dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Centre for Disease Control (CDC) memperkirakan setiap tahun terjadi


BAB I PENDAHULUAN. serta pengobatan penyakit banyak digunakan alat-alat ataupun benda-benda

BAB I PENDAHULUAN. penduduk pada tahun 2000 menyatakan bahwa jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima (5)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS KESEHATAN DENGAN TINDAKAN PENATALAKSANAAN NEEDLE STICK INJURY DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, seperti: sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan kesehatan. Dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga kesehatan gigi dalam menjalankan profesinya tidak terlepas dari

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, KOMPETENSI, LAMA KERJA, BEBAN KERJA DENGAN KEJADIAN TERTUSUK JARUM SUNTIK PADA PERAWAT DI RSUD LIUN KENDAGE TAHUNA

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. ini mempunyai konsekuensi perlunya pengelolaan limbah rumah sakit sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan di berbagai belahan dunia dan merupakan risiko terhadap sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam kesehariannya disibukkan dengan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ketenagakerjaan, antara lain masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Tenaga Kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil

BAB I PENDAHULUAN. bahwa dengan berakhirnya kehidupan seseorang, mikro-organisme. tidak diwaspadai dapat ditularkan kepada orang orang yang menangani

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bila upaya pencegahan infeksi tidak dikelola dengan baik. 2. berkembang menjadi sirosis hati maupun kanker hati primer.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dua puluh empat jam sehari dan melibatkan berbagai aktifitas orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat,

BAB 1 PENDAHULUAN. Hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus penyebab utama infeksi akut, yaitu virus. yang di akibatkan oleh virus (Arief, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari

ISNANIAR BP PEMBIMBING I:

KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENERAPAN KEWASPADAAN UNIVERSAL DI RUMAH SAKIT DOKTER KARIADI SEMARANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melindungi pekerja dari mesin, dan peralatan kerja yang akan menyebabkan traumatic injury.

HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANGAN DENGAN RISIKO TERJADINYA NEEDLESTICK INJURY PADA PERAWAT PELAKSANA DI BANGSAL KELAS III RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit. Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan. kesehatan kepada masyarakat. Rumah sakit memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UNIVERSAL PRECAUTIONS Oleh: dr. A. Fauzi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hepatitis B merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus Hepatitis B Virus

BAB I PENDAHULUAN. tersering dan terbanyak dari hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus hepatotropik

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan yang setiap pelayanannya menghasilkan limbah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

PROSEDUR PELAPORAN KECELAKAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja, dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. sistemik (Potter & Perry, 2005). Kriteria pasien dikatakan mengalami infeksi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. (WHO, 2002). Infeksi nosokomial (IN) atau hospital acquired adalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berisiko tinggi terhadap penularan penyakit, mengingat ruang lingkup kerjanya

Pengendalian infeksi

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

nosokomial karena penyakit infeksi. Di banyak negara berkembang, resiko perlukaan karena jarum suntik dan paparan terhadap darah dan duh tubuh jauh

KARAKTERISTIK PAJANAN JARUM SUNTIK PADA TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT SANGLAH DENPASAR ABSTRAK

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah terhadap upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidaknyamanan yang berkepanjangan sampai dengan kematian. Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan jasa yang di dalamnya terdapat

PANDUAN PENGGUNAAN APD DI RS AT TUROTS AL ISLAMY YOGYAKARTA

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA BIDAN PRAKTIK MANDIRI DI WILAYAH BANYUWANGI

Tabel 1.1 Keaslian penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pasien yang masuk ke rumah sakit untuk menjalani perawataan dan. pengobatan sangat berharap memperoleh kesembuhan atau perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) sebagai institusi pelayanan kesehatan, di dalamnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan gawat darurat, yang merupakan salah satu tempat pasien berobat atau dirawat, di tempat

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kematian utama di dunia. Berdasarkan. kematian tertinggi di dunia. Menurut WHO 2002,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. obat-obatan dan logistik lainnya. Dampak negatif dapat berupa kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan epidemi HIV (Human Immunodefisiency virus) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, lebih

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN CEDERA TERTUSUK JARUM SUNTIK PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT GMIM KALOORAN AMURANG

