MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 25 TAHUN 2018 TENTANG

2017, No telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 028 TAHUN 2018

WALIKOTA TASIKMALAYA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

- 3 - BAB II Bagian Kesatu Lingkup Pemanfaatan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

-2- Tahun 2009 Nomor 148, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5067); 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka (Lemba

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DESA

BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DESA

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Ind

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH ACEH

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2012

DRAFT BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 31 TAHUN 2018 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

- 1 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG PENERBITAN KARTU PENYANDANG DISABILITAS

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 2 TAHUN 2011 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

BUPATI BANDUNG BARAT

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 12 TAHUN 2014

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PENERAPAN KARTU TANDA PENDUDUK BERBASIS NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN SECARA NASIONAL

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

- 1 - BUPATI SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA. NOMOR 21 Tahun 2009 TENTANG KARTU INSENTIF ANAK WALIKOTA SURAKARTA,

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR : 18 TAHUN 2010 T E N T A N G RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 07 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG

UU ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN UU 23 TAHUN 2006 DIPERBAHARUI UU 24 TAHUN 2013

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BENGKULU dan WALIKOTA BENGKULU

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

2017, No Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2016, No Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republ

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

2016, No tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia T

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

TENTANG BUPATI PATI,

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN MAGELANG

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2012

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 5 TAHUN 2011 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

2016, No Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956); 4. Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan A

BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG KARTU IDENTITAS ANAK

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

Transkripsi:

SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120 TAHUN 2017 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat (5) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, perlu mengatur mengenai unit pelaksana teknis dinas kependudukan dan pencatatan sipil; b. bahwa untuk mewujudkan pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil yang efektif dan efisien, perlu mendekatkan pelayanan di kecamatan atau nama lainnya dengan membentuk unit pelaksana teknis dinas kependudukan dan pencatatan sipil kabupaten/kota; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Unit Pelaksana Teknis Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota; Mengingat : 1. Undang-Undang 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara

- 2 - Republik Indonesia Nomor 4674) sebagaimana telah diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 262, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5475); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 80, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4736); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

- 3 - Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); 7. Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk Dan Pencatatan Sipil; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembentukan Dan Klasifikasi Cabang Dinas Dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 451); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN/KOTA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Unit Pelaksana Teknis Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota adalah unit pelayanan urusan administrasi kependudukan di tingkat kecamatan atau yang disebut dengan nama lain yang berkedudukan di bawah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota. 2. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut Disdukcapil Kabupaten/Kota adalah perangkat pemerintah kabupaten/kota yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam urusan Administrasi Kependudukan. 3. Dokumen Kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh instansi pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik yang dihasilkan dari pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.

- 4-4. Pendaftaran Penduduk adalah pencatatan biodata penduduk, pencatatan atas pelaporan peristiwa kependudukan dan pendataan penduduk rentan administrasi kependudukan serta penerbitan dokumen kependudukan berupa kartu identitas atau surat keterangan kepedudukan. 5. Pencatatan Sipil adalah pencatatan peristiwa penting yang dialami oleh seseorang dalam register pencatatan sipil pada instansi pelaksana. 6. Nomor Induk Kependudukan yang selanjutnya disingkat NIK adalah nomor identitas penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia. 7. Kartu Keluarga yang selanjutnya disingkat KK adalah kartu identitas keluarga yang memuat data tentang nama, susunan dan hubungan dalam keluarga, serta identitas anggota keluarga. 8. Kartu Tanda Penduduk Elektronik yang selanjutnya disingkat KTP-el adalah kartu tanda penduduk yang dilengkapi cip yang merupakan identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh instansi pelaksana. 9. Kartu Identitas Anak yang selanjutnya disingkat KIA adalah identitas resmi anak sebagai bukti diri anak yang berusia kurang dari 17 tahun dan belum menikah yang diterbitkan oleh Disdukcapil Kabupaten/Kota. 10. Pembentukan adalah proses penetapan UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota baru untuk menangani tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis penunjang. 11. Pengubahan adalah proses penataan organisasi UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota yang dapat berupa penyempurnaan nomenklatur, kedudukan, tugas, fungsi, struktur organisasi, peningkatan dan penurunan kelas, eselon serta perubahan lokasi dan wilayah kerja. 12. Pembubaran adalah proses penghapusan UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota.

- 5-13. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. BAB II KEDUDUKAN, TUGAS DAN LINGKUP KEGIATAN Bagian Kesatu Kedudukan Pasal 2 UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Disdukcapil Kabupaten/Kota sesuai dengan tugas dan lingkup kegiatan. Pasal 3 Wilayah kerja UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, meliputi 1 (satu) kecamatan atau lebih yang secara geografis berdekatan. Pasal 4 Penempatan kedudukan UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota ditentukan berdasarkan efektivitas, efisiensi, kebutuhan koordinasi dan hubungan kerja dalam pelaksanaan tugas dan lingkup kegiatan UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota. Bagian Kedua Tugas dan Lingkup Kegiatan Pasal 5 Tugas UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota meliputi: a. pelayanan Pendaftaran Penduduk; dan b. pelayanan Pencatatan Sipil.

