BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. darahnya biasanya disebabkan perilaku mereka(alwani, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang


BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB 1 PENDAHULUAN. Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. penderita mengalami komplikasi pada organ vital seperti jantung, otak, maupun ginjal.

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kesehatan semakin menjadi perhatian luas diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

BAB I PENDAHULUAN. ringan (TD diastole ), sedang (TD diastole ), dan berat (Td

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan penyakit yang bisa menyerang siapa saja baik

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang menuju masyarakat industri. Perubahan kearah. pada gilirannya dapat memacu terjadinya perubahan pola penyakit.

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB 1 PENDAHULUAN. tanpa gejala, sehingga disebut sebagai Silent Killer (pembunuh terselubung).

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

Lampiran Kuesioner KUESIONER GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS NANGGALO TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD)

BAB I PENDAHULUAN. kualitas makanan sehari-hari. Namun, akhir-akhir ini muncul berbagai. garam yang mampu memicu penyakit hipertensi.

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tyas Kusuma Dewi, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7)

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring


BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kesehatan yang baik merupakan suatu kondisi dimana tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. penduduk lanjut usia (Departemen Kesehatan [Depkes], 2008). Jumlah lansia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak ditemukan di Indonesia maupun di dunia. Penderita hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Chan, sekitar 1 miliar orang di dunia menderita hipertensi, dan angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. kasus yang belum terselesaikan. Disisi lain juga telah terjadi peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

I. PENDAHULUAN. satu sasaran dalam pembangunan di Indonesia. Hal ini ditandai dengan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB I PENDAULUAN. morbiditas dan mortalitas di perkirakan pada abad ke-21 akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB I PENDAHULUAN. pula kelompok lanjut usia (lansia) di masyarakat (Sudiarto, 2007). Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. A DENGAN MASALAH UTAMA KARDIOVASKULER : HIPERTENSI KHUSUSNYA NY. S DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GROGOL SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering

BAB I PENDAHULUAN. produktifitas seseorang salah satunya adalah penyakit hipertensi.hipertensi atau

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pembunuh sejati, tetapi penyakit ini digolongkan sebagai the silent killer

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Pernyataan ini diperkuat oleh data dari WHO (2014), yang menyebutkan bahwa tercatat satu milyar orang di dunia menderita hiperertensi dan diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total kematian yang disebabkan oleh penyakit ini. Menurut American Heart Association (2014), sekitar 77,9 juta orang di Amerika Serikat atau 1 dari 3 orang dewasa menderita penyakit ini. Bahkan diperkirakan akan terus meningkat 7,2% atau sekitar 83,5 juta orang pada tahun 2030. Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko yang paling sering berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah. Hipertensi sering tidak menimbulkan gejala pada fase awalnya dan terasa ketika penyakit hipertensi sudah menjalar dan mengganggu fungsi jantung atau stroke. Diagnosa hipertensi sangat jarang ditemukan dini kecuali saat pemeriksaan kesehatan rutin (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2012). Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur 18 tahun sebesar 25,8 persen, tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%). Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui 1

2 kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4 persen, yang didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5 persen. Jadi, ada 0,1 persen yang minum obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0.7 persen. Jadi prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5 persen (25,8% + 0,7 %) (Riskesdas. 2013). Penyakit hipertensi mempunyai beberapa tanda dan gejala seperti sakit kepala, mimisan, pusing, atau migrain sering ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi (Mansjoer, 2007). Apabila hipertensi tidak ditangani dengan baik, maka akan menyebabkan komplikasi. Penelitian yang dilakukan oleh Nainggolan, dkk. (2012) komplikasi hipertensi diantaranya adalah infark miokard, gagal ginjal ensefalopati (kerusakan otak), dan stroke. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rau dan Koto (2011) bahwa 62,7 persen orang dengan hipertensi memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami stroke. Untuk mengatasi ketidakpatuhan kontrol pada penderita hipertesi perlu memberikan penyuluhan manfaat pentingnya kontrol kembali. Pendidikan akan menentukan tingkat pengetahuan seseorang. Secara teoritis pengetahuan seseorang akan sangat menetukan apakah dia akan patuh atau ketidakpatuhan kontrol terhadap pengobatan, akan menimbulkan keyakinan atau prilaku pada dirinya untuk mematuhinya (Mubarak, dkk. 2006). Tingkat kepatuhan penderita hipertensi di indonesia untuk berobat dan kontrol cukup rendah. Tingkat kepatuhan penderita hipertensi tidak sampai 50%. Semakin lama seseorang menderita hipertensi maka tingkat

3 kepatuhannya semakin rendah. Tekanan darah sangat berpengaruh terhadap kejadian stroke sebagai akibat dari peningkatan tekanan darah yang tidak terkontrol. Penelitian ekologi menyatakan bahwa garam dan tekanan darah merupakan dua hal yang sangat berhubungan. Selain itu, dari penelitian observasional, berat badan dan tekanan darah juga sangat berpengaruh terhadap tingkat kejadian stroke, khususnya akibat dari peningkatan tekanan darah (Wiwik, 2011). Kontrol tekanan darah adalah aktivitas yang dilakukan oleh penderita hipertensi dalam mengontrolkan tekanan darah di pelayanan kesehatan (Martins, dkk. 2012). American Heart Association/ AHA (2014) merekomendasikan pada penderita hipertensi untuk teratur melaksanakan kontrol tekanan darah secara berkala ke tenaga kesehatan dengan frekuensi 3 bulan sekali, tekanan darah sistolik 140 159 mmhg dan diastolik 90 99 mmhg, serta 2 4 minggu sekali apabila tekanan darah sistolik> 160 mmhg dan diastol > 100 mmhg. Tujuan kontrol tekanan darah secara teratur adalah untuk memonitoring tekanan darah, mencegah pasien masuk rumah sakit dan mencegah terjadinya komplikasi (Martins, dkk. 2012). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mubin, dkk. (2010) Hasil penelitian terhadap pengetahuan yaitu ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan motivasi kontrol tekanan darah secara rutin di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan SragiI. Adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan motivasi kontrol tekanan darah secara rutin dikarenakan jika seseorang memiliki pengetahuan tentang penyakit hipertensi

