BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang bertambah pesat seiring dengan perkembangan teknologi telah membawa pengaruh besar terhadap perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini terlihat dengan adanya persaingan yang ketat dalam dunia usaha, baik perdagangan maupun perindustrian, serta adanya peningkatan tuntutan konsumen akan produk atau barang yang dikonsumsinya (Dian Radiani, 2004). Persaingan yang semakin ketat ini mengharuskan perusahaan untuk mengelola semua sumber daya yang dimilikinya seoptimal mungkin supaya perusahaan dapat menghasilkan dan menawarkan produk yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen dengan kualitas tinggi pada harga yang memadai untuk tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan dapat semakin berkembang (Dian Radiani, 2004). Widya Tamodia (2013) mengatakan bahwa secara umum, perusahaan dagang dapat didefinisikan sebagai organisasi yang melakukan kegiatan usaha dengan membeli barang dari pihak atau perusahaan lain kemudian menjualnya kembali kepada masyarakat. Setiap perusahaan pasti bertujuan untuk menghasilkan laba optimal agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, memajukan, serta mengembangkan usahanya ketingkat yang lebih tinggi lagi. Salah satu unsur yang paling penting dalam perusahaan dagang adalah persediaan. Persediaan merupakan barang dagang yang dibeli kemudiaan disimpan untuk selanjutnya dijual kembali 1
2 dalam operasi. Perusahaan senantiasa memberi perhatian yang besar dalam persediaan. Persediaan barang dagang merupakan salah satu sumber daya penting bagi kelangsungan hidup perusahaan dagang, karena disamping merupakan aset yang nilainya paling besar dibanding aktiva lancar lainnya dalam neraca perusahaan, juga disebabkan sumber utama pendapatan perusahaan dagang berasal dari hasil penjualan persediaannya ini. Persediaan pada perusahaan dagang umumnya terdiri dari beraneka ragam jenis barang dengan jumlah yang relatif banyak. Persediaan barang dagangan yang beraneka ragam ini merupakan salah satu karakteristik dari bisnis eceran (retailing) (Dian Radiani, 2004). Dyah Mustika Prabandaru (2012) mengatakan bahwa tanpa persediaan barang dagangan perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan penjualan, penjualan juga akan terpenuhi atas tersedianya barang dagangan atau persediaan tersebut. Jika barang tidak tersedia berupa bentuk, jenis, mutu serta jumlah yang diinginkan pelanggan, maka penjualan akan ikut mengalami penurunan begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu persediaan sangat perlu dijaga untuk kelangsungan kegiatan perusahaan yang bersangkutan. Baik prosedur penerimaan, pengeluaran, dan pencatatannya. Persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus menerus akan mengalami suatu perubahan. Penjualan persediaan akan menghasilkan pendapatan bagi suatu perusahaan yang selanjutnya akan digunakan untuk membayar keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Demi mempertahankan eksistensinya, perusahaan
3 harus memperhatikan setiap aktivitas dalam operasional perusahaannya agar dapat berjalan seefektif dan seefisien mungkin (Lusiana Agustina 2008). Kesalahan dalam pencatatan, kehilangan barang dan penataan barang yang kurang baik dapat terjadi dalam suatu perusahaan, seperti yang terjadi di PT PINDAD (Persero) hilangnya senjata api yang merupakan bagian dari aset atau kekayaan milik perusahaan. Pabrik Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) dalam negeri, PT Pindad kehilangan sejumlah senjata api hasil produksinya pada tahun 2012. Kepala Departemen Humas dan Hukum PT Pindad Tuning Rudyati membenarkan adanya kehilangan tersebut. Sementara itu, dari sumber di kepolisian membenarkan PT Pindad telah membuat laporan atas hilangnya tiga pucuk Senjata api jenis revolver kaliber 38. awalnya dari laporan masyarakat yang mengetahui ada senjata api buatan pindad ditangan sipil. Ketika ditelusuri ternyata ada senjata api yang hilang itu diduga dicuri kata seorang sumber. Seperti diketahui, PT Pindad memang memproduksi dua jenis senjata revolver yang diberi nama R1-V1 dan R1-V2, kedua revolver itu berkaliber 38. (Sindonews.com, 2012) Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas pengendelian internal pada PT Pindad (Persero) masih kurang baik, sedangkan efektivitas pengendalian internal sangat berguna dalam melindungi aktiva perusahaan terhadap kecurangan, pemborosan dan pencurian yang dilakukan baik oleh pihak di dalam perusahaan maupun pihak di luar perusahaan (Makisurat, 2014). PT. Gani Arta Dwitunggal adalah perusahaan yang didirikan pada tahun 1972. Perusahaan ini bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi berbagai jenis