BAB I PENDAHULUAN. berbagai lapisan masyarakat dan ke berbagai bagian dunia. Di Indonesia,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tuberkulosis, Human Immunodeficiency Virus (HIV), hepatitis B, dan hepatitis C

PENGETAHUAN PERAWAT SEBAGAI DETERMINAN PERILAKU PENCEGAHAN NEEDLE STICK INJURY ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi nosokomial merupakan problem klinis yang sangat

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: ICHSAN WIDHI PRASTYA

BAB I PENDAHULUAN. (World Health Organization (WHO), 2011). Menurut survei di Inggris,

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan

BAB I DEFINISI. Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit termasuk pelayanan laboratorium didalamnya oleh WHO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif, toksin, replikasi intra seluler atau reaksi antigen-antibodi.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN UNIVERSAL PRECAUTION INTISARI. Devi Permatasari*

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perpanjangan masa rawat inap bagi penderita. Risiko infeksi di

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi- tingginya,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya

BAB II LANDASAN TEORI. .Semakin lama masa kerja maka tentunya experience yang dimiliki. tentang keluar masuknya karyawan (Fahmi,2013).

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit menular maupun tidak menular sekarang ini terus. berkembang. Salah satu contoh penyakit yang saat ini berkembang

DIAN KUSUMA DEWI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka akibat jarum suntik dan benda tajam adalah luka yang di sebabkan oleh benda yang telah terkontaminasi cairan tubuh orang lain. Cidera ini kebanyakan terjadi pada petugas kesehatan yang bekerja di rumah sakit. Luka tertusuk jarum dan benda tajam dapat terjadi sebelum digunakan (2%), selama penggunaan (33%), setelah menggunakan, sebelum pembuangan (46%), dan selama atau setelah pembuangan (16%). Luka tertusuk jarum dapat disebabkan oleh jarum seperti jarum suntik, jarum donor darah, jarum infus steril, dan jarum jahit. Adapun luka akibat benda tajam berasal dari pecahan ampul, gunting, dan pisau bedah (1). Petugas kesehatan memiliki resiko tinggi terpajan penyakit infeksi blood borne seperti Human Immunodefidiensy Virus (HIV), Hepatitis B, dan Hepatitis C. Penularan virus melalui blood borne pada kecelakaan kerja tertusuk jarum sebesar 30% virus Hepatitis B, 3% Hepatitis C, dan 0,3 % untuk virus HIV (2). Penyakit infeksi tersebut berasal dari benda terkontaminasi seperti jarum suntik bekas pakai dan benda tajam lain nya yang sumbernya diketahui maupun tidak diketahui (3). Petugas kesehatan beresiko lebih besar tertular infeksi karena luka tertusuk jarum dan benda tajam, ini termasuk mereka yang berada dalam kontak dekat dengan cairan tubuh seperti ahli bedah, dokter kandungan, bidan dan tenaga laboratorium (4). Cidera akibat tertusuk jarum atau benda tajam lainnya merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan. Apabila seorang perawat tanpa sengaja terluka akibat tertusuk jarum yang sudah masuk kedalam jaringan tubuh pasien atau sudah terkontaminasi cairan tubuh orang yang sakit maka beresiko terjadi penularan sekurang-kurangnya 20 patogen potensial. Dua patogen yang sangat berbahaya adalah Hepatitis B (HBV) dan Human Immunodefidiensy Virus (HIV). Hepatitis B (HBV) adalah infeksi pada hati atau liver. Penyakit ini sering ditemui dan penyebaran nya 100 kali lebih cepat dari HIV dan dapat menyebabkan 1

