BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. langkah awal menuju kesuksesan menyusui. Salah satu tujuan IMD adalah menekan

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab morbiditas dan. Secara nasional, target Sustainable Development Goals (SDGs) untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian B. Lokasi dan Waktu Penelitian C. Subjek Penelitian...

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi yanag berusia

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. kematian anak. Derajat kesehatan suatu negara dapat diukur dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan akibat langsung proses reproduksi

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Millennium Development Goals (MDGs) kelima, berjalan. 200 selama dekade terakhir, meskipun telah dilakukan upaya-upaya

BAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan masyarakat sangat diperlukan. seorang bidan yang berkompeten untuk menangani masalah-masalah tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. PBB termasuk Indonesia sepakat untuk menghadapi Deklarasi Millenium

BAB I PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kematian maternal merupakan masalah besar, khususnya di negara yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yang salah satunya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan keluarga. Setelah era Millenium Development Goals

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB 1 PENDAHULUAN. proses fisiologis dan berksinambungan. Kehamilan dimulai dari konsepsi

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan total ke kemandirian fisiologis. Proses perubahan yang rumit

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari. dan Indonesia (Rudan, 2008). World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Baru Lahir (BBL) atau neonatus adalah bayi umur 0-28 hari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pula 1 lahir mati. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia, trauma kelahiran,

BAB I PENDAHULUAN. dinilai memberikan hasil yang lebih baik. Keputusan Menteri Kesehatan. eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan (Riksani, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau diobati dengan akses yang mudah dan intervensi yang terjangkau. Kasus utama

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Laporan dari organisasi kesehatan dunia yaitu World

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB I PENDAHULUAN. sama. Angka tersebut yang akan menjadi indikator penilaian derajat

ANALISIS MULTILEVEL PENYEBAB BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ALI SADIKIN NIM : J

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

Disusun Oleh: Wiwiningsih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 11 bulan) per kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB

Oleh JUSTIN DARREN RAJ

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB I PENDAHULUAN. Bayi menurut WHO ( World Health Organization) (2015) pada negara

DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN...1

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MGD s) atau tujuan pembangunan milenium

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia tersebut menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC komprehensif yang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah

KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC)

BAB I PENDAHULUAN. tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diarahkan pada meningkatnya mutu SDM yang berkualitas. Salah

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Millennium Development Goals (MDGs) 4 menargetkan penurunan angka kematian balita (AKBa) hingga dua per tiganya di tahun 2015. Berdasarkan laporan terdapat penurunan AKBa di dunia dari 87 per 1000 kelahiran hidup tahun 1990 menjadi 51 per 1000 kelahiran hidup tahun 2011, tetapi belum mencapai target. Sedangkan di dunia tahun 2011 sebesar 6,9 juta balita meninggal, dua pertiga kematiannya disebabkan penyakit infeksi yang seharusnya dapat dicegah. Untuk negara sedang berkembang AKBa 8 kali lebih besar dibandingkan negara berkembang. Di Indonesia AKBa menurun dari 82 per 1000 kelahiran hidup tahun 1990 menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2011 (UNICEF, 2012). AKBa juga dapat dipengaruhi oleh jumlah kematian bayi dan anak balita. Angka kematian bayi (AKB) di dunia 61 per 1000 kelahiran hidup tahun 1990 menjadi 37 tahun 2011. Untuk Indonesia menurun dari 54 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1990 menjadi 25 tahun 2011 (UNICEF, 2012). Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terjadi penurunan dari 54 per 1000 kelahiran hidup tahun 1990 menjadi 19 tahun 2011 (Dinas Kesehatan Provinsi DIY, 2012). Angka kematian bayi di Gunungkidul tahun 2011 14,2 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi dipengaruhi juga oleh jumlah kematian neonatal dan post neonatal. Kematian neonatal juga mempengaruhi kematian balita. Proporsi jumlah kematian neonatal terhadap kematian balita meningkat dari 36% ditahun 1990 menjadi 43% di tahun 2011. Hal ini disebabkan penurunan angka kematian neonatal (AKN) lebih lambat dibandingkan AKBa. Angka kematian neonatal di dunia 32 per 1000 kelahiran hidup tahun 1990 menjadi 22 di tahun 2011. Sedangkan AKN di Indonesia menurun dari 29 per 1000 kelahiran hidup tahun 1990 menjadi 15 tahun 2011. Angka kematian neonatal DIY menurun dari tahun 1990 42 per 1000 kelahiran hidup menjadi 17 tahun 2011 (Dinas Kesehatan Provinsi DIY, 2012). 1