4 Keramba Jaring Apung (KJA) serta sarana dan prasarana penunjang kegiatan budidaya seperti: KJA Kotak, KJA Oktagonal, KJA Bundar, Net Budidaya Tanpa Simpul, Rumah Jaga Terapung, Dermaga Apung, Katamaran, Jukung, Rumpon Apung, Apartemen Ikan, Keranjang Abalone/Mutiara/Rumput Laut, dan Buoy dengan Merk AquaTec. Karena banyak jenis produk yang ada di perusahaan ini tentunya banyak pula suku cadang yang dibutuhkan oleh perusahaan. Sehingga kemungkinan dapat terjadi kesalahan kerusakan pada persediaan suku cadang. Pada penelitian-penelitian terdahulu mengenai pengaruh pengendalian internal terhadap efektivitas pengelolan persediaan barang jadi oleh Lusiana Agustina (2008) di PT Parahita Sanu Setia menyimpulkan bahwa pengendalian internal pada PT Parahita Sanu Setia berpengaruh terhadap keefektivitasan pengelolaan persediaan barang jadi, hal ini dapat dilihat dari adanya pengendalian internal pada setiap tahap pengelolaan persediaan barang jadi. Dalam penelitiaan yang dilakukan oleh Andrew Budi Isnaini (2009) menyimpulkan bahwa pengawasan internal persediaan suku cadang pada Auto 2000 Sm Raja PT Astra Internasional Medan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku di perusahaan dan standar internal akuntansi. Stephen (2014) dalam penelitiannya mengatakan bahwa pendekatan yang sistematis untuk operasi melalui implementasi ISO 9000 telah memberikan hasil yang diinginkan dalam sistem manajemen persediaan. Beberapa tempat didapati memiliki poin menengah dalam hal keefektifan, tetapi kebanyakan tempat-tempat tersebut berhasil dalam memastikan bahwa persediaan aman dan terjaga.
5 Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Jhon dan Vinita (2013) mengatakan bahwa perusahaan dapat memperoleh manfaat jika menerapkan teknologi Radio frequency identification (RFID), karena mereka dapat melacak persediaan pada rantai pasokan secara lebih efisien dan memantau aktiva berwujud yang dimiliki. RFID memberikan perusahaan peluang yang sangat besar untuk memperkuat pengendalian internal mereka atas persediaan. Berdasarkan fenomena diatas maka penulis tertarik untuk meneliti implementasi pengendalian internal dalam sebuah karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul Analisis Implementasi Pengendalian Internal Terhadap Efektivitas Persediaan Suku Cadang di PT Gani Arta Dwitunggal Bandung. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan, penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana efektivitas persediaan suku cadang di PT Gani Arta Dwitunggal 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian adalah : 1. Untuk mendapatkan bukti empiris efektivitas persediaan suku cadang di PT Gani Arta Dwintunggal 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian yang dilakukan penulis, antara lain: 1. Kegunaan praktis, untuk dapat memberikan masukan PT Gani Arta Dwitunggal
6 2. Bagi penulis, penelitian ini berguna dalam memperdalam pengetahuan penulis tentang menganalisa pengendalian internal terhadap persediaan suku cadang di PT Gani Arta Dwitunggal 3. Kegunaan Teoritis, penelitian ini diharapkan berguna bagi perkembangan ilmu akuntansi khususnya tentang pengendalian Internal dan Stock Persediaan Suku Cadang. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penulisan dilaksanakan pada PT Gani Arta Dwintunggal bagian Staff Sparepart yang berlokasi di Kawasan Industri Batujajar Permai Jl. Raya Batujajar Km. 2.8 Padalarang Kab. Bandung Barat, Jawa Barat, Indonesia 40553. Waktu pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan oleh penulis mulai bulan maret 2016 sampai dengan bulan januari 2017.