KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN ASET PRODUKTIF BPR

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 40/POJK.05/2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

Lampiran I Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/28/DPNP tanggal 31 Juli 2013 Perihal Penilaian Kualitas Aset Bank Umum PENETAPAN KUALITAS KREDIT

PENETAPAN KUALITAS KREDIT PROSPEK USAHA. Kegiatan usaha menunjukkan potensi pertumbuhan yang sangat terbatas atau tidak mengalami pertumbuhan.

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/SEOJK.05/2016 TENTANG TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PEMBIAYAAN SYARIAH

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /SEOJK.05/2016 TENTANG TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../SEOJK.05/2015 TENTANG TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA

Yth. 1. Direksi Bank Umum Syariah; dan 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang memiliki Unit Usaha Syariah di tempat.

PROSPEK USAHA Kurang Lancar

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayat 2 dijelaskan bahwa, bank adalah badan usaha yang menghimpun

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

BAB 4 ANALISA DATA. 26 Universitas Indonesia

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA

GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 35 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEOJK.03/2016

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal: Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum

2 meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi terutama yang berpihak kepada usaha mikro, kecil, dan menengah; d. bahwa berdasarkan pertimbangan

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.13/ 11 /DPbS tanggal 13 April 2011

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentan

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM

2015, No.73 2 e. bahwa sehubungan dengan huruf a sampai dengan huruf d diatas diperlukan penyesuaian terhadap ketentuan tentang Kewajiban Penyediaan M

Yth. 1. Direksi Perusahaan Pembiayaan Syariah; dan 2. Direksi Perusahaan Pembiayaan yang mempunyai Unit Usaha Syariah, di tempat.

No. 15/28/DPNP Jakarta, 31 Juli 2013 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

- 2 - b. kualitas piutang pembiayaan; c. rentabilitas; dan d. likuiditas.

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGAWASAN PT PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO)

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 511/KMK.06/2002 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

OOTORITAS JASA KEUANGAN ReREPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 29/POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN TENTANG PENGELOLAAN, PENATAUSAHAAN, SERTA PENCATATAN ASET DAN KEWAJIBAN D

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2015 TENTANG TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 26 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan Pembiayaan adalah badan usaha yang melak

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 47 /SEOJK.05/2016

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

1. Direksi Perusahaan Pembiayaan Syariah; 2. Direksi Perusahaan Pembiayaan yang mempunyai Unit Usaha Syariah; RANCANGAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 510/KMK.06/2002 TENTANG PENDANAAN DAN SOLVABILITAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

- 1 - Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat.

BAB II LANDASAN TEORI. II Pengertian Audit Operasional. melainkan untuk menvalidasikan efektivitas prosedur. II Tujuan Audit Operasional

POKOK POKOK PERUBAHAN ISI PROSPEKTUS HMETD

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/18/PBI/2006 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/26/PBI/2011 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/20/PBI/2000 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

-1- OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2013 TENTANG

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 511 /KMK.06/2002 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

2018, No Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN NOMOR IX.E.2 : TRANSAKSI MATERIAL DAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembangunan merupakan program pemerintah yang bertujuan

BAB II LANDASAN TEORI

Penyusunan Prospektus Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka Penerbitan HMETD

-2- Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyel

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 26 /PBI/2011 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/6/PADG/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL

SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI KREDIT BERMASALAH (NONPERFORMING LOAN) KESESUAIANNYA SEBELUM DAN SESUDAH PERNYATAAN

kemudian hari bagi bank dalam arti luas;

PENERAPAN PSAK 50, 55, DAN 60 ATAS CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI PIUTANG PADA PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/21/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PEDOMAN PENERBITAN DAN PELAPORAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF. BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-09/NIBU/07/2015 TENTANG

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENDANAAN DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No menetapkan Peraturan Bank Indonesia tentang Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : 1. Undang-Undang

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL 1 JULI 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 49 /POJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN ASET PRODUKTIF BPR

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 16 /PBI/2012 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Sumber : Perpustakaan Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

LAMPIRAN II PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/POJK.03/2018 TENTANG KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN ASET PRODUKTIF BPR

