besar yang telah go public sehingga laporan keuangan yang disampaikan harus sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan telah diaudit. Laporan keuangan ini akan memperlihatkan kinerja keuangan perusahaan tersebut setiap periode. Laporan ini, juga akan memperlihatkan laba yang diperoleh perusahaan tersebut dari periode sebelumnya keperiode berikutnya, sehingga menjadi bahan pertimbangan bagi investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Perusahaan perbankan di pasar modal adalah salah satu perusahaan yang menarik investor dipasar modal karena industri perbankan mempunyai regulasi yang lebih ketat dibandingkan dengan industri lain. Misalnya suatu bank harus memenuhi kriteria Current Adequacy Ratio (CAR) minimum. Bank Indonesia (BI) menggunakan laporan keuangan sebagai dasar dalam penentuan status suatu bank (apakah bank tersebut merupakan bank yang sehat atau tidak). Oleh karena itu, manajer mempunyai insentif untuk melakukan manajemen laba supaya perusahaan mereka dapat memenuhi kriteria yang disyaratkan oleh BI. Perbankan di Indonesia melakukan manajemen laba untuk memenuhi kriteria BI tersebut 1
(Rahmawati dan Baridwan, 2006). Selain untuk memenuhi syarat BI perusahaan perbankan menggunakan manajemen laba untuk meningkatkan dan mengembangkan perusahaannya. Saat perusahaan perbankan membutuhkan modal untuk meningkatkan usaha, ada beberapa cara untuk mendapatkan dananya. Salah satu cara untuk mendapatkan dana tersebut adalah dengan menerbitkan obligasi. Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman dengan yang diberi pinjaman (emiten). Bagi investor, obligasi merupakan alternatif investasi yang aman, karena obligasi memberikan penghasilan tetap berupa kupon bunga dan pokok utang pada waktu jatuh tempo yang ditentukan. Walaupun obligasi sering dipandang sebagai investasi yang relatif aman, tidak tertutup kemungkinan investor mengalami kerugian baik yang berasal dari faktor di luar kinerja perusahaan maupun faktor internal perusahaan, misalnya risiko dana jatuh tempo tidak terbayar tepat waktu (Brigham et al., 1999). Menanggulangi masalah tersebut investor bisa memanfaatkan informasi pemeringkatan obligasi (bond rating) dari lembaga pemeringkat sekuritas utang. Untuk menentukan peringkat obligasi memerlukan informasi dasar seperti laporan keuangan auditan, proyeksi keuangan perusahaan, prospektus dan deskripsi singkat mengenai aktivitas bisnis perusahaan. Laporan keuangan yang diperoleh agen pemeringkat dibuat oleh manajemen. Manajemen dapat mengatur laporan keuangan yang dibuatnya untuk mencapai tujuan tertentu dengan melakukan manajemen laba. Manajemen laba ini dilakukan untuk memberikan sinyal kepada agen pemeringkat mengenai kinerja keuangan yang positif dari perusahaan 2
sehingga bisa memberikan peringkat (rating) yang terbaik, peringkat yang baik ini tentu akan meningkatkan kepercayaan dan memaksimalkan dana yang masuk ke perusahaan. Menurut Muetia (2004), manajemen laba didefinisikan sebagai usaha manajer untuk melakukan manipulasi laporan keuangan dengan sengaja dalam batasan yang dibolehkan oleh prinsip-prinsip akuntansi yang bertujuan untuk memberi informasi yang menyesatkan kepada para pengguna laporan keuangan untuk kepentingan para manajer. Untuk memberikan sinyal kepada agen pemeringkat mengenai kinerja keuangan yang positif dari perusahaan sehingga bisa memberikan peringkat (rating) yang terbaik, praktik manajemen laba digunakan oleh manajemen saat tingkat rasio hutang perusahaan (leverage) tinggi. Perusahaan yang mempunyai rasio leverage tinggi, cenderung akan dalam melakukan praktik manajemen laba karena perusahaan terancam default (tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran hutang pada waktunya). Hal yang menjadi kemungkinan untuk dilakukan manajer saat terancam default adalah dengan melakukan manajemen laba, sehingga kinerja perusahaan akan tampak baik di mata pemegang saham (principal) dan publik walaupun dalam keadaan perusahaan terancam default. Menurut Setiawati dan Na im (2001), berargumen bahwa laporan keuangan yang telah direkayasa oleh manajemen dapat mengakibatkan distorsi dalam alokasi dana. Selain itu, industri perbankan merupakan industri kepercayaan. Jika investor berkurang kepercayaannya karena laporan keuangan yang bias akibat tindakan manajemen laba, maka mereka akan melakukan penarikan dana secara bersama-sama yang dapat mengakibatkan rush. Oleh 3
karena itu, perlu suatu mekanisme untuk meminimalkan manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan perbankan. Salah satu mekanisme yang dapat digunakan adalah praktik good corporate governance. Good corporate governance secara definitif merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholder (Moeljono, 2005:27). Berdasarkan Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mendefinisikan corporate governance sebagai seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditor, pemerintah, karyawan dan para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka. Penerapan good corporate governance secara benar sangat di perlukan oleh industri perbankan di Indonesia yang lingkungan hukumnya buruk seperti contoh lihat pada kasus Bank Century yang sekarang berganti nama menjadi Bank Mutiara, dimana bank tersebut harus diambil alih Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan ditetapkan sebagai bank gagal pada tahun 2008 akibat banyaknya kredit bermasalah yang dimiliki bank tersebut. Penelitian sejenis sudah banyak dilakukan, namun hasil penelitian tersebut berbeda-beda. Penelitian mengenai manajemen laba terkait peringkat obligasi telah dilakukan oleh Sari (2010) dan hasilnya praktik manajemen laba berhubungan positif terhadap perolehan peringkat obligasi, dan juga hasil penelitian Arif Bramasta (2012) bahwa praktik manajemen laba berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi. Penelitian Crabtree dan Maher 4
