*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK BATITA DI DESA MOPUSI KECAMATAN LOLAYAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT DIARE DAN ISPA DENGAN STATUS GIZI PADA BADUTA 6-24 BULAN DI PULAU MANTEHAGE KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DAN POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA BONGKUDAI KECAMATAN MODAYAG BARAT Rolavensi Djola*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKANORANG TUA DAN STATUS GIZI BALITA DI DESANGARGOSARI KECAMATAN SAMIGALUH KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENGOLAHAN MAKANAN DENGAN STATUS GIZI BALITA

BAB I PENDAHULUAN. finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan dalam pembangunan kesehatan

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB GIZI KURANG PADA BALITA DI DESA BANYUANYAR KECAMATAN KALIBARU BANYUWANGI

PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI BATITA UMUR 1-3 TAHUN DI DESA MOPUSI KECAMATAN BOLAANG MONGONDOW INDUK SULAWESI UTARA 2014

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK UMUR 1 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBITAHUN 2013

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STATUS IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA

Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Anak Balita

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran

Perilaku Ibu Dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Balita. Mother Relationship With Events Nutrition Behavior In Children

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Persetujuan Pembimbing. Jurnal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA HUIDU KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI PULAU NAIN KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesempatan Indonesia untuk memperoleh bonus demografi semakin terbuka dan bisa

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Henrika Hetti Gulo 1, Evawany 2, Jumirah 3. Jl. Universitas No.21 Kampus USU Medan, ABSTRACT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK BALITA

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRACT. Keywords: severe acute malnutrition, child, nutrition status, economic status

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, kesehatan yang

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

Rizqi Mufidah *), Dina Rahayuning P **), Laksmi Widajanti **)

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI DESA KANIGORO, SAPTOSARI, GUNUNG KIDUL

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 1-5 TAHUN DI DESA PEKUNCEN BANYUMAS TAHUN 2013

PREVALENSI BALITA DENGAN BERAT BADAN RENDAH DI SULAWESI UTARA PADA TAHUN 2009 Marsella Dervina Amisi*, Ester Candrawati Musa*

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

THE FACTORS ASSOCIATED WITH POOR NUTRITION STATUS ON TODDLERS IN THE PUSKESMAS PLERET BANTUL REGENCY YEARS Rini Rupida 2, Indriani 3 ABSTRACK

Jurnal Care Vol 3 No 3 Tahun 2015

Eko Heryanto Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja ABSTRAK

MAULANA WIJAYA NIM. J

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU MENGIKUTI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULUR RT 03/VI BENDOSARI SUKOHARJO

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pemeriksaan lain seperti antropometri, laboratorium dan survey. lebih tepat dan lebih baik (Supariasa dkk., 2002).

BAB 1 : PENDAHULUAN. Millenuim Development Goals (MDGs) adalah status gizi (SDKI, 2012). Status

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO SUHUFIL ULA NIM:

PERBEDAAN. NASKAH an. Diajukan oleh : J FAKULTAS

Faktor-faktor yang berhubungan dengan keterlambatan perkembangan bayi usia 9 bulan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa baduta (bawah dua tahun) merupakan Window of opportunity. Pada

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS NELAYAN KOTA CIREBON

ABSTRACT. Objective: To identify association between immunization and nutrition status of children under five.

HUBUNGAN ASUPAN ENERGY DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN TAMAMAUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULYOREJO, KEC.KRATON, KAB.PASURUAN.

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU FLAMBOYAN B MOJOSONGO JEBRES SURAKARTA. Lilik Hanifah Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK


BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

Jurnal Respati, Kesehatan, Vol. 2, No. 1, April 2012: 1 5 1

BAB 1 PENDAHULUAN. normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh

Kata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR ANAK DAN POLA ASUH IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan gizi masih menjadi masalah yang serius. Kekurangan gizi

Perbedaan Tingkat Kecukupan Karbohidrat dan Status Gizi (BB/TB) dengan Kejadian Bronkopneumonia

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI PUSKESMAS JAMBON KECAMATAN JAMBON KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2014.

