BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skripsi merupakan karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada strata 1. Data yang dirilis pada sosialisasi skripsi karya yang diselenggarakan di Seminar Timur Fisipol pada bulan Mei 2016 menyatakan bahwa rata-rata mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada membutuhkan waktu hingga 3 semester atau setara dengan satu setengah tahun untuk menyeleseikan skripsinya. Hal inilah yang menjadi dasar pembekalan bagi mahasiswa untuk menekuni bidang ilmu yang akan dijadikan objek dalam penelitian skripsi. Pada tahun 2016, Fakutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM yang terdiri atas 6 departemen membuat suatu terobosan terbaru yang disebut dengan skripsi karya. Skripsi karya ini dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan mahasiswa Fisipol dalam menyelesaikan tugas akhirnya selain dengan membuat skripsi konvensional. Skripsi karya dapat berupa police paper, jurnal yang diterbitkan di lembaga jurnal nasional maupun internasional, film dokumenter, dan magang di instansi yang sesuai dengan disiplin ilmu terkait. Setiap departemen di Fisipol memiliki jenis-jenis skripsi karya yang berbeda-beda. Departemen Politik dan Pemerintahan memiliki empat pilihan dalam menyelesaikan skripsi. Pilihan dalam menyelesaikan skripsi tersebut merupakan hasil dari tinjauan ilmiah yang telah diperhitungkan dengan matang, yakni: 1. Skripsi 2. Artikel Jurnal yang terdiri atas Produk Advokasi atau Naskah Akademik 3. Film/Video Dokumenter 4. Magang dan Laporan Magang 1
Penulis disini memilih magang dan laporan magang sebagai skripsi karya. Penulis juga berharap hal ini dapat memotivasi mahasiswa untuk melaksanakan magang yang menjadi pengalaman dan pembelajaran yang berharga bagi penulis. 1.2 Fokus Magang Magang ini difokuskan untuk melihat bagaimana implementasi antara idealitas teori dan fakta sesungguhnya yang terjadi di lapangan. Selama ini pembelajaran masih terfokus dengan idealitas mengenai tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) dari sebuah lembaga negara terkhusus lembaga legislatif. Magang ini akan mencoba memahami lebih komperhensif mengenai fungsi lembaga negara yang sudah atau belum berjalan dengan baik dan gambaran umum pelaksanaan fungsi dari lembaga legislasi. Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, penulis melakukan magang di Fraksi PPP DPR RI sesuai dengan izin yang telah dikeluarkan dari ketua Fraksi PPP MPR RI yaitu Bapak Arwani Thomafi, S.Ag. Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengetahui bagaimana proses atau alur penyelenggaraan administrasi fraksi dalam melaksanakan fungsinya. Persoalan Fraksi PPP ini merupakan efek domino dari partai yang mengalami Faksionalisme. Perpecahan pada partai ini bermula dari hadirnya ketua umum, Suryadharma Ali (SDA), dalam kampanye Partai Gerindra. Kehadiran ketua umum Partai Persatuan Pembangunan dalam kampanye legislatif Partai Gerinda menyakiti dan mengagetkan seluruh jajaran kader. Hal ini dikarenakan kedatangan ketua umum yang mengatasnamakan partai belum di konsolidasikan dengan kader partai baik dijajaran Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) maupun Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Kasus ini cukup mendapat perhatian yang serius, mengingat belum lama sebelum kejadian itu, ketua umum menginstruksikan kepada seluruh kader untuk mengkampanyekan partai bukan lagi personal dimana tidak boleh ada
kader yang mengkampanyakan dirinya saja di daerah pemilihan yang bersangkutan dan memperbolehkan tidak memilih PPP di pemilihan yang lain. Hal ini berarti seluruh kader diinstruksikan untuk memilik PPP mulai dari dari DPRD tingkat kota hingga DPR RI. Suasana diperkeruh ketika ketua umum PPP saat itu secara terbuka menyatakan dukungan terhadap Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Hal ini jelas membuat geram pengurus yang lain mengingat ketua umum tidak memutuskan itu melalui mekanisme musyawarah. Perwakilan ketua DPW dan DPD menanyakan keputusan tersebut kepada ketua umum melalui mediator ketua majelis syariah, K.H Maimoen Zubair, akhirnya semua sepakat untuk meradam kasus ini dan berfokus pada pemilihan umum pada 9 April mendatang dan PPP pada pemilu 2014 ini mendapatkan suara sebanyak 9.157.488 suara atau setara dengan 6,53% suara nasional. Kenaikan suara ini membuat PPP mendapat penambahan satu kursi di DPR RI. Pada pemilihan Presiden 2014, PPP sepakat mendukung Probowo Subianto dan pasangannya Hatta Rajasa (Prabowo-Hatta). Tidak lama setelah penetapan itu, ketua umum partai ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dengan