BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang berlaku dan harus pandai memilih kata-kata yang tepat agar apa

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa.

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Bahasa merupakan ciri yang paling khas dari manusia

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. dua materi ajar, yakni materi bahasa dan materi sastra. Materi bahasa

BAB I PENDAHULUAN. intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Belajar bahasa pada

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas manusia. Hal ini dikarenakan, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengetahuan serta membentuk kepribadian individu. Sehubungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Anak sekolah di taman kanak-kanak hingga mahasiswa di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan komponen terpenting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan beberapa bangsa asing yang membawa bahasa dan kebudayaannya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa yang berkembang di masyarakat sangat beragam. Ragam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli bahasa selalu menghimbau agar pemakaian bahasa senantiasa berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berbicara merupakan kemampuan awal yang harus dimiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nurlaila Djamali (2005) mengkaji tentang Variasi Bahasa Bolaang Mongondow

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa, terdapat aturan-aturan pemakaian bahasa yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, baik untuk bertutur maupun untuk memahami atau mengapresiasi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa bidang-bidang tertentu. Karakteristik masing-masing komunitas

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia SD/ MI secara eksplisit dinyatakan. kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di. peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dapat digunakan secara lisan

K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dipergunakan sebagai alat komunikasi antarmasyarakat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semenjak bayi, kemampuan berbicara erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bagi bangsa Indonesia adalah diterbitkannya Undang Undang

JENIS-JENIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7

latihan. Salah satu wujud pendidikan yang diterapkan di sekolah maupun di lingkungan keluarga sejak dini adalah pendidikan bahasa karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. SMP N 2 Banyudono terletak di Jalan Jembungan, Banyudono, Boyolali.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

Bahasa Jepang merupakan alat untuk berkomunikasi lisan dan tulisan. Berkomunikasi dalam bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan seusia manusia itu sendiri sebagai pelaku pendidikan. untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan dasar adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Oleh: Samino Sangadji, Sularmi, Yulianti

BAB I PENDAHULUAN. Variasi bahasa tersebut dapat dilihat dari berbagai segi. Dari segi penutur, variasi

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. mengandung nilai kesopanan, sehingga mudah dipahami oleh lawan bicara.

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

konvensi sastra Balai Pustaka BP (Nurgiantoro, 2000:54).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengarang adalah kegiatan merangkai kata-kata yang disusun berdasarkan tema yang sudah ditentukan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.merangkai kata-kata dalam kegiatan mengarang tidak mudah. Pada waktu akan merangkai kata, siswa harus berpegang pada kaidah-kaidah bahasa yang berlaku dan harus pandai memilih kata-kata yang tepat agar apa yang akan ditulis sesuai dengan apa yang ingin ia ungkapkan. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung.komunikasi langsung dan tidak langsung berbeda dalam pelaksanaannya.komunikasi langsung sebagai komunikasi dua arah, sehingga harus ada orang kedua.berbeda dengan komunikasi tidak langsung, tanpa memerlukan hadirnya seorang pembicara sudah dapat terselenggara melalui tulisan Dalam pelaksanaannya pembelajaran ternyata tidak semua aspek keterampilan berbahasa dapat ditanamkan dengan mudah kepada anak.banyak faktor menjadi kendala dalam pengajaran bahasa salah satudiantaranya adalah penggunaan metode pembelajaran. Seseorang bisa disebut terampil berbahasa apabila secara teratur, runtut, dan konsisten terhadap kaidah-kaidah kebahasaan yang hidup dalam bahasa yang bersangkutan keterampilan menulis adalah keterampilan yang sangat kompleks keadaannya, juga sulit pelaksanaannya. 1

2 Kemampuan berpikir pada siswa yang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama dapat mempunyai kemampuan berpikir yang bersifat imajinatif, sudah berkembang cukup baik secara emosional, dan kreatif meskipun belum sesuai dengan yang diharapkan.keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis dan membaca sebagai aktivitas komunikasi saling melengkapi antarasatu dengan yang lain. Kebiasaan menulis tidak akan terlaksana tanpa adanya kebiasaan membaca. Masa modern ini penguasaan bahasa tulis sangatlah penting. Media massa sekarang ini banyak berupa media cetak antara lain Koran, majalah dan buku-buku. Hal tersebut menurut penguasaan bahasa tulis sehingga mulai disadarilah pentingnya bahasa tulis.kenyataan yang terjadi pengajaran menulis masih kurang mendapatkan perhatian sebagai contoh pengajaran mengarang yang merupakan satu aspek pengajaran Bahasa Indonesia di kelas VII SMP Negeri 1 Sambi kurang ditangani secara serius. Pengajaran menulis atau mengarang deskripsi hanya sekedar penyampaian teori kemudian langsung menulis. Siswa tidak begitu paham tentang apa yang harus mereka tulis supaya menghasilkan suatu karangan deskripsi. Hal tersebut dikarenakan siswa belum memahami materi yang diterima.akibatnya keterampilan menulis deskripsi siswa rendah.hasil akhir tulisan deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sambi juga masih kurang. K3S (Kelompok Kerja Sekolah) sekecamatan Sambi tahun 2011 memutuskan

