pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

dokumen-dokumen yang mirip
pilan tersebut saling berhubungan dan menjadi acuan dalam setiap pembelajaran bahasa Indonesia. Pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas X

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat keterampilan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada

Mengingat pentingnya bahasa tersebut, maka dalam dunia pendidikan perlu. mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Selain itu, bahasa Indonesia pun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan insan yang produksi, kreatif, inovatif, dan berkarakter.

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. itu, dalam UU RI No. 20, Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan berfungsi

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Oleh karena itu, kemampuan menguasai bahasa Indonesia sangat

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menulis, yaitu menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks prosedur

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. buruk pula perilakunya. Belajar berbahasa dengan baik dan benar sama halnya

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pendidikan memberikan pembaharuan pada kurikulumnya dari

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Diberlakukannya Kurikulum 2013 sebagai pengembangan berbagai kompetensi

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih ketrampilan berpikir Tarigan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, seseorang perlu mempelajari

garis awal atau start sampai dengan finish atau rencana dan pengaturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. upaya lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam proses pendidikan di sekolah tugas utama guru adalah mengajar

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka tertarik terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses memanusiakan manusia. Melalui pendidikan, manusia yang tidak tahu apa-apa menjadi tahu segalanya, manusia yang tidak bisa apa-apa menjadi bisa segalanya, juga manusia yang tidak beretika akan menjadi beretika. Melalui pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan diperoleh untuk menghadapi tantangan yang ada sesuai dengan perkembangan zaman. Pendidikan diarahkan untuk meningkatkan potensi siswa sebagai subjek pembelajaran. Hal tersebut senada dengan pernyataan Sukmadinata (2011, hlm. 4) bahwa tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan, kemampuan, keterampilan, pengembangan sikap, dan nilai-nilai dalam rangka pembentukan serta pengembangan diri peserta didik. Dalam proses ini, seseorang dituntut untuk mengoftimalkan segala aspek yang ada dalam dirinya, adapun kehadiran seorang guru yaitu sebagai perantara untuk mencapai keberhasilan dari suatu hal yang tengah dipelajarinya. Terdapat beragam kekurangan yang terjadi hingga menyebabkan proses pembelajaran dirasa kurang optimal di antaranya, rancangan pembelajaran yang kurang inovatif dan kreatif serta kurangnya interaksi antara guru dengan peserta didik, sehingga peserta didik kurang termotivasi dalam proses pembelajarannya. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar menentukan keberhasilan guru di sekolah dalam melaksanakan pendidikan. Oleh karena itu, seseorang guru profesional akan selalu memperhatikan tujuan pembelajarannya demi keberhasilan anak didiknya. Diperlukan suatu proses yang mampu melibatkan banyak komponen pembelajaran untuk meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran. Komponen tersebut harus mampu melatih keterampilan peserta didik dalam upaya meningkatkan kecerdasan dan pengetahuan mereka yaitu, keterampilan menyimak/ mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan-keterampilan tersebut erat kaitannya dengan 1

