BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan, pemerintah, dan masyarakat. Sehingga laporan keuangan harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. shareholders (pemegang saham dan pemangku kepentingan) perlu

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba, karena perusahaan besar harus memenuhi ekspektasi dari

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan (agen dan pemilik). Dalam teori keagenan (agency theory) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan laporan keuangan untuk pihak pihak yang berkepentingan seperti

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penelitian ini, manajemen laba diukur dengan pendekatan akrual dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan operasionalnya. Saat ini semua perusahaan wajib membuat

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia wajib

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan arus informasi di era globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah laporan keuangan. Sebuah perusahaan secara periodik

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan. mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

BAB I PENDAHULUAN. keuangan juga harus memenuhi karakteristik kualitatif sehingga laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. internal (Belkaoi, 2006 dalam Prastiti, 2013). 1, informasi laba merupakan sasaran utama dalam menilai kinerja dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan pada perusahaan mengenai praktik earnings management yang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. berintegritas. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 2,

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Penghasilan Komprehensif Lain (PSAK 1 Revisi 2013, p. 80A). Pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan kepada stakeholdersdalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, dan bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengambil keputusan. Kewenangan ini akan membawa konsekuensi logis yang

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi Manajer maupun Stakeholder. Sehingga pada

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No.1 (2012) laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk memastikan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. sebab terjadinya asimetri informasi (ketidakseimbangan penguasaan informasi)

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan mengenai praktik manajemen laba (earnings management)

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan yang dilakukan oleh pihak manajemen. Manajemen pihak

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

ISNI WIYATMI B

BAB I PANDAHULUAN. dan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi, maka sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada para pihak yang berkepentingan, laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan selama satu periode akuntansi (Kasmir, 2011). Adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak pengelola dan konsumennya. Fact Book Bursa Efek Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memilih metode maupun estimasi yang akan digunakan. Fleksibilitas

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. laba. Sehingga informasi yang tepat sangat berpengaruh dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan perusahaan (Yustini dan Cholis, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi banyak pihak.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu informasi dari pihak eskternal dan pihak internal dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. mengevaluasi kinerja manajemen. Di dalam laporan keuangan yang biasanya

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Pengawas Pasar Modal) IX.1.5,Kep 29 /PM/2004 tanggal 22 desember 2003, UKDW

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. buku satu periode. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. bagi pengguna laporan keuangan baik internal maupun eksternal. Menurut SFAC

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bekerja untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan pasar modal pada beberapa tahun terakhir di Indonesia

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. untuk disajikan dengan integritas yang tinggi (Jamaan, 2008:1). perusahaan menderita kerugian sebesar Rp. 63 Miliar.

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bersangkutan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan tersebut dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. dari kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan keuangan ini

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Upaya manajer perusahaan untuk mempengaruhi informasi-informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara manajer (agent) dengan investor (principal). Terjadinya konflik

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan publik diwajibkan membuat laporan keuangan. tahunan yang diaudit oleh kantor akuntan publik.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Investment Opportunity Set, Komisaris

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan maupun nonkeuangan. Bank Indonesia menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam bentuk pajak (Jin dan Machfoedz, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bersaing guna mempertahankan efisiensi dan kelangsungan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan seperti manajemen, investor, kreditor, pemerintah, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan prinsip konservatisme dalam pelaporan keuangan perusahaan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri yang bergerak di bidang keuangan (sektor perbankan),

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Informasi tersebut berisikan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi disebut juga aktivitas jasa yang mempunyai fungsi untuk

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. meneliti mekanisme corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional,

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Tujuan utama darisetiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perusahaan memiliki kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak principal

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengelolaan sumber daya perusahaan dan kinerja manajemen digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan keuangan harus disusun berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Berbagai informasi yang tersedia dalam laporan keuangan diperlukan para pengguna seperti investor, kreditur, karyawan, pemasok, pelanggan, pemerintah, dan masyarakat. Sehingga laporan keuangan harus memiliki tujuan, aturan dan prinsip-prinsip akuntansi sesuai standar yang berlaku umum. Laporan keuangan akan meningkat manfaatnya jika laporan keuangan tersebut berkualitas. Informasi laba adalah fokus utama dalam pelaporan keuangan yang menyediakan informasi mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan selama satu periode tertentu. Keputusan investasi atau keputusan kontrak yang didasarkan pada laba yang kurang berkualitas akan dapat menyebabkan kesalahan wealth transfer karena laba yang kurang berkualitas akan memberikan sinyal yang kurang baik. Laba yang kurang berkualitas bisa terjadi karena dalam menjalankan bisnis perusahaan, manajemen bukan merupakan pemilik perusahaan. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.1, informasi laba merupakan perhatian utama untuk menaksir kinerja atau

