PENGARUH PENGATURAN BOOST CONVERTER TERHADAP TORSI DAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE ROTOR BELITAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN ZERO VOLTAGE SWITCHING BUCK CONVERTER DENGAN BEBAN RESISTIF BERVARIASI DAN SEBAGAI CATU DAYA UNTUK MOTOR ARUS SEARAH

ANALISIS PENGATURAN ARUS ROTOR PADA MOTOR INDUKSI ROTOR BELITAN TIGA FASA MENGGUNAKAN BUCK KONVERTER

PERANCANGAN DC-DC CONVERTERBUCK QUASI RESONANT DENGAN MODE PENSAKLARAN ZERO CURRENT SWITCHING (ZCS) DAN ZERO VOLTAGE SWITCHING (ZVS)

PERANCANGAN PEMBANGKIT TEGANGAN TINGGI IMPULS 11,20 kv DENGAN MENERAPKAN ZERO VOLTAGE SWITCHING (ZVS) PADA KONVERTER FLYBACK

Desain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC)

KINERJA KONVERTER ARUS SEARAH TIPE BUCK CONVERTER DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN BERBASIS TL494

PERANCANGAN MULTILEVEL BOOST CONVERTER TIGA TINGKAT UNTUK APLIKASI SEL SURYA

Desain Konverter DC/DC Zero Voltage Switching dengan Perbaikan Faktor Daya sebagai Charger Baterai untuk Kendaraan Listrik

INVERTER JEMBATAN PENUH DENGAN RANGKAIAN RESONANSI PARALEL UNTUK FREKUENSI RENDAH BERBASIS IC SG3524

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

REALISASI KONVERTER DC-DC TIPE PUSH-PULL BERBASIS IC TL494 DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium

PERANCANGAN DC CHOPPER TIPE BUCK-BOOST CONVERTER PENGUATAN UMPAN BALIK IC TL 494

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS UNJUK KERJA INVERTER SETENGAH JEMBATAN DENGAN PIRANTI PENSAKLARAN BERBASISKAN IGBT DAN MOSFET

PEMBUATAN DC-DC KONVERTER 300 VOLT JENIS BUCK

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA. Pada bab ini akan dibahas hasil pengujian dan analisa dari system buck chopper

BAB III METODE PENELITIAN

PENGOPERASIAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA DARI CATU DAYA SATU FASA (FORWARD-REVERSE) MENGGUNAKAN KAPASITOR DENGAN PENGONTROLAN FREKUENSI DAN SUDUT FASA

Pengendalian Kecepatan Motor DC Magnet Permanen Dengan Menggunakan Sensor Kecepatan Rotari

Perencanaan dan Pembuatan Modul Inverter 3 Phase Sebagai Suplai Motor Induksi Pada Pengembangan Modul Praktikum Pengemudi Listrik (Sub Judul Hardware)

PEMBUATAN DC CHOPPER TIPE BOOST BERBASIS TRANSISTOR SC2555

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

ANALISIS PERBANDINGAN HASIL OPERASI CCM DAN DCM PADA DC CHOPPER TIPE CUK

PERANCANGAN KONVERTER DC-DC RESONANSI BEBAN SERI

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt

Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Surya Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol

NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM : TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER

APLIKASI KONVERTER ARUS SEARAH TIPE BUCK PADA PENGEREMAN DINAMIK MOTOR INDUKSI TIGA FASA METODE INJEKSI ARUS SEARAH

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

PERANCANGAN INVERTER FULLBRIDGE SEBAGAI PENGENDALI KECEPATAN PUTAR MOTOR PENGGERAK ROTARY SPARK GAP

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya

Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM

Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya

KINERJA DC CHOPPER TIPE CUK DENGAN MOSFET DALAM MODE CCM DAN DCM

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

Perancangan dan Simulasi Chopper Buck Boost pada Aplikasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Rotor Belitan Menggunakan DC Chopper

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

BAB I 1. BAB I PENDAHULUAN

RANCANGAN BANGUN PENGUBAH SATU FASA KE TIGA FASA DENGAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Perancangan dan Implementasi Konverter Boost Rasio Tinggi dengan Transformator Hybrid untuk Aplikasi Photovoltaic