2 pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat. Salah satu keterampilan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu, keterampilan menulis. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, namun meng-gunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Keterampilan menulis perlu dikuasai siswa karena keterampilan ini sebagai alat komunikasi yang fung-sional, yaitu untuk menyatakan ide atau gagasan kepada orang lain melalui tulisan. Senada dengan pernyataan Tarigan (2008, hlm. 3) yang mengatakan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Setiap ide, pendapat, dan emosi dituangkan melalui sebuah tulisan, sehingga membuat pembaca merasakan serta memahami apa yang hendak disampaikan oleh penulis. Keterampilan menulis akan sulit dikuasai apabila kemampuan tersebut tidak diasah. Kurangnya pengetahuan juga akan menyulitkan penulis dalam menuangkan setiap gagasannya. Oleh karena itu, Penulis hendaknya memiliki pengetahuan tentang topik menulis, pengumpulan bahan, penyampaian ide atau gagasan, penggunaan kalimat yang efektif, pemilihan kata yang baik, memilih bentuk wacana, hubungan antar paragraf sehingga membentuk wacana yang utuh. Selain keterampilan berbahasa, salah satu yang dapat menunjang keberhasilan mutu pendidikan, yaitu Kurikulum. Kurikulum merupakan kompenen yang paling penting dalam dunia pendidikan, karena dengan adanya Kurikulum ini diharapkan dapat menghasilkan siswa yang produktif, aktif, kreatif, inovatif, bertanggungjawab, dan berkarakter. Salah satu kompetensi dasar yang termuat dalam Kurikulum 2013 adalah pemebelajaran mengonstruksi permasalahan/isu, sudut pandang dan argumen beberapa pihak, dan simpulan dari debat secara lisan untuk menunjukan esensi dari debat. Menurut tim penyusun kamus bahasa Indonesia (2011, hlm. 244) mengatakan bahwa mengonstruksi berasal dari kata konstruksi yaitu, susunan (metode, tata letak) suatu bangunan. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa mengonstruksi permasalahan dalam debat merupakan suatu kegiatan membangun atau menyusun kembali teks debat dari permasalahan yang sedang berkembang.

3 Menurut Wiyanto (2003, hlm. 4) mengatakan bahwa debat adalah kegiatan bertukar pikiran antara dua orang atau lebih yang masing-masing berusaha mempengaruhi orang lain untuk menerima usulan yang disampaikan. Agar usulan itu dapat diterima, maka harus disertai alasan yang diperkuat dengan informasi dan bukti nyata. Untuk menunjang lancarnya proses pembelajaran, diperlukan metode atau taktik pembelajaran yang sesuai untuk mengaplikasikan pembelajaran mengonstruksi permasalahan dalam debat kepada peserta didik. Berdasarkan pendapat salah satu siswa di SMA Pasundan 4 Bandung, guru kurang inovatif dalam menyampaikan pembelajarannya, sehingga peserta didik malas dalam mempelajari dan memahami pelajaran yang disampaikan. Untuk memotivasi kegiatan belajar peserta didik metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah metode open ended problems. Shoimin (2014, hlm.109-113) mengatakan bahwa metode open ended problems (pembelajaran dengan problem/ masalah) adalah pembelajaran yang menya-jikan permasalahan dengan pemecahan berbagai cara dan solusinya juga bisa beragam. Pembelajaran ini dapat melatih dan menumbuhkan kreativitas, cara berpikir kritis, interaksi sosial, keterbukaan, serta sosialisasi. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pembelajaran Mengonstruksi Permasalahan dalam Debat dengan Menggunakan Taktik Open ended problems di Kelas X SMA Pasundan 4 Bandung Tahun Pelajaran 2016/2017. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan suatu permasalahan yang ditemukan pada saat melakukan suatu penelitian. Identifikasi masalah menyampaikan suatu permasalahan dengan sederhana secara garis besar. Berdasarkan pengamatan latar belakang masalah, peneliti menemukan hambatan-hambatan dalam kegiatan penelitian mengonstruksi permasalahan dalam debat sebagai berikut. 1. Pentingnya peran guru dalam meningkatkan kreativitas dan motivasi siswa.