BAB I PENDAHULUAN. terutama penyakit infeksi. Asupan gizi yang kurang akan menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keemasan, yang memiliki masa tumbuh kembangnya berbagai organ tubuh. Bila

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi kurang sering terjadi pada anak balita, karena anak. balita mengalami pertumbuhan badan yang cukup pesat sehingga

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOMBOS KOTA MANADO Krisna Lumban Gaol *, Maureen I. Punuh*, Nancy S. H Malonda*. *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Masa balita merupakan periode perkembangan fisik dan mental yang pesat. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifat irreversible (tidak dapat pulih). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pendidikan ibu, pendapatan keluarga, penyakit infeksi, dan kelengkapan imunisasi dengan status gizi balita. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan jumlah sampel 108 orang dan menggunakan teknik purposive sampling. Data primer diperoleh dengan melakukan pengukuran antropometri dan melalui kuesioner yang diisi ibu balita kemudian di analisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Hasil analisis bivariat diperoleh nilai p value >0,05 untuk pendidikan ibu, pendapatan keluarga, penyakit infeksi dengan status gizi (BB/TB dan TB/U), serta kelengkapan imunisasi menurut indeks TB/U menunjukkan tidak ada hubungan pendidikan ibu, pendapatan keluarga, penyakit infeksi dengan status gizi balita menurut indeks BB/TB dan TB/U, serta gizi menurut indeks TB/U. Sedangkan hasil analisis bivariat terhadap kelengkapan imunisasi diperoleh nilai p value sebesar 0,016 (<0,05) menunjukkan terdapat hubungan kelengkapan imun isasi dengan status gizi balita menurut indeks BB/TB. Kata kunci: Status Gizi Balita, Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga, Penyakit Infeksi, Imunisasi ABSTRACT Infancy is a period of physical and mental development is rapid. The need for more attention in the growth and development in the age of the children based on the fact that malnutrition occurs in this golden period, irreversible (can not be recovered). This study aims to determine the relationship of maternal education, family income, infectious d iseases, and completeness of immunization with the nutritional status of children. This study used cross sectional design with a sample of 108 people and using purposive sampling technique. Primary data were obtained by anthropometric measurements and questionnaires completed by mothers later in univariate and bivariate analysis using chi square test. Bivariate analysis results obtained p value >0.05 for maternal education, family income, infectious diseases and nutritional status (BB/TB and TB/U), and immunization completeness according to index TB/U show no association maternal education, family income, infectious diseases with nutrition status by index BB/TB and TB/U, as well as the completeness of immunization and nutritional status according to index TB/U. While the results of the bivariate analysis on the completeness of immunization obtained p value of 0,016 (<0.05) demonstrated an association completeness of immunization with infant nutritional status according to the index of BB/TB. Keywords: Nutritional Status Toddler, Mother Education, Family Income, Infectious Diseases, Immunization 1