Lampiran II Penetapan Kualitas Kredit PROSPEK USAHA 1. Potensi pertumbuhan Kegiatan usaha Kegiatan usaha Kegiatan usaha Kegiatan usaha Kelangsungan usaha usaha memiliki potensi memiliki potensi memiliki potensi menurun signifikan sangat diragukan, pertumbuhan pertumbuhan pertumbuhan dan sulit untuk baik terbatas sangat terbatas atau pulih kembali. tidak mengalami Kemungkinan besar pertumbuhan kegiatan usaha akan terhenti. 2. Kondisi pasar dan Pasar stabil Posisi di pasar baik, Pasar dipengaruhi posisi Debitur dalam dan tidak tidak dipengaruhi oleh perubahan persaingan dipengaruhi oleh oleh perubahan kondisi perubahan kondisi kondisi perekonomian. perekonomian. perekonomian. Posisi di pasar Persaingan Pangsa pasar cukup baik tetapi terbatas, termasuk sebanding dengan banyak pesaing, posisi kuat pesaing. namun dapat pulih dalam pasar. Beroperasi pada kembali jika Beroperasi pada kapasitas melaksanakan kapasitas hampir optimum. strategi bisnis optimum baru. Tidak beroperasi pada kapasitas optimum. 3. Kualitas manajemen Manajemen Manajemen Manajemen cukup dan permasalahan sangat baik baik baik tenaga kerja Tenaga kerja Tenaga kerja pada Tenaga kerja memadai dan belum umumnya berlebihan dan pernah tercatat memadai, pernah terdapat mengalami mengalami perselisihan/pemogo Pasar sangat Kehilangan pasar dipengaruhi oleh sejalan dengan perubahan kondisi perekonomian. kondisi perekonomian Persaingan usaha menurun. sangat ketat dan Usaha sudah usaha tidak beroperasi mengalami permasalahan serius. Kapasitas tidak pada level dapat mendukung operasional. Manajemen kurang berpengalaman Tenaga kerja berlebihan dan terdapat perselisihan/pemog Manajemen sangat lemah Tenaga kerja berlebihan dalam jumlah besar sehingga

4. Dukungan dari grup atau afiliasi 5. Upaya dilakukan dalam rangka memelihara lingkungan hidup (bagi berskala besar memiliki dampak penting terhadap lingkungan hidup) perselisihan atau pemogokan tenaga kerja, atau pernah mengalami perselisihan/pemogo kan ringan namun telah terselesaikan dengan baik Perusahaan afiliasi atau grup stabil dan mendukung usaha kan tenag kerja dengan dampak cukup material bagi kegiatan usaha Hubungan dengan perusahaan afiliasi atau grup mulai memberikan dampak memberatkan terhadap Upaya pengelolaan lingkungan hidup kurang baik dan belum mencapai l persyaratan minimum ditentukan perundang-undangan berlaku, dengan penyimpangan cukup okan tenaga kerja dengan dampak cukup material bagi kegiatan usaha Perusahaan afiliasi dan grup telah memberikan dampak memberatkan terhadap Upaya pengelolaan lingkungan hidup baik dan mencapai hasil sekurangkurangnya sesuai dengan persyaratan minimum ditentukan perundang-undangan berlaku. perselisihan/pemog okan tenaga kerja telah diselesaikan dengan baik namun masih ada kemungkinan untuk terulang kembali Perusahaan afiliasi atau grup stabil dan tidak memiliki dampak memberatkan terhadap Upaya pengelolaan lingkungan hidup kurang baik dan belum mencapai persyaratan minimum ditentukan perundangundangan berlaku. Perusahaan belum melaksanakan upaya pengelolaan hidup berarti atau telah dilakukan upaya pengelolaan namun belum mencapai persyaratan minimum ditentukan perundangundangan berlaku, dengan penyimpangan cukup material menimbulkan keresahan dan terdapat perselisihan/pemogo kan tenaga kerja dengan dampak material bagi usaha Perusahaan afiliasi sangat merugikan Perusahaan belum melaksanakan upaya pengelolaan hidup berarti atau telah dilakukan upaya pengelolaan namun belum mencapai persyaratan minimum ditentukan perundang-undangan berlaku, dan memiliki kemungkinan untuk dituntut di pengadilan