kematian (5). Petugas kesehatan terpajan penyakit bervariasi yaitu 2,5% pada HIV, 40 % pada Hepatitis B dan Hepatitis C (6). Di seluruh dunia jumlah cidera akibat luka tertusuk jarum dan benda tajam yang terkontaminasi Hepatitis B 2,1 juta, Hepatitis C 926.000, dan HIV sebanyak 327.000. Di negara berkembang salah satu penyebab luka tertusuk jarum adalah pelayanan kesehatan berupa injeksi sebesar 80-90 %. Setiap tahun diseluruh dunia sebanyak 12 miliar dilakukan suntikan dan sebanyak 3 juta pertahun mengalami cidera tertusuk jarum suntik (4). Rumah sakit di Amerika Serikat memperkirakan sebanyak 385.000 kasus per tahun dan 1000 kasus per hari akibat tertusuk jarum suntik dan benda tajam lainnya (1). Kejadian cidera tertusuk jarum dan benda tajam pada mahasiswa praktikan sebanyak 13,9% dari 274 mahasiswa. Sebuah survey pada mahasiswa di Iran sebanyak 71,1% pernah mengalami cidera akibat tertusuk jarum dan benda tajam lainnya (2). Hal ini terkait kurangnya pengalaman klinis, kesadaran serta kurangnya pengetahuan mengenai akibat luka tertusuk jarum dan benda tajam (7). Di Indonesia dalam kurun waktu 2005-2007 mencapai 38-73% kejadian luka tertusuk jarum suntik dari total jumlah petugas kesehatan (8). Pada tahun 2012 tim pencegahan penyakit infeksi (PPI) Dr. Kariadi Semarang mencatat 11 kasus petugas mengalami cidera tertusuk jarum dan benda tajam di Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang, diantaranya adalah mahasiswa perawat 1 orang, perawat 8 orang, petugas non medis 1 orang, dan cleaning servis 1 orang. Pada periode januari sampai mei 2013 tercatat 7 kasus cidera tertusuk jarum dan benda tajam di Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang perinciaan nya adalah 3 kasus infeksi dan 4 kasus non infeksi (9). Laporan tim pencegahan infeksi (PPI) RSUD K.R.M.T Wongsonegoro 5 kasus tertusuk jarum dan benda tajam terjadi pada petugas kesehatan diantaranya pada tahun 2016 sebanyak 3 kasus, 2017 Januari-Juni 1 kasus, dan 1 kasus terjadi pada mahasiswa praktikan. (10) B. Rumusan Masalah Kejadian luka tertusuk jarum di Indonesia dalam kurun waktu 2005-2007 sebanyak 38-72%. Tim pencegahan infeksi (PPI) mencatat Di Rumah Sakit Dr, Kariadai Semarang pada tahun 2012 terjadi 8 kasus cidera akibat 2

tertusuk jarum dan benda tajam 1 kasus pada mahasiswa keperawatan, 8 kasus pada perawat, 1 kasus pada petugas non medis, dan 1 kasus pada cleaning sertvis. Laporan tim pencegahan infeksi (PPI) RSUD K.R.M.T Wongsonegoro 5 kasus tertusuk jarum dan benda tajam terjadi pada petugas kesehatan diantaranya pada tahun 2016 sebanyak 3 kasus, 2017 Januari-Juni 1 kasus, dan 1 kasus terjadi pada mahasiswa praktikan. (10) Dari masalah tersebut dirumuskan pertanyaan umum dan pertanyaan khusus sebagai berikut; 1. Pertanyaan Umum Bagaimana kejadian luka tertusuk jarum dan benda tajam pada mahasiswa dan apa faktor resikonya? 2. Pertanyaan Khusus a. Berapa persentase kejadian luka tertusuk jarum dan benda tajam pada mahasiswa praktikan? b. Jenis jarum apa saja yang menjadi penyebab luka tusuk? c. Jenis benda tajam apa saja yang menjadi penyebab luka tusuk? d. Apa saja karakteristik mahasiswa praktikan? e. Bagaimana shif jaga mahasiswa praktikan? f. Adakah hubungan antara karekteristik mahasiswa dengan kejadian luka tertusuk jarum dan benda tajam? g. Adakah hubungan antara shif jaga dengan kejadian luka tertusuk jarum dan benda tajam? h. Adakah hubungan jenis benda tajam dengan kejadian luka tertusuk jarum dan benda tajam pada mahasiswa praktikan? i. Adakah hubungan pencahayaan dengan luka tertusuk jarum dan benda tajam? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui kejadian luka tertusuk jarum dan benda tajam pada mahasiswa praktikan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. 3

