BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dan saling mengisi (Tarigan, 2013:1). Setiap keterampilan, erat. semakin cerah dan jelas pula jalan pemikiranya.

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. keempat keterampilan tersebut memegang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menyunting memiliki berbagai macam bentuk, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. yang disampaikan secara terselubung atau tidak secara langsung.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan

percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang mungkin berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu pendapat/gagasan ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia menurut Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan cerminan kehidupan dari masyarakat. Secara alami,

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. kompetensinya yaitu mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui. kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

I. PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat keterampilan tersebut

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan gambar seri merupakan salah satu standar kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

BAB I PENDAHULUAN. menulis, yaitu menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks prosedur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami ide, gagasan, maupun pengalaman penulisnya.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. didukung oleh keterampilan menyimak, membaca dan berbicara. membuat parafrasa lisan dalam kontek bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. garis besar kegiatan belajar-mengajar dikatakan berhasil dan sukses dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Santosa, dkk (dalam Harjono, 2009:4) Mengungkapkan bahwa fungsi bahasa. adalah:

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan. jenis tulisan baik tulisan fiksi maupun nonfiksi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan secara khusus adalah mampu menguasai empat aspek

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Di zaman yang modern ini kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa yang terdiri dari mendengarkan, berbicara,

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN NARASI

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi lulusan (SKL) pada kriteria kualifikasi sikap, kemampuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. membaca, dan menulis. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. kesatuan yang memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bukti eksistensi dari sebuah negara dapat berdiri. Sama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena dengan bahasa, manusia dapat mengungkapkan perasaan, pikiran, gagasan dan juga idenya kepada orang lain. Fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat untuk bekerja sama ataupun berkomunikasi dalam kehidupan bermasyarakat. Melalui bahasa manusia mampu memahami ide, gagasan, pikiran dan perasaannya. Secara umum hal inilah yang menjadi inti dari pengajaran Bahasa Indonesia dari tingkat SD sampai SMA. Pengajaran Bahasa Indonesia merupakan pelajaran pokok di setiap jenjang pendidikan di Indonesia yang bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang berlangsung di sekolah menuntut siswa untuk dapat berkomunikasi dengan orangorang yang berada di sekitar lingkungan mereka berada baik secara lisan maupun tertulis. Secara garis besar, keterampilan bahasa dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu keterampilan berbahasa produktif dan keterampilan berbahasa reseptif. Keterampilan produktif diwujudkan dalam bentuk berbicara dan menulis. Sebaliknya, keterampilan reseptif diwujudkan dalam bentuk mendengar dan membaca. Keempat keterampilan tersebut mempunyai hubungan yang sangat erat dan sama penting. 1

2 Menulis adalah suatu keterampilan berbahasa dalam berkomunikasi walaupun secara tidak langsung dan suatu pekerjaan yang ekspresif dan produktif merupakan ke arah yang lebih maju hasil dari proses pengembangan (Pudiastuti 2011:12). Menulis merupakan kegiatan kebahasaan yang memegang peranan penting dalam dinamika peradaban manusia. Menulis dipergunakan untuk mencatat atau merekam, menyakinkan, melaporkan atau memberitahukan, dan mempengaruhi orang lain. Penyampaian maksud keterampilan menulis hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini tergantung pada pikiran, organisasi, dan pemakaian kata-kata yang jelas dan baik. Melalui kegiatan menulis pula orang dapat mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. Menulis termasuk dalam keterampilan ekspresif yaitu proses menulis yang melibatkan emosi dan perasaan hati yang diekspresikan dalam bentuk tulisan yang ditulis secara kreatif. Dibanding keterampilan lainnya, menulis merupakan keterampilan yang sangat tersulit. Hal itu terlihat pada kemampuan menulis para siswa yang masih terlihat sangat kurang, tentunya hal tersebut berlaku juga dalam penulisan paragraf persuasif. Sejalan dengan pendapat Alwasilah (1994) seperti yang dikutip oleh Kusmana (2014:16) yang menyatakan menulis merupakan kegiatan produktif dan ekspresif yang sering kali dianggap sebagai aktivitas yang sangat sulit dan kompleks karena seorang penulis harus menguasai unsur-unsur bahasa dan unsur di luar bahasa yang menjadi isi karangan.

