BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam lingkungan yang semakin kompetitif, suatu industri jasa khususnya di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 86 TAHUN 2001 SERI D.83 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 31 SERI D

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH A.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 114 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI. PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan di era globalisasi ini, berupaya meningkatkan

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 77 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pada Era Otonomi Daerah dengan keterbatasan sumber daya yang tersedia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara merata dengan mengutamakan penyembuhan penyakit serta pemulihan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 3 Tahun 2006 Seri D Nomor 13 Tahun 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 3 Tahun 2006 Seri D Nomor 13 Tahun 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 3 TAHUN 2006

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN : 1999 SERI : D.4.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang adil dan merata. Salah satu pelayanan kesehatan adalah

NOMOR : 3 TAHUN : 2001 SERI : D NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II ACEH UTARA NOMOR 3 TAHUN 1997 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 78 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 10 TAHUN 2000 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANDUNG

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan aktivitasnya sehari-hari (Noor, 2001). World Health Organization (WHO)

ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 21 TAHUN 1999 SERI D.16 PERATURAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 6 TAHUN 1999

BUPATI BATU BARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

QANUN KABUPATEN NAGAN RAYA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NAGAN RAYA

1.1.2 Logo perusahaan Berikut ini adalah logo dari rumah sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung Beserta penjelasannya

BAB I PENDAHULUAN. penyakit serta pemulihan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 22 TAHUN 1994 TENTANG

PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan

BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya yang dinilai mempunyai peranan cukup penting adalah penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN. A. Sejarah Ringkas RSU Dr. Pirngadi Medan

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 41 TAHUN 2012 TENTANG

g.pemantauan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan pelayanan medik, keperawatan dan keteknisan medik

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU HAJI MEDAN TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi sangat ketat baik di pasar

BAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

BAB II. RSUD Dr. H. KUMPULAN PANE TEBING TINGGI

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan harapan sebelum pasien

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkungan yang semakin kompetitif, suatu industri jasa khususnya di bidang kesehatan harus membuat perencanaan yang strategis di setiap bagian manajemen rumah sakit agar dapat tetap bertahan di pasarnya. Rumah sakit sebagai suatu bentuk industri jasa yang memberikan pelayanan kesehatan, terdiri atas berbagai unit operasional yang bekerja selama 24 jam per hari dan tujuh hari seminggu. Sebagai institusi yang bersifat sosio-ekonomis rumah sakit mempunyai fungsi dan tugas memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Setiap perusahaan mempunyai kewajiban untuk memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggannya. Pelanggan yang merasa cukup puas terhadap suatu produk atau jasa mudah berubah pikiran untuk mengkonsumsi produk atau jasa lain bila mereka mendapatkan tawaran suatu produk atau jasa yang lebih baik. Namun, pelanggan yang amat puas akan sulit mengubah untuk memilih produk atau jasa lain yang ditawarkan di pasar. Kepuasan yang amat tinggi akan menciptakan suatu kelekatan pada pelanggan dan pada akhirnya menghasilkan kesetiaan dan loyalitas yang tinggi terhadap produk atau jasa dan penyedia produk atau jasa tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah kualitas pelayanan. Menurut Tracendi (1988) dalam Aditama (2002), penilaian kualitas

2 pelayanan merupakan salah satu isu yang paling kompleks dalam dunia pelayanan kesehatan. Dalam industri jasa kesehatan, rumah sakit menyediakan tipe pelayanan yang sama, namun tidak menyediakan kualitas pelayanan yang sama (Youssef et al, 1996). Kualitas pelayanan ini dapat digunakan sebagai senjata strategi diferensiasi yang ampuh dan dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan dimana pesaing sulit untuk menyamainya. Meskipun timbul banyak kesulitan dalam pengukuran kepuasan pelanggan, namun pada prinsipnya kepuasan pelanggan dapat diukur. Salah satu untuk mengukur kepuasan pelanggan adalah dengan melakukan survei. Dengan survey kepuasan pelanggan, perusahaan dapat mengetahui sejauh mana kesesuaian antara layanan yang diharapkan dengan kinerja pelayanan yang telah diberikan perusahaan. Menurut Parasuraman, Zeithaml. (1985), terdapat lima dimensi yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan untuk menilai suatu kualitas layanan yaitu: keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), kepastian (assurance), empati (emphaty), dan berwujud (tangible). Apabila kelima dimensi tersebut dapat dikelola dengan baik maka akan memuluskan jalan untuk mencapai kualitas pelayanan yang sesuai dengan yang diharapkan pelanggan bahkan melebihi dari apa yang diharapkan sehingga kepuasan pelanggan dapat tercapai. Oleh karena itu, penting bagi pimpinan perusahaan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dianggap penting oleh pelanggan sehingga senantiasa dapat memuaskan pelanggannya. Mengacu pada hal tersebut maka penulis tertarik untuk membuat skripsi dengan judul Analisa Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap terhadap Mutu Pelayanan pada