PENGATURAN TEGANGAN DAN FREKUENSI GENERATOR INDUKSI MENGGUNAKAN VSI UNTUK SISTEM TIGA FASA EMPAT KAWAT

Alexander et al., Perancangan Simulasi Unjuk Kerja Motor Induksi Tiga Fase... 1

Perancangan Sistem Pengendalian Kecepatan Motor Pompa Air Tekanan Konstan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

KONVERTER ARUS SEARAH KE ARUS SEARAH TIPE PENAIK TEGANGAN DENGAN DAN TANPA MOSFET SINKRONISASI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

Perancangan Soft Starter Motor Induksi Satu Fasa dengan Metode Closed Loop Menggunakan Mikrokontroler Arduino

Perancangan dan Implementasi Konverter Boost Rasio Tinggi dengan Transformator Hybrid untuk Aplikasi Photovoltaic

1 BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu kelistrikan yang menggabungkan ilmu elektronika dengan ilmu ketenaga-listrikan.

Rancang Bangun Inverter Tiga Phasa Back to Back Converter Pada Sistem Konversi Energi Angin

Rancang Bangun Interleaved Boost Converter Berbasis Arduino

SIMULASI KINERJA INVERTER - RECTIFIER KELAS D E BERBASIS PSIM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAHAN PERKULIAHAN. Disusun Oleh : Istanto W. Djatmiko

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

RANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU (ANGIN) UNTUK SISTEM PENERANGAN RUMAH TINGGAL

UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN DOUBLE SWITCH SEBAGAI PENYEARAH DAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA

ANALISIS KINERJA INVERTER DENGAN RANGKAIAN RESONAN SERI DAN SERI-PARALEL BERBEBAN RECTIFIER- LED

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Reza Heryanto S *), Mochammad Facta, and Munawar Agus R. Abstrak

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR TABEL...

DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKER PADA PHOTOVOLTAIC

PERANCANGAN DC KONVERTER ARUS SEARAH TIPE BUCK PADA MODE OPERASI CCM DAN DCM. Abstrak

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Desain Dan Implementasi Penyeimbang Baterai Lithium Polymer Berbasis Dual Inductor

PERCOBAAN 5 REGULATOR TEGANGAN MODE SWITCHING. 1. Tujuan. 2. Pengetahuan Pendukung dan Bacaan Lanjut. Konverter Buck

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

Desain Penyearah 1 Fase Dengan Power Factor Mendekati Unity Dan Memiliki Thd Minimum Menggunakan Kontrol Pid-Fuzzy Pada Boost Converter

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan

PERANCANGAN INVERTER PUSHPULL SEBAGAI CATU DAYA FREKUENSI TINGGI UNTUK RANGKAIAN RESONANSI KUMPARAN TESLA

SIMULASI KINERJA INVERTER - RECTIFIER KELAS D E BERBASIS PSIM

ANALISIS KERJA INVERTER SETENGAH JEMBATAN DENGAN RANGKAIAN RESONAN LC SERI

Perancangan dan Realisasi Konverter DC-DC Tipe Boost Berbasis Mikrokontroler ATMEGA 8535

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk

Suplai Dc Terpisah Untuk Multilevel Inverter Satu Fase Tiga Tingkat Menggunakan Buck Converter

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

ANALISIS FILTER SERI-PARALEL DALAM RANGKAIAN INVERTER FREKUENSI TINGGI PENAIK TEGANGAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Pemodelan Konverter AC DC Tiga Fasa Dua Arah Pada Sepeda Listrik Menggunakan Metode SPWM

PERANCANGAN SYNCHRONOUS POWER CONVERTER TIPE BUCK BERBASIS ATMEGA16

Nama Praktikan :... NIM :... Program Studi :... Kelas :... Dosen Pengampu :...