2 Pada tahun 2011 di Provinsi DIY terdapat 311 kasus kematian neonatal dengan penyebab terbanyak bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) 118 kasus, asfiksia 108 kasus, sepsis 10 kasus, kelainan kongenital 36 kasus dan lain-lain 39 kasus. Sedangkan di Kabupaten Gunungkidul tahun 2011 sebanyak 94 kasus kematian neonatal, dengan penyebab terbanyak BBLR 45 kasus, asfiksia 33 kasus, 7 kelainan kongenital dan 9 lain-lain (Dinas Kesehatan Provinsi DIY, 2012). Data Dinas Kesehatan Provinsi DIY tahun 2010 mengemukakan terdapat 241 kasus kematian neonatal dengan penyebab BBLR 98 kasus, asfiksia 63 kasus, sepsis 9 kasus, kelainan kongenital 20 kasus dan lain-lain 51 kasus. Pada tahun 2010 di Kabupaten Gunungkidul terdapat 49 kasus kematian neonatal dengan penyebab BBLR 28 kasus, asfiksia 7 kasus, kelainan kongenital 10 kasus dan lainlain 4 kasus (Dinas Kesehatan Provinsi DIY, 2011). Jika dibandingkan antara tahun 2011 dengan 2010 maka terjadi peningkatan jumlah kasus kematian neonatal di provinsi DIY maupun Kabupaten 48% 35% 10% 7% 0% BBLR Asfiksia Sepsis Kelainan Kongenital Lain-lain Gambar 1. Penyebab kematian neonatal di Gunungkidul tahun 2011 Penyebab terbanyak kematian neonatal di DIY dan kabupaten Gunungkidul adalah BBLR (Dinas Kesehatan Provinsi DIY, 2012). Persentase BBLR di Indonesia sejumlah 11,1%, dan di DIY 9,2% (OECD and WHO, 2012, Kementerian Kesehatan RI, 2010d). BBLR berisiko lebih besar untuk sakit atau mati dibandingkan yang tidak. BBLR memerlukan penanganan tambahan, dukungan agar tetap hangat, Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pencegahan infeksi (WHO and UNICEF, 2009).

3 Salah satu upaya dalam mencegah kematian neonatal dengan pelayanan yang berkualitas pada ibu dan bayi saat antenatal, perinatal, dan postnatal (Schiffman et al., 2010). Oleh karena kematian neonatal sebagian besar terjadi di satu minggu pertama kehidupan, sehingga perlu dilakukan penanganan sedini mungkin untuk dapat mencegah kematian. Dua per tiga dari kematian pada satu minggu pertama dapat dicegah jika ibu dan bayi mendapat intervensi yang tepat. Strategi yang dilakukan dengan peningkatan akses ke antenatal care (ANC), persalinan ditolong oleh tenaga terlatih dan pelayanan pada awal postnatal. Beberapa negara telah mengimplementasikan pelayanan bayi baru lahir yang berbasis komunitas (Sharma, 2012). World Health Organization (WHO) dan The United Nations Children's Fund (UNICEF) merekomendasikan kunjungan rumah pada bayi di satu minggu pertama untuk mencegah kematian neonatal (WHO and UNICEF, 2009). Untuk mendukung program tersebut Pemerintah Indonesia tahun 2008 membuat kebijakan kunjungan neonatus yang semula 2 kali menjadi 3 kali, yaitu umur 6-48 jam, 3-7 hari dan 8-28 hari (Kementerian Kesehatan RI, 2010b, Kementerian Kesehatan RI, 2011). Data Kementerian Kesehatan RI(2012) menyatakan bahwa cakupan kunjungan neonatus (KN) di Indonesia tahun 2011, pada dua hari pertama (KN1) 90,51%, tetapi yang lengkap (KN lengkap) 84,18%. KN1 di Provinsi DIY 85,55% dan KN lengkap 75,26%. Beberapa hasil penelitian di India dan Bangladesh (Baqui et al., 2008a, Bang et al., 2005b) menunjukkan bahwa kunjungan rumah dapat menurunkan kematian bayi baru lahir. WHO merekomendasikan paling sedikit 2 kali kunjungan rumah untuk persalinan di rumah yaitu pada 24 jam pertama dan hari ketiga, dan jika memungkinkan ditambah pada hari ketujuh. Kunjungan rumah pada bayi yang lahir di fasilitas kesehatan segera dilakukan setibanya ibu dan bayi di rumah. World Health Organization dan UNICEF (2009) menyatakan beberapa kegiatan yang harus dilakukan petugas saat melakukan kunjungan rumah, yaitu: 1) mempromosikan dan mendukung pemberian ASI eksklusif sejak awal; 2) membantu menjaga bayi tetap hangat dengan mempromosikan kontak kulit ke