2 pertanggungjawaban manajemen. Selain itu, informasi laba juga membantu pemilik atau pihak lain dalam menaksir earnings power perusahaan di masa yang akan datang. Adanya kecenderungan lebih memperhatikan laba ini disadari oleh manajemen, khususnya manajer yang kinerjanya diukur berdasarkan informasi laba tersebut, sehingga mendorong timbulnya perilaku menyimpang, yang salah satunya adalah manajemen laba. Manajemen laba merupakan suatu kondisi dimana manajemen melakukan intervensi dalam proses penyusunan laporan keuangan bagi pihak eksternal sehingga dapat meratakan, menaikkan, dan menurunkan laba. Manajemen laba terjadi ketika manajemen menggunakan keputusan tertentu dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi-transaksi yang mengubah laporan keuangan, hal ini bertujuan untuk menyesatkan para stakeholders tentang kondisi kinerja ekonomi perusahaan, serta untuk mempengaruhi penghasilan kontraktual yang mengendalikan angka akuntansi yang dilaporkan. Manajemen laba menjadi pusat perhatian bagi para penggunan laporan keuangan dalam menggunakannya. Manajemen laba merupakan keikut sertaan pihak manajemen dalam proses laporan keuangan perusahaan. Hal ini memungkinkan terjadinya dua hal yaitu, kemungkinan terjadinya penurunan laba atau kenaikan laba dengan cara manipulasi. Menurut Damayanthi (2008) manajemen laba yang sering dilakukan manajemen sangat mempengaruhi kualitas laba. Laba yang dihasilkan manajemen erat hubungannya dengan decision usefulness bagi pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Laba

3 yang dilaporkan akan lebih baik jika diakui dan diukur dengan prinsip akuntansi berterima umum dan digabungkan dengan implementasi keputusan. Kasus manajemen laba telah banyak terjadi pada tahun 2009 terjadi kasus pengemplangan pajak PT Kaltim Prima Cole Tbk yang bergerak dalam bidang pertambangan batu bara. Selain itu harga indusrti batu bara mengalami penurunan yang signifikan sejak tahun 2012. Hal ini menyebabkan perusahaan harus menurunkan kapasitas produksi dan melakukan pengurangan karyawan. Kasus terbaru pada tahun 2014 dimana perusahaan tambang batu bara mendapat sanksi pembekuan di Bursa Efek Indonesia. Karena terlambat menerbitkan laporan keuangan perusahaan yang menunjukkan kinerja manajemen, bahwasanya perusahaan bermasalah dengan hutang. Ada banyak faktor yang mungkin mempengaruhi manajemen laba. Salah satu faktor tersebut adalah mekanisme Corporate Governance. Good Corporate Governance (GCG) merupakan suatu konsep tentang tata kelola perusahaan yang sehat. Konsep ini diharapkan dapat melindungi pemegang saham dan kreditur agar dapat memperoleh kembali investasinya. Pelaksanaan Good Corporate Governance menuntut adanya perlindungan yang kuat terhadap hak-hak pemegang saham, terutama pemegang saham minoritas. Jika pelaksanaan Corporate Governance bagus maka pengelolaan laporan keuangan yang dihasilkan juga bagus. Begitupun dengan sektor yang bagus pasti akan melakukan pengawasan yang terbaik dimana perusahan akan cenderung menerapkan serta mematuhi prinsip-prinsip standar akuntansi dengan baik. Mekanisme corporate governance dapat dilihat dari organ yang ada dalam

4 perusahaan antara lain kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan proporsi dewan komisaris independen. Kepemilikan manjerial yaitu kepemilikan saham oleh pihak manajerial perusahaan. Semakin besar kepemilikan manajemen dalam perusahaan maka manajemen akan berusaha meningkatkan kinerjanya untuk kepentingan pemegang saham dan kepentingannya sendiri. Adanya kepemilikan saham oleh pihak manajemen (managerial ownership), maka kepentingan pemilik atau pemegang saham akan dapat disejajarkan dengan kepentingan manajer (Jensen dan Meckling, 1976). Kepemilikan institusional merupakan suatu kepemilikan saham oleh perusahaan yang dimiliki oleh lembaga atau institusi lain seperti bank, perusahaan asuransi, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lainnya. Secara teoritis bahwa semakin tinggi kepemilikan institusional maka semakin kuat kontrol terhadap perusahaan, kinerja/nilai perusahaan akan naik apabila pemilik perusahaan bisa mengendalikan perilaku manajemen agar bertindak sesuai dengan tujuan perusahaan (Darwis, 2009). Adanya dewan komisaris independen yang secara umum bertanggung jawab untuk mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan, serta mewujudkan akuntabilitas. Menurut Klein (2002) dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan atau outside director dapat mempengaruhi tindakan manajemen laba. Semakin banyak jumlah komisaris independen maka