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Perbaikan Faktor Daya Motor Induksi 3 fase menggunakan Mikrokontroler 68HC11

KONVERTER AC-AC TIGA FASE METODE KONTROL SUDUT FASE MENGGUNAKAN TRIAC DAN IC TCA 785 SEBAGAI PENGATUR TEGANGAN PADA SOFT-STARTING

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Transkripsi:

PENGARUH PENGATURAN BOOST CONVERTER TERHADAP TORSI DAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE ROTOR BELITAN Reza Lendyarto *), Tejo Sukmadi, and Jaka Windarta Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 575, Indonesia *) E-mail: rlendyarto7@gmail.com Abstrak Salah satu metode pengaturan kecepatan yang dapat diterapakan pada motor induksi jenis rotor belitan adalah dengan menambahkan tahanan luar. Karakteristik torsi dan kecepatan yang dihasilkan sesuai dengan pemasangan variabel resistor tiga fase. Pengaturan variabel resistor dilakukan secara mekanik untuk mengubah kecepatan motor. Untuk memudahkan pengaturan kecepatan motor, digunakan rangkaian arus searah yang hanya membutuhkan satu tahanan luar. Tegangan keluaran rotor disearahkan menggunakan penyearah tiga fase dan dihubungkan dengan konverter DC. Penelitian ini dirancang konverter DC topologi boost dengan mode zero voltage switching untuk mengatur kecepatan putar motor. Pensaklaran ZVS terjadi ketika tegangan drain ke source bernilai nol. Hasil pengukuran variasi tahanan luar didapat kecepatan motor pada tegangan 3V sebesar 33-3 rpm dan pada tegangan V adalah 3-5 rpm. Torsi maksimum yang dihasilkan masing- masing sebesar 7,9N.m dan 7,57N.m. Kata kunci: motor induksi rotor belitan, boost converter, zero voltage switching. Abstract One of speed control methods that can be used on the wound rotor induction motor is add external resistor. The torque and speed characteristics produced in accordance with installation of three phase variable resistor. Variable resistor arrangement mechanically to change motor speed. To simple the speed of motor, DC chopper is used which requires only an external resistance. The rotor output voltage is converted to DC by three-phase rectifier and connected to DC converter. The research was aimed to design a boost converter by zero voltage switching to control speed of motor. Zero voltage switching was performed when the voltage between drain to source is zero. The results of measurement of the external resistance variant obtained the motor speed at 3V is 33-3 rpm and at V is 3-5 rpm. The maximum torque generated is each 7,9N.m and 7,57N.m. Keywords: wound rotor induction motor, boost converter, zero voltage switching.. Pendahuluan Salah satu metode pengaturan kecepatan yang dapat diterapakan pada motor induksi jenis rotor belitan adalah dengan menambahkan tahanan luar pada rangkaian rotor[]. Dengan metode tersebut diperlukan penambahan tiga variabel resistor yang dipasang pada rotornya. Karakteristik torsi dan kecepatan yang dihasilkan sesuai dengan yang diperoleh pada pemasangan variabel resistor tiga fase, namun pengaturan variabel resistor dilakukan secara mekanik untuk mengubah kecepatan motor. Semua dapat dibuat melalui kontrol elektronik yaitu dengan cara menggunakan rangkaian konverter DC dan resistor dengan nilai tetap yang sebelumnya telah disearahkan melalui rangkaian penyearah tiga fase[]. Dengan mengatur duty cycle konverter DC maka nilai tegangan dan arus pada rotor dapat diatur, sehingga kecepatan motor dapat dibuat bervariasi. Tegangan keluaran rotor akan disearahkan menggunakan penyearah tiga fase dihubungkan dengan konverter DC. Proses pensaklaran yang digunakan berupa zero voltage switching. Pensaklaran terjadi ketika tegangan pada drain ke source MOSFET bernilai nol[3]. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya[] tentang analisis pengaturan arus rotor menggunakan zvs buck converter, kecepatan putar motor berubah sebesar 5 rpm pada tegangan stator V dengan beban,ω. Torsi cenderung berubah dengan nilai perubahan terbesar adalah,35n.m pada tegangan dan beban yang sama. Penelitian ini dirancang dan direalisasikan modul perangkat keras konverter DC topologi boost mode