3 bahwa KKM (Kriteria Kemajuan Minimal) mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII adalah 65. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting bagi siswa.keterampilan yang sangat penting bagi siswa. Keterampilan menulis akan selalu digunakan oleh siswa dalam mengikuti pelajaran diberbagai jenjang dan jenis-jenis sekolah maupun dalam kehidupan di masyarakat. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh kemampuan siswa dalam menulis. Oleh karena itu, keterampilan menulis siswa harus ditingkatkan, sesuai dengan pendapat Syafi e (dalam st. Y.Slamet,2008 :95) bahwa keterampilan menulis harus dikuasai oleh anak sedini mungkin dalam kehidupannya di sekolah.akhadiyah (2002: 2) mengungkapkan bahwa menulis berarti mengorganisasikan gagasan serta mengungkapkan secara tersurat. Menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran atau gagasan seperti mengarang, membuat surat dengan tulisan. Kegiatan mengarang merupakan kegiatan yang dapat menggali kemampuan siswa dalam bidang kebahasaan, menyampaikan kalimat melalui tulisan yang berstruktur.struktur kalimat dalam Bahasa Indonesia lazimnya S, P, O, K tetapi kalimat-kalimat dalam karangan siswa tidak semua fungsi itu hadir. Fenomena lain, sekarang ini banyak sekali siswa kurang memahami struktur fungsional. Khususnya dalam wujud karangan siswa itu sendiri. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataanguru pengajar Bahasa Indonesia. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada guru diketahui bahwa pembelajaran menulis seolah telah menjadi momok bagi siwa dalam

4 pembelajaran Bahasa Indonesia.Jangankan untuk menulis karangan deskripsi, untuk menulis bebas sesuai dengan keinginan sendiri mereka masih mengalami kesulitan.oleh karena itu, guru lebih banyak memberikan teori tentang deskripsi dan belum berani menugaskan siswa untuk menulis karangan deskripsi. Bahasa merupakan bentuk perilaku terlatih, artinya penguasaan terhadap suatu bahasa bukan karena keturunan melainkan proses belajar tanpa belajar mungkin manusia tidak terampil menggunakan bahasa. Kegiatan menulis sama dengan kegiatan mengungkapkan bahasa, yang memerlukan keuletan, kepekaan dan keteraturan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Chaer (1993: 130-131) jika seseorang tidak dapat berpikir dengan baik dan tidak dapat berbahasa dengan baik, maka konsep yang dilahirkan pasti akan terwujud dalam bahasa yang tidak baik dan jika seseorang tidak dapat berpikir dengan baik namun dapat berbahasa dengan baik maka konsep yang dilahirkan juga akan terwujud dalam bahasa yang tidak baik. Dan jika seseorang tidak dapat berpikir dengan baik namun dapat berbahasa dengan baik maka konsep yang dilahirkan juga akan terwujud dalam bahasa yang tidak baik. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis serta menimbulkan penghayatan terhadap hasil cipta manusia. Secara umum mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan antara lain: 1) menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara, 2) memahami bahasa

5 Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, keperluan, dan keadaan, 3) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial, 4) memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis), 5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperluas budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, dan 6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia (Jumali, 2004:20). Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Salah satunya untuk melahirkan pikiran, perasaan yang memungkinkan seseorang untuk bekerja sama dengan orang lain. Kegiatan mengarang adalah kegiatan menulis yang dapat melatih penulis untuk berpikir secara teratur karena ada hubungan timbal-balik antara pikiran dan bahasa.pikiran sebenarnya dapat dinyatakan sebagai mental bahasa yang terdiri dari tanda-tanda atau lambing yang istimewa, dikatakan juga bahwa sebuah pikiran dapat disejajarkan dan ditafsirkan semacam aktivitas jiwa.semakin teratur pemikiran seseorang, diharapkan semakin teratur pula susunan kalimat yang dinyatakannya.keteraturan memerlukan latihan yang berulang-ulang.latihan menuntut keteraturan, keuletan, kepekaan, dan kemampuan menerapkan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan. Ada dua pandangan berkaitan dengan variasi atau ragam bahasa (Abdul Chaer dan Leonie Agustina, 2004: 62).Pertama, variasi atau ragam bahasa itu dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan

6 keragaman fungsi bahasa itu.jadi, variasi atau ragam bahasa itu terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa.kedua, variasi atau ragam bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam.variasi atau ragam bahasa itu dapat diklasifikasikan berdasarkan adanya keragaman sosial dan fungsi kegiatan di dalam masyarakat sosial. Variasi adalah bentuk yang dipakai sebagai alternatif untuk menggantikan yang asli, yang mula atau yang baku. Beberapa klasifikasi variasi telah diungkapkan terutama menyangkut dialek, register, media dan bidang ilmu. Beberapa pakar sosiolinguistik memberikan batasan yang lebih tegas pada variasi. Variasi didefinisikan sebagai suatu ragam bahasa yang berbeda secara situasional yakni tipe bahasa khusus yang digunakan dalam suatu dialek seperti untuk pekerjaan. Menurut Soeparno (1993: 55) variasi bahasa adalah keanekaragaman bahasa yang disebabkan oleh faktor tertentu.hal serupa juga dikemukakan oleh Abdul Chaer (1998: 3) bahwa setiap bahasa sebenarnya mempunyai ketetapan atau kesamaan dalam hal tata bunyi, tata bentuk, tata kata, tata kalimat, dan tata makna. Tetapi karena berbagai faktor yang terdapat di masyarakat pemakai bahasa itu, seperti usia, pendidikan, agama, bidang kegiatan dan profesi, dan latar belakang budaya daerah, maka bahasa itu menjadi tidak seragam benar. Bahasa itu menjadi beragam.ferguson dan Gumperz (dalam Sibarani, 1992: 57) mengatakan bahwa variasi adalah pola-pola ujar manusia yang cukup homogen untuk dianalisis dengan menggunakan teknik deskripsi sinkronis yang tersedia dan

7 yang mempunyai sejumlah besar repertorium unsur-unsur dan susunansusunan atau proses-prosesnya memiliki cakupan semantik yang cukup luas untuk dapat berfungsi dalam segala konteks komunikasi normal. Berdasarkan beberapa pendapat yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa variasi bahasa adalah keragaman bahasa yang terjadi karena perbedaan kondisi masyarakat pemakai bahasa tersebut.bahasa menjadi beragam karena masyarakat memiliki latar belakang yang berbeda, sehingga dalam menyampaikan ide, gagasan maupun pemikiran mereka memiliki bahasa tersendiri untuk mengungkapkannya. Sadtono (dalam Mansoer Pateda, 1991: 84) mengutarakan bahwa terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi variasi bahasa, yakni (1) faktor geografis, (2) faktor sosial, (3) faktor register yang menggambarkan ragam bahasa yang berbeda-beda sesuai dengan formal atau tidak formalnya suatu situasi, profesi, dan sarana bahasa. Menurut Soeparno (1993: 55 61) variasi dapat dibagi ke dalam tujuh macam.pertama, variasi kronologis, yaitu variasi bahasa yang disebabkan oleh faktor keurutan waktu atau masa.perbedaan pemakaian bahasa telah mengakibatkan perbedaan wujud pemakaian bahasa.wujud nyata pemakaian bahasanya dinamakan kronolek.kedua, variasi geografis, yaitu variasi yang disebabkan oleh perbedaan geografis atau faktor regional, oleh karenanya juga sering disebut variasi regional.ketiga, variasi sosial, yaitu variasi yang disebabkan oleh perbedaan sosiologis. Realisasi variasi sosial ini berupa sosiolek. Keempat, variasi fungsional, yaitu variasi yang disebabkan oleh

8 perbedaan fungsi pemakaian bahasa. Kelima, variasi gaya atau style, yaitu variasi yang disebabkan oleh perbedaan gaya. Gaya adalah cara berbahasa seseorang dalam performansinya secara terencana maupun tidak, baik secara lisan maupun tertulis. Keenam, variasi cultural merupakan variasi yang disebabkan oleh perbedaan budaya masyarakat pemakainya. Suatu bahasa yang dipergunakan oleh penutur asli atau oleh penutur pribumi kadangkadang mengalami perubahan dengan masuknya budaya lain. Ketujuh, variasi individual, yaitu variasi yang disebabkan oleh perbedaan perorangan.wujud varietasnya disebut idiolek. Empat golongan variasi tergantung pada faktor masyarakat yang mendasarinya atau yang berkaitan dengannya (1) faktor geografis atau asal penuturnya, (2) faktor sosiologis atau golongan sosial penutur, (3) faktor fungsi berbahasa, dan (4) faktor jalannya waktu, yaitu zaman hidupnya penutur. Golongan yang pertama disebut dengan dialek, golongan kedua disebut dengan sosiolek, golongan ketiga disebut dengan fungsiolek, dan golongan keempat disebut dengan kronolek (Nababan, 1989: 188) B. PERUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana wujud analisis variasi kata kerja pada karangan deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sambi? 2. Bagaimana pemakaian variasi kata kerja karangan deskripsi anak SMP Negeri 1 Sambi?

9 C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengalisis variasi kata kerja pada karangan deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sambi. 2. Untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi pada siswa SMP Negeri 1 Sambi. D. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat penelitian ini antara lain: 1. Manfaat Teoretis a. Sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya. b. Sebagai gambaran dan bahan pengembangan untuk menentukan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam meningkatkan kemampuan menulis deskripsi. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa: Berkembangnya kegiatan belajar yang berangkat dari kenyataan dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi. b. Bagi Guru: Guru mendapatkan referensi baru sehingga dapat membuat siswanya lebih mudah untuk belajar menulis karangan deskripsi.

10 c. Bagi Lembaga: Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan membuat kebijakan dalam rangka meningkatkan mutu proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.