(2009) bahwa perusahaan yang melakukan manajemen laba, mempunyai persistensi laba yang rendah sehingga semakin meningkatkan risiko perusahaan tidak mampu membayar pokok dan bunga obligasi di masa depan. Dalam penelitian Widyaningdyah (dalam Halim, Meiden, dan Tobing, 2005), menunjukkan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Penelitian yang dilakukan oleh Guna dan Herawaty (2010), juga menunjukkan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Penelitian tersebut bertentangan dengan hasil penelitian berdasarkan Indrayani (2009) dan Nurlatifiyanti (2008) leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, Perbedaan hasil penelitian juga ditunjukan oleh penelitian yang dilakukan Indriani (2010), yang menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Bukti empiris pengaruh peringkat obligasi dan leverage pada manajemen laba memiliki hasil yang tidak konsisten. Hal ini diduga terjadi karena adanya faktor lain yang mampu memperkuat dan memperlemah pengaruh variabel independen pada variabel dependen tersebut. Good corporate governance sebagai suatu sistem tata kelola perusahaan diduga mampu mempengaruhi pengaruh tersebut sehingga dijadikan variabel pemoderasi pada penelitian ini, dengan nilai good corporate governance tinggi mencerminkan manajemen mengelola perusahaan dengan baik sehingga nilai peringkat obligasi dan leverage perusahaan dianggap mencerminkan nilai sesungguhnya perusahaan tersebut. Menurut Khan, et al. (2011) perusahaan yang menerapkan good corporate governance memiliki kinerja yang baik. Makin baik tata kelola perusahaan, semakin tinggi kepercayaan 5
investor pada suatu perusahaan sehingga makin banyak pula investor yang tertarik menanamkan modal diperusahaan tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Apakah peringkat obligasi berpengaruh pada manajemen laba perusahaan perbankan di BEI? 2) Apakah leverage berpengaruh pada manajemen laba perusahaan perbankan di BEI? 3) Apakah good corporate governance mempengaruhi hubungan antara peringkat obligasi dan manajemen laba perusahaan perbankan di BEI? 4) Apakah good corporate governance mempengaruhi hubungan antara leverage dan manajemen laba perusahaan perbankan di BEI? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Untuk mengetahui pengaruh peringkat obligasi pada manajemen laba perusahaan perbankan di BEI. 2) Untuk mengetahui pengaruh leverage pada manajemen laba perusahaan perbankan di BEI. 6
3) Untuk mengetahui pengaruh good corporate governance pada hubungan antara peringkat obligasi dan manajemen laba perusahaan perbankan di BEI. 4) Untuk mengetahui pengaruh good corporate governance pada hubungan antara leverage dan manajemen laba perusahaan perbankan di BEI. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kegunaan sebagai berikut. 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan serta bermanfaat untuk mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan kenyataan yang ada di perusahaan dan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu referensi tambahan dalam bidang ilmu akuntansi keuangan dan pasar modal (AKPM) yang berhubungan dengan manajemen laba 2) Kegunaan Praktis (1) Bagi Investor Memberi manfaat bagi investor agar bisa menganalisis penerapan manajemen laba di suatu perusahaan melalui peringkat obligasi, leverage dan CGPI perusahaan tersebut. 7
(2) Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi bagi peneliti selanjutnya, khususnya penelitian yang berkaitan dengan manajemen laba. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab. Secara garis besar, isi dari masing-masing bab dijelaskan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Pada bab ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka Dan Hipotesis Penelitian Pada bab ini diuraikan mengenai landasan penelitian untuk mendukung analisis data mengenai permasalahan yang diteliti, meliputi teori sinyal, teori keagenan, pengertian good corporate governance, pengertian corporate governance perception index, manajemen laba, peringkat obligasi, leverage, hipotesis penelitian. Bab III Metode Penelitian Pada bab ini dikemukakan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini, yang meliputi desain penelitian, lokasi penelitian atau ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi 8
dan sampel penelitian, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan. Bab IV Data Dan Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menguraikan tentang deskripsi hasil penelitian dan pembahasan penelitian. Bab V Simpulan Dan Saran Bab ini merupakan bab penutup yang memuat simpulan dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya dan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. 9