4 seperti akibat dari penyakit tersebut jika tidak minum obat atau kontrol tekanan darah secara rutin maka penderita berusaha untuk mencegah agar tidak terjadi komplikasi atau akibat yang lebih buruk sehingga mereka meluangkan waktunya untuk kontrol tekanan darah. Sebaliknya mereka yang memiliki pengetahuan rendah tentang penyakit hipertensi maka mereka tidak merasa takut akan komplikasinya karena mereka tidak tahu sehingga kontrol tekanan darah bagi mereka bukanlah suatu kebutuhan jika tidak ada keluhan yang dialami. Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Jika dibiarkan, penyakit ini dapat mengganggu fungsi organorgan lain, terutama organ-organ vital seperti jantung dan ginjal (Rikesdas. 2013). Penilitian yang dilakukan oleh Ginting (2010). Hubungan antara pengetahuan dengan cara pencegahan hipertensi pada lansia di Kecamatan Medan Johor. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif dengan sampel sebanyak 88 orang lansia berusia diatas 60 tahun. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari 88 responden yang diteliti, yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 61 orang (69.3%) dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 27 orang (30.7%). Perilaku pencegahan yang dilakukan lansia di Kecamatan Medan Johor berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 66 orang (75%) memiliki perilaku yang baik dalam mencegah

5 hipertensi sedangkan 22 orang (25%) memiliki perilaku yang kurang. Hasil penelitian bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan cara pencegahan hipertensi pada lansia di Kecamatan Medan Johor. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Berobat Hipertensi Pada Lansia Di Puskesmas Pattingalloang Kota Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan, motivasi, dukungan petugas kesehatan, dan dukungan keluarga dengan kepatuhan berobat hipertensi sedangkan pelayanan kesehatan tidak berhubungan dengan kepatuhan berobat hipertensi. Disarankan agar masyarakat harus aktif mengikuti penyuluhan atau sosialisasi yang berkaitan dengan hipertensi untuk menambah pengetahuan terutama bagi lansia (Annisa, A. dkk. 2013). Menurut penilitian yang dilakukan oleh Dalyoko (2010) faktor-faktor yang berhubungan dengan upaya pengendalian hipertensi pada lansia di posyandu lansia Wilayah Kerja Puskesmas Mojosongo Boyolali. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap, pengawasan dari pihak keluarga, dan pengetahuan dengan upaya pengendalian hipertensi di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Mojosongo Boyolali. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Padang (2015) tentang pemeriksaan hipertensi menurut umur >18 tahun dan jenis kelamin, dari seluruh puskesmas yang ada di Kota Padang dengan kejadian hipertensi 44,252 (67,4 %). Sedangkan survey kejadian hipertensi terbanyak terdapat pada Puskesmas Lubuk Buaya dari bulan Januari Desember 2015 sebanyak 4.860 (88,78 %) orang.

6 Survei awal yang peneliti lakukan di Puskesmas Lubuk Buaya Padang pada tanggal 17 Juli 2017, didapatkan data jumlah kunjungan pasien dengan hipertensi pada periode bulan Januari Juni 2017 Sebanyak 2.928 orang. Terkhusus pada kujungan pasien lansia bulan Juni 2017 sebanyak 186 lansia. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pasien di Puskesmas, pasien mengatakan tidak mengetahui tentang komplikasi, faktor yang menyebabkan hipertensi dan cara kontrol hipetensi. Penderita melakukan kunjungan ke Puskesmas saat merasa tidak enak badan dan sudah menganggu aktivitas sehari-hari. Klien hipertensi yang berkunjung hampir tidak mengerti bahwa pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup. Berdasarkan data tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan tingkat pengetahuan terhadap kepatuhan kontrol pada lansia dengan hipertensi di Puskesmas Lubuk Buaya Padang". B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas maka perumusan masalah penelitian ini adalah Adakah hubungan tingkat pengetahuan terhadap kepatuhan kontrol pada lansia dengan hipertensi di Puskesmas Lubuk Buaya Padang? C. Tujuan Penilitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini untuk mengetahui adakah hubungan tingkat pengetahuan terhadap kepatuhan kontrol pada lansia dengan hipertensi di Puskesmas Lubuk Buaya Padang.

7 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan pada lansia dengan hipertensi di Puskesmas Lubuk Buaya Padang. b. Untuk mengetahui kepatuhan kontrol pada lansia dengan hipertensi di Puskesmas Lubuk Buaya Padang. c. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan terhadap kepatuhan kontrol pada lansia dengan hipertensi di Puskesmas Lubuk Buaya Padang. D. Manfaat Penilitian 1. Bagi institusi pelayanan Diharapkan hasil penelitian ini sebagai bahan masukan dan informasi dalam membuat kebijakan khusus dalam penanganan pasien hipertensi serta pendampingan kontrol pasien. 2. Bagi Perawat Diharapkan hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan perawat dalam memberikan pendidikan dan pelayanan kesehatan yang di kombinasi dengan tindakan pendampingan. 3. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi peneliti lain dalam membuat penelitian tentang manajemen pengobatan hipertensi non farmakologi.