3 Menulis merupakan rangkaian kegiatan mengungkapkan dan menyampaikan gagasan atau pikiran kepada pembaca agar pembaca dapat memahaminya. Maka kompetensi menulis benar-benar dibutuhkan dalam kehidupan modern ini. Namun berdasarkan observasi yang penulis pernah laksanakan masih banyak kendala serta ketidakmampuan yang dialami siswa dalam kegiatan menulis. Ketidakmampuan siswa dalam menulis terlihat ketika penulis melaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang berlokasi di SMA Negeri 1 Pegajahan, Serdang Bedagai. Ketidakmampuan ini terjadi karena kurangnya minat siswa terhadap kegiatan menulis, termasuk menulis paragraf persuasif. Mereka cenderung mengeluh dan malas mengerjakan tugas menulis yang diberikan guru. Hal ini terlihat saat guru memberikan tugas menulis dan siswa kurang berantusias dalam pembelajaran menulis. Selain itu, salah satu penyebab ketidakmampuan siswa dalam kegiatan menulis dipengaruhi juga oleh metode yang dipergunakan guru dalam proses pembelajaran. Guru cenderung menggunakan metode ceramah yang dinilai kurang bervariatif dalam menarik minat dan bakat siswa dalam kegiatan menulis. Guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran kurang memanfaatkan media dalam menarik minat dan bakat siswa. Hal ini menyebabkan siswa menjadi malas dan nilai kegiatan menulis masih dalam kategori rendah atau dibawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Kegiatan ini didukung oleh penelitian yang pernah dilakukan oleh Nailil Hidayah dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Persuasif

4 Dengan Pendekatan Kontekstual Komponen Learning Community Melalui Media Brosur Pada Siswa Kelas X MA Sunan Muria Pati Tahun Ajaran 2010/2011. Dalam penelitian tersebut nilai rata-rata siwa pada kondisi awal sebesar 58,6 dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sebesar 70. Pada siklus I nilai ratarata siswa sebesar 66,7, dan pada siklus II sebesar 73,7. Masalah penelitian diambil dari pengalaman empiris bahwa kemampuan siswa dalam menulis masih rendah. Selain itu, penulis juga menemukan masalah yang sama di sekolah SMA Negeri 14 Medan. Hal itu dikemukakan oleh guru bahasa Indonesia yaitu ibu Lasma Rohani Siregar, S.Pd. di sekolah SMA Negeri 14 Medan melalui kegiatan observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan wawancara pada bulan Januari 2016 dengan ibu Lasma Rohani Siregar, S.Pd., diperoleh informasi ternyata hampir seluruh siswa, khususnya kelas X, kurang mampu dalam kegiatan menulis, termasuk menulis paragraf persuasif. Hal ini dibuktikan dengan persentase pencapaian nilai menulis paragraf persuasif hanya mencapai 30% saja atau hanya 12 siswa dari 40 siswa yang mampu mencapai nilai KKM. Hasil ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan di SMA Negeri 14 Medan yaitu sebesar 75. Rata-rata ketuntasan nilai yang diperoleh siswa hanya 30%. Sedangkan untuk nilai rata-rata keseluruhan siswa adalah sebesar 61,5. Selain itu, penulis juga mewawancarai salah satu siswa SMA Negeri 14 Medan kelas XI pada bulan Februari 2016 yaitu Jessika Sianipar. Siswa tersebut mengatakan kurangnya motivasi dan media pembelajaran yang kurang menarik

5 menjadi penyebab rendahnya minat siswa dalam menulis paragraf persuasif. Guru yang mengajarkan kemampuan menulis umumnya jarang menggunakan media pembelajaran yang menarik minat siswa dan cenderung menjelaskan melalui metode ceramah. Hal ini membuat siswa menjadi jenuh sehingga minat menulis pun rendah. Peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa lainnya yaitu Rani Simbolon. Dari wawancara yang dilakukan peneliti didapat informasi bahwa kebanyakan siswa kesulitan dalam mengungkapkan ide ke dalam bentuk tulisan serta merangkai kalimat demi kalimat menjadi sebuah paragraf yang utuh. Saat ini pendidikan di Indonesia menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menghendaki terwujudnya suasana menarik agar siswa dapat mengembangkan potensi dirinya salah satu pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi siswa adalah menulis paragraf persuasif. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terdapat Standar Kompetensi (SK) yang ke- 12 yaitu Mengungkapkan Informasi Melalui Penulisan Paragraf dan Teks Pidato, dengan Kompetensi Dasar (KD) yang ke 12.2 Menulis Gagasan Untuk Menyakinkan atau Mengajak Pembaca Bersikap atau Melakukan Sesuatu Dalam Bentuk Paragraf Persuasif merupakan salah satu kompetensi pembelajaran yang wajib dikuasai. Menulis paragraf persuasif merupakan sarana untuk mengungkapkan ide, gagasan dan keinginan. Namun kenyataan yang terjadi banyak siswa yang kesulitan mengungkapkan ide, gagasan dan keinginan serta mengembangkan