- 6 - Pasal 6 (1) Pelayanan Pendaftaran Penduduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a meliputi: a. pencatatan biodata penduduk; b. penerbitan KK; c. penerbitan KIA; d. penerbitan KTP-el; dan e. pindah dalam wilayah Indonesia bagi Warga Negara Indonesia. (2) Hasil pelayanan Pendaftaran Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berupa penerbitan Dokumen Kependudukan meliputi: a. biodata penduduk; b. KK; c. KIA; d. KTP-el; dan e. surat keterangan pindah. Pasal 7 (1) Pelayanan Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b meliputi: a. kelahiran; b. kematian; c. lahir mati; d. perkawinan; e. perceraian; f. pengakuan anak; g. pengesahan anak; h. pengangkatan anak; i. perubahan nama; j. perubahan status kewarganegaraan; k. pembatalan perkawinan; l. pembatalan perceraian; dan m. peristiwa penting lainnya. (2) Pelayanan pencatatan sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kecuali huruf c, huruf a sampai dengan huruf g dengan menerbitkan akta pencatatan sipil.

- 7 - (3) Pelayanan Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h sampai dengan huruf m dengan pembuatan catatan pinggir. (4) Pelayanan Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, huruf j, huruf k dan huruf l dengan menerbitkan surat keterangan. Pasal 8 (1) Pembetulan dan pembatalan akta Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) dilakukan oleh UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota yang menerbitkan akta Pencatatan Sipil. (2) Pembetulan dan pembatalan akta Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 9 (1) Dokumen hasil pelayanan Pendaftaran Penduduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) dan pelayanan Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf c, huruf j, huruf k dan huruf l diterbitkan dan ditandatangani oleh kepala Disdukcapil Kabupaten/Kota. (2) Penerbitan dan penandatanganan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat didelegasikan kepada kepala UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota. (3) Dokumen hasil pelayanan Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a sampai dengan huruf j diterbitkan dan ditandatangani oleh pejabat Pencatatan Sipil pada UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota.

- 8 - BAB III PEMBENTUKAN, PENGUBAHAN, DAN PEMBUBARAN Bagian Kesatu Pembentukan Pasal 10 Pembentukan UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota dilakukan oleh bupati/wali kota. Pasal 11 Pembentukan UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota diprioritaskan pada kecamatan: a. dengan kondisi geografis terpencil, sulit dijangkau transportasi umum, dan sangat terbatas akses pelayanan publik; b. dengan kepadatan atau mobilitas penduduk tinggi atau melebihi angka normal rasio kepadatan atau mobilitas penduduk sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; dan/atau c. yang memerlukan efektifitas pemenuhan kebutuhan pelayanan masyarakat. Pasal 12 Syarat pembentukan UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota meliputi: a. memenuhi pembentukan UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota yang diprioritaskan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11; b. memberikan kontribusi dan manfaat langsung dan nyata dalam pemberian pelayanan Dokumen Kependudukan kepada masyarakat; c. tersedianya sumber daya yang meliputi pegawai, pembiayaan, sarana dan prasarana; dan d. tersedianya jabatan sesuai dengan tugas dan fungsi UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota.

- 9 - Pasal 13 (1) Pegawai sebagaimana dimasud dalam Pasal 12 huruf c meliputi: a. pegawai negeri sipil yang terdiri dari pejabat struktural, jabatan fungsional umum, administrator basis data dan operator; dan b. pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja. (2) Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai struktur organisasi UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 14 Tata cara pembentukan UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota meliputi: a. kepala Disdukcapil Kabupaten/Kota mengusulkan pembentukan UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota kepada bupati/wali kota; b. bupati/wali kota memerintahkan kepala Disdukcapil Kabupaten/Kota untuk membuat kajian akademis perlunya pembentukan unit pelaksana teknis dan analisis rasio belanja pegawai terhadap usulan dengan melibatkan perangkat daerah terkait; dan c. bupati/wali kota mengkonsultasikan usulan pembentukan UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota secara tertulis kepada gubernur disertai dengan hasil kajian akademis perlunya pembentukan unit pelaksana teknis dan analisis rasio belanja pegawai sebagaimana dimaksud pada huruf b. Pasal 15 (1) Hasil konsultasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf c jika disetujui, bupati/wali kota dapat membentuk UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota dengan Peraturan Bupati/Wali Kota. (2) Hasil konsultasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf c jika tidak disetujui, bupati/wali kota melakukan

- 10 - evaluasi kembali terhadap pembentukan UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota. Bagian Kedua Pengubahan Pasal 16 Pengubahan UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota dilakukan oleh bupati/wali kota. Pasal 17 (1) Pengubahan UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota, meliputi: a. penyempurnaan nomenklatur; b. kedudukan; c. tugas dan fungsi; d. struktur organisasi; e. peningkatan dan penurunan kelas; f. eselonisasi; dan/atau g. perubahan lokasi dan wilayah kerja. (2) Pengubahan UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan karena adanya perubahan kebijakan kepala daerah meliputi: a. tugas, fungsi, kewenangan, beban kerja, ruang lingkup dan jangkauan pelayanan; b. efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan tugas dan fungsi UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota yang bersangkutan; dan c. ketersediaan pegawai, pembiayaan, sarana, prasarana dan standar operasional prosedur. Pasal 18 Tata cara pengubahan UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 meliputi: a. kepala Disdukcapil Kabupaten/Kota mengusulkan pengubahan UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota kepada bupati/wali kota;