PENDAHULUAN Gizi menjadi bagian sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan balita yang didalamnya memiliki keterkaitan yang erat hubungannya dengan kesehatan dan kecerdasan. Pemberian gizi yang kurang baik terutama terhadap anak-anak, akan menurunkan potensi sumber daya pembangunan masyarakat (Cakrawati & Mustika, 2012). Masalah gizi secara langsung disebabkan oleh faktor kurangnya asupan makanan dan penyakit infeksi, sedangkan secara tidak langsung disebabkan oleh ketersediaan pangan, sanitasi, pelayanan kesehatan, pola asuh, kemampuan daya beli keluarga, pendidikan, dan pengetahuan. Penyebab gizi kurang di Indonesia sesuai hasil penelitian bermula krisis ekonomi, politik dan sosial menimbulkan dampak negatif seperti kemiskinan, pendidikan dan pengetahuan yang rendah, pola makan, ketersediaan pangan pada tingkat keluarga rendah, sanitasi dan air bersih serta pelayanan kesehatan dasar yang tidak memadai (Khomsan, 2012). Selain faktor-faktor tersebut, kelengkapan imunisasi juga memiliki hubungan yang bermakna dengan status gizi karena imunisasi memberikan zat kekebalan tubuh balita sehingga balita tersebut menjadi tidak rentan terhadap penyakit. Pada umumnya penyakit infeksi sering terjadi pada balita karena pada masa ini balita memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih rentan terhadap penyakit (Probowo, 2012). Menurut data Profil Kesehatan Indonesia 2015, Provinsi Sulawesi Utara mempunyai prevalensi gizi buruk pada balita sebanyak 3,7%, dan prevalensi gizi kurang sebanyak 12,8% pada tahun 2014. Sedangkan prevalensi status gizi balita kategori sangat pendek sebanyak 17,0% dan kategori pendek 17,8% (Anonim, 2015a). Hasil pemantauan status gizi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara diketahui bahwa jumlah balita secara keseluruhan yang berstatus gizi buruk di Sulawesi Utara pada Tahun 2015 sebanyak 39 balita (0,52%), balita gizi kurang sebanyak 3500 orang (11,62%), dan gizi lebih sebesar 1,67%. Prevalensi balita yang termasuk kategori pendek sebanyak 17,61% dan sangat pendek sebanyak 7,44% (Anonim, 2015b). Sedangkan data Dinas Kesehatan Kota Manado, tercatat balita gizi buruk Di Kota Manado Tahun 2014 sebanyak 7 balita, dan menurun pada Tahun 2015 menjadi 5 balita. Prevalensi balita gizi kurang sebanyak 306 balita pada Tahun 2014 dan meningkat menjadi 471 balita pada Tahun 2015. Data yang diperoleh Dinas Kesehatan Kota Manado Tahun 2015, yang memiliki 15 wilayah kerja 1

puskesmas menyebutkan bahwa salah satu puskesmas dengan prevalensi masalah gizi paling tinggi ditemukan pada balita di wilayah kerja Puskesmas Kombos, dimana data 3 tahun terakhir terdapat balita dengan kasus gizi buruk 3 orang, dan 53 balita gizi kurang pada tahun 2013. Jumlah kasus balita gizi buruk sebanyak 2 orang dan balita gizi kurang sebanyak 72 orang pada tahun 2014, serta tahun 2015 ditemukan balita gizi buruk sebanyak 3 orang dan balita gizi kurang sebanyak 268 orang (Anonim, 2015c). Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis perlu melakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi anak balita di wilayah kerja Puskesmas Kombos, Kota Manado. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kombos Kota Manado pada bulan Juni sampai September 2016. Sampel penelitian yaitu anak balita umur 1-5 tahun dan ibu balita yang memenuhi kriteria insklusi. Jumlah sampel yang didapatkan sebanyak 108 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data dianalisis menggunakan uji chi-square dan uji fisher exact. Variabel dependen adalah status gizi balita dan variabel independen yaitu pendidikan ibu, pendapatan keluarga, penyakit infeksi dan kelengkapan imunisasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat Tabel 1 Dsitribusi Variabel Independen dan Variabel Dependen. Pendidikan ibu n % Tinggi 60 55,6 Rendah 48 44,4 Pendapatan keluarga Cukup 42 38,9 Kurang 66 61,1 Penyakit infeksi Tidak terkena 82 75,9 Terkena 26 24,1 Kelengkapan imunisasi Lengkap 96 88,9 Tidak lengkap 12 11,1 Status Gizi (BB/TB) Kurus 16 14,8 Normal 92 85,2 Status Gizi (TB/U) Pendek 46 42,6 Normal 62 57,4 Berdasarkan Tabel 1, menunjukkan bahwa responden yang berpendidikan tinggi lebih banyak yaitu sebanyak 60 responden (55,6%) pada yang 2