6 bahasa untuk menyakinkan orang lain di dalam tulisannya. Hal ini terjadi karena siswa kurang dikenalkan dengan paragraf persuasif dan guru kurang memanfaatkan media yang tepat dalam proses pembelajaran. Guru sebagai perencana, pelaksana dan pengembang kurikulum memiliki peran penting dalam mencapai keberhasilan proses pembelajaran di dalam kelas. Kegiatan dalam kelas dapat dipengaruhi jika guru mampu memanfaatkan media sebagai contoh dalam pembelajaran. Pemanfaatan media terbukti dapat mengatasi keterbatasaan yang terjadi di dalam kelas, baik dari segi materi, lingkungan maupun siswa. Media iklan advertorial merupakan bentuk periklanan yang disajikan dengan gaya bahasa jurnalistik. Media iklan advertorial memiliki sifat informatif dan persuasif. Persamaan antara iklan advertorial dan paragraf persuasif yaitu sama-sama digunakan untuk mempengaruhi pembaca agar tertarik dengan tulisannya. Media ini dapat mengarahkan siswa untuk berpikir serta mencari gagasan yang akan digunakan pada saat menulis paragraf persuasif. Penggunaan media iklan advertorial ini juga membantu siswa dalam memilih kata-kata untuk mengembangkan kerangka paragraf persuasif. Bertitik tolak dari uraian di atas, penulis tertarik untuk membuat suatu penelitian yang berjudul Pengaruh Media Iklan Advertorial Terhadap Kemampuan Menulis Paragraf Persuasif Oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 14 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016.

7 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang dipaparkan dalam latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah antara lain: (1) kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia, (2) sulitnya siswa dalam menuangkan ide ke dalam bentuk tulisan, (3) sulitnya siswa dalam merangkai kalimat menjadi sebuah paragraf yang utuh, (4) guru cenderung menggunakan meode ceramah dan kurang memanfaatkan media dalam pembelajaran paragraf persuasif. C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari kemungkinan yang dapat menghambat jalannya penelitian ini karena masalah yang terlalu luas, penulis membatasi masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh media iklan advertorial terhadap kemampuan menulis paragraf persusif siswa kelas X SMA Negeri 14 Medan dengan memperhatikandengan memperhatikan pengembangan kerangka paragraf menjadi paragraf, kesesuaian jenis karangan, kesesuaian isi, pilihan kata (diksi), penggunaan kalimat, dan ejaan. D. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang akan di teliti mengenai pengaruh model iklan advertorial terhadap kemampuan menulis paragraf persuasif, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

8 (1) Bagaimana kemampuan menulis paragraf persuasif oleh siswa kelas X SMA Negeri 14 Medan sebelum menggunakan media iklan advertorial? (2) Bagaimana kemampuan menulis paragraf persuasif oleh siswa kelas X SMA Negeri 14 Medan sesudah menggunakan media iklan advertorial? (3) Apakah ada pengaruh media iklan advertorial terhadap kemampuan menulis paragraf persuasif oleh siswa kelas X SMA Negeri 14 Medan tahun pembelajaran 2015/2016? E. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah di atas maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: (1) untuk mengetahui kemampuan menulis paragraf persuasif oleh siswa kelas X SMA Negeri 14 Medan sebelum menggunakan media iklan advertorial, (2) untuk mengetahui kemampuan menulis paragraf persuasif oleh siswa kelas X SMA Negeri 14 Medan sesudah menggunakan media iklan advertorial, (3) untuk mengetahui apakah ada pengaruh media iklan advertorial terhadap kemampuan menulis paragraf persuasif oleh siswa kelas X SMA Negeri 14 Medan tahun pembelajaran 2015/2016. F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis.

9 1. Manfaat Teoretis 1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk menambah khasanah penelitian dalam aspek keterampilan menulis paragraf persuasif pada siswa SMA. 2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dalam teori pembelajaran bahasa, khususnya pembelajaran menulis paragraf persuasif, serta menginformasikan kepada pembaca bahwa dengan menggunakan media iklan advertorial akan meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasif. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru Penelitian ini dapat menginspirasi guru untuk meningkatkan kreatifitas dalam mengajar, khususnya dalam menulis paragraf persuasif. Guru juga dapat menggunakan media ini untuk meningkatkan minat dan kemampuan belajar siswa. b. Bagi mahasiswa Sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan bagi penelitian selanjutnya, khususnya dalam materi menulis paragraf persuasif. c. Bagi siswa Siswa memperoleh pengetahuan baru dalam mengajar, lebih menumbukan minat dan kemampuan dalam belajar khususnya dalam menulis paragraf

10 persuasif. Siswa juga dapat terbantu dalam mengetahui seberapa besar daya serap siswa atas pemahamannya terhadapa menulis paragraf persuasif.