Pelatihan Dan Pendampingan Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Serta Laporan Keuangan Desa Untuk Pertanggungjawaban Dan Pelaporan Perangkat Desa Pada Desa Di Kecamatan Busungbiu Ni Luh Gede Erni Sulindawati a, I Gede Agus Pertama Yudantara b, I Gusti Ayu Purnamawati c Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia Email:esulind@gmail.com ABSTRAK Kegiatan ini dilatarbelakangi ditemukannya permasalahan Desa di Kecamatan Busungbiu, dimana permasalahan mereka antara lain (1) belum mampu menyusun desa; (2) belum mampu menyusun laporan keuangan desa untuk pertanggungjawaban dan pelaporan perangkat desa. Berdasarkan permasalahan tersebut metode kegiatan P2M ini dalam bentuk pelatihan dan pendampingan pelaksanaan penyusunan anggaran penerimaan dan belanja desa serta penyusunan laporan keuangan desa untuk pertanggungjawaban dan pelaporan perangkat desa di Kecamatan Busungbiu. Untuk dapat melaksanakan kegiatan ini dengan baik dan terarah maka metode kegiatan yang dilakukan adalah dirancang dengan sistematis dalam beberapa tahapan yaitu tahap persiapan, tahap implementasi dan tahap monitoirng dan tahap evaluasi dilakukan untuk mengetahui kebermanfaatan dari kegiatan pelatihan dan pendampingan. Dari evaluasi yang dilakukan diperoleh skor sebesar 85.40% yang dapat diartikan bahwa peserta mengikuti pelatihan dan pendampingan pelaksanaan penyusunan desa serta penyusunan laporan keuangan desa dengan kreteria baik Kata Kunci: Pelatihan, Pendampingan, Anggaran, pendapatan, belanja, laporan keuangan desa PENDAHULUAN Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), (Rahmah Yabbar: 2015). Dalam Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang desa tujuan ditetapkannya pengaturan desa yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 18 ayat (7) dan pasal 188 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 608
adalah (1) memberikan pengakuan dan penghormatan atas desa yang sudah ada dengan keberagamannya sebelum dan sesudah terbentuknya NKRI; (2) memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas desa dalam system ketatanegaraan Republik Indonesia demi mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, (3) melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya masyarakat Desa, (4) mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat Desa untuk pengembangan potensi dan Aset Desa guna kesejahteraan bersama, (5) membentuk pemerintahan desa yang professional, efisien, dan efektif, terbuka serta bertanggungjawab, (6) meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat Desa guna mempercepat perwujudan kesejahteraan umum, (7) meningkatkan kesejahteraan sosial budaya masyarakat Desa yang mampu memelihara kesatuan sosial sebagai bagian dari ketahanan nasional, (8) memajukan perekonomian masyarakat Desa serta mengatasi kesenjangan pembangunan nasional, dan (9) memperkuat masyarakat desa sebagai subyek pembangunan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 disamping mengatur tujuan pengaturan desa juga terdapat asasasas pengaturan desa yang meliputi rekognisi, subsidiaritas, keberagaman, kebersamaan, kegotong royongan, kekeluargaan, musyarawah, demokasi, kemandirian, partisipasi, kesetaraan, pemberdayaan dan keberlanjutan. Tujuan pengaturan desa dan asas-asas pengaturan desa digunakan sebagai dasar pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan masyarakat desa, dan pemberdayaan masyarakat desa. Untuk melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan desa tersebut diperlukan adanya keuangan desa dan asset desa. Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa. Hak dan kewajiban tersebut menimbulkan pendapatan, belanja, pembiayaan dan pengelolaan keuangan desa. Pendapatan desa meliputi semua penerimaan melalui rekening desa yang merupakan hak desa dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh desa. Pendapatan desa terdiri 609