4 kulit; 3) mempromosikan cara menjaga kebersihan tali pusat dan kulit; 4) menilai tanda bahaya dan konseling untuk deteksi dini dan perilaku mencari tempat berobat pada keluarga (jika minum tidak baik, aktivitas berkurang, sulit bernapas, demam atau terasa dingin, kejang); 5) mempromosikan untuk membuat akte kelahiran dan jadwal imunisasi; dan 6) mengidentifikasi dan dukungan pada bayi yang perlu perawatan khusus (BBLR, sakit, ibu terinfeksi Human Imunodefisiensi Virus (HIV)), jika memungkinkan melakukan pengobatan di rumah untuk infeksi lokal dan permasalahan minum. Dalam mengatasi permasalahan kematian neonatal, Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul melakukan beberapa program sampai sekarang ini, yaitu pembinaan kesehatan reproduksi remaja, kelas ibu hamil, penanganan bumil resti, Manajeman Terpadu Balita Sakit (MTBS), Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM), Public Health Nursing (PHN) neonatal resti, pelatihan manajemen BBLR untuk bidan, pelatihan penanganan asfiksia bagi bidan dan dokter. Data Dinkes Gunungkidul(2011) KN1 99,54%, KN lengkap 96,91% tetapi tetap terjadi peningkatan jumlah kematian neonatal pada tahun 2011 dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2012, BBLR merupakan penyebab kematian terbanyak di Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh kunjungan rumah pada BBLR terhadap kematian neonatal di kabupaten B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan pertanyaan sebagai berikut: Apakah kunjungan rumah pada BBLR dapat mencegah kematian neonatal di kabupaten Gunungkidul? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui pengaruh kunjungan rumah pada BBLR terhadap kematian neonatal di Kabupaten

5 2. Tujuan khusus a. Untuk mengevaluasi cakupan kunjungan rumah pada BBLR. b. Untuk mengetahui jumlah kasus kejadian kematian neonatal berdasarkan klasifikasi dini (0-6 hari) dihubungkan dengan kunjungan rumah c. Untuk mengetahui faktor lain yang berpengaruh terhadap kematian neonatal pada berat lahir rendah: umur kehamilan, kategori BBLR, jarak tempuh ke fasilitas rujukan, tempat persalinan, penolong persalinan, cara persalinan dan pemberian ASI untuk pertama kali. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat secara teoritis a. Sebagai bahan rujukan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian tentang kunjungan rumah pada bayi dengan berat lahir rendah. b. Sebagai data evaluasi program kunjungan rumah di Kabupaten Gunungkidul terhadap keberhasilan pencegahan kematian neonatal pada berat lahir rendah. 2. Manfaat secara praktis a. Sebagai bahan untuk perencanaan program kesehatan di bidang kesehatan neonatal untuk menurunkan kematian neonatal di Kabupaten b. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas kunjungan rumah pada neonatal di Kabupaten c. Sebagai informasi bagi lintas sektoral dan masyarakat untuk mendukung program kunjungan rumah sebagai salah satu intervensi berbasis komunitas untuk menurunkan kematian neonatal di Kabupaten