TRANSIENT, VOL., NO., DESEMBER 7, ISSN: 3-997, 5 pensaklaran zero voltage switching dengan variasi resistor luar. Modul tersebut digunakan untuk mengatur nilai tahanan yang dipasang pada rotor yang dapat mempengaruhi torsi dan kecepatan motor induksi tiga fase rotor belitan.. Metode Metode penelitian berisikan data spesifikasi motor induksi tiga fasa rotor belitan dan perancangan konverter DC topologi boost dengan mode pensaklaran zero voltage switching. Gambar memperlihatkan blok diagram perancangan perangkat keras. Persamaan dapat ditentukan nilai induktorr resonan Lr sebagai berikut[3]: L R = (πf o ) C R () Besar nilai kapasitor dipilih sebesar 33nF. Nilai induktor resonan yang digunakan dapat dihitung sebagai berikut : L R = (π9) 33 9 L R = 9,µH Skema dari rangkaian perancangan konverter DC dengan zero voltage switching ditunjukkan pada Gambar. Gambar. Blok diagram perancangan alat. Perancangan perangkat keras dibagi menjadi dua blok utama, yaitu blok rangkaian kontrol pemicuan PWM dan rangkaian daya. Gambar. Rangkaian ZVS boost converter... Spesifikasi Motor Induksi Tiga Fasa Motor induksi yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis rotor belitan merk Hampden. Modul Hampden seri REM C berisikan modul motor yang disertai dengan modul alat ukut. Motor induksi tiga fase rotor belitan dikopel dengan generator DC. Tabel. Spesifikasi motor induksi tiga fase rotor belitan Parameter Spesifikasi Model REM C Nomor Seri J-3 Tegangan Armatur Arus Armatur /3V,3/,A Rating Kecepatan 5rpm Daya Motor HP Frekuensi 5Hz Rangka 5 Tipe A Kelas Isolasi H Temperatur Maksimal C.. Simulasi Mode Pensaklaran Zero Voltage Switching Frekuensi pesaklaran konverter DC dan frekuensi resonansi ditentukan berdasarkan Persamaan berikut: f o f s () Penelitian ini menggunakan frekuensi pensaklaran 5kHz dan frekuensi resonan sebesar 9kHz. Menggunakan Gambar 3. Simulasi gelombang PWM- VCR. Gambar. Simulasi gelombang PWM- ILR. Simulasi menggunakan software PSIM 9.. gelombang yang diamati berupa tegangan kapasitor resonan dan arus induktor resonan terhadap pemicuan MOSFET sebagai pembanding. Tegangan pada kapasitor resonan akan bernilai nol selama pemicuan MOSFET terjadi. Induktor akan mengisi muatan saat PWM on dan melepaskan muatan saat kondisi PWM off.

TRANSIENT, VOL., NO., DESEMBER 7, ISSN: 3-997, 59.3. Perancangan Rangkaian Penyearah.3. Perancangan Penyearah V Penyearah V digunakan untuk suplai IC TL9 yang membutuhkan tegangan tipikal sebesar 7- V DC[5]. Rangkaian skematik penyearah V dapat dilihat pada Gambar 5 berikut :.. Perancangan Rangkaian Kontrol PWM Rangkaian pemicuan PWM digunakan untuk memicu MOSFET yang digunakan sebagai saklar elektronik pada rangkaian konverter DC. Pada penelitian ini menggunakan IC TL9 sebagai komponen utama dalam pembangkit tegangan pulsa termodulasi. Gambar 5. Rangkaian penyearah V. Tegangan V AC diturunkan menggunakan trafo CT step down V AC kemudian disearahkan dan ditapis oleh kapasitor uf dan masuk IC LM7 sehingga dihasilkan tegangan ±V DC..3. Perancangan Penyearah 5V Penyearah 5V digunakan untuk suplai TLP5[]. Rangkaian skematik penyearah 5V dapat dilihat pada Gambar berikut : Gambar. Rangkaian penyearah 5V. Tegangan V AC diturunkan menggunakan trafo CT step down V AC kemudian disearahkan dan ditapis oleh kapasitor filter uf dan masuk IC LM75 sehingga dihasilkan tegangan ±5V DC. Keluaran LM75 digunakan sebagai masukan LM7 yang output tegangannya digunakan untuk kipas pendingin V..3.3 Perancangan Penyearah Daya Penyearah tiga fase tak terkontrol jembatan penuh digunakan untuk menyearahkan keluaran rotor. Digunakan enam buah dioda pada penyearah tiga fase gelombang penuh tak terkontrol. Gambar. Rangkaian pemicuan TL9. Besar jangkauan frekuensi pemicuan dapat dihitung menggunakan Persamaan 3 sebagai berikut[5]: f sw =, (3) R T.C T Nilai kapasitor CT sebesar nf, maka dapat dihitung nilai resistor RT yang dibutuhkan dengan menggunakan Persamaan 3 sebagai berikut : R T =, () f sw.c T Pada frekuensi maksimal 3 Hz,, R T = 3 x R T = 3Ω Pada frekuensi minimal Hz,, R T = x R T = Ω Karena nilai komponen yang dibutuhkan tidak tersedia di pasaran, dapat ditentukan nilai komponen yang digunakan dalam penyusunan rangkaian yaitu : C T = nf R T = 3,9kΩ R Var = kω.5. Perancangan Rangkaian TLP5 Rangkaian TLP5 digunakan untuk mengisolasi dan menguatkan sinyal dari keluaran PWM (Pulse Width Modulation), tegangan yang dihasilkan PWM dapat dibangkitkan menjadi level tegangan yang sama, lebih rendah maupun lebih tinggi dengan sistem ground terpisah. Gambar 9. Rangkaian TLP5. Gambar 7. Rangkaian penyearah daya.