Sulindawati, Yudantara dan Purnamawati Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan... atas kelompok pendapatan asli desa, transfer (dana desa, bagian dari hasil pajak daerah, dan retribusi daerah, alokasi dana desa, dan bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota) dan pendapatan lain-lain. Dana desa digunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan. Menurut undangundang no 6 tahun 2014, dana desa diprioritaskan untuk mendanai program kegiatan yang meliputi (1) pengentasan masyarakat miskin, (2) peningkatan pelayanan kesehatan di Desa, (3) infrastruktur desa, dan (4) pertanian. Pendapatan dan penggunaan dana desa tersebut perlu dilaksanakan dan ditatausahakan serta dilaporkan dengan baik sesuai dengan aturan keuangan yang berlaku. Penatausahaan keuangan yang baik akan meningkatkan akuntabiltas keuangan Desa. Permasalahan yang ingin dipecahkan dalam kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat ini melalui pelatihan dan pendampingan adalah belum mampunya perangkat desa di Kecamatan Busungbiu menyusun anggaran pendapatan dan belanja, serta belum mampu menyusun laporan keuangan yang diperlukan untuk pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan desa. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan para perangkat desa dalam menyusun anggaran penerimaan dan belanja desa pada desa kecamatan Busungbiu dan untuk meningkatkan kemampuan para perangkat desa dalam menyusun laporan keuangan desa yang akuntabel untuk pertanggungjawaban dan pelaporan. METODE KEGIATAN Metode kegiatan P2M ini dalam bentuk pelatihan dan pendampingan penyusunan anggaran pendapatan dan belanja serta menyusun laporan keuangan desa bagi perangkat desa yang berada di Kecamatan Busungbiu. Untuk dapat melaksanakan kegiatan ini dengan baik dan terarah maka metode kegiatan yang dilakukan adalah dirancang dengan sistematis dalam beberapa tahapan. Adapun tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah (1) tahap persiapan ini yang dilakukan meliputi penyiapan berbagai adiministrasi yang mungkin diperlukan, koordinasi dengan kepala Camat Busungbiu dan Kepala Desa 610
yang berada di wilayah kecamatan Busungbiu, penyiapan materi pelatihan tentang penyusunan serta penyusunan laporan keuanga desa, penyiapan Nara Sumber yang kompeten dan relevan dengan materi yang disiapkan, dan penyiapan Jadwal pelatihan dan pendampingan, (2) Tahap Implementasi kegiatan yang dilakukan meliputi pelatihan pelaksanaan kegiatan penyusnan dan penyusunan laporan keuangan desa bagi perangkat desa, pendampingan pelaksanaan kegiatan penyusnan anggaran penerimaan dan belanja dan penyusunan laporan keuangan desa bagi perangkat desa, (3) Tahap Monitoring kegiatan yang dilakukan adalah pengawasan/ monitoring terhadap implementasi kegiatan yang telah disusun, dan (4) tahapan evaluasi dilakukan untuk menilai kemampuan perangkat desa dalam menyusun anggaran pendapatan dan belanja desa, serta menyusun laporan keuangan desa, dengan ketentuan skor penilaian dihitung berdasarkan perbandingan skor perolehan dengan skor maksimal dikalikan 100%. Apabila skor penilaian yang dicapai lebih dari 80 dapat diartikan bahwa perangkat desa sudah dapat menyusun desa, serta laporan keuangan desa dengan baik. HASIL DAN PEMBAHASAN Menurut Pasal 71 UU No. 6 Tahun 2014 Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa. Hak dan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menimbulkan pendapatan, belanja, pembiayaan, dan pengelolaan Keuangan Desa. Menurut Pasal 8-19 Permendagri113 Tahun2014 sturktur anggaran pendapatan dan Belanja Desa terdiri dari Menurut Pasal 8-19 Permendagri113 Tahun2014 sturktur anggaran pendapatan dan Belanja Desa terdiri dari Pendapatan Desa dan Belanja Desa. Pendapatan Asli Desa (PADesa), Hasil usaha (misal: hasil Bumdes, tanah kas desa), Hasil aset (misal: tambatan perahu, pasar desa, tempat pemandian umum, jaringan irigasi), Swadaya, partisipasi dan Gotong royong (dapat berupa tenaga, barang yang dinilai dengan uang), Lain-lain pendapatan asli desa (antara lain hasil pungutan desa), Transfer (Dana Desa; Bagian dari 611