berpendidikan rendah sebanyak 48 reponden (44,4%). Distribusi responden berdasarkan pendapatan keluarga menunjukkan lebih banyak responden berpendapatan keluarga kurang yaitu sebanyak 66 responden (61,1%), dibandingkan responden dengan pendapatan cukup sebanyak 42 responden (38,9%). Distribusi balita yang tidak terkena penyakit infeksi sebanyak 82 balita (75,9%) sedangkan yang terkena penyakit infeksi sebanyak 26 balita (24,1%). Balita berdasarkan riwayat pemberian imunisasi dengan frekuensi tertinggi imunisasi lengkap sebanyak 96 responden (88,9%) sementara imunisasi tidak lengkap sebanyak 12 responden (11,1%). Selanjutnya status gizi balita menurut indeks BB/TB, menunjukkan terdapat 16 balita (14,8%) kategori kurus, sedangkan kategori normal sebanyak 92 balita (85,2%). Status gizi balita menurut indeks TB/U terdapat 46 balita (42,6%) kategori pendek, dan 62 balita (57,4%) termasuk kategori normal. Analisis Bivariat Tabel 2. Hubungan antara Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga, Penyakit Infeksi, Kelengkapan Imunisasi dengan Status Gizi Balita Menurut Indeks BB/TB. Status Gizi BB/TB Variabel Kurus Normal Total n % n % n (%) Pendidikan ibu Tinggi 6 5,6 54 50,0 60 (55,6%) Rendah 10 9,3 38 35,2 48 (44,4%) Pendapatan Keluarga Cukup 7 6,5 35 32,4 42 (38,9%) Kurang 9 8,3 57 52,8 66 (61,1%) P value 0,193 0,877 Penyakit infeksi Tidak terkena 14 13,0 68 63,0 82 (75,9%) Terkena 2 1,9 24 22,2 26 (24,1%) Kelengkapan imunisasi Lengkap 11 10,2 85 78,7 96 (88,9%) Tidak lengkap 5 4,6 7 6,5 12 (11,1%) 0,348 0,016 Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan bahwa hasil analisis chi-square terhadap tingkat pendidikan ibu dengan status gizi, diperoleh nilai p value sebesar 0,193 (>0,05), p value sebesar 0,877 (>0,05) untuk pendapatan keluarga, p value sebesar 0,348 (>0,05) untuk penyakit infeksi, hal ini menunjukkan 3

tidak terdapat hubungan antara pendidikan ibu, pendapatan keluarga, penyakit infeksi dengan status gizi balita menurut indeks BB/TB. Sedangkan hasil analisis Fisher s exact terhadap gizi balita, diperoleh nilai p value sebesar 0,016 (<0,05), hal ini berarti terdapat hubungan antara kelengkapan imunisasi dengan status gizi balita menurut indeks BB/TB. Tabel 3 Hubungan Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga, Penyakit Infeksi, Kelengkapan Imunisasi dengan Status Gizi Balita Menurut Indeks TB/U. Status Gizi TB/U Variabel Pendek Normal Total n % n % n (%) Pendidikan ibu Tinggi 23 21,3 37 34,3 60 (55,6%) Rendah 23 21,3 25 23,1 48 (44,4%) Pendapatan Keluarga Cukup 16 14,8 26 24,1 42 (38,9%) Kurang 30 27,8 36 33,3 66 (61,1%) Penyakit infeksi Tidak terkena 32 29,6 50 46,3 82 (75,9%) Terkena 14 13,0 12 11,1 26 (24,1%) Kelengkapan imunisasi Lengkap 41 38,0 55 50,9 96 (88,9%) Tidak lengkap 5 4,6 7 6,5 12 (11,1%) P value 0,421 0,579 0,270 1,000 Hasil analisis chi-square yang dilakukan terhadap pendidikan ibu dengan status gizi balita, diperoleh nilai p value sebesar 0,421 (>0,05), p value sebesar 0,579 (>0,05) untuk pendapatan keluarga, p value sebesar 0,270 (>0,05) untuk penyakit infeksi, dan p value sebesar 1,000 (>0,05) untuk kelengkapan imunisasi, hal ini menunjukkan tidak terdapat hubungan pendidikan ibu, pendapatan keluarga, penyakit infeksi dan kelengkapan imunisasi dengan status gizi balita menurut indeks TB/U. Hubungan Pendidikan Ibu dengan Status Gizi (BB/TB dan TB/U) Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kombos Hasil analisis bivariat antara pendidikan ibu dengan status gizi balita menurut indeks BB/TB dan TB/U (pada Tabel 2 dan 3), diperoleh nilai p value sebesar 0,193 (>0,05) untuk indeks BB/TB, dan p value untuk TB/U sebesar 0,421 (>0,05) menunjukkan tidak ada 2

hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi balita. Penelitian yang sama dilaksanakan pada anak balita oleh Suhendri (2009) di Puskesmas Sepatan Kabupaten Tangerang dengan nilai p value 1,000 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan status gizi balita. Juga hasil penelitian Syukriawati (2011) di Kelurahan Pamulang Barat Kota Tangerang menyatakan tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi balita dengan nilai p value sebesar 0,137 >(0,05). Namun hasil penelitian Hutagalung (2012) dengan nilai p value sebesar 0,000 ( 0,05) menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan status gizi balita menurut indeks BB/TB dan TB/U. Juga penelitian Jannah dan Maesaroh (2014) menyatakan ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan status gizi balita Salah satu penyebab masalah gizi pada anak adalah kurangnya perhatian orang tua akan gizi anak. Hal ini disebabkan karena pendidikan dan pengetahuan ibu yang rendah. Pendidikan orang tua khususnya ibu merupakan faktor penting dalam tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima informasi yang benar dan mempraktekkannya dalam lingkup keluarga. Tidak adanya hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Kombos mungkin disebabkan pendidikan ibu tidak terlalu berpengaruh secara tidak langsung tetapi mungkin melalui variabel lain seperti pola asuh ibu, tingkat pengetahuan atau asupan energi. Namun ada kecenderungan positif bahwa ibu berpendidikan rendah akan lebih beresiko memiliki anak dengan status gizi kurus ataupun pendek dibandingkan ibu berpendidikan tinggi. Hubungan Pendapatan Keluarga dengan Status Gizi (BB/TB dan TB/U) Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kombos Hasil analisis chi-square yang dilakukan terhadap pendapatan keluarga dengan status gizi menurut indeks BB/TB dan TB/U, diperoleh nilai p value sebesar 0,877 (>0,05) untuk indeks BB/TB, dan p value untuk TB/U sebesar 0,579 (>0,05) menunjukkan tidak ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskemas Kombos. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Lastanto (2014) menyebutkan ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas 6

Cebongan. Namun penelitian yang dilakukan oleh Sabniyanto (2013) menyebutkan tidak ada hubungan antara pendapatan keluarga per bulan dengan status gizi balita di Posyandu Anyelir A Kelurahan Gatak Kasihan Bantul. Juga penelitian yang dilakukan oleh Djola (2012) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan status gizi balita. Salah satu faktor penyebab masalah gizi pada balita adalah rendahnya pendapatan keluarga. Pada umumnya jika pendapatan naik jumlah dan jenis makanan cenderung juga membaik. Menurut Supariasa, dkk (2013) menyebutkan bahwa pendapatan mempengaruhi pola makan, proporsi anak yang mengalami gizi kurang berbanding terbalik dengan pendapatan keluarga, semakin kecil pendapatan semakin tinggi persentase anak yang kekurangan gizi. Hubungan Penyakit Infeksi dengan Status Gizi (BB/TB dan TB/U) Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kombos Hasil analisis chi-square terhadap penyakit infeksi dengan status gizi, menurut indeks BB/TB dan TB/U, diperoleh nilai p value sebesar 0,348 (>0,05) untuk indeks BB/TB, dan p value untuk TB/U sebesar 0,270 (>0,05) menunjukkan tidak ada hubungan antara penyakit infeksi dengan status gizi balita. Penelitian yang sama dilakukan oleh Putri (2014) di Desa Mopusi Kecamatan Lolayan Bolmong menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara penyakit infeksi (diare, ISPA, campak, pnemonia) dengan status gizi balita. Juga hasil penelitian Hutagalung (2012) yang menyatakan tidak ada hubungan antara penyakit infeksi dengan status gizi balita menurut indeks BB/TB dan TB/U. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Jayani (2014) di Puskesmas Jambon Ponorogo dengan nilai p value sebesar 0,01 ( 0,05) menyebutkan ada hubungan antara penyakit infeksi dengan status gizi balita. Ditambah dengan penelitian Irmawati dan Nursolihah (2013) menyatakan ada hubungan antara penyakit infeksi dengan status gizi balita. Dalam penelitian ini ditemukan balita yang berstatus gizi normal, kurus dan pendek terkena penyakit infeksi (ISPA, diare dan campak). Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa gizi mempunyai peran sangat penting dalam pemeliharaan kesehatan tubuh balita. Jika balita mengalami status gizi kurang maka akan mempermudah kumankuman patogen menyerang tubuh sehingga terjadi infeksi. Maka itu 7