KINERJA DEBITUR 1. Perolehan laba Perolehan laba tinggi Perolehan laba cukup Perolehan laba Laba sangat kecil Mengalami kerugian dan stabil baik namun memiliki rendah atau negatif besar. potensi menurun Kerugian Debitur tidak operasional dibiayai mampu memenuhi dengan penjualan seluruh kewajiban aset dan kegiatan usaha tidak dapat dipertahankan 2. Struktur permodalan Permodalan kuat Permodalan cukup Rasio utang terhadap Rasio utang terhadap Rasio utang terhadap baik dan pemilik modal cukup tinggi modal tinggi modal sangat tinggi mempunyai kemampuan untuk memberikan modal tambahan apabila 3. Arus kas Likuiditas dan modal kerja kuat. bahwa dapat memenuhi kewajiban pembayaran pokok serta bunga tanpa dukungan sumber dana tambahan diperlukan Likuditas dan modal kerja umumnya baik. bahwa memenuhi kewajiban pembayaran meskipun mampu pokok serta bunga namun terdapat indikasi masalah tertentu apabila tidak diatasi akan mempengaruhi pembayaran dimasa mendatang. Likuditas kurang dan modal kerja terbatas. bahwa hanya mampu membayar bunga dan sebagian dari pokok. Likuiditas sangat rendah. ketidakmampuan membayar pokok dan bunga. Tambahan pinjaman baru digunakan untuk memenuhi kewajiban jatuh tempo. Kesulitan likuiditas. bahwa tidak mampu menutup biaya produksi. Tambahan pinjaman baru digunakan untuk memenuhi kewajiban jatuh tempo, secara

KEMAMPUAN MEMBAYAR 1. Ketepatan pembayaran pokok dan/atau bunga a. Kredit dengan tidak terdapat terdapat tunggakan Terdapat tunggakan terdapat tunggakan terdapat tunggakan angsuran 1 bulan atau tunggakan angsuran angsuran pokok angsuran pokok angsuran pokok angsuran pokok lebih pokok dan/atau dan/atau bunga dan/atau bunga dan/atau bunga dan/atau bunga bunga, atau lebih dari 30 (tiga lebih dari 90 lebih dari 180 lebih dari 360 (tiga terdapat tunggakan puluh) hari sejak (sembilan puluh) (seratus delapan ratus enam puluh) angsuran pokok tanggal jatuh tempo hari sejak tanggal puluh) hari sejak hari sejak tanggal dan/atau bunga angsuran tetapi jatuh tempo tanggal jatuh tempo jatuh tempo tidak lebih dari 30 tidak lebih dari 90 angsuran tetapi angsuran tetapi angsuran; (tiga puluh) hari (sembilan puluh) tidak lebih dari 180 tidak lebih dari 360 kredit telah jatuh sejak tanggal jatuh hari sejak tanggal (seratus delapan (tiga ratus enam tempo lebih dari 60 tempo angsuran jatuh tempo puluh) hari sejak puluh) hari sejak (enam puluh) hari; dan kredit belum angsuran, dan/atau tanggal jatuh tempo tanggal jatuh tempo kredit telah jatuh tempo. kredit telah jatuh angsuran, dan/atau angsuran, dan/atau diserahkan kepada tempo tidak lebih kredit telah jatuh kredit telah jatuh DJKN, dan/atau dari 15 (lima belas) tempo lebih dari 15 tempo lebih dari 30 kredit telah (lima belas) hari (tiga puluh) hari diajukan tetapi tidak lebih tetapi tidak lebih penggantian ganti dari 30 (tiga puluh) dari 60 (enam puluh) rugi kepada perusahaan asuransi Kredit. b. Kredit dengan tidak terdapat Terdapat tunggakan Terdapat tunggakan Terdapat tunggakan terdapat tunggakan angsuran kurang dari tunggakan angsuran angsuran pokok angsuran pokok angsuran pokok angsuran pokok 1 bulan pokok dan/atau dan/atau bunga dan/atau bunga dan/atau bunga dan/atau bunga bunga, atau lebih dari 15 (lima lebih dari 30 (tiga lebih dari 90 lebih dari 180 terdapat tunggakan belas) hari sejak puluh) hari sejak (sembilan puluh) (seratus delapan angsuran pokok tanggal jatuh tempo tanggal jatuh tempo hari sejak tanggal puluh) hari sejak dan/atau bunga angsuran tetapi angsuran tetapi jatuh tempo tanggal jatuh tempo tidak lebih dari 15 tidak lebih dari 30 tidak lebih dari 90 angsuran tetapi angsuran; (lima belas) hari (tiga puluh) hari (sembilan puluh) tidak lebih dari 180 Kredit telah jatuh sejak tanggal jatuh sejak tanggal jatuh hari sejak tanggal (seratus delapan tempo lebih dari 60 tempo angsuran dan tempo angsuran, jatuh tempo puluh) hari sejak (enam puluh) hari; kredit belum jatuh dan/atau angsuran, dan/atau tanggal jatuh tempo Kredit telah tempo Kredit telah jatuh Kredit telah jatuh angsuran, dan/atau diserahkan kepada