Kecepatan TRANSIENT, VOL., NO., DESEMBER 7, ISSN: 3-997,.. Perancangan Rangkaian Daya MOSFET aktif. Pensaklaran pada MOSFET terjadi saat tegangan dari drain ke source adalah nol, maka dapat dikatakan proses zero voltage switching pada konverter DC terjadi. Gambar. Skematik ZVS boost converter. Skematik rangkaian daya ZVS boost converter ditunjukkan pada Gambar. Berikut komponen lengkap penyusun rangkaian daya dalam penelitian ini. S = MOSFET IRFP Lb = Induktor,mH Cb = Kapasitor uf/v Db = Dioda SR5 Lr = Induktor uh Cr = Kapasitor milar 33nF 3. Hasil dan Analisa 3.. Pengujian Rangkaian Kontrol Pemicuan Hasil pengujian gelombang pemicuan PWM menunjukkan bentuk pemicuan adalah gelombang kotak dengan Vpp sebesar V. Hal ini dapat dilihat pada Gambar. Gambar 3. Gelombang keluaran Vgs- Ilr. Induktor akan mengisi muatan saat PWM on dan melepaskan muatan saat kondisi PWM off. Pada saat PWM off, MOSFET dalam keadaan tidak aktif atau sambungan dari drain ke source terputus. Energi yang tersimpan di induktor resonan menuju kapasitor resonan. 3.3. Hasil Pengukuran dan Kinerja Motor Induksi 3 Fase Rotor Belitan 3.3. Variasi Tegangan Stator 3V A. Variasi Beban 9Ω Tabel. Data pengukuran variasi R 9Ω Duty Cycle Vin (V) Iin (A) Vout (V) Iout (A) Nr,,97,,7 5,3,5,9,7 5 3 9,,,,73 5 7,, 9,5, 5 5,,5 9,,,, 9,5 7 5,,5,5,7 75,39, 7,,37 3 Gambar. Gelombang keluaran PWM. 3.. Pengujian Komponen ZVS 9 7 5,,,, Gambar. Grafik hubungan duty cycle terhadap kecepatan motor. Gambar. Gelombang keluaran Vgs- Vcr. Tegangan pada kapasitor resonan akan bernilai nol selama pemicuan MOSFET terjadi. Dalam kondisi ini, kapasitor mengalami pengosongan muatan selama durasi waktu Perubahan kenaikan kecepatan motor bervariasi mulai dari 5-3 rpm. Semakin besar nilai duty cycle konverter DC, tahanan ekternal yang dilihat dari sisi motor akan semakin mengecil. Sebaliknya, jika duty cycle semakin kecil maka tahanan eksternal rotor yang dirasakan oleh motor semakin membesar.