Sulindawati, Yudantara dan Purnamawati Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan... Hasil Pajak Daerah Kabupaten/Kota dan Retribusi DaerahAlokasi Dana Desa (ADD); Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi; dan Bantuan Keuangan APBD Kabupaten/Kota), Pendapatan Lain-Lain (Hibah dan Sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat; dan Lain-lain pendapatan Desa yang sah (hasil kerjasama dengan pihak ketiga dan bantuan perusahaan yang berlokasi di desa) Sedangkan Belanja Desa terdiri dari belanja Bidang Penyelenggaraan Pemerintah Desa, Bidang Pembangunan, Bidang Pembinaan Kemasyarakatan,, bidang Pemberdayaan Masyarakat, Bidang Tak Terduga,,Surplus/Defisit. Pembiayaan Desa terdiri dari penerimaan Pembiayaan (SILPA, Pencairan Dana Cadangan, Hasil Kekayaan Desa yang Dipisahkan), Pengeluaran Pembiayaan, (Pembentukan Dana Cadangan, Penyertaan Modal) dan selisih Pembiayaan. Dana desa digunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan. Menurut undang-undang no 6 tahun 2014, dana desa diprioritaskan untuk mendanai program kegiatan yang meliputi (1) pengentasan masyarakat miskin, (2) peningkatan pelayanan kesehatan di Desa, (3) infrastruktur desa, dan (4) pertanian. Dalam melaksanakan tugas, kewenangan, hak dan kewajibannya kepala desa wajib : menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa (LPPD) setiap akhir tahun anggaran kepada Bupati/walikota, menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa (LPPD) pada akhir masa jabatan kepada Bupati/walikota, dan menyampaikan laporan keterangan penyelenggaraan pemerintahan desa (LPPD) secara tertulis setiap akhir tahun anggaran kepada Bupati/walikota. Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa akhir tahun anggaran adalah laporan penyelenggaraan pemerintahan kepada bupati/walikota sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi, meliputi laporan semua kegiatan desa berdasarkan wewenang desa yang ada serta tugas-tugas keuangan dari pemerintah, pemerintah propinsi, pemerintah kabupaten, selama satu tahun anggaran. Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa paling sedikit memuat : pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan desa, pertanggungjawaban pelaksanaan 612
pembangunan, pelaksanaan pembinaan kemasyarakatan, dan pelaksanaan pemberdayaan masayarakat. Dari obervasi yang dilakukan diperoleh gambaran permasalahan yang ada Desa di kecamatan Busungbiu dapat diidentifikasi antara lain (1) pelayanan administrasi belum maksimal; (2) bimbingan teknis manajemen pada staf desa belum terlaksana; (3) sarana dan prasara, alat komputer belum memadai; (4) serta permasalahan pada pengelolaan keuangan desa yaitu penyusunan desa, serta penyusunan laporan keuangan yang diperlukan untuk pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan desa. Melalui pelatihan dan pendampingan ini peserta pelatihan yaitu perangkat desa yang berada di Desa Kecamatan Busungbiu diberikan cara untuk menyusun serta menyusun laporan keuangan desa yang terdiri dari penyunanan laporan buku kas umum, buku bank dan buku pajak. Evaluasi kegiatan ini dilakukan menilai kemampuan perangkat desa dalam penyusunan desa serta menyusun laporan keuangan dengan item penilaian sebagai berikut (1) kemampuan menyusun anggaran pendapatan dan belanja desa dengan dengan benar dan tepat, (2) kemampuan menyusun anggaran