2. Tinjuan Khusus a. Mengetahui persentase kejadian luka tertusuk jarum dan atau benda tajam pada mahasiswa praktikan. b. Mengetahui karakteristik (tahun ajaran, jenis kelamin, program studi) pada mahasiswa praktikan. c. Mengetahui bagaimana shift jaga pada mahasiswa praktikan saat tertusuk jarum. d. Mengetahui jenis jarum penyebab luka tusuk. e. Mengetahui jenis benda tajam penyebab luka tusuk. f. Mengetahui hubungan karekteristik (jenis kelamin, tahun studi, program studi) mahasiswa dengan kejadian tertusuk jarum dan benda tajam pada mahasiswa praktikan. g. Mengetahui hubungan shif jaga dengan kejadian luka tertusuk jarum dan benda tajam pada mahasiswa.. h. Mengetahui hubungan jenis benda tajam dengan kejadian luka tertusuk jarum dan benda tajam pada mahasiswa praktikan. i. Mengetahui hubungan pencahayaan dengan kejadian luka tertusuk jarum dan benda tajam pada mahasiswa praktikan? D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijikan untuk menekan faktor resiko dan pengendalian tertusuk jarum dan benda tajam. 2. Manfaat Teoritis dan Metodologis Hasil penelitian ini dapat menjadi alternatif tambahan informasi tentang pemecahan masalah dalam pengendalian resiko tertusuk jarum dan benda tajam dan metodologi penelitian khususnya bagi peneliti selanjutnya, mengenai kejadian tertusuk jarum dan benda tajam pada mahasiswa. 4

E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Peneliti (Tahun) 1 Ana Ratnawati, dkk (2013) Judul Determinan risiko cedera benda tajam pada perawat di instalasi bedah sentral rsup dr. soeradji tirtonegoro klaten Desain Studi Cross Section al Variabel Bebas dan Terikat - Alat pelindung diri, stress kerja, beban kerja, tempat kerja dan aktivitas penggunaan benda tajam. - Tertusuk benda tajam Hasil Ada pengaruh signifikansi beban kerja dan tempat kerja terhadap risiko cidera benda tajam pada perawat scrub dengan p value < 0,05, 2 Agus Dwi Hermana (2011) 3 Embriana, Desti (2010) Faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya luka tusuk jarum atau benda tajam lainnya pada perawat dirumah sakit umum Daerah Kabupaten Cianjur. Faktor- faktor yang mempengaruhi kejadian needleestick injury pada perawat di rumah sakit "x" surakarta Cross Section al Cross section al - jenis tindakan dan keadaan tidak aman, hubungan tindakan dan keadaan tidak aman - Luka tertusuk jarum dan benda tajam - pengetahuan, keterampilan, stres kerja, motivasi kerja, kemampuan psikologis, pengawasan, kemampuan fisik, keberadaan standar, unsafe act, unsafe condition - Needle stick injury Hasil penelitian menunjukkan jumlah perawat yang mengalami luka tusuk cukup tinggi, penyebab luka tusuk terbanyak karena jarum suntik atau jarum jahit jaringan, Ada pengaruh kemampuan psikologi dengan kejadian needlestick yaitu nilai Exp (B)= 218,921 > 1,5. Penelitian yang dilakukan berbeda dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan tersebut, yaitu; a. Penelitian terdahulu menggunakan subjek dari petugas kesehatan yaitu perawat sedangkan penelitian ini menggunakan mahasiswa kesehatan yang sedang melakukan praktik klinik. b. Penelitian terdahulu mengkaji variabel beban kerja, stress kerja, tempat kerja dan aktivitas penggunaan benda tajam, jenis tindakan dan keadaan tidak aman, hubungan tindakan dan keadaan tidak aman, pengetahuan, keterampilan, stres kerja, motivasi kerja, kemampuan psikologis, pengawasan, kemampuan fisik, keberadaan standar, unsafe action, unsafe condition, sedangkan pada penelitian ini meneliti variable jenis kelamin, program studi, tahum studi dan shift kerja. 5

c. Desain penelitian dengan crossectional pada penelitian Ana Ratnawati, dkk (2013) tetapi variabel, waktu dan tempat berbeda. 6