3 Industri Jasa Kesehatan ( Studi Kasus: Rumah Sakit Kanker Dharmais ). Hasil dari survei ini diharapkan memberikan informasi yang dapat dijadikan pedoman bagi manajemen perusahaan untuk memperbaiki dan meningkatkan kepuasan pelanggan melalui pemberian layanan yang lebih berkualitas demi meningkatkan kinerja perusahaan di masa yang akan datang. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Dalam menghadapi persaingan yang semakin terbuka luas saat ini, maka suatu Rumah Sakit dituntut untuk dapat memiliki kepekaan yang kuat terhadap hal tersebut. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pelayanan yang berkualitas adalah salah satu faktor penentu bagi Rumah Sakit untuk dapat merespon dan menyesuaikan diri dalam persaingan usaha di era globalisasi ini. Yang dapat dirumuskan ke dalam beberapa hal sbb : a. Faktor-faktor kritikal apa dalam pelayanan jasa kesehatan yang dapat mempengaruhi kepuasan pasien. b. Bagaimana persepsi pasien terhadap pelayanan jasa kesehatan di dalam Rumah Sakit tempat mereka berobat berdasarkan faktor-faktor kritikal yang dimaksud. c. Faktor-faktor pelayanan jasa kesehatan apa saja yang memberi konstribusi paling tinggi bagi kepuasan pasien.

4 1.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam penelitian ini, hanya mengidentifikasi masalah yang ada pada mutu pelayanan di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Kemudian ruang lingkup dalam penelitian ini melibatkan : Pasien rawat inap di Rumah Sakit Kanker Dharmais, dengan menyebarkan kuisioner secara acak yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diperlukan untuk membantu dalam pemecahan masalah yang ada. Hal-hal yang akan dipertanyakan mencakup pelayanan kesehatan dari Rumah Sakit Kanker Dharmais seperti : Tipe pelayanan, kualitas pelayanan, fasilitas pendukung dalam proses perawatan, dsb. Pelaksanaan penyebaran kuesioner akan dilaksanakan pada bulan : Oktober - November 2005. 1.4 Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi atribut-atribut mutu pelayanan pada industri jasa kesehatan. 2. Mengetahui kebutuhan pasien rawat jalan terhadap atribut-atribut mutu pelayanan di Rumah Sakit Kanker Dharmais.

5 3. Menganalisa tingkat kepuasan pasien rawat jalan terhadap mutu pelayanan di Rumah Sakit Kanker Dharmais. 4. Untuk menganalisa hubungan tiap faktor maupun tiap variabel yang mempengaruhi kepuasan pasien. 5. Untuk menganalisa tindakan yang akan diambil untuk dapat meningkatkan intensitas kepuasan pasien. Sedangkan manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan bagi Rumah Sakit Kanker Dharmais dalam: 1. Memahami perilaku pasien sehingga dapat dijadikan masukan yang berarti untuk menyusun Customer Relationship Management. 2. Memperbaiki dan meningkatkan kinerja internal jasa atau Rumah Sakit Kanker Dharmais. 3. Mengetahui variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi kepuasan pasien. 4. Meningkatkan kinerja secara terus menerus dalam jangka panjang. 5. Pengambilan suatu keputusan mengenai langkah-langkah yang harus diambil sebagai upaya meningkatkan kualitas pelayanan jasa dalam menghadapi persaingan.

6 1.5 Gambaran Umum Perusahaan 1.5.1 Sejarah Perkembangan Rumah Sakit Rumah Sakit Kanker Dharmais didirikan pada tanggal 30 Oktober 1993 yang secara resmi dibuka oleh presiden Soeharto yang kemudian pengelolaannya di serahkan kepada Departemen Kesehatan. Rumah Sakit Kanker Dharmais didirikan diatas tanah seluas 38.920 m 2. Luas seluruh bangunan 63.540,67 m 2. Rumah Sakit Kanker Dharmais terletak di Jl. Letjend S Parman Kav. 84-86 Slipi, Jakarta Barat. Dengan berjalannya waktu dan sesuai dengan program otonomi daerah yang dijalankan oleh pemerintah, maka sejak 1 Januari 2002 Rumah Sakit Kanker Dharmais menjadi perusahaan jawatan yang kepemilikannya oleh pemerintah Republik Indonesia, namun manajemen dan keuangannya dikelola secara otonomi oleh Perusahaan Jawatan Rumah Sakit Kanker Dharmais. Peraturan ini diterbitkan berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128 Tahun 2000 tentang pendirian Perusahaan Jawatan Rumah Sakit Kanker Dharmais. Perjan Rumah Sakit Kanker Dharmais sesuai dengan surat keputusan Menteri Kesehatan RI No.72/MENKES/SK/1993, mempunyai tugas-tugas : a. Memberikan pelayanan kesehatan yang merata dan bermutu khususnya kepada pasien kanker. b. Menyediakan pelayanan dan pengembangan sarana yang luas di bidang pendidikan untuk dokter-dokter spesialis, sub spesialis dan paramedik.

7 c. Menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang penyakit kanker untuk mengurangi angka kematian.