- 11 - b. bupati/wali kota memerintahkan kepala Disdukcapil Kabupaten/Kota untuk membuat kajian akademis perlunya Pengubahan UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota dan analisis rasio belanja pegawai terhadap usulan dengan melibatkan Perangkat Daerah terkait; dan c. bupati/wali kota mengonsultasikan usulan Pengubahan UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota secara tertulis kepada gubernur disertai dengan hasil kajian akademis perlunya Pengubahan UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota dan analisis rasio belanja pegawai sebagaimana dimaksud dalam huruf b. Pasal 19 (1) Hasil konsultasi usulan Pengubahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf c jika disetujui, bupati/wali kota dapat melakukan Pengubahan UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota dengan Peraturan Bupati/Wali Kota. (2) Hasil konsultasi usulan Pengubahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf c jika tidak disetujui, bupati/wali kota melakukan evaluasi kembali terhadap pembentukan UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota. Bagian Ketiga Pembubaran Pasal 20 Pembubaran UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota dilakukan oleh bupati/wali kota. Pasal 21 Tata cara Pembubaran UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, sebagai berikut: a. kepala Disdukcapil Kabupaten/Kota mengusulkan Pembubaran UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota kepada bupati/wali kota; b. bupati/wali kota memerintahkan kepala Disdukcapil

- 12 - Kabupaten/Kota untuk membuat kajian akademis perlunya Pembubaran UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota dan analisis rasio belanja pegawai terhadap usulan Pembubaran dengan melibatkan Perangkat Daerah terkait; dan c. bupati/wali kota mengonsultasikan usulan Pembubaran UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota secara tertulis kepada gubernur disertai dengan hasil kajian akademis perlunya Pembubaran UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota dan analisis rasio belanja pegawai sebagaimana dimaksud pada huruf b. Pasal 22 (1) Hasil konsultasi usulan Pembubaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf c jika disetujui, bupati/wali kota dapat melakukan Pembubaran UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota dengan Peraturan Bupati/Wali Kota. (2) Hasil konsultasi usulan Pembubaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf c jika tidak disetujui, bupati/wali kota melakukan evaluasi kembali terhadap pembubaran UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota. BAB IV SUSUNAN ORGANISASI DAN ESELONISASI Pasal 23 (1) UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota dibedakan dalam 2 (dua) klasifikasi. (2) Klasifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota kelas A untuk mewadahi beban kerja yang besar; dan b. UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota kelas B untuk mewadahi beban kerja yang kecil. (3) Penentuan klasifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan hasil analisis beban kerja dengan

- 13 - ketentuan: a. UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota Kelas A dibentuk apabila: 1. wilayah kerjanya lebih dari 1 (satu) kecamatan; dan 2. jumlah beban kerja 10.000 (sepuluh ribu) atau lebih jam kerja efektif per tahun atau lebih. b. UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota Kelas B dibentuk apabila: 1. wilayah kerjanya hanya 1 (satu) kecamatan; dan 2. jumlah beban kerja antara 5000 (lima ribu) sampai dengan kurang dari 10.000 (sepuluh ribu) jam kerja efektif per tahun. (4) UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan struktur organisasi meliputi: a. UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota kelas A terdiri atas Kepala UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota, kepala subbagian tata usaha dan kelompok jabatan fungsional; dan b. UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota kelas B terdiri atas Kepala UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota dan kelompok jabatan fungsional. (5) Bupati/wali kota dapat menurunkan klasifikasi UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota dengan memperhatikan kemampuan keuangan dan kondisi tertentu di daerah. Pasal 24 (1) Eselonisasi jabatan klasifikasi kelas A meliputi: a. kepala UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota yang merupakan jabatan struktural eselon IV/a; b. kepala subbagian tata usaha yang merupakan jabatan struktural eselon IV/b; dan c. kelompok jabatan fungsional. (2) Eselonisasi jabatan klasifikasi kelas B meliputi: a. kepala UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota yang merupakan jabatan struktural eselon IV/b; dan b. kelompok jabatan fungsional.

- 14 - BAB V EVALUASI Pasal 25 (1) Bupati/wali kota melalui Disdukcapil Kabupaten/Kota melakukan evaluasi kinerja organisasi UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun atau sewaktu-waktu apabila diperlukan. (2) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk penataan UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 26 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

- 15 - Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 5 Desember 2017 MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, ttd TJAHJO KUMOLO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 11 Desember 2017 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR 1766. Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM, ttd WIDODO SIGIT PUDJIANTO Pembina Utama Madya (IV/d) NIP. 19590203 198903 1 001.