Kecepatan Torsi TRANSIENT, VOL., NO., DESEMBER 7, ISSN: 3-997, Perhitungan torsi menggunakan Persamaan 7 sebagai berikut[]: τ n = 3V TH.(R r +R eks )/ s ( π.n s )[(R TH+ R r+r eks ) s + (X TH +X ) ] 3, (, +9)/,9 τ n = ( π5 )[(,+,+9,9 ) +(,+,) ] τ n =,3N. m Penggunaan konverter DC dengan variasi duty cycle dapat mengubah besarnya nilai R yang dipikul oleh motor di sisi rotor. Nilai beban R yang dipikul motor dapat dihitung sebagai berikut: R = (,3) 9Ω =,3Ω Perhitungan torsi awal menggunakan Persamaan sebagai berikut[]: τ start = 3V TH.(Rr +R ) ( π.n s )[(R TH+ R r +R ) +(X TH +X ) ] 3,5 (,+,3) τ start = ( π.5 )[(, +,+,3) +(,+,) ] Torsi maksimum dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 9[7]: τ max = 3V TH ( π.n s )(R TH+ R TH+(XTH +X ) ) 3,5 τ max = ( π.5 )(,)+, +(,+,) ) τ max = 7,9N. m Slip torsi maksimun saat duty cycle 3% adalah sebagai berikut[]: (,+,3) s =, +(,+,) ) s =,57 Sehingga kecepatan motor saat torsi makasimum dengan varisi duty cycle 3% adalah sebagai berikut: N max = (,57) 5 = rpm Data hasil perhitungan torsi awal, torsi maksimum dan kecepatan torsi maksimum menggunakan perhitungan seperti diatas ditampilkan pada Tabel 3 berikut: Tabel 3. Perhitungan torsi motor pada R 9Ω () (7) (9) Tstart Tmax Tn Nstart Nmax Nn,3 7,9,59 5 5,7 7,9,5 55 5 3 5, 7,9,3 5, 7,9,37 75 5 5, 7,9, 55, 7,9,5 959 7 9,7 7,9, 3 75 7,79 7,9,5 3 Parameter perhitungan torsi motor dapat dibuat dalam grafik perbandingan variasi duty cycle terhadap torsi motor ditunjukkan sebagai berikut : % % 3% % 5% % 7% 5 5 75 5 5 % Kecepatan Gambar 5. Variasi duty cycle terhadap kinerja motor. Berdasarkan Gambar 5 dan Tabel 3, ketika duty cycle diperbesar nilai torsi nominal akan semakin menurun, torsi awal akan berkurang, tetapi nilai torsi maksimum tidak berubah. Hal ini dapat dilihat saat variasi duty cycle % dan % yang memiliki nilai torsi maksimum 7,9N.m, torsi awal masing- masing,3n.m dan 5,N.m dengan torsi nominal keduanya adalah,59n.m dan,5n.m. B. Variasi Beban Ω Tabel. Data pengukuran variasi R Ω Duty Cycle Vin (V) Iin (A) Vout (V) Iout (A) Nr,,,5,7 33,3,93,,3 37 3,,,, 5,,33,,5 5 5,,,,5 53,39,55, 5 7,, 9,5,5 3,5,,37,3 9 7 5 3,,,, Gambar. Grafik hubungan duty cycle terhadap kecepatan motor. Perubahan kenaikan kecepatan motor bervariasi mulai dari 33-9 rpm. Semakin besar nilai duty cycle konverter