KEMAMPUAN MEMBAYAR tempo tidak lebih tempo tidak lebih Kredit telah jatuh DJKN, dan/atau dari 15 (lima belas) dari 30 (tiga puluh) tempo lebih dari 30 Kredit telah (tiga puluh) hari diajukan tetapi tidak lebih penggantian ganti dari 60 (enam puluh) rugi kepada perusahaan asuransi Kredit. 2. Ketersediaan dan Hubungan Hubungan Hubungan Hubungan Hubungan keakuratan informasi dengan BPR baik, dengan BPR cukup dengan BPR dengan BPR dengan BPR sangat keuangan selalu baik dan memburuk dan semakin memburuk buruk dan informasi menyampaikan selalu informasi keuangan dan informasi keuangan tidak informasi keuangan menyampaikan tidak dapat keuangan tidak tersedia atau tidak secara teratur dan informasi keuangan dipercaya atau tidak tersedia atau tidak dapat dipercaya. akurat. secara teratur dan terdapat hasil dapat dipercaya. Terdapat laporan masih akurat. analisis BPR atas keuangan terkini Terdapat laporan laporan dan adanya hasil keuangan terkini keuangan/informasi analisis BPR atas dan adanya hasil keuangan laporan analisis BPR atas disampaikan keuangan/informasi laporan keuangan keuangan/informasi disampaikan keuangan disampaikan 3. Kelengkapan dokumentasi Kredit 4. Kepatuhan terhadap perjanjian Kredit Dokumentasi lengkap. kredit Tidak terdapat pelanggaran perjanjian kredit. Dokumentasi lengkap. kredit Pelanggaran perjanjian kredit tidak prinsipil. Dokumentasi kredit kurang lengkap. Pelanggaran terhadap persyaratan pokok kredit cukup prinsipil. Dokumentasi tidak lengkap. kredit Pelanggaran prinsipil terhadap persyaratan pokok dalam perjanjian kredit. Tidak terdapat dokumentasi kredit. Pelanggaran sangat prinsipil terhadap persyaratan pokok dalam perjanjian kredit.

KEMAMPUAN MEMBAYAR 5. Kesesuaian Penggunaan dana Penggunaan dana Penggunaan dana Penggunaan dana Sebagian besar penggunaan dana sesuai dengan kurang sesuai kurang sesuai kurang sesuai penggunaan dana pengajuan dengan pengajuan dengan pengajuan dengan pengajuan tidak sesuai dengan pinjaman. pinjaman, namun pinjaman, dengan pinjaman, dengan pengajuan Jumlah dan jenis jumlahnya tidak jumlah cukup jumlah pinjaman. fasilitas diberikan Jumlah dan jenis sesuai dengan Jumlah dan jenis Jumlah dan jenis Jumlah dan jenis fasilitas diberikan kebutuhan. fasilitas diberikan fasilitas diberikan fasilitas diberikan lebih besar dari Perpanjangan kredit lebih besar dari lebih besar dari lebih besar dari kebutuhan, dengan sesuai dengan kebutuhan, namun kebutuhan, dengan kebutuhan, dengan jumlah sangat analisis kebutuhan jumlahnya tidak jumlah cukup jumlah Perpanjangan kredit Perpanjangan kredit Perpanjangan kredit Perpanjangan kredit tanpa analisis kurang sesuai tidak sesuai dengan tidak sesuai dengan kebutuhan dengan analisis analisis kebutuhan analisis kebutuhan kebutuhan (perpanjangan (perpanjangan kredit kredit untuk untuk menyembunyikan kesulitan keuangan). menyembunyikan kesulitan keuangan), dengan penyimpangan 6. Kewajaran sumber pembayaran kewajiban Skema pembayaran kembali wajar (sumber pembayaran berasal dari hasil usaha dibiayai/penghasilan bersangkutan) Skema pembayaran Skema pembayaran kembali cukup kembali wajar (sumber kurang wajar pembayaran tidak (sumber selalu berasal dari pembayaran berasal hasil usaha dari selain hasil dibiayai/ usaha penghasilan dibiayai/ bersangkutan) penghasilan bersangkutan) cukup Skema pembayaran kembali kurang wajar (sumber pembayaran tidak diketahui, sementara sumber pembayaran berasal dari hasil usaha dibiayai/penghasilan Tidak terdapat sumber pembayaran

KEMAMPUAN MEMBAYAR bersangkutan sudah tidak memungkinkan) Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Ttd WIMBOH SANTOSO