untuk mengurangi angka kejadian penyakit infeksi maka status gizi balita harus selalu dijaga dan ditingkatkan. Menurut Rahmawati (2008), semakin baik status gizi balita maka semakin besar peluang tidak menderita penyakit infeksi. Status gizi baik umumnya akan meningkatkan resistensi tubuh terhadap penyakit-penyakit infeksi. Hubungan Kelengkapan Imunisasi dengan Status Gizi (BB/TB dan TB/U) Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kombos Hasil analisis fisher s exact test yang dilakukan terhadap kelengkapan imunisasi dengan status gizi balita diperoleh nilai p value sebesar 0,016 (<0,05), hal ini berarti terdapat hubungan yang bermakna antara gizi balita menurut indeks BB/TB. Tetapi hasil analisis terhadap gizi menurut indeks TB/U, diperoleh nilai p value sebesar 0,945 (>0,05) menunjukkan tidak ada hubungan antara gizi balitadi wilayah kerja Puskemas Kombos. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Rasyid (2015) menyatakan ada hubungan antara gizi balita. Juga diperkuat penelitian Novitasari (2012) menyatakan ada hubungan antara kelengkapan imunisasi dengan status gizi balita menurut BB/TB. Namun hasil penelitian Erwin, dkk (2010) menyatakan tidak ada hubungan yang antara kelengkapan imunisasi dengan status gizi balita menurut indeks BB/TB. Kemudian hasil penelitian Priska (2012) menyatakan bahwa ada hubungan kelengkapan imunisasi dengan status gizi balita. Menurut Sastroasmoro (2007) upaya untuk memperoleh kekebalan dalam hal ini kekebalan terhadap penyakit infeksi adalah dengan melakukan imunisasi. Imunisasi dalam sistem kesehatan nasional adalah salah satu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian balita. Pendapat Ranuh (2008) dalam Erwin (2015) menyebutkan bahwa dengan melakukan imunisasi kepada balita, tidak hanya memberikan perlindungan pada anak tersebut tetapi juga berdampak kepada anak lainnya, karena terjadi tingkat imunitas umum yang meningkat dan mengurangi penyebaran infeksi. KESIMPULAN Tidak ada hubungan pendidikan ibu, pendapatan keluarga, penyakit infeksi dengan status gizi (BB/TB) pada balita di wilayah kerja Puskesmas Kombos. Terdapat hubungan kelengkapan 8

imunisasi dengan status gizi balita menurut indeks BB/TB dengan p value sebesar 0, 016 (<0,05). Tetapi gizi menurut indeks TB/U diperoleh p value sebesar 1,000 (>0,05) menunjukkan tidak terdapat hubungan gizi balita menurut indeks TB/U di wilayah kerja Puskesmas Kombos. SARAN 1. Bagi Puskesmas Kombos untuk melakukan pemantauan status gizi balita secara berkala oleh bagian gizi puskesmas. 2. Meningkatkan konseling atau memberikan penyuluhan kesehatan dan gizi kepada masyarakat khususnya para ibu balita. 3. Bekerja sama dengan kader posyandu supaya melakukan kunjungan ke rumah-rumah balita yang belum menerima imunisasi. 4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan menambah jumlah sampel dan menggunakan desain penelitian yang berbeda supaya dapat mengetahui kekuatan hubungan sebab akibat variabel yang diteliti. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2015a. Data dan InformasiTahun 2014 (Profil Kesehatan Indonesia). Jakarta: Departemen Kesehatan RI 2015. Anonim. 2015b. Laporan Pencapaian Indikator Kinerja Pembinaan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2015. Anonim. 2015c. Laporan Capaian Program Gizi. Dinas Kesehatan Kota Manado. Cakrawati D dan Mustika NH. 2012. Bahan Pangan, Gizi dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta. Djola R. 2012. Hubungan antara Tingkat Pendapatan Keluarga dan Pola Asuh dengan Status Gizi Balita di Desa Bongkudai Kecamatan Modayag Barat. Skripsi FKM UNSRAT. Erwin H, Herwanti B, Rachmanida N. 2015. Hubungan Pemberian ASI dan Imunisasi dengan Status Gizi Anak 0-23 Bulan di Pulau Sulawesi. (jurnal). Dari http://digilib.esaunggul.ac.id pada tanggal 15 Agustus 2016. Hutagalung H. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita di Desa Bojonggede Kabupaten Bogor. (skripsi). FKM Universitas Indonesia. Diakses http://lib.ui.ac.id/pdf tanggal 2 Juli 2016. 9