4 2. Pembelajaran mengonstruksi permasalahan dalam debat merupakan materi yang baru diajarkan, dan diimplementasikan dalam kurikulum 2013. memungkinkan siswa tidak mudah dalam menguasai materi. 3. Adanya kesulitan peserta didik dalam pembelajaran menulis. 4. Pentingnya peran guru dalam meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berpikir kritis. Berdasarkan identifikasi masalah yang dipaparkan, peneliti mencoba menerapkan metode open ended problems dalam pembelajaran mengonstruksi permasalahan dalam debat. Penerapan metode ini diharapkan mampu memotivasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada pembelajaran mengonstruksi teks debat. C. Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan mengenai permasalahan yang terjadi dalam suatu penelitian. Rumusan masalah menggaris bawahi faktafakta dasar dari suatu masalah. Tujuannya agar peneliti mampu menentukan solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Mampukah penulis merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran mengonstruksi permasalahan dalam debat dengan meng-gunakan metode open ended problems di kelas X SMA Pasundan 4 Bandung? 2. Mampukah peserta didik kelas X SMA Pasundan 4 Bandung mengonstruksi permasalahan dalam debat dengan tepat? 3. Efektifkah metode open ended problems digunakan dalam pembelajaran mengonstruksi permasalahan dalam debat? Berdasarkan perumusan masalah tersebut, peneliti dapat memfokuskan penelitian kepada pencarian jawaban ilmiah dari rumusan masalah yang telah dijelaskan peneliti. Dengan demikian, pada akhir penelitian peneliti mendapatkan jawaban efektif atau tidakkah metode open ended problems digunakan dalam pembelajaran mengonstruksi permasalahan dalam debat. Semua pertanyaan tersebut akan dijawab dalam hipotesis.

5 D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dituju dalam suatu penelitian. Rumusan tujuan mengungkapkan keinginan peneliti untuk memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan. Dengan adanya tujuan, maka segala kegiatan yang dilaksanakan dapat lebih terarah. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibahas sebelumnya. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk: 1. mengetahui keberhasilan penulis dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran mengonstruksi permasalahan dalam debat dengan menggunakan metode open ended problems di kelas X SMA Pasundan 4 Bandung; 2. mengetahui kemampuan peserta didik dalam mengonstruksi permasalahan dalam debat dengan tepat; dan, 3. mengetahui keefektifan penggunaan metode open ended problems dalam pembelajaran mengonstruksi permasalahan dalam debat di kelas X SMA Pasundan 4 Bandung. Dalam penelitian ini tujuan yang akan dicapai yaitu untuk mengetahui kemampuan peneliti dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, serta untuk mengetahui keefektifan metode yang digunakan dalam pembelajaran. Tujuan penelitian yang dipaparkan tersebut dapat memperlihatkan hasil yang ingin dicapai peneliti setelah melakukan penelitian. Oleh karena itu, tujuan penelitian merupakan petunjuk arah bagi peneliti untuk mengevaluasi pada akhir penelitian. E. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan tentunya diharapkan memiliki manfaat yang berarti bagi peneliti ataupun bagi objek penelitinya. Manfaat penelitian merupakan dampak dari pencapaian tujuan. Setiap upaya yang dilakukan sudah pasti memiliki manfaat berdasarkan tujuan yang telah ditentukan. Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut. 1. Bagi penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman sehingga dapat meningkatkan kemampuan penulis khususnya

6 dalam mengonstruksi permasalahan teks debat dengan menggunakan metode open ended problems. 2. Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam memilih metode atau metode pembelajaran yang sesuai dan menarik bagi peserta didik, selain itu hasil penelitian ini dapat juga dimanfaatkan untuk meningkatkan kreativitas guru dalam melaksanakan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia ke arah yang lebih baik. 3. Bagi peserta didik Hasil penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam menuangkan ide dan gagasan secara tertulis, serta memotivasi peserta didik untuk berani dalam mengungkapkan pendapatnya. 4. Bagi peneliti lanjutan Manfaat bagi peneliti lanjutan adalah sebagai dasar pemikiran bagi pengembangan metode pembelajaran untuk melanjutkan penelitian dalam meningkatkan pembelajaran mengonstruksi permasalahan dalam debat dengan menggunakan metode open ended problems). 5. Bagi Lembaga atau Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dijadikan arsip pada lembaga serta dapat membantu meningkatkan kualitas hasil pembelajaran Bahasa Indonesia. Berdasarkan urian tersebut manfaat yang dijelaskan merupakan salah satu pedoman peneliti dalam melaksanakan penelitian. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, pendidik, peserta didik, peneliti lanjutan, dan lembaga. Penelitian ini memberikan manfaat secara teoritis dan secara praktis. F. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan penjelasan dari variabel yang terdapat di dalam judul penelitian. Dalam definisi operasional terdapat pembatasan dari istilah-istilah yang diberlakukan dalam judul penelitian sehingga tercipta makna tunggal terhadap pemahaman permasalahan. Dalam penelitian ini, istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut.