5 tindakan pengawasan makin meningkat sehingga dapat mengurangi tindakan manajemen laba. Faktor lain yang mempengaruhi praktik manajemen laba yaitu ukuran perusahaan. Terdapat dua pandangan tentang bentuk ukuran perusahan terhadap manajemen laba. Pandangan pertama, ukuran perusahaan yang kecil dianggap lebih banyak melakukan praktik manajemen laba dari pada perusahaan besar. Hal ini dikarenakan perusahaan kecil cenderung ingin memperlihatkan kondisi perusahaan yang selalu berkinerja baik agar investor menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan sehingga berdampak perusahaan tersebut melaporkan kondisinya lebih akurat (Nasution dan Setiawan, 2007). Akan tetapi, pandangan kedua memandang ukuran perusahan mempunyai pengaruh positif terhadap manajemen laba. Watts and Zimmerman (1990) menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan besar yang memiliki biaya politik tinggi lebih cenderung memilih metode akuntansi untuk mengurangi laba yang dilaporkan dibandingkan perusahaan-perusahaan kecil. Selain itu faktor yang mempengaruhi praktik manajemen laba yaitu leverage. Leverage adalah kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap secara efektif sehingga dapat memperoleh tingkat penghasilan usaha yang optimal. Leverage dapat berpengaruh ketika perusahaan melakukan manajemen laba. Karena jika suatu perusahaan melakukan manajemen laba, diduga perusahaan tersebut sedang

6 terancam default yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban utang pada waktunya maka perusahaan tentu akan melakukan kebijakan lain yang dapat meningkatkan laba. Faktor lainnya yang mempengaruhi praktik manajemen laba adalah kinerja keuangan. Kinerja keuangan merupakan gambaran dari pencapaian keberhasilan perusahaan serta kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola dan menggendalikan sumber daya yang dimilikinya. Salah satu indikator yang dapat menggambarkan kinerja keuangan suatu perusahaan adalah tingkat profitabilitas. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi manajemen laba yaitu kualitas audit. Terdapat dua proksi yang sering digunakan dalam penelitian tentang kualitas audit yaitu ukuran kantor akuntan publik (KAP) dan sepesialisasi jasa audit KAP pada kelompok industri tertentu Kualitas audit dengan proksi ukuran KAP, merupakan salah satu indicator yang dapat untuk mendeteksi manajemen laba. Pada KAP yang lebih besar (big four) diasumsikan audit yang dilaksanakan lebih berkualitas dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil (non big four) karena adanya kecenderungan untuk lebih berhati-hati dalam melaksanakan audit, sehingga kecenderungan pihak manajer untuk melakukan praktik manajemen laba akan lebih kecil.

7 Dari hasil pemaparan di atas, penulis berkeinginan untuk mengembangkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Guna dan Herawati (2010) yang berjudul pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, Independensi Auditor dan Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba pada perusahaan manufaktur periode 2006-2008. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya menghilangkan variabel independensi auditor dan menambahkan variabel ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas. Sampel periode yang digunakan pada tahun 2013-2015. Dengan demikian, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas dan Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2013-2015). B. Batasan Masalah Penelitian ini memiliki batasan masalah agar penelitian lebih fokus dan tidak meluas dari pembahasan yang dimaksud, dalam penelitian ini penulis membatasinya pada ruang lingkup penelitian yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba adalah mekanisme corporate governance yang ditunjukkan dengan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan proporsi dewan komisaris independen. Selain itu terdapat ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas serta kualitas audit. Penelitian ini hanya dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI secara berturut-turut selama tahun 2013-2015.

8 C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba? 2. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba? 3. Apakah proporsi dewan komisaris independen berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba? 4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba? 5. Apakah leverage berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba? 6. Apakah profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba? 7. Apakah kualitas audit berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh positif signifikan kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba. 2. Untuk menguji dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh

9 negatif signifikan kepemilikan institusional terhadap manajemen laba. 3. Untuk menguji dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh negatif signifikan proporsi dewan komisaris independen terhadap manajemen laba. 4. Untuk menguji dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh negatif signifikan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba. 5. Untuk menguji dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh positif signifikan leverage terhadap manajemen laba. 6. Untuk menguji dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh negatif signifikan profitabilitas terhadap manajemen laba. 7. Untuk menguji dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh negatif signifikan kualitas audit terhadap manajemen laba. E. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat di Bidang Teoritis a. Dapat digunakan sebagai acuan dan sumber informasi bagi penelitian- penelitian yang akan datang, serta memberi kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang akuntansi. b. Memberikan pemahaman dan penjelasan mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi manajemen laba.

10 2. Manfaat di Bidang Praktik a. Memberikan manfaat bagi masyarakat, yang diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk melihat bagaimana tanggungjawab sosial perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya. b. Memberikan manfaat bagi perusahaan, yang diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengungkapkan praktik manajemen labayang memadai.