8 1.5.2 Struktur Organisasi DEWAN PENGAWAS DIREKTUR UTAMA KOMITE PROFESI KOMITE MEDIK KOMITE PKN SATUAN PENGAWASAN INTERN DIREKTUR PELAYANAN MEDIK PERAWATAN DIREKTUR UTAMA PENUNJANG MEDIK PENGADAAN PEMELIHARAAN & KERUMAHTANGGAN DIREKTUR UMUM S.D.M. PEMASARAN DIREKTUR KEUANGAN KEUANG AN I KEUANG AN II SEKERTARIAT RUMAH SAKIT BAGIAN PROGRAM DAN INFORMASI INSTALASI 1 INSTALASI 2 INSTALASI 3 INSTALASI 4 INSTALASI 5 INSTALASI 1 INSTALASI 2 INSTALASI 3 INSTALASI 4 INSTALASI 5 INSTALASI 1 INSTALASI 2 INSTALASI 3 BAGIAN ORGANISASI HUKUM&HUMAS INSTALASI 6 INSTALASI 6 INSTALASI 7 INSTALASI 7 INSTALASI 8 Gambar 1.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Kanker Dharmais

9 Struktur Organisasi Rumah Sakit Kanker Dharmais adalah sebagai berikut: a. Dewan Pengawas b. Direksi Tugas dan wewenang direksi adalah sebagai berikut : a. Memimpin dan mengurus Perjan Rumah Sakit Kanker Dharmais b. Menyiapkan rencana jangka panjang, rencana kerja dan anggaran perusahaan. c. Menetapkan struktur organisasi dan tata kerja lengkap dengan rincian tugasnya setelah disetujui oleh Dewan Pengawas. d. Mengangkat dan memberhentikan pegawai sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. e. Menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban pegawai sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. f. Menyiapkan Laporan Tahunan dan Laporan Berkala Direksi Terdiri dari : 1. Direktur Utama Tugas Direktur Utama adalah memimpin dan mengkoordinasikan penyelengaraan dan pelaksanaan seluruh tugas dan wewenang direksi.

10 2. Direktur Pelayanan Medik Tugas Direktur Pelayanan Medik adalah merumuskan, menetapkan dan melaksaakan kebijakan serta langkah-langkah strategis di bidang pelayanan medis dan penelitian termasuk pengembangan usaha. Direktorat pelayanan Medik Terdiri dari : 1. Divisi Keperawatan 2. Instalansi Rawat Jalan 3. Instalansi Rawat Inap 4. Instalansi Rawat Darurat 5. Instalansi Rawat Intensif 6. Instalansi Radioterapi 7. Instalansi Bedah Sentral 8. Instalansi Rekam Medis dan Admission 9. Instalansi Penelitian 3. Direktur Penunjang Medik Tugas Direktur Penunjang Medik adalah merumuskan, menetapkan dan melaksanakan kebijakan serta langkah-langkah strategis di bidang pelayanan penunjang medis. Direktorat Penunjang medik terdiri dari : 1. Instalansi Radiodiagnostik

11 2. Instalansi Patologi Klinik 3. Instalansi Patologi Anatomi 4. Instalansi Bank Darah 5. Instalansi Endoskopi 6. Instalansi Farmasi dan Sterilisasi Sentral 7. Instalansi Rehabilitas Medik 4. Direktur Umum Tugas Direktur Umum adalah merumuskan, menetapkan dan melaksanakan kebijakan serta langkah-langkah strategis di bidang pelayanan umum, pengem bangan sumber daya manusia dan pemeliharaan sarana. Direktorat Umum terdiri dari : 1. Divisi Sumber Daya Manusia 2. Divisi Pengadaan 3. Divisi Pemeliharaan dan Kerumahtanggaan 4. Instalansi Pendidikan dan Pelatihan 5. Instalansi Gizi dan Tata Boga 6. Instalansi Kesehatan Lingkungan

12 5. Direktur Keuangan Tugas Direktur Keuangan adalah merumuskan, menetapkan dan melaksanakan kebijakan serta langkah-langkah strategis di bidang keuangan dan pemasaran termasuk pengembangan usaha. a. Direktorat keuangan terdiri dari : 1. Divisi Keuangan I 2. Divisi Keuangan II 3. Divisi Pemasaran b. Sekretariat Rumah Sakit Tugas Sekretariat Rumah Sakit adalah melaksanakan kegiatan penyusunan program, pengolahan data dan penyediaan informasi, pengelolaan organisasi, hukum dan hubungan masyarakat, serta melaksanakan pelayanan administrasi dan ketatausahaan. Sekretariat Rumah Sakit terdiri dari : 1. Bagan Program dan Informasi 2. Bagan Organisasi, Hukum dan Hubungan Masyarakat c. Komite Profesi Komite Profesi terdiri dari: 1. Komite Medik

13 2. Komite Persiapan Pusat Kanker Nasional d. Satuan Pengawas Intern ( SPI ) Tugas Satuan Pengawas Intern adalah membantu Direktur Utama dalam melakukan pengawasan terhadap semua unsur di lingkungan Rumah Sakit Kanker Dharmais