7 1. Pembelajaran adalah proses menjadikan orang atau mahluk hidup untuk belajar. 2. Mengonstruksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan membangun atau menyusun kembali teks debat berdasarkan mosi serta unsur-unsur teks debat. 3. Permasalahan dapat diartikan sebagai hal yang dipersoalkan. 4. Debat merupakan proses saling mengungkapkan pendapat dan saling mempertahankan pendapatnya satu sama lain. 5. Metode open ended problems adalah pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan pemecahan berbagai cara dan solusinya juga bisa beragam. Berdasarkan uraian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa, pembelajaran mengonstruksi permasalahan dalam debat dengan menggunakan metode open ended problems merupakan kegiatan yang mengarahkan pendidik sebagai fasilitator, motivator, dan komunikator untuk membangun suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, dan inovatif sehingga mampu meningkatkan motivasi belajar serta meningkatkan pemahaman materi pada peserta didik di dalam kelas baik secara lisan maupun tulisan. G. Sistematika Penulisan Skripsi Perlu diperhatikan dalam aturan penyusunan skripsi untuk mempermudah dalam pembuatannya. Sistematika penulisan yang baik dan benar akan menunjang keberhasilan dalam penyususnan skripsi. Oleh karena itu, sistematika penulisan skripsi yang baik dan benar sangat diperlukan. Berikut adalah sistematika penulisan skripsi yang baik dan benar menurut buku panduan. 1) Bab I Pendahuluan. Bab ini merupakan bagian awal dari skripsi yang menguraikan latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan skripsi. 2) Bab II Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran. Bab ini berisi tentang kajian teori-teori yang terdiri dari pembahasan pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum, keterampilan menulis, teori tentang teks debat, penjabaran penggunaan metode open ended problems, komparasi penelitian

8 terdahulu, kerangka pemikiran dan diagram/ skema paradigma penelitian, serta asumsi dan hipotesis. 3) Bab III Metode Penelitian. Bab ini menjelaskan secara sistematis dan terperinci langkah-langkah dan cara yang digunakan dalam menjawab permasalahan dan memperoleh simpulan. Bab ini berisi tentang deskripsi mengenai metode penelitian, desain penelitian, subjek dan objek penelitian, pengumpulan data dan instrument penelitian, teknik analisis data, serta prosedur penelitian. 4) Bab IV Hasil penelitian dan Pembahasan. Bab ini mengemukakan tentang temuan hasil penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan urutan rumusan permasalahan penelitian dan pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan dengan disertai pembahasannya secara tepat. 5) Bab V Simpulan dan Saran. Simpulan merupakan uraian yang menyajikan penafsiran dan pemak-naan peneliti terhadap analisis temuan hasil penelitian. Simpulan yang disusun dapat membuktikan kemampuan penulis dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian, kemampuan siswa dalam meningkatkan hasil belajar, dan keefektifan metode dalam pembelajaran. Saran merupakan rekomendasi yang ditunjukan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penlitian selanjutnya. Dari urain tersebut dapat penulis dapat menyimpulkan bahwa sistematika penulisan skripsi terdiri atas lima bab. Bab I berupa pendahuluan. Bab II berisi kajian teori dan kerangka pemikiran. Bab III berisi metode penelitian. Bab IV mengenai hasil penelitian dan pembahasan. Bab V mengenai simpulan dan saran. Penulis berharap dengan adanya sistematika penulisan skripsi dapat mempermudah peneliti lain dalam pembuatannya.