Torsi Torsi Kecepatan TRANSIENT, VOL., NO., DESEMBER 7, ISSN: 3-997, DC, tahanan ekternal yang dilihat dari sisi motor akan semakin mengecil. Sebaliknya, jika duty cycle semakin kecil maka tahanan eksternal rotor yang dirasakan oleh motor semakin membesar. Tabel 5. Perhitungan torsi motor pada R Ω Tstart Tmax Tn Nstart Nmax Nn 7,5 7,9, 3 33,93 7,9,5 37 3, 7,9,3 7 5 5,7 7,9, 55 5 5,7 7,9, 3 53 3,7 7,9, 5 7, 7,9,93 959 3 9, 7,9,7 97 9 Parameter perhitungan torsi motor dapat dibuat dalam grafik perbandingan variasi duty cycle terhadap torsi motor ditunjukkan sebagai berikut: 5 5 75 5 5 Kecepatan Gambar 7. Variasi duty cycle terhadap kinerja motor. Berdasarkan Gambar 7 dan Tabel 5, ketika duty cycle diperbesar nilai torsi nominal akan semakin menurun, torsi awal akan berkurang, tetapi nilai torsi maksimum tidak berubah. Hal ini dapat dilihat saat variasi duty cycle 5% dan % yang memiliki nilai torsi maksimum 7,9N.m, torsi awal masing- masing,7n.m dan 3,7N.m dengan torsi nominal keduanya adalah,n.m dan,n.m. 3.3. Variasi Tegangan Stator V A. Variasi Beban 9Ω % % 3% % 5% % 7% % Tabel. Data pengukuran variasi R 9Ω Duty Vin (V) Iin (A) Vout (V) Iout (A) Nr Cycle,57,7,,57,7,3,5 7 3 7,,9 5 5,,9 7,,35 5,7,,7,3,55,,,3 3 7,7,,,7 37,95,,7, 5 5 3 39,,,, Gambar. Grafik hubungan duty cycle terhadap kecepatan motor. Perubahan kenaikan kecepatan motor bervariasi mulai dari - 5 rpm. Semakin besar nilai duty cycle konverter DC, tahanan ekternal yang dilihat dari sisi motor akan semakin mengecil. Sebaliknya, jika duty cycle semakin kecil maka tahanan eksternal rotor yang dirasakan oleh motor semakin membesar. Tabel 7. Perhitungan torsi motor pada Vs V R 9Ω Tstart Tmax Tn Nstart Nmax Nn 7,57 7,57, 7, 7,57,33 55 7 3,9 7,57, 5, 7,57,3 75 5 5,7 7,57, 55 5,9 7,57, 959 3 7,3 7,57,9 3 37 3, 7,57,79 5 9 7 5 3 5 5 75 5 5 Kecepatan Gambar 9. Variasi duty cycle terhadap kinerja motor. % % 3% % 5% % 7% % Berdasarkan Gambar 9 dan Tabel 7, ketika duty cycle diperbesar nilai torsi nominal akan semakin menurun, torsi awal akan berkurang, tetapi nilai torsi maksimum tidak berubah. Hal ini dapat dilihat saat variasi duty cycle % dan % yang memiliki nilai torsi maksimum 7,57N.m, torsi awal masing- masing 7,57N.m dan 7,N.m dengan torsi nominal keduanya adalah,n.m dan,33n.m.