kasus kuota ibadah haji. Hal ini secara tidak langsung berdampak pada hasil pilpres 2014 dimana pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) sukses mengalahkan Prabowo-Hatta. Setelah berakhirnya pemilu, persoalan di tubuh PPP masih belum selesai. Peristiwa saling pecat antar sesama kader terjadi dalam fase transisi ini. Peristiwa saling pecat ini dimulai ketika sekjen dipecat oleh ketua umum dan ketua umum juga dipecat oleh sekjen. Masalah cukup serius terjadi ketika ketua umum dan sekjen gagal mencapai kata sepakat dalam beberapa pertemuan yang terjadi. Setelah hal itu terjadi, partai PPP terbagi menjadi dua kubu, yaitu kubu yang mendukung ketua umum (SDA) dan kubu yang mendukung sekertaris jendral (Romahurmuziy, Romy). Puncak konflik terjadi ketika dua kubu melaksanakan Mukhtamar. Kubu SDA menginisiasi Mukhtamar Jakarta dan kubu
Romy menginisiasi Mukhtamar Surabaya. Pada kedua Mukhtamar ini ditetapkan Ketua Umum masing-masing. Djan Faridz (Djan) ditetapkan sebagai ketua umum di Mukhtamar Jakarta dan Romahurmuziy ditetapkan sebagai ketua umum di Mukhtamar Surabaya. Kemudian keduanya mendaftarkan diri sebagai ketua umum ke Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Hasil dari Kemenkumham adalah mensahkan hasil Mukhtamar Surabaya. Peristiwa ini membuat kedua kubu yang saling bertikai ini justru semakin memanas satu dengan yang lainnya. Dua pihak masih merasa menjadi yang paling sah dan paling benar. Gugatan mulai dilaporkan dari pengadilan hingga kasasi ke Mahkamah Agung. Persoalan ini menjadi semakin masalah ketika berdampak pada perpecahan fraksi. Terdapat dua kubu fraksi yang ada di DPR RI. Masalah ini berbuntut panjang ketika paripurna pengesahan fraksi di DPR RI tidak memperhatikan salah satu kubu, sehingga peristiwa tidak layak terjadi ketika Hasrul Azwar membalikan meja sidang. Tata kelola administrasi pun bermasalah, mulai dari kebingungan surat yang masuk karena berasal dari dua kubu fraksi hingga perbedaan pendapat antar dua kubu. Bahkan, pernah terjadi kesalahan kop surat dimana salah satu kubu mengirim surat kepada sekrertariat dewan saat perubahan nomenklatur fraksi dengan kop surat partai lain. Suasana ini semakin tidak sehat ketika banyak sekali anggota yang cenderung tertutup satu sama lainnya. Pada saat itu, terdapat empat buah Surat Keputusan (SK) F-PPP yang memusingkan Kesekertariatan Dewan (Setwan). Namun, kini semua telah usai dan berjalan sebagaimana mestinya. Mukhtamar Islah menjadi awal kebangkitan fraksi, Magang ini mencoba memfokuskan pada sejauh mana Mukhtamar Islah sukses memperbaiki tata kelola administrasi F-PPP di DPR RI.
1.3 Tujuan dan Kegunaan 1.3.1 Tujuan magang bagi mahasiswa Bagi Mahasiswa tujuan dari magang ini adalah : a. Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman praktis dalam penyelenggaraan urusan administrasi pelayanan pada lembaga legislatif b. Mengaplikasikan teori dengan praktik di lapangan. Mencakup apakah teori yang diperoleh telah sesuai dengan penerapan di lapangan dan apakah materi perkuliahan yang telah diberikan telah sesuai dengan kebutuhan dengan standart profesional c. Memberikan pemahaman kepada mahasiswa Departemen Politik dan Pemerintahan dan mengenai idealisme dunia kerja dalam hal ini media terkait dan realitas sosialnya. d. Memperdalam dan meningkatkan ketrampilan serta kreativitas mahasiswa e. Menguji kemampuan mahasiswa dalam berkreasi sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari. f. Sebagai bekal untuk mempersiapkan diri terjun ke dalam dunia kerja profesional maupun dalam kehidupan sosial bermasyarakat 1.3.2 Bagi Universitas Gadjah Mada Bagi Universitas Gadjah Mada, Magang ini dapat berguna sebagai : a. Sebagai sarana pengenalan pada di samping itu juga sebagai pertimbangan dalam penyusunan program pendidikan pada bidang keilmuan Ilmu Politik b. Sebagai bahan masukan dan evaluasi program pendidikan di Departemen Politik dan Pemerintahan untuk menghasilkan tenaga-tenaga terampil yang sesuai dengan kebutuhan dalam dunia kerja profesional c. Sebagai sarana menjalin kerjasama antara pihak Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada sebagai institusi pendidikan 5
1.3.3 Bagi Lembaga yang dituju (F-PPP DPR RI) Bagi lembaga yang dituju, magang ini dapat berguna sebagai: a. Sebagai sarana mengetahui kualitas pendidikan di Departemen Politik dan Pemerintahan Universitas Gadjah Mada b. Sebagai sarana untuk penilaian kriteria tenaga kerja yang dibutuhkan oleh badan usaha yang terkait c. Sebagai sarana untuk menjalin hubungan baik dan saling menguntungkan antara lembaga pendidikan dan dunia kerja profesional. 6