6 Tabel 1. Keaslian penelitian Peneliti (tahun) Singh et al. (2012) Tao et al. (2011) Baqui et al.(2009) E. Keaslian Penelitian Metodologi Sampel Hasil Perbedaan/persamaan dengan penelitian ini Menggunakan Wanita yang kunjungan postnatal Persamaannya data sekunder melahirkan 24 jam pertama dengan penelitian Regresi logistik dalam kurun tidak berhubungan ini adalah variabel Dilakukan waktu sampai dengan kematian independent dan matching : urutan dengan lima neonatal. dependentnya. kelahiran dan usia tahun sebelum Ibu yang tidak Perbedaannya pada ibu survei yang diedukasi tentang rancangan Matched case melahirkan di perawatan untuk penelitian dan control study rumah ataupun menjaga agar bayi populasinya. Kasus: bayi yang di fasilitas tetap hangat mati sebelum kesehatan mempunyai berusia satu bulan. kemungkin 1,27 kali Kontrol: bayi yang bayinya mati saat hidup sampai usia neonatal lebih dari satu dibandingkan yang bulan diedukasi (95%CI: Bertujuan mengeksplor Kualitatif study: penanggung persepsi pemberi jawab pelayanan pelayanan PNC dan untuk memperoleh kesehatan ibu di kabupaten, gambaran angka pemberi kunjungan rumah di pedesaan China pelayanan kesehatan di Mixed methods. desa dan kota, Kualitatif melalui pengguna FGD, wawancara pelayanan mendalam, kesehatan ibu. wawancara dengan Survei rumah orang kunci. tangga; wanita Dilakukan survey yang melahirkan rumah tangga pada antara Januari wanita postpartum 2005 s.d. Desember 2006 Penelitian di Bangladesh untuk menilai efek waktu pertama kali kunjungan rumah oleh kader terhadap kematian neonatal. Hazard model kematian neonatal dihubungkan dengan hari pertama kunjungan rumah postnatal. Data dari intervensi yang dilakukan tahun 2004-2005 Semua wanita hamil antara tahun 2004-2005, diberikan intervensi kunjungan postnatal oleh kader 1,13-1,43). Hanya sekitar 4,2% mendapatkan satu kali kunjungan rumah dan 4,5% mendapatkan lebih dari satu kali kunjungan rumah. Hal ini disebabkan pendanaan yang kurang, keterbatasan SDM, kurangnya transportasi, keterbatasan pemberi pelayanan, kemampuan rendah, pelatihan yang tidak adekuat, peralatan kurang dan yang rendah. Kematian neonatal 67% lebih rendah bila dikunjungi pada hari pertama dibandingkan yang tidak dikunjungi. kunjungan pada 2 hari pertama maka kematiannya 64% lebih rendah dibandingkan tidak dikunjungi. Tetapi jika kunjungan rumah dilaksanakan setelah hari kedua maka tidak akan menurunkan kematian neonatal. kunjungan rumah dua hari pertama menurunkan kematian neonatal Perbedaaan dengan penelitian ini adalah metode penelitian, lokasi, populasi. Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel dependent dan independent Perbedaannya populasi, rancangan penelitian, dan analisa data.

7 Lanjutan Tabel 1. Peneliti (tahun) Metodologi Sampel Hasil Perbedaan/persamaan dengan penelitian ini Titaley et Studi analitik 15553 bayi Faktor Perbedaan dengan al. (2009) cross-sectional tunggal lahir kesejahteraan yang penelitian ini adalah dengan data hidup kurang, pendidikan data sekunder, cross sekunder IDHS rendah, jarak jauh sectional. 2002-2003 yang dari fasilitas menggunakan multistage random kesehatan, pengetahuan ibu sampling. kurang, anak Regresi logistik, menghitung PAR banyak, bayi kecil, ANC kurang, lahir tidak ditolong tenaga terlatih, lahir di rumah mempengaruhi rendahnya pemanfaatan pelayanan setelah melahirkan. Titaley et Mengelola data Semua bayi Bayi yang mendapat Perbedaan dengan al.(2008) sekunder dari tunggal lahir apapun pelayanan penelitian ini adalah IDHS 2002-2003 hidup antara postnatal secara data sekunder, populasi Regresi logistik 1997-2002 signifant terlindungi lebih luas, dengan dari kematian multiplied random neonatal (OR 0,63, sampling p 0,03). Kematian neonatal tinggi pada bayi yang kedua orangtuanya bekerja,ayah tidak bekerja, jarak kelahiran dekat, bayi laki-laki, ukuran kecil dan bayi dari ibu yang menderita komplikasi saat melahirkan.