Torsi Kecepatan Torsi Torsi TRANSIENT, VOL., NO., DESEMBER 7, ISSN: 3-997, 3 B. Variasi Beban Ω Tabel. Perhitungan torsi motor pada Vs V R 9Ω Duty Cycle Vin (V) Iin (A) Vout (V) Iout (A) Nr,7,,7 3 9,3,7,, 37 3,5,75 9,,3 3,53,9,57,3 39 5 5,,5,, 5,,7 7,9,5 7,53,,9,3 3,, 5,, 3 39 3 37 3,,,, Gambar. Grafik hubungan duty cycle terhadap kecepatan motor. Perubahan kenaikan kecepatan motor bervariasi mulai dari 3- rpm. Semakin besar nilai duty cycle konverter DC, tahanan ekternal yang dilihat dari sisi motor akan semakin mengecil. Sebaliknya, jika duty cycle semakin kecil maka tahanan eksternal rotor yang dirasakan oleh motor semakin membesar. Tabel 9. Perhitungan torsi motor pada R Ω Tstart Tmax Tn Nstart Nmax Nn 7,9 7,57,7 3 3 7,55 7,57, 37 3 7,35 7,57,3 7 3 7, 7,57, 55 39 5,53 7,57, 3 5,9 7,57, 7 5,9 7,57,9 959,3 7,57,7 97 Berdasarkan Gambar dan Tabel 9, ketika duty cycle diperbesar nilai torsi nominal akan semakin menurun, torsi awal akan berkurang, tetapi nilai torsi maksimum tidak berubah. Hal ini dapat dilihat saat variasi duty cycle 5% dan % yang memiliki nilai torsi maksimum 7,57N.m, torsi awal masing- masing,53n.m dan 5,9N.m dengan torsi nominal keduanya adalah,n.m dan N.m. 9 7 5 3 5 5 75 5 5 Kecepatan Gambar. Variasi duty cycle terhadap kinerja motor. 5 5 5 5 75 5 5 Kecepatan Gambar. Kurva torsi kecepatan variasi Vs. Berdasarkan Gambar, torsi maksimum akan membesar jika tegangan stator diperbesar. Hal ini dapat dilihat saat tegangan stator V, nilai torsi maksimum sebesar 7,57N.m sementara tegangan stator diperbesar menjadi 3V mengakibatkan torsi maksimum meningkat menjadi 7,N.m. 9 7 5 3 5 5 75 5 5 Kecepatan Gambar 3. Kurva torsi kecepatan variasi R luar. % % 3% % 5% % 7% % Pengaruh yang diakibatkan variasi tahanan luar yaitu proses terjadinya torsi maksimum yang berhubungan dengan kecepatan motor tersebut mencapai torsi maksimum. Hal ini dapat dilihat saat variasi 9Ω, kecepatan motor untuk mencapai torsi maksimum pada kecepatan rpm sedangkan varisai Ω akan mencapai kondisi torsi maksimum pad kecepatan 3 rpm. V 3V 9ohm ohm

TRANSIENT, VOL., NO., DESEMBER 7, ISSN: 3-997,. Kesimpulan Konverter DC topologi boost dengan mode pensaklaran zero voltage switching sudah berhasil dibuat. Hal ini dibuktikan pada frekuensi pensaklaran konverter DC sebesar 5kHz, pensaklaran pada MOSFET terjadi saat tegangan dari drain ke source adalah nol, maka dapat dikatakan proses zero voltage switching pada konverter DC berhasil. Variasi tegangan stator akan mempengaruhi besar torsi maksimum dan torsi awal. Tegangan stator yang diperbesar akan meningkatkan torsi maksimum motor. Torsi maksimum pada variasi tegangan stator V yaitu 7,57N.m dan meningkat menjadi 7,9N.m saat tegangan diperbesar menjadi 3V. Variasi tahanan luar mempengaruhi besar kecepatan motor untuk mencapai torsi maksimum. Hal ini dapat dilihat saat variasi 9Ω tegangan V dan 3V, kecepatan motor untuk mencapai torsi maksimum pada kecepatan tercepat pada rpm sedangkan varisai Ω tegangan V dan 3V akan mencapai kondisi torsi maksimum tercepat pada kecepatan 3 rpm. Duty cycle diperbesar nilai torsi nominal akan semakin mengecil, torsi awal akan berkurang, tetapi nilai torsi maksimum tidak berubah dan kecepatan motor berputar semakin cepat. Hasil pengukuran variasi tahanan luar didapat kecepatan motor pada tegangan 3V sebesar 33-3 rpm dan pada tegangan V. Referensi [] S. J. Chapman, Electric Machinaery Fundamentals, th ed. Australia: McGraw-Hill Companies, 3. [] B. J. Chalmers, Electric Motor Handbook. Manchester: Butterworth & Co., 9. [3] M. K. Kazimierczuk, Pulse-width Modulated DC DC Power Converters, 3rd ed. Ohio: John Wiley & Sons Ltd,. [] A. R. Putra, T. Sukmadi dan M. Facta, "Analisis Pengaturan Arus Rotor Pada Motor Induksi Rotor Belitan Tiga Fasa Menggunakan Buck Konverter", Transient, vol.5, No.3, Sept, [5] Switchmode Pulse-Width-Modulation Control Circuits. 7. [] Toshiba, Toshiba Photocoupler GaAIAs Ired & Photo-IC, vol. 5, pp.,. [7] N. P. Mosfet, N. High, and P. Products, IRF Series IRF Series, pp. 7. [] Secos, SR5, pp., 9.