Irmawati dan Nursolihah. 2013. Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Anak Balita di RSUD Kabupaten Bekasi. (jurnal). Dari http://poltekestjk.ac.id.ejurnal pdf tanggal 15 Juli 2016. Jayani I. 2014. Hubungan antara penyakit Infeksi dengan Status Gizi Balita di Puskesmas Jambon Kabupaten Ponogoro. (jurnal). Dari http://jurnal.unik.ac.id/pdf pada tanggal 17 Agustus 2016. Khomsan. 2012. Ekologi Masalah Gizi, Pangan dan Kemiskinan. Bandung: Alfabeta. Lastanto. 2014. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Balita Gizi Kurang di Wilayah Kerja Puskesmas Cebongan. (skripsi). Diakses tanggal 13 Agustus 2016 http://digilib.stikeskusumahusada. ac.id/php/id. Novitasari D. 2012.Faktor-Faktor Resiko Kejadian Gizi Buruk pada Balita yang Dirawat di RSUP Dr. Kariadi Semarang. (skripsi). Diakses http://eprint.undip.ac.id/pdf tanggal 3 Juni 2016. Priska. 2012. Hubungan Imunisasi Balita dengan Status Gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Banguntapan Bantul, Yogyakarta. (skripsi). Diakses tanggal 1 September 2016 http://journal.respati.ac.id. Probowo S. 2012. Penyakit Paling Umum pada Anak. Majalah Kesehatan http://majalahkesehatan.com/peny akityang-paling-umum-pada- anak bag1/(online) Diakses tanggal 19 Juni 2016. Putri SM. 2014. Hubungan antara Riwayat Penyakit Infeksi dengan Status Gizi Batita di Desa Mopusi Kecamatan Lolayan Bolmong. Fakultas Kedokteran UNSRAT. Jurnal e Biomedik (ebm), Vol 3, No 2, Mei Agustus 2015. Rahmawati D. (2008). Hubungan antara Status Gizi Dengan Kejadian ISPA pada Balita di URJ Anak RSU Dr Soetomo Surabaya. Buletin penelitian RSU Dr Soetomo.Vol. 10. Sept. No.3. Diakses http://isjd.pdii.lipi.go.id tanggal 4 Agustus 2016. Rasyid R. 2015. Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Gambesi Kota Ternate. Tesis Pasca Sarjana IKM Unsrat. Sabniyanto. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita 10

di Posyandu Tamantirto Kasihan Bantul. Jurnal Ilmu Keperawatan Universitas Muhamadiyah. Diakses http://thesis.umy.ac.id/datapublik tanggal 22 Juli 2016. Sastroasmoro S. 2007. Membina Tumbuh Kembang Bayi dan Balita (Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2007). Supariasa IDN, Bakri B, dan Ibnu F. 2013. Penilaian Status Gizi Edisi Terbaru. Jakarta: EGC. Suhendri U. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Anak Balita di Puskesmas Sepatan Kabupaten Tangerang. (skripsi). Diakses repository.uinjkt.ac.id. Syukriawati R. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gizi Kurang pada Anak Usia 24-59 Bulan di Kelurahan Pamulang Barat Kota Tangerang Selatan. (skripsi). Diakses http:/kim.ung.ac.id/index pdf tanggal 13 September 2016. 11