belanja desa dengan dengan benar dan tepat, (3) kemampuan menyusun dan menata pendapatan desa dengan membuat buku kas umum, (b) buku kas pembantu kegiatan, (c) buku kas pembantu pajak, dan (d) buku bank dengan benar dan tepat, (4) kemampuan membuat catatan dan laporan mengenai pengeluaran dana melalui dokumen buku kas umum, buku pembantu pajak, buku bank dan buku kas pembantu kegiatan dengan benar dan tepat, (5) memahami prosedur pencairan dana yang berasal dari Pemerintah pusat, maupun daerah dengan tepat dan benar, (6) kemampuan menyusun laporan keuangan desa dengan tepat dan benar, dan (7) memahami prosedur pelaporan realisasi penggunaan angaran dengan tepat dan benar. Hasil evaluasi penyusunan anggaran pendapatan dan belanja, serta penyusunan laporan keuangan desa dapat dilihat pada tabel 1. 613
Sulindawati, Yudantara dan Purnamawati Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan... Tabel 1. Rubrik Penilaian Penyusunan, serta penyusunan laporan keuangan Desa Bagi Perangkat Desa NO ITEM DESKRIPSI 1 Mampu menyusun anggaran pendapatan dan belanja desa dengan dengan benar dan tepat 2 Mampu menyusun anggaran belanja desa dengan dengan benar dan tepat 3 Mampu menyusun dan menata pendapatan desa dengan membuat buku kas umum, (b) buku kas pembantu kegiatan, (c) buku kas pembantu pajak, dan (d) buku bank dengan benar dan tepat 4 Mampu membuat catatan dan laporan mengenai pengeluaran dana melalui dokumen buku kas umum, buku pembantu pajak, buku bank dan buku kas pembantu kegiatan dengan benar dan tepat SKOR MAKSIMAL SKOR PEROLEHAN 100 85.30 100 85.57 100 85.50 100 85.77 5 Memahami prosedur pencairan dana yang berasal dari Pemerintah pusat, maupun daerah dengan tepat dan benar 100 85.30 6 Mampu menyusun laporan keuangan desa dengan tepat dan benar 100 85.10 7 Memahami prosedur pelaporan realisasi penggunaan angaran dengan tepat dan benar 100 85.23 JUMLAH SKOR 700 597.77 Skor Penilaian = 597.77 X 100% = 85.40 % 700 614
Dari evaluasi yang dilakukan dengan menilai kemampuan peserta yang mengikuti pelatihan dan pendampingan skor sebesar 85.40% yang dapat diartikan bahwa peserta mengikuti pelatihan dan pendampingan pelaksanaan penyusunan anggaran pendapatan dan belanja desa serta penyusunan laporan keuangan desa dengan kreteria baik. SIMPULAN Dari Hasil dan pembahasan kegiatan pelatihan dan pendampingan ini peserta pelatihan yaitu perangkat desa yang berada di Kecamatan Busungbiu disimpulkan peserta sudah mampu menyusun anggaran pendapatan dan belanja desa serta laporan keuangan desa dengan penilaian (1) kemampuan menyusun desa, (2) kemampuan menyusun anggaran belanja desa, (3) kemampuan menyusun dan menata pendapatan desa dengan membuat buku kas umum, (b) buku kas pembantu kegiatan, (c) buku kas pembantu pajak, dan (d) buku bank, (4) kemampuan membuat catatan dan laporan mengenai pengeluaran dana melalui dokumen buku kas umum, buku pembantu pajak, buku bank dan buku kas pembantu kegiatan, (5) memahami prosedur pencairan dana yang berasal dari Pemerintah pusat, maupun daerah, (6) kemampuan menyusun laporan keuangan desa, dan (7) memahami prosedur pelaporan realisasi penggunaan angaran, dengan skor sebesar 85.40% yang dapat diartikan bahwa peserta mengikuti pelatihan dan pendampingan pelaksanaan penyusunan anggaran pendapatan dan belanja desa serta penyusunan laporan keuangan desa dengan kreteria. Berdasarkan hasil kegiatan pelatihan dan pendampingan ini dapat disarankan agar peserta terutama perangkat desa lebih mencermati anggaran pendapatan dan belanja desa agar apa yang dianggarkan dapat terealisasikan. DAFTAR PUSTAKA Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa Rahmah Yabbar dkk, 2015, Tata Kelola Pemerintahan Desa, Surabaya, Penerbit Pustaka Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 615